ISA FEST : Pesona Daya Tarik Wisata Minat Khusus Budaya Kabupaten Kudus dan BISA FEST : Pesona Daya Tarik Wisata Minat Khusus Budaya Kabupaten Jepara
1️⃣ BISA FEST : Pesona Daya Tarik Wisata Minat Khusus Budaya Kabupaten Kudus yang dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2023 di Gripta Hotel, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah
2️⃣ BISA FEST : Pesona Daya Tarik Wisata Minat Khusus Budaya Kabupaten Jepara yang dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2023 di Sekuro Village Beach Resort, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama kemitraan antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Komisi X DPR RI.
1️⃣ BISA FEST : Pesona Daya Tarik Wisata Minat Khusus Budaya Kabupaten Kudus, 10 Maret 2023
Kegiatan ini dihadiri oleh :
1. Bapak KH. Rojih Ubab Maimoen, Anggota Komisi X DPR RI
2. Bapak Firnandi Gufron, Koordinator Strategi dan Komunikasi Direktorat Wisata Minat Khusus Kemenparekraf/Baparekraf RI
3. Ibu Mutrikah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus
4. Bapak Aris Widianto, Tourism Development Trainer, selaku narasumber; serta
5. Peserta BISA FEST berjumlah 65 orang.
Rangkaian Kegiatan :
1) Kegiatan diawali dengan penampilan pembuka, Tari Jenang oleh Sanggar Cak Kisut. Tarian ini menggambarkan proses pembuatan jenang, mulai dari mematik kelapa, marut kelapa hingga memasak dan membungkus jenang.
2) Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan doa.
3) Sambutan Ibu Mutrikah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus. Beliau menyampaikan atas nama Pemkab Kudus mengucapkan apresiasi dan terima kasihnya kepada Kemenparekraf dan Komisi X DPR RI yang telah menyelenggarakan kegiatan BISA Fest di Kab Kudus ini. Kabupaten Kudus memiliki beberapa potensi wisata minat khusus yang dapat dikembangkan seperti Museum Purbakala Pati Ayam, Museum Kretek, Museum Jenang Kudus dan Menara Kudus. Ada pula beberapa kirab budaya pada saat sedekah bumi oleh para masyarakat serta keberadaan destinasi wisata religi dan ziarah. Selain itu, di Kabupaten Kudus juga memiliki potensi gastronomi seperti Kopi Muria yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat luar daerah Kudus. Pemerintah Kabupaten Kudus berkomitmen dalam mendukung pengembangan DTW serta mengharapkan peran serta masyarakat dalam mengembangkan dan mengelolanya.
4) Sambutan Bapak Firnandi Gufron, Koordinator Strategi dan Komunikasi Direktorat Wisata Minat Khusus, Kemenparekraf. Beliau menyampaikan bahwa Program BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) Fest merupakan kegiatan pemberdayaan pelaku parekraf yang dikemas dalam bentuk festival dengan tujuan meningkatkan kualitas ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif. Seperti yang menjadi arahan Bapak Presiden Joko Widodo bahwa lokomotif kebangkitan ekonomi Indonesia salah satunya melalui penyelenggaraan event. Harapannya penyelenggaraan event tersebut harus beradaptasi dengan kebutuhan penerapan CHSE pasca pandemi Covid-19 ini. Selain itu, Direktorat Wisata Minat Khusus diamanatkan untuk melakukan Pengembangan 6 Produk Wisata Minat Khusus Flagship yaitu Wisata Kesehatan, Wisata Budaya, Wisata Religi, Ekowisata, Wisata Bahari dan Gastronomi. Dibutuhkan penceritaan yang kuat untuk mendukung pengembangan produk wisata minat khusus tersebut. Penceritaan yang baik akan memberikan unique experience bagi wisatawan.
5) Sambutan dan Pembukaan oleh Bapak KH. Rojih Maimoen Ubab, Anggota Komisi X DPR RI. Beliau menyampaikan bahwa pariwisata harus mendukung keberlanjutan lingkungan. Pariwisata tidak hanya bertujuan untuk mendatangkan banyaknya wisatawan, namun juga harus berorientasi menjaga lingkungan. Selain itu, pembuatan storytelling yang mendukung daya tarik wisata memang dirasa masih sangat kurang. Perlu dilakukan peningkatan kapasitas bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif. Dari narasi storytelling tersebut, diharapkan dapat meningkatkan rasa bangga para pelaku wisata akan daerahnya sendiri serta berupaya untuk mempromosikannya.
6) Penyerahan cinderamata dari Kemenparekraf kepada Anggota Komisi X DPR RI, Kadisbudpar Kabupaten Kudus serta narasumber dan dilanjutkan dengan foto bersama.
7) Penampilan Seni Musik Rebana Klasik oleh Group Terbangan Menara. Penampilan terbangan dengan melantunkan sholawat atau qosidah yang bernuansa islami yang diambil dari kitab syaroful anam serta penampilan qosidah-qosidah modern yang banyak dilantunkan oleh para pecinta sholawat pada saat ini.
8) Penampilan Pertunjukan Angklung oleh Komunitas Seni Swatantu. Komunitas yang diisi oleh siswa-siswa Sekolah Dasar dengan menampilkan kesenian membaca puisi dan dipadukan dengan indahnya bunyi angklung.
9) Talkshow dan diskusi bersama narasumber, Bapak Aris Widianto selaku Tourism Development Trainer. Tema yang diangkat adalah Menggali Potensi Wisata Minat Khusus di Kabupaten Kudus. Beliau menyampaikan bahwa diperlukan kemampuan komunikasi untuk mempromosikan potensi wisata di Kabupaten Kudus. Pengembangan pariwisata minat khusus fokus pada aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah experience bagi wisatawan. Wisata Minat Khusus merupakan sebuah rangkaian, sehingga bagaimana cara mengemas wisata tersebut menarik minat wisatawan adalah point penting penyelenggaraan wisata minat khusus tersebut.
