Gawia Sowa 2024
Pelaksanaan kegiatan pendukungan penyelenggaraan salah satu KEN 2024 yaitu Gawia Sowa 2024 yang diselenggarakan pada tanggal 1 s.d 3 Juni tahun 2024, di Area Kampung Budaya Bung Kupuak, Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat.
Gambaran Umum
- Gawia Sowa merupakan salah satu tradisi adat Dayak Bidayuh, bentuk syukur masyarakat desa kepada Tuhan atau yang biasa disebut Jubata serta roh leluhur yang diyakini bersemayam di gunung, hutan, dan Lembah, atas hasil panen, Kesehatan, dan keamanan. Gawia Sowa selain berupa prosesi adat “Sigal Paad Sadih”, juga menampilkan hasil seni dan kebudayaan Dayak Bidayuh, antara lain: tari-tarian dan lomba ketangkasan, memiliki potensi kunjungan wisman, karena mengundang kaum kerabat dan pemuka adat Dayak dari Serawak - Malaysia.
- Tahun ini adalah penyelenggaraan Gawia Sowa ke-184 kalinya.
- Seremonial puncak Gawia Sowa 2024 pada hari Senin, 3 Juni 2024 dari Kemenparekraf diwakili oleh Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi dan Kreativitas, Bapak Restog Krisna Kusuma
Rangkaian event Gawia Sowa 2024, antara lain sebagai berikut:
🔷 Hari Pertama - Sabtu, 1 Juni 2024
- Pembukaan Gawia Sowa"2024
- Prosesi adat Sigal Nota Olan
- Prosesi adat Sigal Paad Sadih
- Festival Alat Musik Silotuang
- Festival Nyipuat
- Atraksi Tigou
- Atraksi Memanah
- Atraksi Nyigal
- Festival Karoke
🔷 Hari Kedua - Minggu, 2 Juni 2024
- Atraksi Memasak Menu Tradisional Bidayuh
- Festival Bi'dondan
- Pagelaran Busana (Fashion Show)
- Festival Tari Kreasi
🔷 Hari Ketiga - Senin, 3 Juni 2024
- Ritual Gawia Sowa oleh Penatua Adat
- Prosesi adat Sigal Nota Olan
- Prosesi adat Nai Sadih
- Prosesi adat Ngabos Oyuak Gawia
- Prosesi adat Sigal Paad Sadih
- Acara Seremonial formal puncak
- Penampilan Pentas Seni dan Atraksi Kebudayaan Gawia Sowa
- Prosesi adat Ngayun
- Prosesi adat Sigal Malam
- Prosesi adat Sigal Ngilinan''k
- Prosesi adat Nguguah (Puncak dari Ritual Adat Gawia Sowa)
- Prosesi adat Sigal Bilamak
- Prosesi adat Sigal Silosuad
- Prosesi adat Kutung Pogang Gawia
- Prosesi adat Bitandak
Seremonial Formal Puncak
Dihadiri oleh antara lain:
- Kemenparekraf yang diwakili oleh Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi dan Kreativitas, Bapak Restog Krisna Kusuma;
- Pj. Gubernur Kalimantan Barat, yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Provinsi Kalimantan Barat, Bapak Ignasius;
- Bupati Bengkayang, Bapak Sebastianus Darwis;
- Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat, yang diwakili Kabid Pemasaran, Ibu Marsiana Rika;
- Bupati-bupati daerah sekitar;
- Sekda Kab. Bengkayang;
- Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bengkayang, Bapak I Made Putra Negara;
- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Bengkayang, Bapak Heru Pujiono;
- DPRPD & Forkompimda Kabupaten Bengkayang dan ProvinsI Kalimantan Barat;
- Para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Bengkayang dan Provinsi Kalimantan Barat;
- Ketua Dewan Adat Dayak Kab. Bengkayang, Bapak Martinus Kajot;
- Kepala Desa Jagoi Babang, Bapak Dedeng;
- Ketua Panitia Gawia Sowa 2024, Bapak Bianus Kemol;
- Para Tokoh Masyarakat;
- Panglima Tambak Baya serta para tamu dari Serawak – Malaysia.
Rangkaian Seremonial:
- Seremonial dimulai dengan para tamu undangan VVIP berjalan kaki dari Balai Desa menuju Rumah Adat Boli Panggah Bipokat (Baluk), dengan beberapa prosesi sebagai berikut:
- Pemotongan Bambu Kuning di Gerbang Masuk Desa Adat
- Ritual Sigal Bilayal yang dilakukan oleh para Penatua Adat di Sungai di dekat Gerbang Masuk Desa. Sigal Bilayal ini merupakan ritual untuk mengenang kedatangan Ayang dengan Ajua’ ke bumi Bidayuh untuk mengajarkan tentang Adat Gawia. Menurut lagenda lisan, Ayang dan Ajua’ datang dari laut Sentubong mengunakan perahu layar menyusuri anak sungai barulah sampai ke perkampungan orang Bidayuh. Ketika ritual ini dilaksanakan para pelaksana adat membawa miniatur perahu layar yang dalam Bahasa Bidayuh disebut Ojung. Ritual ini disebut Sigal Bilayal, karna didalamnya menggambarkan Ayang dan Ajua’ yang sedang berlayar dari lautan menuju bumi Bidayuh.
