FGD Potensi dan Peluang Investasi Pengembangan Health Tourism Dalam Mendukung Jakarta Menuju Kota Global

Mohon izin menyampaikan laporan kegiatan menghadiri FGD Potensi dan Peluang Investasi Pengembangan Health Tourism Dalam Mendukung Jakarta Menuju Kota Global yang diadakan di The Hermitage Hotel, Jakarta Pusat pada tanggal 12 Juni 2024.

đź’  Latar Belakang
Kegiatan ini merupakan rapat diskusi awal yang diinisiasi oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta, bertujuan untuk menggali masukan dan saran terkait pengembangan potensi dan peluang investasi health tourism dalam mendukung Jakarta menuju Kota Global.

đź’  Kegiatan ini dihadiri oleh:

  1. Kabid Penanaman Modal, DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta | Bpk. Budya Pryanto Putra
  2. Direktur Tata Kelola Pelayanan Kesehatan, Kemenkes RI | Bpk. Sunarto
  3. Kapokja Bidang Wisata Minat Khusus 2, Kemenparekraf RI | Bpk. Arya Galih Anindita
  4. Direktur Utama PT. Hotel Indonesia Natour | Ibu Christine Hutabarat
  5. Ketua Malang Health Tourism Board (MHTB) | Bpk. Ardantya Syahreza
  6. Ketua Bali Medical Tourism Board (BMTA) | dr. Gede W. Patra Jaya
  7. Perwakilan asosiasi perhimpunan kedokteran, rumah sakit daerah dan swasta, serta komunitas pariwisata

đź’  Rangkaian Kegiatan

  1. Pembukaan oleh MC
  2. Menyanyikan Indonesia Raya & Pembacaan Doa
  3. Sambutan oleh Kabid Penanaman Modal, Bpk. Budya Pryanto Putra. Beberapa points highlight-nya adalah sbb:
  • DPMPTSP Prov. DKI Jakarta melayani investasi dan perizinan (melalui sistem OSS, dll) yang memiliki unit kerja sampai tingkat kelurahan dan kecamatan
  • Fokus pengembangan iklim penaman modal adalah membuat opportunity baru agar investasi tumbuh di Jakarta
  • Provinsi DKI Jakarta berkontribusi 18% dari PDB Indonesia (paling tinggi), dan dengan adanya perpindahan ibukota diharapkan tidak akan mempengaruhi perekonomian
  • Investasi sangat krusial dan prioritas untuk dikembangkan, terutama pada sektor perekonomian dan bisnis dalam kaitan Jakarta sebagai Global City.
  • Arah pengembangan global city adalah bagaimana tercipta koneksi global value dengan kota-kota lain di dunia
  • Mengidentifikasi potensi dan opportunity terkait health tourism yang bisa diciptakan dan dikembangkan bersama.
  1. Sesi Pemaparan o/ Narasumber
    a. Direktur Tata Kelola Kesehatan Masyarakat, Bpk. Sunarto dengan materi "Kebijakan Pelayanan RS Wisata Medis". Beberapa points highlight-nya adalah sbb:
  • Wisata Kesehatan di Indonesia bisa didukung oleh semua penyedia layanan / fasilitas kesehatan (faskes), seperti RS, klinik, dll.
  • Pengembangan RS kedepan akan dikategorikan dengan kekhususan / keunggulan (center of excellence) sehingga bisa menjadi branding masing-masing, disamping juga tetap menyediakan layanan kesehatan standar lainnya
  • Dasar penetapan RS di destinasi wisata mempertimbangkan keunggulan yang dikaitkan dengan jenis wisata, contoh: layanan traumatologi dan orthopedi di kawasan Mandalika karena berkaitan dengan event sport tourism; paket medical check-up yang dikolaborasikan dengan resort dan wellness center di Bali
  • RS yang telah ditetapkan menjadi RS Wisata Medis agar didorong dan dilibatkan untuk menjadi bagian dari ekosistem pariwisata di daerahnya, contoh: dilibatkan dalam event berskala lokal, nasional, maupun internasional untuk menampilkan layanan-layanannya maupun sebagai pendukung penyelenggaraan event
  • Keberadaan board/badan wisata kesehatan sangat penting, sebagai bagian dari ekosistem wisata kesehatan yang bertugas untuk mengawal setiap komponen ekosistem agar tidak keluar dari tusi dan peran masing-masing
  • RS reguler maupun RS Wisata Medis harus beralih dari provider/cost-based development menjadi value-based development dimana "Layanan adalah Kepuasan", serta mulai memperhatikan periode pre-hospital melalui kerjasama dengan agensi-agensi wisata, pemerintah, maupun imigrasi (khusus untuk pasien mancanegara)
  • MoU dan Kerjasama RS dengan perusahaan asuransi perlu didorong