10) Penampilan penutup Tari Lajur Caping Kalo oleh Sanggar Balai Budaya Rejosari. Tarian ini menceritakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembuatan Caping. Bentuknya yang bulat melambangkan bahwa setiap manusia wajib berpasrah diri secara bulat dan utuh kepada Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa.
11) Penyerahan piagam penghargaan kepada seluruh penampil oleh Kemenparekraf RI.
2️⃣ BISA FEST : Pesona Daya Tarik Wisata Minat Khusus Budaya Kabupaten Jepara, 11 Maret 2023
Kegiatan ini dihadiri oleh:
1. Bapak KH. Rojih Ubab Maimoen, Anggota Komisi X DPR RI
2. Bapak Firnandi Gufron, Koordinator Strategi dan Komunikasi Direktorat Wisata Minat Khusus Kemenparekraf/Baparekraf RI
3. Bapak Zamroni Lestiaza, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara
4. Bapak Aris Widianto, Tourism Development Trainer, selaku narasumber; serta
5. Peserta BISA FEST berjumlah 65 orang.
Rangkaian Kegiatan:
1) Kegiatan diawali dengan penampilan pembuka Pencak Silat oleh Pagar Nusa Nahdlatul Fata Petekeyan. Pencak silat Pagar Nusa MTs MA NU Nahdlatul Fata Petekeyan Kabupaten Jepara adalah suatu seni bela diri tradisional warisan Nusantara.
2) Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan doa.
3) Sambutan Bapak Zamroni Lestiaza, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara. Beliau menyampaikan atas nama Pemkab Kudus mengucapkan apresiasi dan terima kasihnya kepada Kemenparekraf dan Komisi X DPR RI yang telah menyelenggarakan event-event semacam BISA Fest ini di Kabupaten Jepara. Kabupaten Jepara memiliki 3 tradisi yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda yaitu Lomban Kupatan dengan larung kepala kerbau, Perang Obor, dan Jembul Tulakan. Selain tradisi tersebut, Kabupaten Jepara terkenal akan hasil ukirannya. Saat ini di Jepara tengah menyelenggarakan Jepara International Furniture and Craft Buyer Week 2023, yaitu sebuah pameran internasional yang akan membawa para buyer internasional ke Kota Ukir Jepara. Peran serta masyarakat diharapkan dapat menjaga dan melestarikan budaya Kabupaten Jepara. Kegiatan BISA Fest ini diharapkan dapat mendongkrak potensi pariwisata di Kabupaten Jepara.
4) Sambutan Bapak Firnandi Gufron, Koordinator Strategi dan Komunikasi Direktorat Wisata Minat Khusus, Kemenparekraf. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa Program BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) Fest merupakan kegiatan pemberdayaan pelaku parekraf yang dikemas dalam bentuk festival dengan tujuan meningkatkan kualitas ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif. Atraksi wisata dapat diangkat dari kearifan lokal yang sudah ada. Kabupaten Jepara tidak hanya memiliki potensi pada seni ukirannya saja, namun tradisi dan budayanya sangat besar juga potensinya. Pengembangan wisata minat khusus harus dibarengi dengan penceritaan atau storytelling dari daya tarik wisata yang ada. Pariwisata minat khusus harus memberi unique experience bagi wisatawan.
5) Sambutan dan Pembukaan oleh Bapak KH. Rojih Maimoen Ubab, Anggota Komisi X DPR RI. Beliau menyampaikan bahwa penceritaan atau narasi perlu dibangun untuk mendukung potensi pariwisata dan ekraf di Jepara. Melalui media film, masyarakat lebih mengenal tokoh-tokoh kita, hal tersebut bisa diterapkan juga dalam mempromosikan pariwisata Kabupaten Jepara. Penting untuk meningkatkan kebanggaan akan pariwisata daerah sendiri dan mempromosikannya ke masyarakat luar daerah Jepara.
6) Penyerahan cinderamata dari Kemenparekraf kepada Anggota Komisi X DPR RI, Kadisparbud Kabupaten Jepara serta narasumber dan dilanjutkan dengan foto bersama.
7) Penampilan Tari Kridhajati oleh Sanggar Andakara. Tari Kridha Jati bisa ditarikan secara individu, kelompok maupun massal, yang menceritakan seseorang sedang berkarya ukir mulai dari pencarian kayu di hutan, menggambarkan obyek di kayu, menatah hingga diplitur warna-warni, kemudian dipasarkan.
8) Penampilan Hadroh Al Fattah yang menampilkan kesenian musik Islami yang saat ini lebih dikenal sebagai musik tradisional Islami.
9) Talkshow dan diskusi bersama narasumber, Bapak Aris Widianto selaku Tourism Development Trainer. Tema yang diangkat adalah Menggali Potensi Wisata Minat Khusus di Kabupaten Jepara. Beliau menyampaikan bahwa Pengembangan pariwisata minat khusus fokus pada aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah experience bagi wisatawan. Penceritaan atau storytelling sederhana seperti mengenalkan jenis-jenis pecahan uang kepada wisatawan menjadi suatu hal yang sangat penting dan memberi unique experience baru bagi wisatawan. Perlu peningkatan kapasitas storytelling bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.
10) Penampilan penutup Tari Sufi oleh Sanggar Darwis Nusantara. Tarian Sufi adalah ajaran Thoriqoh Maulawiyah, pendirinya Maulana Jalaludin Arrumi Turki.
11) Penyerahan piagam penghargaan kepada seluruh penampil oleh Kemenparekraf RI.