Monitoring dan Evaluasi Kampanye Produk Wisata Minat Khsusus di Tiongkok bersama Tuniu
Mohon izin menyampaikan hasil Monitoring dan Evaluasi Kampanye Produk Wisata Minat Khsusus di Tiongkok bersama Tuniu pada Jumat, 28 Juni 2024, pukul 14:00 PM - 15:00 UTC+8 di Tuniu Head Quarter beralamat di Xuanwudadao, Xuanwu District, Nanjing, Tiongkok.
❇️Salah satu upaya merealisasikan target Presiden RI untuk mendatangkan wisatawan Tiongkok tahun 2024 sebanyak 1,5 jt jiwa, Ministry of Tourism & Creative Economy (MoTCE) c.q. Direktorat Wisata Minat Ksusus di bawah Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) untuk pertama kalinya pasca pandemi Covid-19 membuat upaya mendatangkan wisatawan Tiongkok ke Indonesia;
Pertemuan ini merupakan Monitoring dan Evaluasi (monev) dari kampanye Produk Wisata Minat Khusus di Tiongkok, yang dilakukan oleh Tuniu dan jejaringnya mulai dari 15 Maret s.d. 31 Mei 2024 (kurang dari 3 bulan) dengan target:
Output: 33.000.000 impressions(Audience Tiongkok terpapar produk Wisata Minat Khusus Indonesia)
Outcome: 1.000 bookings (Paket perjalanan ke Indonesia yang terjual di website Tuniu)
✳️ Monev ini dilaksankan di Head Quarter Tuniu, kegiatan diawali dengan office tour Bapak Vinsensius Jemadu, Deputi Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) didampingi oleh General Manager Destination Marketing Center of Tuniu Mr. David Dai Guangliang dan team. Adapun yang turut serta hadir dalam kegiatan ini:
Bapak Firnandi Gufron, Ketua Tim Kerja Strategi dan Komunikasi Terpadu Wisata Minat Khusus;
Tim Kedeputian Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events)
🅰️ Poin-poin dari monev bersama Tuniu: 1️⃣ Mr. David Dai, General Manager Destination Marketing Center of Tuniu menyampaikan dalam paparan presentasinya:
Perkenalan dan memaparkan konsep umum kampanye wisata minat khusus Seek Beyond Ordinary (1) Bahari, (2) ekowisata dan petualangan (3) Gastronomi, (4) Kebugaran (5)Budaya & Sejarah;
Memaparkan Data Analytics yang didapatkan dalam beriklan (proses awareness ) hasilnya usia 30 - 39 urutan petama dan usia 20 - 29 th di urutan ke-dua dalam pencarian perjalanan ke Indonesia. Data penjualan sebesar 1,012 booking ditelusuri dari mana wisatawan terpapar (awareness) hingga melakukan conversion / penjualan dan hasilnya market Tiongkok yang mencari perjalanan ke Indonesia paling banyak berasal dari kota Beijing, Shanghai dan Hangzhou.
Menjelaskan strategi traffic drive yang digunakan untuk menggiring pengunjung di sosial media (Douyin/Tiktok & Red) menggunakan Key Opinion Leader (KOL) dan Targeted Ads menuju Tuniu untuk conversion penjualan;
Menjelaskan strategi search promotion yang digunakan untuk meningkatkan visibilitas dan peringkat situs web atau konten digital di hasil mesin pencari Baidu dan Tuniu (APP/PC);
Menjelaskan strategi digital advertising yang digunakan untuk penggunaan saluran digital untuk mempromosikan produk atau layanan kepada audiens yang ditargetkan. Memaparkan iklan kampanye seek beyond ordinary di loading page Tencent dan QQ;
Menjelaskan strategi precise marketing yang digunakan terfokus dan terukur, bertujuan untuk menjangkau segmen audiens yang sangat spesifik dengan pesan dan penawaran yang relevan di wechat moments dan Tuniu channels (PC Online Pavilion, PC Homepage Banner, PC Homepage Destination Search Area Banner, APP Online Pavilion, APP Homepage Banner, APP Outbound Page Banner, APP FIT Page Banner & Sales Promotion)
Melaporkan hasil kerjasama Indonesia x Tuniu selama kurang dari 3 bulan hasilnya: Impression/orang yang terpapar konten: 46,048,814 ✔️(melampaui target), orang yang membeli paket / terjual: 1,012 booking ✔️(melampaui target) 2️⃣ Tanggapan dari MoTCE c.q Kedeputian Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events):
Ucapan terima kasih karena telah mencapai target promosi dan target penjualan secara baik;
Mempertanyakan perubahan customer prerefence serta customer behaviors sebelum dan setelah Covid-19;
Dengan beragamnya bauran promosi yang dilakukan oleh Tuniu, MoTCE perlu memahami platform/ media mana yang paling efektif dan terbaik dalam marketing funnel (awareness - conversion);
Mempertanyakan apakah Tuniu memiliki data rata-rata pengeluaran turis Tiongkok di Indonesia, sehingga MoTCE bisa mengukur Return of Investment;
Menimbang banyaknya aktifitas kampanye wisata minat khusus yang dilakukan, apakah ada masukan dari pelanggan terhadap produk Indonesia, hal itu akan baik untuk MoTCE terus memperbaiki diri dan berupaya memberikan pelayanan terbaik ke pelanggan.
