Focus Group Discussion Penyusunan Kajian Subvention MICE di Jakarta
pelaksanaan kegiatan Focus Group Discussion Penyusunan Kajian Subvention MICE Dalam Rangka Pengembangan Strategi MICE pada tanggal 2 Juni 2022 bertempat di The Grand Mansion Menteng, Jakarta.
✅Kegiatan dihadiri oleh :
1. Stakeholders MICE yang terdiri dari perwakilan Asosiasi, Industri, Akademisi dan Pemda DKI;
2. Bapak Robby Hasan, Koordinator Strategi dan Kemitraan MICE;
3. Ibu Dini Oktaviyanti, Koordinator Kajian Strategis III, Deputi Bidang Kebijakan Strategis.;
4. Bpk. Rahmat Aminullah Muhadli, Sub Koordinator Kajian Strategis Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events);
5. Ibu Tiara Firsalina, Sub Koordinator Strategi MICE;
6. Ibu Yolanda Caroline, Sub Koordinator Kemitraan MICE;
7. Staf Koordinator Kajian Strategis III;
8. Staf Koordinator Strategi dan Kemitraan MICE.
Fasilitator dari MICE CENTER :
1. Bapak Fauzi Mubarak, Ketua Program Studi MICE Politeknik Negeri Jakarta;
2. Bapak M. Iqbal Katik, Dosen MICE Politeknik Negeri Jakarta;
3. Bapak Imam Syafganti, S.Sos., M.Si., Direktur MICE Center Politeknik Negeri Jakarta.
✅ Runtutan Acara:
⏺️ Sesi 1 :
1️⃣ Sambutan sekaligus pembukaan oleh Ibu Dini Oktaviyanti:
• Pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak pandemi, namun sinyal pertumbuhan mulai terlihat dari penyelenggaraan event-event internasional sejak awal tahun.
• Kolaborasi antar pemangku kepentingan sangat penting maka dari itu Kemenparekraf dan MICE Center PNJ serta Stakeholders MICE bekerja sama untuk melakukan FGD terkait penyusunan strategi subvention MICE.
2️⃣ Poin Sesi Diskusi dan masukan Stakeholders yang terdiri dari Pemda, Asosiasi, dan Akademisi :
🔹 Sosialisasi Program Subvensi Kemenparekraf/Baparekraf
1. Sosialisasi untuk program-program Subvensi dari Kemenparekraf dapat melalui email, media sosial dan koordinasi rapat.
2. Dapat dilakukan sosialisasi seperti yang sudah dijalankan oleh Dispar Jakarta melalui grup WhatsApp yang diisi oleh perwakilan Stakeholders MICE serta Kepala dinas. Hal ini lebih efektif dibanding surel atau media sosial lain seperti Instagram.
3. Sebelum sosialisasi, perlu menentukan siapa yang disasar. Kemudian tentukan program seperti apa yang akan didukung subvensi, sehingga lebih mudah menentukan media sosialisasinya
4. Saran media sosialisasi adalah website tersendiri untuk program tersebut, website mesti memiliki pengelola/narahubung. Persebaran informasi mesti fokus pada pelakunya, dibanding memberi informasi kepada publik luas.
🔹 Kriteria Penerima Program Subvensi Kemenparekraf/Baparekraf
1. Untuk kriteria pemberian subvention internasional, perlu ditentukan dulu mana yang menjadi prioritas. Selain itu, untuk Promosi dan Pemasaran kita mesti terus terlibat di trade-show karena di sana semua pemain industri berkumpul.
2. Untuk subvension nasional, coba dilihat dulu impak dari kegiatan yang terlaksana itu besar atau tidak. Pelakunya (PCO/PEO) harus yang sudah berpengalaman di industri terkait, sehingga jika ada masalah bisa diselesaikan di industri.
3. Ukuran sukses subvensi, minimal ada perwakilan Indonesia (asosiasi/biro konvensi) dan perwakilan dr Kemenparekraf di rapat umum (General Assembly) dari asosiasi internasional yang kita mau ajukan sebagai tuan rumah.
4. Penting untuk perhatikan bahwa sebelum kita menghadiri rapat umum asosiasi internasional, kita juga mesti berusaha untuk jadi anggota asosiasi internasional. Saran untuk Kemenparekraf tidak hanya mendukung lewat dana tapi juga pelibatan asosiasi pada kegiatan-kegiatan internasional yang diselenggarakan di Indonesia sehingga terjalin kolaborasi yang baik antara pemerintah dan industri.
5. Saat ini sedang disusun Pergub tentang MICE, di dalamnya dijelaskan bentuk bantuan fiskal non-fiskal apa saja yang bisa dilakukan. Harapannya ada juknis, juklak, produk hukum lainnya dari Kemenparekraf untuk menjadi skema kebijakan di pemda (menyamakan persepsi).
