August 1, 2024

BISA Fest Tasikmalaya - 6 & 7 Juli 2024

Telah dilaksanakan 2 (dua) kegiatan BISA Fest dari Anggota Komisi X DPR-RI, Bapak Acep Adang Ruhiat yang dilaksanakan di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya - Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut:

  1. BISA Fest: Semarak Tarian Bumi Pasundan yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 6 Juli 2024 di Alhambra Hotel, Kabupaten Tasikmalaya.
  2. BISA Fest: Gebyar Seni Gerak Khas Sunda yang dilaksanakan pada hari Minggu, 7 Juli 2024 di Grand Metro Hotel, Kota Tasikmalaya.

Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama kemitraan antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Komisi X DPR RI.

Berikut poin-poin yang dapat kami laporkan:

A. BISA Fest: Semarak Tarian Bumi Pasundan

Alhambra Hotel, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu, 6 Juli 2024, 09.30 – 11.30 WIB

Dihadiri oleh:

  1. Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Acep Adang Ruhiat
  2. Perwakilan Kemenparekraf, Ibu Diana Indriati – Analis Kebijakan Ahli Madya
  3. Perwakilan Disporapar Kab. Tasikmalaya, Bapak Dodi Ajat Sudrajat - Sekdisparpora Kab. Tasikmalaya
  4. Narasumber, Bapak Nunu Nazarudin Azhar - Penggiat Seni dan Budaya
  5. 58 orang peserta BISA Fest: Semarak Tarian Bumi Pasundan (54 orang pelaku seni/budaya dan 4 orang perwakilan Disparpora)

Rangkaian acara:

  • Salam pembuka oleh host
  • Menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”
  • Pembacaan Doa
  • Penampilan Pembuka Tarian Sampurasun oleh Sanggar Harsa Universitas islam KH Ruhiat Cipasung. Tari Sampurasun adalah salah satu tari kreasi seni khas  Purwakarta yang digunakan sebagai penyambutan tamu saat acara kenegaraan,acara festival, maupun acara masyarakat setempat. Makna salam sampurasun Menurut budayawan Sunda, menunjukkan keindahan dan kemolekan alam Tatar Sunda yang subur dan Makmur.
  • Sambutan perwakilan Disporapar Kab. Tasikmalaya, oleh Bapak Dodi Ajat Sudrajat - Sekdisparpora Kab. Tasikmalaya, yang menyampaikan bahwa menyadari memang hanya ada sedikit event yang diselenggarakan disparpora. Ada event MOG Memory of Galunggung, yang sempapt dilaksanakan sebelum Covid, yang rencananya akan dilaksanakan rutin tahunan, namun setelah penyelenggaraannya yang pertama kalinya, terhenti karena pandemi, dan belum dapat terselenggara kembali. Tapi event kampung ada banyak. Harapannya ke depannya Kab. Tasikmalaya akan bisa menyelenggarakan event-event daerah yang diselenggarakan berkesinambungan, yang akan bisa membawa dampak positif bagi masyarakat Tasikmalaya.
  • Sambutan perwakilan Kemenparekraf, Ibu Diana Indriati – Analis Kebijakan Ahli Madya, yang menyampaikan harapannya semua kabupaten/kota bisa ikut mengusulkan event daerahnya untuk ikut kurasi KEN. Mendorong Kabupaten Tasikmalaya ke depannya bisa ikut kurasi KEN.
  • Sambutan Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Acep Adang Ruhiat, yang menyampaikan bahwa:
    • Menganggap event pariwisata itu penting. Di kabupaten Tasikmalaya ini ada 5 hal yang penting, yaitu:
      1. Pendidikan
      2. Kesehatan, masih ada stunting di Tasikmalaya.
      3. Peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya di sektor ekonomi kreatif.
      4. Pariwisata. Permasalahannya belum ada investor.
      5. Ketahanan pangan.
    • Sejalan dengan harapan Kemenparekraf, Kab. Tasikmalaya sektor parekraf bisa digiatkan Kembali dengan penyelenggaraan event.
    • Dahulu jaipongan biasa tampil di acara hajatan di Tasikmalaya, namun sayangnya beberapa tahun terakhir ini menjadi sangat langka, digantikan hiburan orgen tunggal/electone. Padahal tarian tradisional itu sangat indah. Harapannya selanjutnya bisa digiatkan dan ditampilkan kembali di berbagai hajatan dan event di Tasikmalaya.
  • Peresmian pembukaan kegiatan BISA Fest oleh Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Acep Adang Ruhiat dengan bacaan basmalah.
  • Penyerahan Cenderamata dari Kemenparekraf kepada Anggota Komisi X DPR RI, Sekretaris Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tasikmalaya, dan Narasumber.
  • Penampilan budaya:

