Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Pola Perjalanan Wisata Destinasi Pariwisata Super Prioritas Borobudur
Laporan Kegiatan
Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Pola Perjalanan Wisata Destinasi Pariwisata Super Prioritas Borobudur
Senin, 8 Maret 2021 di Marriot Hotel Yogyakarta
Rapat Koordinasi ini dilaksanakan dalam rangka sinkronisasi Pola Perjalanan Wisata di Destinasi Pariwisata Super Prioritas Borobudur.
Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Pola Perjalanan Wisata Destinasi Pariwisata Super Prioritas Borobudur ini dihadiri oleh :
1. Direktur Wisata Alam, Budaya dan Buatan
2. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
3. Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah
4. Direktur Pemasaran Badan Otorita Borobudur
5. Direktur Pemasaran PT. Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko (Persero)
6. Asosiasi dan Praktisi Pariwisata
Adapun detail kegiatan adalah sebagai berikut :
⏹ Kegiatan diawali dengan pelaksanaan Rapid Test Antigen bagi seluruh peserta, kemudian peserta memasuki venue dengan mengikuti standar protokol kesehatan yaitu menggunakan hand sanitizer dan pengukuran suhu tubuh. Para peserta juga diberikan healthy kit berupa hand sanitizer, masker, vitamin C, dan face shield untuk dipakai selama mengikuti kegiatan. Kemudian acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, serta Pembacaan Doa.
⏹ Sambutan dan pembukaan oleh Bapak Singgih Raharjo, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam sambutannya beliau menyampaikan beberapa poin penting sebagai berikut :
1. Penanganan Pandemi Covid-19 di Yogyakarta sudah mulai dilaksanakan melalui program vaksinasi terhadap 5.000 pelaku pariwisata. Program vaksinasi ini akan terus dilaksanakan secara bertahap bagi pelaku usaha pariwisata di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Melalui program vaksinasi ini, diharapkan mampu memberikan rasa percaya diri bagi pelaku pariwisata maupun wisatawan yang berkunjung ke Provinsi DIY.
2. Inovasi Genose dari UGM untuk screening Covid-19 sudah mulai diterapkan di PT. KAI dan di bulan April ini rencananya akan mulai diterapkan juga di Bandara Internasional Yogyakarta. Hal ini diharapkan mampu menjadi solusi bagi para wisatawan yang hendak berkunjung ke Provinsi DIY dan sekitarnya.
3. Perlunya sinergisitas tidak hanya antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tetapi juga antara Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam hal pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Borobudur ini.
⏹ Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian pengantar diskusi oleh Bapak Alexander Reyaan, Direktur Wisata Alam, Budaya dan Buatan. Beliau menyampaikan hasil koordinasi tingkat Menteri terkait program pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Borobudur. Beberapa poin penting yang beliau sampaikan yaitu :
1. Adanya ancaman degradasi Outstanding Universal Value (OUV) Borobudur sebagai warisan budaya dunia serta ancaman fenomena overtourism di situs warisan budaya dunia Candi Borobudur.
2. Program pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Borobudur dibagi menjadi 2 yaitu On Site dan Off Site Kawasan Candi Borobudur.
3. Program On Site Kawasan Candi Borobudur terdiri dari Program Pengembangan Storytelling Produk Budaya dan Program Peningkatan Kualitas Pengalaman Wisatawan.
4. Program Off Site Kawasan Candi Borobudur terdiri dari Pengembangan Zona Otorita Badan Otorita Borobudur seluas 309 Ha di Perbukitan Menoreh yang akan menjadi Kawasan Resort dengan tema pengembangan "Eco-cultural tourism", Penyelenggaraan cultural event, Penyusunan pola perjalanan wisata Trail of Civilization, Pengembangan Desa Wisata, Pendampingan pengembangan SDM Parekraf dan Peningkatan kualitas pengalaman wisatawan.
⏹ Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian paparan mengenai Pola Perjalanan Wisata Borobudur “Borobudur Trails of Civilization : Spiritual & Wellnes Journey” yang telah disusun PT. Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko (Persero) oleh Ibu Hetty Herawati, Direktur Pemasaran PT. Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko (Persero). Dalam paparannya, beliau menyampaikan beberapa poin penting sebagai berikut :
1. Program Pengembangan Quality Tourism di kawasan Candi Borobudur menggunakan prinsip Safe Convenient dan Experiental. Fokus utamanya adalah pada spiritual tourism dan wellness-sport tourism.