🔁3️⃣Tanggapan dari Mr. David Dai, General Manager Destination Marketing Center of Tuniu menyampaikan:
Pasca pandemi pelanggan sangat dekat dengan digital, maka dari itu Tuniu sejak 2020 fokus pada new media channel dan pada kerjasama ini Tuniu fokus ke arah new media seperti Douyin/TikTok, Red, Wechat;
Setiap platform/media channel(Douyin/TikTok, Red, Wechat) memiliki pasar dan keunggulannya masing-masing, pelanggan di Red dan Douyin umumnya mencari pengalaman yang unik dan spesial, contoh di media Red, jejaring Tuniu dapat menyampaikan banyak hal juga bisa merencanakan itinerary . Platform Douyin dengan short video dan live streaming sangat berfungsi sebagai upaya menginfluence / inspirasi, didalamnya dapat ditautkan banyak informasi sekaligus paket penjualan, dan di WeChat bersifat lebih personal meskipun jejaring Tuniu saat ini juga melakukan live streaming di WeChat; umumnya setiap media memiliki paket yang berbeda karena pasar yang berbeda;
Pengeluaran rata-rata wisatawan Tiongkok selama di Indonesia merupakan hal yang diluar bidang Tuniu, karena umumnye setiap pelanggan memiliki kebutuhan dan pengeluaran yang berbeda -beda, namun hal yang perlu diketahui MoTCE pasca pandemi market Tiongkok memilih untuk tinggal lebih lama dari sebelumnya, sebelum pandemi umumnya 3-5 hari, saat ini 6-12 hari, & di Negara yang jauh seperti New Zealand turis Tiongkok umumnya tinggal selama 14 hari, artinya lebih banyak uang yang dikeluarkan oleh wisatawan. Preferensi Tuniu, wisatawan mencari aktifitas yang berkesan membuatnya tinggal dan mengeluarkan lebih banyak umumnya Tuniu dapatkan melakukan aktifitas golf, snorkling- diving, cycling dan yang unik mencari perjalanan yang dapat mendukung hewan peliharaan wisatawan;
Tuniu juga menggunakan banyak akun untuk menggiring lebih banyak pelanggan / traffic drive , Tuniu juga memiliki closed group untuk menggarahkan pelanggan dari consideration ke conversion di Tuniu, guna memaparkan produk, memberikan informasi seperti tips and trick berwisata di Indonesia
Setiap Tuniu dengan jejaringnya live streaming menjual produk indonesia, semua pelanggan merespon positif. MoTCE tidak perlu khawatir karena Tuniu punya teknologi dan team yang mampu membuat audience lain tidak terpengaruh, dengan memberikan lebih banyak komen/catatan positif hingga komen negative bisa tenggelam, atau Tuniu juga bisa saja menghapusnya umumnya dietemukan dalam kasus yang besar seperti political issue, dan tentu apabila ada komen negatif dan cukup berpengaruh, Tuniu akan sampaokan ke MoTCE.
🅱️ Kesimpulan monev bersama Tuniu: 1️⃣ Kerjasama kampanye pariwisata Indonesia khususnya Wisata Minat Khusus ini dilakukan untuk pertamakalinya pasca Pandemi Covid 19, perlu upaya extra untuk mengolah awareness to conversion, terlihat dari 46,048,814 orang yang terpapar konten, consideration tercapai clicks sebanyak: 12,981,424, hingga conversion tercapai 1,012 bookings terdiri dari 2,168 pax. 2️⃣ Nilai dari Kerjasama ini Cost Per Acquisition (CPA) = Rp. 461.254, diharapkan kedepannya akan lebih murah, menimbang Awareness sebanyak 46,048,814 pelanggan sudah dibangun sejak kerjasama pertama bersama Tuniu ini; 3️⃣ Kerjasama kampanye produk wisata minat khusus antara MoTCE dengan Tuniu ini cukup memuaskan, menimbang Tuniu mampu mencapai target yang disepakati diawal. Kerjasama ini juga telah memberikan wawasan baru tentang bagaimana market insight Tiongkok pasca Pandemi Covid-19, market behavior seperti contoh preferensi market untuk waktu tinggal lebih lama dari sebelumnya, diharapkan hasil dari kampanye ini dapat digunakan oleh MoTCE dalam menyusun strategi untuk masa yang akan datang.