Tarian Merak oleh Sanggar Sunda Asih

Tari ini bukan tarian tradisional atau tarian klasik. Tarian ini terinspirasi dari burung merak dan diadaptasi dari gerak-gerik burung merak jantan dengan pesona bulu-bulu ekornya yang cantik saat memikat merak betina serta mempunyai bulu yang indah, seperti kostum yang dipakai oleh para penarinya,dan diciptakan pada tahun 1950-an oleh seniman dan koreografer tari asal Jawa Barat bernama Raden Tjetje Soemantri

  • Pemaparan materi oleh Narasumber Bapak Nunu Nazarudin Azhar - Penggiat Seni dan Budaya, serta redaktur di harian Kabar Priangan (Grup Pikiran Rakyat), dan kontributor Sundadigi.com. menyampaikan bahwa:
    • Apresiasi bahwa host membacakan synopsis Tari Merak sebelum tampil. Tari Merak pertama kali dipentaskan saat Konferensi Asia Afrika di Bandung.
    • Pernah melakukan riset, meneliti apa tarian khas Tasikmalaya, belum menemukan tari tradisional yang mampu menggambarkan kehidupan Masyarakat Tasikmalaya. Tari kreasi memang ada yang diciptakan oleh seniman tari Tasikmalaya. Ini adalah tantangan bagi Tasikmalaya.
    • Namun ada kekayaan budaya selain tari, misal: Calung Tarawangsa (Tarawangsa ada di Seluruh Jawa Barat, namun Calung Tarawangsa hanya ada dari Cibalong Tasikmalaya)
    • Membayangkan Calung Tarawangsa dipakai untuk mengiringi tarian, mungkin akan bisa menjadi tarian khas Tasikmalaya.
    • Seniman bisa berkreasi tanpa batas, namun tidak bisa dipungkiri butuh dukungan dana.
    • 3 ledakan tari budaya di tatar Sunda:
      1. Tari Kerses (Kursus) yang ditarikan oleh laki-laki oleh Raden Doyot ?? dari Bogor, Umay Natakusuma dari Rancaekek. Tarian ini digunakan untuk menertibkan tari tayuban, yang ditarikan wanita, yang pada zaman dahulu berkonotasi negatif. Yang menyebabkan citra penari Perempuan itu dianggap  pekerjaan rendah/hina, karena citra Tayuban. Zaman dahulu, banyak birokrat juga seniman.
      2. Raden Tjetje Soemantri banyak diminta Presiden Soekarno untuk menciptakan dan melestarikan tari sunda, serta mengirimkan tim tari untuk keperluan diplomasi negara ke luar negeri.
      3. Jaipongan diciptakan oleh Gugum Gumbira sekitar tahun 1980-an. Karena sangat berhasil memasyarakat, sehingga kini dianggap tari tradisional sunda, padahal umurnya belum terlalu lama.
    • Menciptakan Tari memerlukan kreativitas dan rasa jiwa.
    • Apresiasi adanya kegiatan seperti BISA Fest ini, untuk bisa mendorong dan menggiatkan seniman/Pelaku Seni/Budaya, khuhsusnya Tasikmalaya, untuk terus berkarya dan menciptakan produk seni budaya khas Tasikmalaya.
    • Saran, mungkin Disparpora bisa menyelenggarakan acara Pasang Giri khusus seniman tari.
    • Dengan adanya teknologi internet dan media sosial, yang memungkinkan promosi publikasi dengan lebih mudah dan murah, yang jangkauan luas.
    • Dari seni musik, juga ada banyak Musisi khas Tasikmalaya yang masih aktif menciptakan lagu-lagu berbahasa sunda.
  • Sesi tanya jawab dan diskusi
    1. Bapak Yayan Suheryan

Sependapat dengan Narasumber, untuk menggiatkan kegiatan seni budaya di sekolah-sekolah. Di daerah lain bisa mengkolaborasikan seni budaya daerah dengan kegiatan keagamaan, tapi di Tasikmalaya sepertinya tidak terjadi. Padahal kolaborasi akulturasi itu bisa saling menggiatkan. Kenapa begitu? Padahal dahulu kala orang Sunda lebih dahulu sebagai orang Sunda sebelum menjadi muslim, tapi mengapa hukum agama (Islam) menggerus seni budaya tradisional ? Apakah Disparpora bisa mencoba membuat pembahasan mengenai ini.