2. Spiritual Tourism (Wisata Sejarah) dan Wellness Tourism memiliki market size yang potensial, menurut data dari UNWTO sebesar 535 juta wisatawan dunia melakukan wisata spiritual, sedangkan 830 juta wisatawan melakukan wisata wellness dalam satu tahun. Target utama wisata spiritual dan wisata wellness di Indonesia adalah negara Thailand, Kamboja, China, India dan Malaysia.
3. PT. Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko (Persero) telah menyusun 3 tema besar pola perjalanan wisata yaitu :
▫️Spiritual - Journey into The Light, mengangkat history tentang kemegahan dan konstruksi Candi serta filosofi hidup yang dapat diambil dari histori candi-candi tersebut. Interpretative pointnya antara lain Inspirasi Pembangunan, Proses Konstruksi, Borobudur sebagai Piwulang dan Journey into the light. Jalur pola perjalanan wisata ini meliputi Candi Sewu - Candi Sari - Candi Kalasan - Kraton Ratu Boko - Candi Mendut - Candi Pawon - Candi Borobudur.
▫️Wellness - History x Culture, mengkolaborasikan konsep storytelling destinasi wisata dengan aktivitas kesehatan. Aktivitasnya antara lain menyusuri Syailendra legacy sites, Niti Laku, Meditation dan aktivitas tradisional lainnya. Jalur Pola perjalanan wisata ini meliputi Candi Plaosan, Candi Lumbung, Candi Bubrah, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon dan Candi Borobudur.
▫️Pilgrim, Borobudur sebagai wisdom. Aktivitas yang dilakukan yaitu Pradaksina, Meditation, Teaching dan Good Karma Activities. Pola perjalanan ini meliputi Candi Prambanan - Candi Borobudur - Joglosemar
4. Jalur Pilgrim Borobudur - Muara Jambi bagi praktisi Buddhist Mahayana Tantra adalah bukti bahwa Indonesia memiliki kedudukan sangat penting di dalam rantai silsilah mereka.
5. Sport tourism juga memiliki potensi untuk dikembangkan di kawasan Borobudur. Sport tourism tersebut antara lain Cycling, Yoga dan Golf.
6. PT. Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko (Persero) menyelenggarakan beberapa online events di tahun 2020 yaitu Prambanan Jazz Online, Festival Keris Ratu Boko, Ramayanan Colossal Dance dan Festival Crayon.
⏹ Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian paparan oleh Bapak Agus Rochiyardi, Direktur Pemasaran Badan Otorita Borobudur mengenai Pola Perjalanan Wisata Borobudur yang telah disusun Badan Otorita Borobudur. Dalam pemaparannya beliau menyampaikan beberapa poin penting sebagai berikut :
1. Beberapa daya tarik wisata unggulan di Joglosemar antara lain Candi Borobudur, Keraton Yogyakarta, Situs Manusia Purba Sangiran dan Lawang Sewu Semarang.
2. Cakupan pola perjalanan wisata (travel pattern) meliputi identifikasi atraksi wisata, fasilitas akomodasi, informasi umum (geografi, bahasa dan budaya lokal), fasilitas umum serta sarana prasarana pendukung.
3. Pola perjalanan wisata yang telah disusun oleh Badan Otorita Borobudur yaitu :
▫️Semarang - Karimunjawa, pola perjalanan wisata insentive atau gathering dengan market domestik. Aktivitas wisatanya antara lain snorkling, diving dan sight seeing
▫️Yogyakarta - Borobudur, pola perjalanan wisata yang fokus pada wisata heritage dan menyaksikan pagelaran Ramayana di Candi Prambanan. Aktivitas wisatanya antara lain sight seeing, shopping, kuliner, mempelajari kemegahan Candi Borobudur serta menyaksikan pagelaran sendratari Ramayana.
⏹ Acara selanjutnya paparan oleh Direktur Wisata Alam, Budaya dan Buatan mengenai Pola Perjalanan Wisata Borobudur “Trail of Civilization”. Beliau menyampaikan beberapa point penting sebagai berikut :
1. Sebesar 10,12% kunjungan wisata ke Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah untuk melakukan wisata sejarah dan religi.
2. Pola perjalanan wisata Borobudur “Trail of Civilization” terdiri dari 5 jalur yaitu :
▫️Ancient Kingdom Trail. Jalur wisata ini menyuguhkan napak tilas sebuah perjalanan mengunjungi sisa-sisa peradaban Mataram Kuno
▫️Buddhist Pilgrimage. Jalur wisata ini menyuguhkan wisata religi yang mengundang seluruh penganut Buddhist dunia untuk datang, mempelajari serta berziarah ke Mandala terbesar di dunia yaitu Borobudur.
