International Wellness Tourism Conference & Festival (IWTCF)
International Wellness Tourism Conference & Festival (IWTCF) yang dilaksanakan pada tanggal 5-7 Agustus 2022 di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah dengan mengusung tema “Strategi Keberlanjutan untuk Pemulihan dan Pertumbuhan Pariwisata Dunia melalui Wisata Kebugaran (Wellness Tourism) untuk Semua”.
✅ Kegiatan dihadiri oleh:
1. Bapak Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI (online zoom, mewakili Presiden RI)
2. Bapak Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI
3. Ibu Dr. Penny K. Lukito, Kepala Badan POM RI
4. Bapak dr. Dante Saksono Harbuwono, SpPD-KEMD, PhD., Wakil Menteri Kesehatan RI (online zoom, mewakili Menkes RI)
5. Bapak Gibran Rakabuming Raka, Walikota Surakarta
6. Para Pejabat dan staf di lingkungan Kemenparekraf/Baparekraf, Kemenkomarves, Kemenko Perekonomian, Kemensetneg, BPOM, Kemenpora, Kemenkes, dan Kemendes.
7. Para Pejabat dan staf Dinas Pemerintah Daerah Provinsi/Kab/Kota
8. Para delegasi tamu VIP dan narasumber
9. Peserta kegiatan yang berasal dari K/L, pemerintah daerah, stakeholder pariwisata, stakeholder wellness, asosiasi, komunitas, universitas, dan media.
🔴 LATAR BELAKANG
International Wellness Tourism Conference & Festival (IWTCF) merupakan official side-event dari presidensi G20 dan bentuk kolaborasi antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Pemerintah Kota Surakarta, dan Indonesia Wellness Institute (IWI) dengan tujuan untuk:
a. Mempromosikan Indonesia sebagai destinasi wellness dan penghasil produk wellness;
b. Mendukung salah satu sektor prioritas G20 yaitu penguatan arsitektur kesehatan global;
c. Showcasing produk wellness dan produk wisata wellness dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi dan sektor parekraf.
IWTCF diselenggarakan secara hybrid selama 3 hari pada tanggal 5-7 Agustus 2022 di Hotel Alila Solo dengan 5 rangkaian kegiatan utama di dalamnya, yaitu konferensi, workshop, pameran (B2C), business matching (B2B), dan field trip.
🔴 PELAKSANAAN KEGIATAN
1️⃣ Opening Ceremony
▪️ Sambutan oleh Bapak Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian (mewakili Presiden RI) yang menyampaikan bahwa wellness tourism menjadi salah satu tren pariwisata yang menjanjikan pada masa post Covid-19 dan menjadi salah satu jenis pariwisata yang potensial dikembangkan di tengah pandemic mengingat kebutuhan akan isu health, hygine, safety, dan security menjadi dasar wisatawan dalam menentukan pilihan berwisata. Salah satu fokus pengembangan wellness tourism di Indonesia yaitu wellness tourism yang berbasis pada kearifan lokal di mana Pemerintah Indonesia telah menyusun pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan di Sanur, Bali yang bertujuan membangun fasilitas kesehatan berkualitas yang tinggi sehingga meningkatkan daya saing kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia dengan nilai investasi sebesar 10,2 T dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 43.647 orang.
▪️Sambutan dari Bapak Gibran Rakabuming Raka, Walikota Surakarta yang menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh delegasi yagn telah hadir di Kota Surakarta. Bapak Walikota juga menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan multiplier effect bagi perekonomian kota Surakarta, meningkatkan occupancy hotel rate, dan membantu memperkenalkan UMKM Kota Surakarta. Beliau mendeklarasikan Kota Surakarta sebagai Wellness City dengan potensi yang dimiliki seperti jamu, java massage, dan yoga tradisional (Beksan). Kota Surakarta siap untuk berkolaborasi mewujudkan wellness tourism yang berdaya saing global.
▪️Sambutan oleh Ibu Dr. Penny K. Lukito, Kepala Badan POM yang menyampaikan bahwa dukungan dan komitmen dari BPOM dalam penguatan pariwisata kesehatan di Indonesia di mana BPOM menginisiasi program Napak Tilas Jejak Jamu Nusantara yang bertujuan untuk mendokumentasikan ramuan ethno medicine sebagai data bukti Keamanan Jamu Nusantara secara empiris dan BPOM juga telah melakukan pendampingan pengembangan obat berbahan baku alami, pendampingan pelaku usaha jamu gendong, serta kemudahan perizinan bagi para pelaku yang ingin mendaftarkan usahanya untuk mendapatkan sertifikasi BPOM.