Respon Narasumber:

Sependapat, banyak komentar bahwa tari tradisional itu musyrik. Padahal ada banyak cara mengkolaborasikannya, semisal: penari menggunakan kostum hijab/gamis. Berharap Pemerintah bisa turun tangan. Karena sungguh sektor parekraf/event parekraf mampu meningkatkan perekonomian Masyarakat.

Respon Sekdisparpora Kab. Tasikmalaya:

Akan mencoba menggandeng Tokoh Agama yang Moderat agar bisa memberi pemahaman kepada yang kolot.

Anggaran Disparpora sangat sedikit. Dahulu event tradisi semacam Seren Taun di Dinas Pariwisata, namun sekarang di Dinas Kebudayaan. Keterbatasan anggaran juga berdampak pada ketidakmampuan menyelenggarakan kegiatan untuk pengembangan pariwisata.

Respon Kemenparekraf:

Jika event budaya saat ini di kewenangan Dinas Kebudayaan, itu tidak masalah, bisa berkolaborasi. Jika memang ada potensi event budaya daerah yang berpotensi menjadi event pariwisata yang ingin diusulkan ke Kemenparekraf. Bisa diusulkan oleh Dinas Pariwisata, pelaksanaannya berkolaborasi dengan Dinas Kebudayaan.

Saran agar berkolaborasi dengan Komunitas lokal untuk bisa mengangkat potensi seni budaya yang ada.

  1. Bapak Singkuring dari Sukarame

Apakah Pelajaran seni budaya sudah masuk kurikulum sekolah? Apakah ada kebijakan khusus dari pemerintah untuk anak/pelajar yang berbakat di bidang seni budaya untuk bisa mendapat PPDB ?

Respon Narasumber:

Pelajaran Muatan Lokal ada sekian jam dalam kurikulum. Kegiatan seni budaya di sekolah bisa diajarkan oleh seniiman seni budaya lokal yang ada di daerah tersebut.

Semisal ada sertifikat Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) atau piagam lain dari berbagai bidang, baik itu tingkat kabupaten atau provinsi ataupun nasionl, yakin ada nilainya.

  • Penampilan Budaya:
  • Tarian Mojang priangan oleh Sanggar Harsa. Tari pergaulan yang bersumber dari seni tari Jaipong. Tari Jaipong sendiri sudah banyak dikenal banyak orang sebagai salah satu kesenian khas tanah Sunda, yang menceritakan keceriaan dan kecantikan wanita-wanita di tanah sunda.
  • Penampilan gabungan Rampak Gendang dan Mojang Priangan oleh Sunda Asih.
  • Penyerahan Piagam Penghargaan diserahkan oleh perwakilan Kemenparekraf, Anggota Komisi X DPR RI, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tasikmalaya, kepada para sanggar penampil dan  Narasumber.

.

B. BISA Fest: Gebyar Seni Gerak Khas Sunda

Grand Metro Hotel Kota Tasikmalaya, 7 Juli 2024, 09.20 – 12.00 WIB

Dihadiri oleh:

  1. Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Acep Adang Ruhiat
  2. Perwakilan Kemenparekraf, Ibu Diana Indriati – Analis Kebijakan Ahli Madya
  3. Perwakilan Disporapar Kab. Tasikmalaya, Bapak Dodi Ajat Sudrajat - Sekdisparpora Kab. Tasikmalaya
  4. Narasumber, Bapak Acep Zamzam Noor - Penggiat Seni dan Budaya
  5. 65 orang peserta BISA Fest: Gebyar Seni Gerak Khas Sunda (60 orang pelaku seni/budaya dan 5 orang perwakilan Disparpora)

Rangkaian acara:

  • Salam pembuka oleh host
  • Menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”
  • Pembacaan Doa
  • Sambutan perwakilan Disporapar Kab. Tasikmalaya, oleh Bapak Dodi Ajat Sudrajat - Sekdisparpora Kab. Tasikmalaya, yang menyampaikan bahwa apresiasi adanya kegiatan BISA Fest ini, berharap akan berdampak untuk memotivasi Kab. Tasikmalaya untuk menyelenggarakan banyak event daerah. Pasca pandemi Covid 19, masih berusaha untuk bengkit kembali.
  • Sambutan perwakilan Kemenparekraf, Ibu Diana Indriati – Analis Kebijakan Ahli Madya, yang menyampaikan bahwa:
  • Keragaman budaya Indonesia, menghasilkan banyak karya seni tari yang mengandung nilai filosofi dan nilai moral, sudah seharusnya untuk terus dilestarikan dan dikembangkan. Tetap mengangkat kearifan budaya lokal.
  • Salah satu program strategis Kemenparekraf yaitu Karisma Event Nusantara (KEN) yang bertujuan untuk mendukung penyelenggaraan event daerah, sekaligus melestarikan budaya lokal.
  • Karya Seni Tari bisa dilestarikan dengan cara menjadi atraksi dalam event pariwisata. Event Daerah bisa menjadi wadah untuk tampilnya dan mempromosikan potensi daerah dan produk ekonomi kreatif suatu daerah.
  • Sambutan Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Acep Adang Ruhiat, yang menyampaikan bahwa:
  • BISA Fest yang merupakan singkatan dari Bersih Indah Sehat Aman Festival. Dalam industri wisata, BISA ini sangat penting untuk diterapkan.
  • Budaya juga adalah faktor penting yang mendukung atraksi wisata.
  • Dengan adanya kemajuan teknologi, adanya kereta cepat Whoosh, sehingga perjalanan Jakarta – Bandung PP itu bisa menjadi cepat dan nyaman. Hal ini berdampak signifikan pada peningkatan kunjungan wisata dari Jakarta ke Bandung bahkan Jawa Barat.
  • Perlu disadari bahwa industri pariwisata itu perlu didukung dengan fasilitas dan produk. Mendorong Masyarakat untuk menyadari dan peka akan hal ini, sehingga kemudian bisa menampilkan atraksi wisata dan membuat produk wisata yang mampu menarik kunjungan wisatawan.
  • Berharap Kemenparekraf atau Disparpora bisa mendukung dengan mengadakan seminar atau workshop untuk mengedukasi masyarakat, khususnya pelaku industri pariwisata untuk bisa memilki pengetahuan yang diperlukan untuk mengembangkan diri dalam industry pariwisata.
  • Agar masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar destinasi wisata bisa kreatif membuat fasilitas-fasilitas yang mendukung industri pariwisata. Yakin hal-hal ini akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
  • Peresmian pembukaan kegiatan BISA Fest oleh Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Acep Adang Ruhiat dengan bacaan basmalah.
  • Penyerahan Cenderamata dari Kemenparekraf kepada Anggota Komisi X DPR RI, Sekretaris Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tasikmalaya, dan Narasumber.
  • Penyerahan Piagam Penghargaan diserahkan oleh perwakilan Kemenparekraf, Anggota Komisi X DPR RI, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tasikmalaya, kepada para sanggar penampil dan  Narasumber.
  • Penampilan budaya:
  • Tarian Tanjung Baru oleh Sanggra Baroya
  • Tari Jaipong Tanjung Baru merupakan kreasi dari Tari Jaipong yang berasal dari Karawang, Jawa Barat. Tarian ini menceritakan kelincahan dan keceriaan gadis remaja pesisir pantai dengan gerakan yang dikreasikan. Tari Jaipong Tanjung Baru diiringi musik degung dan dilakukan secara energik serta humoris.
  • Tarian Geboy oleh Sanggar Anbaya Production.

Tari Geboy adalah satu tarian pengembangan tari sunda jaipongan yang berasal dari Karawang, Jawa Barat. Tari ini adalah tari garapan yang menggabungkan beberapa elemen elemen seni tradisi, seperti pencak silat, wayang golek, topeng cirebonan dan ketuk tilu.

  • Tarian Bedog Lubuk oleh Sanggar Baroya.

Tarian bedog lubuk menceritakan perjuangan warga Karawang dari lubuk hati. Perlawanan warga Karawang terhadap penjajah menggunakan golok. Bedog Lubuk itu simbol perjuangan warga Karawang yang nyaris dilupakan, Tarian ini memadukan jaipongan dengan bedog lubuk

  • Tarian Ketuk Tilu oleh Sanggar Anbaya Production.