b. Kapokja Bidang Wisata Minat Khusus 2, Bpk. Arya Galih Anindita dengan materi "Kebijakan Pengembangan Wisata Kesehatan Indonesia". Beberapa points highlight-nya adalah sbb:

  • Jakarta merupakan kota dengan jumlah orang Indonesia terbanyak yang berobat ke LN
  • Jakarta memiliki rumah sakit dengan layanan unggulan dan teknologi canggih yang terbanyak apabila dibandingkan provinsi lainnya
  • Top 3 sektor bisnis dengan direct foreign investment di Jakarta pada tahun 2023 adalah restoran, hotel berbintang, dan fitness center
  • Jakarta merupakan destinasi dengan total populasi lansia terbanyak daripada Bali dan Joglosemar, yaitu mendekati 10% dari total populasi jiwa di Jakarta
  • Jakarta berpotensi untuk dikembangkan sebagai urban wellness destination dan/atau integrated wellness senior living dengan memanfaatkan daya tarik seperti spa, fitness, maupun nature-based experience yang ada di kawasan sekitaran Jakarta

c. Direktur Utama PT.Hotel Indonesia Natour (HIN), Ibu Christine Hutabarat dengan materi "SEZ Sanur - A World Class Medical & Wellness Destination in Bali". Beberapa points highlight-nya adalah sbb:

  • KEK Sanur merupakan destinasi wisata medis dan wellness terintegrasi pertama di Indonesia dengan beberapa keunggulan, diantaranya bekerjasama dengan brand-brand kesehatan global yang terkemuka, penggunaan teknologi canggih dan obat-obatan terbaik, tenaga ahli di bidang kesehatan medis dan wellness, serta menawarkan seamless experience
  • PT. HIN sebagai landlord dari KEK Sanur bertindak sebagai badan usaha pengembangan dan pengelolaan
  • Layanan unggulan yang ditawarkan diantaranya: aesthetic & plastic surgery, fertility treatment, geriatrics, eye treatment, rehabilitation center, regenerative medicine, traditional medicine, dan diabetic center
  1. Sesi Diskusi
    a. DPMPTSP
    Pertanyaan 1
    DKI Jakarta dikelilingi oleh negara-negara tetangga yang memiliki RS dengan teknologi kesehatan yang lebih baik dan pengeluaran yang lebih murah. Bagaimana Kemenkes menanggapi hal tersebut?

Pertanyaan 2
Strategi branding agar layanan unggulan RS di Indonesia bisa lebih menarik?

b. Kemenkes RI

  • Jakarta tidak kalah dengan negara tetangga untuk teknologi alat-alat kesehatan, dan banyak RS unggulan pemerintah maupun swasta berada di Jakarta
  • Kebijakan pemerintah untuk penggunaan teknologi alat kesehatan tidak ada yang menghambat
  • Layanan unggulan dapat di branding dengan kerjasama LN, contoh: RS Jantung Harapan Kita kerjasama dengan UCLA; RS Kanker Dharmais kerjasama dengan cancer center di US. Namun perlu dipastikan agar bentuk kerjasama diprioritaskan untuk mendorong layanan berkembang (transfer of knowledge) dan bukan mengirim pasien ke LN.
  • Co-branding
    Contoh: Layanan RS yang kejepang-jepangan atau kekorea-koreaan karena orang Indonesia banyak yang suka dengan budaya Jepang dan Korea.

c.TEPANAS (Teman Parekraf Nasional)

  • Berdasarkan pelaksanaan event Indonesia Wellness & Health Tourism Expo (IWHTE) pada 31 Mei - 2 Juni di Jakarta, didapati industri penyedia layanan kesehatan dengan industri pariwisata di Jakarta masih perlu lebih bersinergi, sehingga perlu didorong adanya Jakarta Health Tourism Board
  • Paket wisata kesehatan yang sudah melibatkan TA/TO, airlines, dan akomodasi perlu dibantu untuk lebih dipromosikan
  • RS Indonesia berpotensi untuk kolaborasi dengan faskes di Jepang dan/atau Korea mengingat cukup banyak orang Indonesia yang menggandrungi budaya dari kedua negara tersebut.

