Nyobeng International Dayak Bidayuh 2023
Laporan pelaksanaan kegiatan Nyobeng International Dayak Bidayuh, yang telah dilaksanakan pada tanggal, 14-16 Juni 2023, di Desa Hli Buei, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
Berikut poin-poin yang dapat kami laporkan:
1️⃣ Gambaran Umum
🔹 Nyobeng International Dayak Bidayuh merupakan salah satu event terpilih masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2023 dan tahun ini merupakan tahun pertamanya masuk dalam KEN;
🔹 Upacara Nyobeng merupakan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat panen padi yang diterima masyarakat suku Dayak Bidayuh. Selain itu, ritual Nyobeng juga untuk menghormati roh-roh leluhur yang diyakini sampai saat ini masih menjaga mereka;
🔹Tahun ini Nyobeng Dayak Bidayuh mengangkat tema "Dari Kayau, Menuju Damai", suatu makna yang cukup mendalam untuk menyampaikan pesan perdamaian serta keinginan untuk mempererat tali persaudaraan antar sanak Saudara Dayak Bidayuh Serumpun Indonesia - Malaysia
🔹Rangkaian event antara lain: Gelar Pesona Budaya Serumpun, Ritual Nabuei dan Nama, Ritual Nikbang, dan Ceremonial Nyobeng;
2️⃣ Rangkaian Event:
🔴 Hari Pertama, Rabu, 14 Juni 2023:
- Cultural Camping Tenant
- Olahraga Tradisional Sumpit
- Olahraga Tradisional Pangkak Gasing
🔴 Hari Kedua, Kamis, 15 Juni 2023
🔸Ceremonial Nyobeng dihadiri oleh:
- Bapak Sebastianus Darwis, Bupati Bengkayang;
- Bapak Restog Krisna Kusuma, Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreatifitas, Kemenparekraf;
- Bapak Midi Johnek, Perwakilan Dayak Serumpun Malaysia;
- Ketua DPRD Kalimantan Barat;
- Ketua DPRD Bengkayang;
- Ketua Umum DAD Kalimantan Barat;
- Ketua DAD Bengkayang;
- Ketua DAD Kec.Siding;
- Kepala Desa Hli Buei;
- Majelis Adat Dayak Nasional;
- Camat Siding;
- Para tokoh masyarakat, pemuka adat, pemuka agama, para kepala desa, dan masyarakat adat Bidayuh
🔸Susunan acara:
* Prosesi ritual penyambutan tamu (Prosesi penyambutan tamu dilakukan dengan lengkingan tariu (teriakan perang) serta penyerahan seekor anjing dan ayam untuk di persembahkan dalam prosesi penyambutan tamu);
* Perarakan dari gerbang desa menuju rumah adat Baluk dan menari bersama 7 kali putaran rumah Baluk;
🔸Sambutan-sambutan:
▪️Sambutan bapak Sebastianus Darwis, Bupati Bengkayang:
- Apresiasi terhadap Kemenparekraf yang telah memberikan kesempatan kepada Nyobeng Dayak Bidayuh Festival untuk masuk ke dalam Karisma Event Nusantara 2023;
- Pada tahun 2014, Ritual Nyobeng telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kemendikbudristek, dan pada tahun 2022 Arsitektur Rumah Adat Dayak Bidayuh Baluk juga ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, dimana ini menjadi tanggung jawab bersama, untuk terus melestarikan adat dan budaya yang kita miliki;
- Harapannya, kegoiatan nyobeng tahun 2023 ini, dapat menjadi momentun untuk memperkenalkan budaya Dayak kepada dunia, dan gelaran budaya Nyobeng ini harus tetap dijaga demi kelestariannya, termasuk upaya meneruskannya kepada generasi muda agar kekayaan budaya dapat kita jaga sampai kapanpun.
▪️Sambutan Kepala Desa Hli Buei
- Tahun ini ritual Nyobeng mengangkat tema "Dari Kayau, Menuju Damai", dan Nyobeng merupakan festival budaya serumpun Indonesia - Malaysia, yang dilaksanakan setiap 4 (empat) tahun sekali;
- Ritual Nyobeng pada era saat ini, menjadi ritual yang berfokus pada perdamaian, sesuai dengan tema tahun ini "Dari Kayau, Menuju Damai", hal ini menandakan adanya siklus transformasi sekaligus perubahan peradaban, siklus peradaban untuk saling menghargai dan saling menghormati bagi sesama manusia.