▪️Sambutan dari Bapak dr. Dante Saksono Harbuwono, SpPD-KEMD, PhD., Wakil Menteri Kesehatan RI yang menyampaikan bahwa Kementerian Kesehatan telah melakukan transformasi layanan kesehatan untuk memberikan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat di mana sebanyak 44 rumah sakit di Indonesia telah terakreditasi internasional. Dukungan dan dorongan kepada sejumlah puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya juga dilakukan dalam upaya pengembangan wisata kesehatan, khususnya wisata medis.
▪️Sambutan oleh Bapak Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI yang menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk mengembangan wisata kebugaran berbasis kearifan lokal; dengan keragaman alam, budaya, serta sejarah sebagai asset penting dalam pengembangan industry wellness tourism. Bersama Yogyakarta dan Bali, Solo merupakan salah satu destinasi di Indonesia yang fokus pada pengembangan wellness tourism. Dukungan dan komitmen penuh dari pemerintah dan pemangku kepentingan terkait lainnya sangat penting dalam mengembangkan potensi tersebut. IWTCF ini diharapkan dapat menghimpun ide gagasan penyusunan RAN Wellness Tourism Indonesia yang melibatkan berbagai sektor, yaitu pemerintah, swasta, asosiasi terkait, media, serta akademisi.
2️⃣ IWTCF Gala Dinner: Royal Heritage Dinner di Puro Mangkunegaran
Acara ini dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2022 – Pkl. 19.00 WIB s.d. Selesai di Puro Mangkunegaran, Kota Surakarta - Jawa Tengah. Acara ini merupakan kolaborasi antara Kemenparekraf/Baparekraf dengan Puro Mangkunegaran dan dipersembahkan oleh PT. Gunung Subur Sejahtera yang merupakan perusahaan produk "teh" asal Surakarta. Kegiatan ini dihadiri peserta berjumlah 50 orang yang merupakan Pejabat Es. I dan II dari Kemenkomarves, Kemenparekraf/Baparekraf, dan Kemensetneg; delegasi VIP IWTCF; serta beberapa narasumber IWTCF dengan experience merasakan kreasi makanan sehat yang merupakan makanan kesukaan dari Raja Mangkunegara I – IX yang dikemas modern serta dipadu-padan dengan berbagai minuman teh (Tea Pairing). Pada acara ini, para peserta disambut oleh Raja Mangkunegaran X sebagai tuan rumah dari Puro Mangkunegaran dan disuguhkan fragmen beberapa tarian khas Mangkunegaran.
3️⃣ Rangkaian Acara
Rangkaian IWTCF dibagi menjadi beberapa kegiatan, yaitu:
🔘 Konferensi
Konferensi diselenggarakan selama 3 (tiga) hari dengan mengusung tema berbeda setiap harinya yang menghadirkan lebih dari 50 narasumber dari Indonesia, negara-negara G20, ASEAN, dan organisasi internasional. Peserta pada konferensi diperkirakan mencapai ±800 peserta offline dan lebih dari 2500 viewers online melalui Youtube Kemenparekraf/Baparekraf RI.
Hasil konferensi selama 3 (tiga) hari pameran adalah:
a. Hari ke-1: Health & Wellness Tourism Framework
Wellness menjadi industri yang sangat penting dalam pemulihan berkelanjutan global. Wisatawan wellness spending 50-180% lebih banyak untuk perjalanan daripada turis rata-rata dan pada tahun 2019, dan pendapatan dari wisata wellness sekitar USD $639 miliar. Pengembangan wisata wellness memiliki tantangan penting yaitu konektivitas, keterampilan & pelatihan, keberlanjutan, data yang andal, regulasi, dan keselamatan dan keamanan. Selain itu, kita harus melakukan penelitian terhadap lima besar pasar internasional kita dalam hal wellness.
Pasar pariwisata wellness di masa depan sangat besar. Indonesia punya potensi besar menjadi tujuan global pariwisata wellness dengan keunikan rempah-rempah yang menghasilkan berbagai macam jamu. Namun, Indonesia sampai saat ini juga masih menjadi pasar untuk pariwisata kesehatan khususnya Medical Tourism negara lain, sebagai contoh 60% wisatawan kesehatan di Malaysia berasal dari Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia harus berbenah dan menciptakan pasarnya sendiri untuk mendapat perhatian global sebagai tujuan wisata wellness yang terkemuka.