- Mendaki bukit melalui “Tangga Seribu” yang dibuat secara tradisional
- Atraksi sumpit oleh tamu VVIP
- Tarian Penyambutan memasuki kampung budaya
- Penampilan Live Musik oleh band lokal Desa jagoi Babang
- Ritual Adat Ngilaga, yang merupakan ritul memanggil semangat padi yang hanyut akibat bencana banjir dll. Agar tidak takut dan trauma namun mau kembali dan tinggal ditengah-tengah masyarakat adat.
- Menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” oleh seluruh rakyat Indonesia yang hadir.
- Doa pembuka oleh Pastor Michael
- Laporan Ketua Panitia Gawia Sowa 2024, Bapak Bianus Kemol, yang menyampaikan bahwa:
- Gawia Sowa adalah tradisi adat merayakan panen. Tujuan diselenggarakan melestarikan tradisi warisan leluhur.
- Tahun 2024 ini adalah penyelenggaraan Gawia Sowa ke-184 kalinya.
- Sambutan Ketua Dewan Adat Dayak Kab. Bengkayang, Bapak Martinus Kajot yang menyampaikan bahwa:
- Apresiasi dukungan Kemenparekraf untuk pelestarian budaya. Karena tradisi budaya itu penting untuk terus dilestarikan.
- Diperkirakan tamu dari Serawak ada 1000 orang.
- Sambutan Bupati Bengkayang, Bapak Sebastianus Darwis yang menyampaikan bahwa:
- Gawia Sowa adalah perayaan adat yang sangat penting bagi masyarakat adat Dayak Bidayuh, karena merupakan bentuk syukur atas berkat panen untuk mencukupi.
- Apresiasi semangat gotong royong masyarakat adat Dayak Bidayuh untuk melestarikan tradisi budaya.
- Harapannya Presiden RI dapat ke Bengkayang untuk meresmikan PLBN Bengkayang.
- Ada 16 suku dayak di Kab. Bengkayang, sehingga ada banyak keragaman di Kab. Bengkayang yang hidup damai dan rukun.
- Tahun 2022 rumah adat yang ada di Kampung Adat Jagoi ini adalah pemenang Anugerah Pesona Indonesia, tahun 2024 ini Desa Jagoi Babang masuk 50 besar ADWI 2024, juga Gawia Sowa masuk KEN 2024.
- Seperti informasi dari Ketua DAD, bahwa ada 1000 tamu dari Serawak hadir ke Gawia Sowa, ini adalah suatu potensi yang sangat baik untuk memutar perekonomian di Kab. Bengkayang.
- Imbauan untuk menggiatkan masyarakat untuk mengembangkan pariwisata dan budaya, karena itulah potensi daya tarik kunjungan wisatawan.
- Sambutan Gubernur Kalimantan Barat, yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Provinsi Kalimantan Barat, Bapak Drs.Ignasius IK, SH, M.Si. yang menyampaikan bahwa:
- Harapannya event Gawia Sowa ini mampu mendatangkan wisatawan sehingga berdampak pada peningkatan perekonomian Kab. Bengkayang.
- Apresiasi Kemenparekraf untuk dukungannya untuk mempromosikan event dan pariwisata Kalimantan Barat
- 1930an mulai melirik objek wisata yang jauh dari hiruk pikuk keramaian kota, untuk mengalami petualangan baru.
- Selain komoditas utama Rotan, Kalimantan Barat ingin mengembangkan sektor pariwisatànya.
- Penayangan Video taping dukungan Menparekraf, Bapak Sandiaga Salahuddin Uno, yang menyampaikan apresiasi semangat masyarakat Dayak Bidayuh untuk melestarikan tradisi budaya dan menyelenggarakan event untuk mendatangkan wisatawan untuk menggerakkan perekonomian.
- Sambutan Menparekraf yang diwakili oleh Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi dan Kreativitas, Bapak Restog Krisna Kusuma yang menyampaikan bahwa:
- Apresiasi masuk KEN 2024, yang rata-rata tiap tahun usulan yang mengikuti kurasi KEN sebanyak 200-300 event dari seluruh Indonesia.
- Perlu kesadaran dan kepekaan untuk mengangkat tradisi adat menjadi event pariwisata yang mampu mendatangkan wisatawan tanpa merusak tata adatnya.
- Target pemerintah pada sektor parekraf di tahun 2024.
- Keberhasilan 2 event Kalbar yang berhasil masuk KEN 2024, selamat dan sukses, jangan cepat puas, harus terus semangat
- Peresmian puncak event Gawia Sowa 2024 oleh perwakilan Kemenparekraf, dengan cara memukul Silotuang (kentongan)
- Penyerahan Piagam Penghargaan Menparekraf kepada event Gawia Sowa 2024 karena termasuk dalam 110 Karisma Event Nusantara (KEN) 2024 yang diserahkan oleh perwakilan Kemenparekraf yang diterima oleh Bupati Bengkayang.
