Rapat Pembahasan Pengembangan Ekowisata
Laporan Rapat Pembahasan Pengembangan Ekowisata yang telah dilaksanakan pada Kamis, 3 Februari 2022 secara online melalui Zoom Meeting.
🔵 Rapat dihadiri oleh:
1) Ibu Rizki Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf
2) Bapak Alexander Reyaan, Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf
3) Bapak Dr. Nandang Prihadi, S.Hut., M.Sc., Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi, KLHK
4) Bapak Ary S. Suhandi, Direktur Indonesia Ecotourism Network (INDECON)
5) Bapak Yozua Makes, Anggota Dewan Pertimbangan Kamar Dagang Indonesia (KADIN)
🔵 Poin-poin penting rapat:
1️⃣ Ibu Rizki Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf
🔸 G-20 merupakan ajang glorifikasi keberhasilan Indonesia yang kaitannya erat dengan Pariwisata dan Sektor Kehutanan dengan menampilkan bagaimana pengelolaan kawasan ekowisata oleh masyarakat.
🔸Sebagai contoh, dapat menampilkan pemberdayaan carbon offset seperti dalam pengelolaan kawasan Mangrove.
2️⃣ Bapak Dr. Nandang Prihadi, S.Hut., M.Sc., Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi, KLHK
🔸 Saat ini belum ada program khusus, arahan dari Menteri untuk fokus pada pelaksanaan G-20.
🔸 Sedang dilakukan percepatan persiapan akomodasi di zona pemanfaatan dari Mandalika ke Bali.
🔸 Mendorong Balai KSDA NTB dan penyedia sarana utk mempercepat persiapan glamping.
🔸 Pemberdayaan masyarakat di kawasan zona pemanfaatan Taman Nasional perlu dibahas lebih lanjut.
🔸 Carbon Calculator dapat jadi peluang bisnis masyarakat UMKM namun harus dikelola oleh masyarakat bukan pengusaha besar.
3️⃣ Bapak Ary S. Suhandi, Direktur Indonesia Ecotourism Network (INDECON)
🔸 Persiapkan low carbon tourism , sangat baik jika Kemenparekraf bisa menyediakan Carbon Calculator karena belum ada di Asia.
🔸 Rencana jangka pendek yaitu inventarisasi showcase. Desa dan destinasi mana yang tepat untuk dijadikan percontohan Carbon Offsetting.
🔸 Narasi promosi sebaiknya sudah diganti dengan pencapaian wisatawan sejauh mana dapat berkontribusi untuk isu-isu global yang sedang dihadapi, bukan lagi hanya tentang keindahan destinasi.
🔸 Kawasan Mangrove banyak yang belum tersentuh. Komunitas dapat melakukan penanaman dalam activity showcase, hal ini di Indonesia opportunity nya besar, dapat menjadi highlight untuk added value yang lebih baik.
🔸 Supporting Desa Wisata yang kemitraannya selama ini sudah berjalan.
4️⃣ Bapak Yozua Makes, Anggota Dewan Pertimbangan Kamar Dagang Indonesia (KADIN)
🔸 Hal utama adalah pemberdayaan UMKM.
🔸 Koordinasi lanjutan dengan Kemenkeu terkait menampilkan ekowisata dalam G-20 di Bali.
🔸 Showcases Ekowisata-UMKM dalam APVN.
🔸 Menentukan produk dan platform ekowisata di G-20.
🔸 Menginventarisasi kemitraan/kolaborasi national park dan desa-desa binaan yang akan berkontribusi (KLHK akan tetap berfokus pada konservasi).
🟢Kesimpulan dan Tindak Lanjut
🔸 Segera bentuk tim kerja (pokja terbatas) dari masing-masing perwakilan (KLHK, INDECON, Kemenparekraf, tim Pak Yozua) untuk persiapan G-20.
🔸 Segera menentukan Program Kemitraan Masyarakat berupa penyiapan produk dan narasi dengan masyarakat sebagai penerima manfaat (bottom up) di lokasi Destinasi Ekowisata.
🔸 Mengkonsep kriteria dan mekanisme terkait penerapan carbon offset di Destinasi Ekowisata untuk side event showcasing G-20.
Laporan ini disusun oleh
Annisa Nur Majdina
Dokumentasi
[caption id="attachment_3850" align="alignnone" width="300"]
Para Peserta Rapat Pembahasan Pengembangan Ekowisata[/caption]