d. Siloam Hospital Group
Pengembangan medical tourism akan terkendala apabila:

  • jumlah dokter spesialis dan sub-spesialis masih kurang mencukupi
  • Kemampuan dokter untuk menjalin komunikasi yang baik dengan pasien masih kurang
  • Waktu dokter yang tidak cukup untuk melayani pasien karena memiliki jadwal praktek yang terlalu banyak dari faskes berbeda
  • Multidisiplinary approach antar dokter tidak berjalan (individualistik)

e. Malang Health Tourism Board (MHTB)
Keuntungan apabila bergabung dengan board/badan wisata kesehatan, diantaranya:

  • Meyakinkan para pimpinan RS untuk ikut serta dalam program board/badan wisata kesehatan
  • Menjadi bagian dari board akan membuat semua anggota memiliki kesempatan untuk dipromosikan secara nasional
  • Didorong untuk mendapatkan sertifikasi RS Wisata Medis, sehingga membuat RS terdorong untuk meningkatkan pelayanan
  • Memberikan terobosan untuk menggarap market baru dan peluang investasi
  • Dapat menetapkan harga layanan yang kompetitif
  • Medical bisa digabung dengan wellness menjadi medical wellness, namun industri RS masih sangat jauh menyentuh wellness. MHTB bersama PHRI dapat memetakan layanan wellness apa yang ada di kota terkait.
  • Membantu follow up program pengembangan wisata kesehatan ke pemerintah pusat.
  • MHTB dan board wisata kesehatan lainnya, berharap bisa bekerjasama sebagai mitra rujukan kepada tenant-tenant yang ada di KEK Sanur.

f. Bali Medical Tourism Association (BMTA)

  • BMTA merupakan inisiasi dari kalangan RS dan pariwisata, dengan fokus medical tourism, medical wellness tourism, sport health tourism, dan scientific health tourism
  • berperan untuk memperjuangkan regulasi, promosi dan pendampingan anggota
  • memiliki 14 RS dan 23 penyedia layanan medical wellness yang sudah bekerjasama langsung dengan hotel dan resort
  • layanan unggulan yang ditawarkan adalah: kecantikan, dental, bayi tabung, senior living, dan medical spa
  • BMTA fokus dengan memadukan unggulan RS dengan unggulan pariwisata di Bali. Sebagai payung hukum, menggunakan Perda Provinsi Bali No. 5 Tahun 2020 tentang Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya Bali dan Perda Provinsi Bali No. 6 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Kesehatan, dimana keduanya sudah mencantumkan program health tourism.
  • Tantangan: SDM, perubahan paradigma dokter, skill, attitude, dan cross culture.

g. Jakarta Investment Center

  • Memiliki tusi untuk mempromosikan proyek-proyek investasi yang sedang mencari investor
  • Malaysian dan Thailand Embassy tertarik untuk bekerjasama dengan RS-RS di Jakarta, dan ingin difasilitasi untuk bisa dipertemukan.

đź’  Kesimpulan dan Tindak Lanjut

  • Peluang investasi health tourism sangat besar, berharap akan ada proyek wisata kesehatan yang dapat dibangun di Jakarta untuk waktu kedepan
  • Pertemuan ini merupakan tahap awal bagi pelaku usaha kesehatan yang ingin mengembangkan usaha atau ingin mencari investor untuk meningkatkan investasi yang ada di DKI Jakarta
  • DPMPTSP menjadi fasilitator bagi pelaku usaha kesehatan untuk dapat memberikan/ memgembalikan branding kepada DKI Jakarta
  • DPMPTSP menjadi jembatan antara pelaku medis dengan stakeholders yang ada diluar sana
  • DPMPTSP memiliki sarana utk mempromosikan sektor-sektor yang ingin dijembatani investasinya
  • DPMPTSP akan membuat FGD dengan pembahasan yang lebih detail untuk menindaklanjuti hasil pertemuan ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, berikut adalah dokumentasi dari kegiatan tersebut.

fahri surya altakwa

© 2024 Data & Informasi. Design by HTML Codex