Tari Ketuk Tilu dianggap sebagai salah satu tari tradisional yang menjadi cikal bakal dari tari jaipong yang lebih populer. Beberapa beranggap bahwa tari ini mengisaratkan mengandung unsur tari ronggeng di dalamnya.

  • Pemaparan materi oleh Narasumber Bapak Acep Zamzam Noor - Penggiat Seni dan Budaya, serta Penyair dan Pelukis asal Tasikmalaya, menyampaikan bahwa:

Inti dari kebudayaan adalah kreativitas. Dahulu awalnya kreativitas dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun lama kelamaan kreativitas setelah melalui proses kontemplatif berkembang menjadi kebudayaan, yang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun juga kebutuhan jiwa.

Ada beberapa tari-tarian khusus yang tidak ditampilkan.

Sunda pada zaman dahulu, walaupun sempat menjadi kekuasaan Kesultanan Mataram, memiliki ciri khusus yang berbeda dari Mataram. Kesenian yang tumbuh dari kehidupan Masyarakat.

Tradisi Jajaplok, dari Cidugaleun, suatu wilayah di Kab. Tasikmalaya, memilki keunikan hasil budaya yaitu musik tradisional yang berasal dari kehidupan petani.

Kebudayaan itu bergerak, menyesuaikan kehidupan masyarakat di suatu daerah.

Pelestarian kesenian dan kebudayaan tradisional membutuhkan dukungan pemerintah.

  • Sesi tanya jawab dan diskusi
  • Ibu Reni Sumawayati

Kreativitas kebudayaan melalui seni gerak merupakan suatu ekspresi dan pemuasan batin. Bagaimana bisa seperti itu?

Kebudayaan Sunda saat ini dirasa tergerus oleh kebudayaan islam yang notabene dari Arab.

Respon Narasumber:

Sebagaimana dari penampilan tari tadi, para penari tampil sambil tersenyum. Gerakan yang ditampilkan berasal dari pengalaman spiritual, merupakan bahasa tubuh.

Budaya Sunda tergeser budaya islam, itu karena politik, karena kepentingan kelompok tertentu. Menggunakan politik berbau agama itu untuk menggiring opini masyarakat. Tulisan kantor dan jargon publik menggunakan Bahasa Arab. Memang sungguh disayangkan.

  • Ibu Wida

Bisakah di Tasik Utara dibuka Sanggar Tari untuk menggiatkan anak-anak untuk giat menari sekaligus mengembangkan bakat dan minat. Berharap Narasumber yang paham seni budaya bisa membantu untuk memfasilitasi.

Respon Narasumber:

Memang idealnya agar di tiap daerah ada sanggar seni budaya. Sanggar itu adalah inisiatif dari masyarakat atau pun seniman. Memang jika ada dukungan pemerintah untuk menyediakan tempat untuk tampil, akan sangat baik.

Respon Sekdisparpora:

Akan mencoba untuk menginventarisasikan agar ada tempat yang bisa digunakan untuk menjadi tempat berlatih dan menggelar seni budaya. Sementara itu ada Sanggar Victory yang letaknya cukup dekat dengan Tasik Utara, bisa menjadi tempat anak-anak belajar dan berlatih seni budaya.

  • Closing statement Nrasumber: seni budaya sangat penting bagi kehidupan. Berharap kegiatan semacam BISA Fest ini bisa semakin menggiatkan dan melestarikan seni budaya.

Kesimpulan:

  1. Kegiatan BISA Fest di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya bertujuan memberikan sebuah masukan, inspirasi serta motivasi, tentunya memperluas wawasan khususnya bagi para seniman tari dan musik untuk turut berpartisipasi dan berkolaborasi dalam menggali, melestarikan, dan mengembangkan nilai-nilai seni tari dan musik di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, dan Provinsi Jawa Barat secara umum.
  2. Setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat mengimplementasikan materi dan masukan yang disampaikan oleh narasumber, menjaga optimisme dan semangat dalam mempromosikan tari dan musik daerah yang akan berujung pada peningkatan ekonomi masyarakat khususnya di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat.

Kegiatan BISA Fest di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya telah terlaksana dengan baik dan lancar.

Vitria Narwastu

© 2024 Data & Informasi. Design by HTML Codex