▫️Joglosemar Historic Trail. Jalur wisata ini menyuguhkan keunikan wisata sejarah dengan menelusuri sejarah nenek moyang melalui kota lama yang memberikan citra nostalgia
▫️Edu Trail. Jalur wisata ini menyuguhkan museum sebagai pembelajaran budaya dan sejarah bagi wisatawan yang dirangkai dengan wisata belanja barang-barang unik
▫️The Classical Indonesia Batik Route. Jalur wisata ini menyuguhkan perjalanan kisah batik klasik Indonesia yang tumbuh di Solo, Yogyakarta, dan Pekalongan. Ketiga kota ini menjadi sentra batik terbesar di Nusantara sejak masa Kolonial bersama Lasem dan Cirebon
3. Beliau juga menyampaikan matriks ketersediaan produk storytelling destinasi wisata dari pola perjalanan wisata Trail of Civilization tersebut.
⏹ Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi. Beberapa saran dan masukan yang disampaikan oleh peserta rapat koordinasi sebagai berikut :
1️⃣ Bapak Setya Irawan, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah :
🔸Dari 5 jalur pola perjalanan wisata Trail of Civilization sebaiknya agar diidentifikasi jalur mana saja yang diminati oleh wisatawan domestik dan jalur mana saja yang diminati oleh wisatawan mancanegara
🔸️ Penyusunan pola perjalanan wisata yang dilakukan oleh PT. Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko (Persero) dan Badan Otorita Borobudur sebaiknya dikomunikasikan dengan Pemerintah Daerah setempat guna mengidentifikasi bentuk dukungan seperti apa yang dapat diberikan dalam pengembangannya.
2️⃣ Bapak Singgih Raharjo, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi DIY :
🔸️Pemerintah Provinsi DIY siap berkolaborasi dan memberikan dukungan promosi terhadap pola perjalanan wisata yang telah disusun.
🔸️Terkait dengan batik route, museum batik di Yogyakarta perlu dukungan dan perhatian karena museum tersebut saat ini tengah mengalami penutupan akibat adanya pandemi Covid-19.
3️⃣ Ibu Meira dari TO walkingwalking.com minat khusus Heritage:
🔸️Saat ini mengedepankan quality tourism yang mana telah menyusun pola perjalanan wisata wellnes dengan mengusung tema regenerative tourism yang tidak hanya mengedepankan sustainability tourism tetapi juga accessibility tourism yaitu pariwisata yang dapat dinikmati dan disupport oleh semua kalangan.
🔸️Pola perjalanan wisata wellness tersebut tidak hanya mengangkat tentang meditasi saja tetapi juga mengkolaborasikan budaya Jawa sebagai kekuatannya.
🔸️Selain itu, pola perjalanan wisata wellness tersebut juga melibatkan orang-orang disabilitas untuk ikut terlibat di dalamnya. Mereka diajari tarian-tarian Jawa. Pola perjalanan wisata tersebut diberi nama Meditation Art.
4️⃣ Bapak Yuliansyah Ariawan dari Kota Lama Semarang :
🔸️Kota Lama Semarang memiliki 118 bangunan Cagar Budaya dan telah memiliki 4 jalur wisata yang sudah ada storytellingnya serta melibatkan pekerja lokal yang dikenal dengan eco guide
🔸️Museum Kota Lama saat ini sedang mengalami penutupan.
🔸️Adanya kampung Pecinan di kawasan Kota Lama Semarang yang juga menarik untuk diangkat menjadi pola perjalanan wisata
5️⃣ Bagus Priana dari Komunitas Kota Tua Magelang :
🔸️Daya tarik wisata di Kota Magelang yang memiliki keunikan dalam hal cagar budaya yaitu Menara Air Minum (Water Tower) dan Bekas Rumah Residence Kedu (Museum Diponegoro)
6️⃣ Kristanti Wardhani dari Jaladwara Yogyakarta :
🔸memberikan tanggapan terhadap jalur Edu Trail bahwa sebaiknya melakukan kurasi bagi museum yang layak masuk kedalam jalur wisata.
⏹ Kesimpulan Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Pola Perjalanan Wisata Destinasi Pariwisata Super Prioritas Borobudur yaitu :
1. Pola Perjalanan Wisata yang telah disusun oleh 3 instansi akan disinergikan dan terus disempurnakan.
2. Pelaksanaan uji produk dengan mengundang stakeholders terkait seperti KOL, TA/TO, komunitas dan sebagainya.
3. Sosialisasi dan diseminasi materi pola perjalanan wisata ini kepada SKPD di daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota) agar dapat dikoordinasikan program-program terkait dukungan sarana prasarana, dukungan perizinan, tata ruang dan sebagainya.
(Penulis: Arman)