- Penyerahan cenderamata tikar rotan khas Bengkayang dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkayang kepada para tamu VVIP.
- Ritual Sigal Bilamak (menari bersama, bergandengan tangan) adalah ritual untuk memohon agar persatuan dan kesatuan tetap terjaga. Saling bergandengan tangan itu tujuannya adalah agar tali persaudaraan tetap terjalin dengan baik.
- Penampilan musik etnik Silotuang (kentongan), oleh para mahasiswa Prodi Seni Pertunjukan Universitas Tanjungpura Pontianak.
Promosi publikasi
- Baliho dan spanduk di sekitar lokasi
- Publikasi di media sosial
Bentuk Dukungan DEDA - Kemenparekraf
- Publikasi di own media Kemenparekraf (web, media sosial, LED, videotron)
- Sarana prasarana, yaitu:
- Stage Rigging
- Sound System
- Lighting System
- Proyektor
- Sewa Genset
Evaluasi dan Kesimpulan
- Koordinasi dengan Disporapar Kab. Bengkayang, Disporapar Prov. Kalimantan Barat, dan Panita dari Masyarakat Adat Desa Jagoi Babang baik dan cukup lancar, walaupun terjadi beberapa keterbatasan karena faktor masyarakat adat yang mungkin kurang terbiasa menangani hal terkait birokrasi dan keformalan yang menyebabkan ada beberapa hal protokoler yang agak kurang jelas informasinya, namun tidak terlalu berdampak pada jalannya pendukungan dan penyelenggaraan event.
- Pelaksanaan Acara (Kesesuaian Konsep, Konsistensi Pelaksanaan, Operasional dan Mitigasi)
- Dikarenakan arahan Kepala Daerah Kabupaten Bengkayang untuk meminimalkan penyelenggaraan event selama tahun politik 2024 ini, yang menyebabkan anggaran dari Disporapar Kab. Bengkayang dialihkan pengalokasiannya, sehingga tidak dapat banyak mendukung penyelenggaraan event Gawia Sowa 2024 ini walaupun sudah terpilih masuk KEN 2024. Sehingga penyelenggaraan event ini ada pada wewenang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Bengkayang yang memiliki perhatian lebih pelestarian budaya, dan bukan untuk mendatangkan kunjungan wisatawan, sehingga pengemasan event ini berbeda dari konsep event pariwisata.
- Penanganan sampah yang masih kurang baik
- Kurang promosi publikasi. OOH hanya di sekitar lokasi saja. Tidak ada penunjuk arah di sekitar lokasi event.
- Inovasi dan Kreatifitas (Dekorasi, Konten, Venue, Bedanya dengan acara sebelumnya)
- Konsep event dan konten sangat tradisional dan kurang sebagai event pariwisata, lebih ke pelestarian budaya, rangkaian event pendampingnya berupa panggung hiburan & bazaar kerajinan lokal dan makanan yang kurang mampu menarik kunjungan wisatawan, masih berupa event keramaian bagi masyarakat lokal.
- Dekorasi ada menggunakan bahan alami seperti atap rumbia, janur, dan bambu, namun penggunaan tenda konvensional untuk tamu undangan dengan dekorasi merah putih serta hidangan minuman kemasan produk Malaysia dirasa kurang sesuai dan kurang menunjang konten event yang kental mengangkat tradisi dan lokasi penyelenggaraannya di rumah adat.
- Acara dimulai tidak tepat waktu, mundur lebih dari 1 jam dari rencana, karena menunggu kehadiran Pejabat Daerah.
- Seremonial terlalu banyak sambutan.
- Penampilan hiburan dan kesenian yang sesuai konten event.
- Amenitas dan Aksesibilitas Partisipasi UMKM
- Amenitas tersedia cukup, ada hotel dan homestay, walaupun tidak banyak pilihan.
- Aksesibilitas jarak sekitar 272 km dari Pontianak/bandara Supadio menuju lokasi event di Area Kampung Budaya Bung Kupuak, membutuhkan waktu kurang lebih 6 jam menggunakan transportasi darat.
- Ekraf banyak di bagian dekorasi di segala penjuru Kota Singkawang, serta kostum dan aksesori pendukung acara.
- Partisipasi UMKM produk lokal ada, di Bazaar/Pasar Malam di Lapangan Desa, menjual produk kerajinan tradisional seperti anyaman rotan yang dibuat tas dan berbagai barang lainnya, namun masih sangat minim.
Secara umum Gawia Sowa 2024 telah terselenggara dengan baik, namun perlu pengembangan konten rangkaian eventnya serta pengemasan event yang lebih baik agar mampu menarik wisatawan luar daerah apalagi luar negeri untuk mengunjungi event ini.