🔹 Monitoring/Evaluasi Program Subvensi Kemenparekraf/ Baparekraf
1. Selama pelaksanaan, perwakilan Kemenparekraf harus mendampingi. Pasca pelaksanaan, harus ada laporan.
2. LPJ penting karena bisa digunakan untuk membandingkan item-item yang digunakan dengan yang diajukan di proposal. Jika ada subvensi, harusnya ada dis-subvensi jika target tidak tercapai misal dalam bentuk blacklist.
3. Sebenarnya sudah ada template evaluasi untuk bantuan pariwisata (Bantuan Insentif Pemerintah, Direktorat Akses Pembiayaan, Deputi bidang Industri dan Investasi) dan sebaiknya evaluasi tidak hanya dilakukan di akhir saja tapi dibagi dalam beberapa termin selama persiapan dan pelaksanaan acara.
4️⃣ Penutupan oleh Bapak Robby Hasan, Koordinator Strategi dan Kemitraan MICE
⏺️ Sesi II :
1️⃣ Arahan sekaligus sambutan oleh Bapak Robby Hasan:
• Tujuan dari Kajian Subvention ini adalah untuk memetakan dukungan yang bisa diberikan oleh Kemenparekraf untuk sektor MICE.
2️⃣ Poin Sesi Diskusi dan masukan Stakeholders yang terdiri dari Industri PCO, PEO :
🔹 Sosialisasi Program Subvensi Kemenparekraf/Baparekraf
1. Ada 8 negara yang menjadi benchmark Kemenparekraf RI, yakni Taiwan, Vietnam, Thailand, Inggris, Australia, Malaysia, Singapura, dan Austria.
2. Untuk monitoring dan evaluasi baiknya menggunakan mou/nota kesepahaman penerima subvention, dengan melampirkan report secara berkala.
🔹 Kriteria Penerima Program Subvensi Kemenparekraf/Baparekraf
1. bersurat ke Kemenparekraf untuk bantuan media promosi.
2. Syaratnya bisa dari apa keuntungan yang didapatkan oleh kedua belah pihak, dan juga bagaimana programnya.
3. salah satu syarat penerimanya adalah menjadi bagian dari asosiasi MICE, supaya bisa membuat subvensi menjadi tepat guna.
🔹 Monitoring/Evaluasi Program Subvensi Kemenparekraf/ Baparekraf
1. Kami biasanya hanya meminta media promosi dan perlu adanya laporan mengenai publikasi media promosi itu.
2. dalam hal monitoring, dirasakan oleh stakeholders sudah baik, dari persiapan sampai pelaksanaan. Bentuk evaluasi sudah bagus, Kemenparekraf langsung memberikan evaluasi.
3. Evaluasi tergantung substansi pada program subvensi itu sendiri, misalnya apakah itu bidding, dukungan, venue, hingga penyelenggaraan.
3️⃣ Tindak Lanjut (Poin-Poin Utama Diskusi):
1. Mengadakan pelatihan, misal untuk bidding yang membawa event dari luar negeri
2. Pentingnya untuk memiliki grup diskusi antara industri dengan pemerintah untuk memperlancar komunikasi.
3. Untuk Monitoring dan Evaluasi dibutuhkan indikator yang jelas dengan pelaksanaan yang tidak hanya di akhir namun juga di pertengahan.
4. Seluruh saran akan dipertimbangkan oleh tim MICE, Kestrat, dan MICE Center PNJ.
5. Pelaksanaan FGD Subvention MICE selanjutnya akan dilaksanakan di Bali pada tanggal 15 Juni 2022.
4️⃣ Penutupan oleh Bapak Robby Hasan, Koordinator Strategi dan Kemitraan MICE
• Banyak yang harus diselesaikan oleh kami, ada banyak lagi proses ke depan. Akan kita rangkum masukan dari perencanaan, kontrol, dan evaluasi.
[caption id="attachment_4770" align="alignnone" width="300"]
Sesi Registrasi Peserta FGD Subvention MICE[/caption]
[caption id="attachment_4771" align="alignnone" width="300"]
Pembukaan kegiatan FGD dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan foto bersama[/caption]
[caption id="attachment_4772" align="alignnone" width="300"]
Sambutan dan arahan dari Bapak Robby Hasan (Koordinator Strategi dan Kemitraan MICE) dan Ibu Dini Oktaviyanti (Koordinator Kajian Strategis III, Deputi Bidang Kebijakan Strategis)[/caption]
[caption id="attachment_4773" align="alignnone" width="300"]
Pelaksanaan FGD Subvention MICE Sesi I[/caption]
[caption id="attachment_4774" align="alignnone" width="300"]
Pelaksanaan FGD Subvention MICE Sesi II[/caption]
Laporan disusun oleh : Kartika Prameswari & tim Direktorat MICE