▪️Sambutan Bapak Restog Krisna Kusuma, Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreatifitas, Kemenparekraf:
- Apresiasi terhadap penyelenggara, pemerintah Kab.Bengkayang serta masyarakat desa Hli Buei yang telah konsisten melaksanakan Nyobeng setiap tahunnya, hal ini menunjukkan komitmen Pemerintah Daerah dan semangat masyarakat Kabupaten Bengkayang untuk terus menjaga harmonisasi keragaman budaya yang hidup di masyarakat Kabupaten Bengkayang;
- Ritual Nyobeng sebagai salah satu warisan budaya tak benda 2014 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dikemas dalam sebuah festival menjadi salah satu cara untuk mengangkat potensi pariwisata yang dimiliki suatu daerah yang menjadi unique selling point sebuah event yang dapat mendorong pertumbuhan kunjungan wisatawan;
- Harapannya Festival Nyobeng Dayak Bidayuh dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial budaya dan keberlanjutan lingkungan, membuka peluang usaha serta menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya dan memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
* Prosesi Nabuei tamu saudara serumpun Malaysia & Indonesia dan Tradisi Nama;
* Prosesi Mendirikan Sangiel (Tempat Sesaji Kamang Tariu) dilanjutkan dengan Napies Bunai (Memotong Bambu)
* Atraksi Budaya: Napies Bunai, Nikoh Aur Plasui, Exhibiton Enggrang Takato’k;
* Prosesi Mandi Adat
3️⃣ Kesimpulan dan Evaluasi Penyelenggaraan Nyobeng Dayak Bidayuh Festival antara lain:
1. Koordinasi, kurangnya koordinasi antara pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Penyelenggara, sehingga terjadi banyak miss komunikasi;
2. Manajemen waktu, susunan acara tidak terjadwal dengan tepat, ada beberapa susunan yang tidak sesuai dengan rundown, sehingga membuat penonton dan tamu terlalu lama untuk menunggu;
3. Terlalu banyak sambutan dari pemerintah daerah, untuk kedepannya bisa dikurangi agar manajemen waktu susunan acara bisa terlaksana dengan baik;
4. Askesibilitas menuju venue di Desa Hli Buei hanya bisa ditempuh dengan transportasi darat dari Kota Pontianak dengan jarak tempuh kurang lebih 7 jam perjalanan, dengan kondisi jalan yang masih perlu penerangan dan perbaikan dibeberapa titik sebelum menuju venue acara. Pemerintah Daerah setempat perlu memikirkan terkait perbaikan infrastruktur jalan serta alternatif akses sehingga para wisatawan tertarik untuk datang ke daerah tersebut.;
5. Pilihan amenitas (penginapan) di area venue masih terbatas dan tidak terdapat jaringan telekomunikasi (telepon dan internet) di lokasi venue kegiatan;
6. Belum adanya kesadaran untuk membuang sampah dari masyarakat yang hadir, dan minimnya tempat pembuangan sampah;
7. UMKM yang terlibat tidak terlalu banyak, sementara itu produk yang dijual belum variatif dan masih terbatas hanya pada aksesoris dan baju adat lokal khas Kalimantan.
8. Secara keseluruhan pelaksanaan Nyobeng Dayak Bidayuh terlaksana dengan lancar, namun masih diperlukan peningkatan dibeberapa sisi sehingga festival ini bisa terselengara lebih baik lagi kedepannya.
[caption id="attachment_7397" align="alignnone" width="300"]
Prosesi ritual penyambutan tamu[/caption]
[caption id="attachment_7400" align="alignnone" width="300"]
Perarakan dari gerbang desa menuju rumah adat Baluk, dan menari bersama 7 kali putaran rumah Baluk[/caption]
[caption id="attachment_7398" align="alignnone" width="300"]
Sambutan Bupati Bengkayang, Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreatifitas Kemenparekraf, Kepala Desa Hli Buei, dan perwakilan Dayak Bidayuh Serumpun Malaysia[/caption]
[caption id="attachment_7399" align="alignnone" width="300"]
Prosesi Nabuei tamu saudara serumpun Malaysia, dan Tradisi Nama[/caption]
[caption id="attachment_7403" align="alignnone" width="300"]
Atraksi Budaya Napies Bunai (potong bambu) dan Nikoh Aur Plasui (panjat aur terbalik)[/caption]
[caption id="attachment_7401" align="alignnone" width="300"]
Malam keakraban dan penampilan hiburan[/caption]
[caption id="attachment_7402" align="alignnone" width="300"]
Stand dan pelaku UMKM[/caption]