Dalam ekosistem bisnis wellness, kita harus dapat menciptakan sinergi antara wisata wellness dengan jenis wisata lainnya. Untuk membuat penawaran yang paling signifikan, dengan mencocokkan antara pesan dengan pasar. Perlu ditawarkan nilai-nilai unik seperti tradisi produk apa pun yang merupakan fase yang sangat penting dalam mengembangkan suatu produk.
b. Hari ke-2: Wellness Tourism Destinations & Value Chain;
Pasar industri kesehatan, baik medis maupun wellness diperkirakan akan tumbuh pesat. Praktik-praktik sustainable bukanlah sesuatu yang mudah untuk diterapkan, kolaborasi sejati merupakan model yang kita butuhkan untuk masa depan. Salah satu cara untuk menerapkan sustainable dalam Wisata Wellness adalah dengan memberdayakan masyarakat lokal dan memberi mereka keterampilan dan alat pengetahuan.
c. Hari ke-3: Inclusive Wellness Tourism, Investment Opportunity, and Capacity Development;
Pemerintah mempromosikan dukungan yang sangat besar untuk investasi di bidang kesehatan. Target investasi sektor pariwisata adalah 5% dan perlu kerjasama semua pihak. Bagi pelaku industri wellness, sangat penting untuk memahami pesan utama tentang investasi, bagaimana kita meyakinkan pasar untuk menggunakan produk wellness Indonesia. Kita harus belajar tentang akses keuangan untuk mendukung industri kesehatan seperti pembiayaan campuran.
Potensi sinergi dan kolaborasi antara bisnis medis dan wellness, akademi, komunitas, pemerintah, dan media di destinasi berimplikasi pada pengembangan wisata wellness.
🔘 Workshop
Selain konferensi, di akhir acara setiap harinya terdapat workshop yang mengangkat potensi keunikan dari produk/aktivitas wisata kebugaran di Indonesia, di mana peserta dapat berinteraksi/mempraktekkan secara langsung dengan narasumber-narasumber yang berkompeten di bidangnya.
Workshop Hari ke-1: Moksa Ubud; Karimatarii; dan Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim Nusantara (YPPLN)
Workshop Hari ke-2: Asosiasi Wisata Medis Indonesia (AWMI); GP Jamu; dan Javara
Workshop Hari ke-3: Asosiasi Meditasi Ausadh Yoga Indonesia (AMAYI); Agradaya; dan Nurkadhatyan Spa
🔘 Pameran
Pameran B2C diselenggarakan bersamaan dengan berlangsungnya konferensi dan workshop. Pameran ini menghadirkan 24 industri UMKM (dengan konsep "Wellness Village" dan merupakan hasil kurasi Kemenparekraf/Baparekraf bersama Dinkop UKM PERIN Kota Surakarta) dan 30 industri Non UMKM (yang di organized oleh: Orchid Associates). Industri peserta pameran IWTCF terbagi kedalam 8 kategori wellness economy yaitu: Personal Care & Beauty; Healthy Eating, Nutrition, and Weight Loss; Physical Activities; Wellness Tourism; Traditional & Complementary Medicine; Public Health, Prevention, and Personalized Medicine; Wellness Real Estate; Mental Health
Business Matching/B2B (organized oleh Orchid Associates)
Diiberikan kepada Gold, Silver, dan Bronze Sponsor dari industri Non UMKM sebagai Seller dan Industri peserta non UMKM lainnya sebagai Buyer.
🔘 Wellness Experience Trip
Wellness Experience Trip diselenggarakan sebagai post event dari IWTCF dimana terdapat 9 (sembilan) paket One Day Trip di Solo Raya, Yogyakarta, dan Bali, serta 6 (enam) paket Over Night Trip di destinasi Jawa Tengah dan/sampai Bali dengan periode trip tanggal 8 s.d. 18 Agustus 2022 dan di-organize oleh Indonesia Wellness Institute (IWI). Wellness Experience Trip ini mengacu dari pola perjalanan wisata kebugaran "A Journey for Healthy Life" yang telah disusun dan diterbitkan oleh Kemenparekraf/Baparekraf pada tahun 2020.
🔴 TINDAK LANJUT:
1. IWTCF merupakan side event di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif dari Presidensi G20. Setelah acara ini, dipahami bahwa wellness tourism dapat menghadirkan kinerja yang luar biasa, memberikan peluang di masa depan, dan menjadi perhatian banyak negara.
2. Wellness tourism menawarkan berbagai potensi; yang meliputi dukungan regulasi dari kementerian/lembaga, berbagai produk dan layanan wellness lokal, dan sumber daya manusia yang berkomitmen untuk mengembangkan wellness tourism di Indonesia.
3. Kemenparekraf berharap agar semua aktor juga dapat berpartisipasi aktif, berkolaborasi, dan menunjukkan komitmen untuk memastikan keberhasilan dan keberlanjutan pengembangan pariwisata kesehatan Indonesia di masa depan.
4. Kemenparekraf/Baparekraf c.q. Dit. Wisata Minat Khusus melakukan monitoring berkala untuk pengisian link survey dari Kemendag terkait penyelenggaraan IWTCF sebagai Side Event G20 kepada seluruh delegasi. Survey bertujuan untuk mendapatkan feedback dari peserta atas pelaksanaan kegiatan.