Pelaksanaan 3 (tiga) kegiatan BISA Fest Sukabumi, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 9 sd 11 Maret 2024. Kegiatan ini merupakan bentuk Kerjasama antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Komisi X DPR RI.
BISA Fest Sukabumi bersama Ibu Hj. Desy Ratnasari, S.Psi,. M.Si, Anggota Komisi X DPR RI. Kegiatan dapat kami laporkan sebagai berikut :
BISA Fest: Cita Rasa Kuliner Nusantara yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 Maret 2024 di Horison Hotel Sukabumi, Jawa Barat;
BISA Fest: Pesona Tari Tradisional Pasundan yang dilaksanakan pada hari Minggu, 10 Maret 2024 di Horison Hotel Sukabumi, Jawa Barat;
BISA FEST: Gelar Musik Tradisional Sunda yang dilaksanakn pada Senin, 11 Maret 2024 di Hotel Santika Sukabumi, Jawa Barat.
🔴🔴 Hari ke-1, 9 Maret : BISA Fest Cita Rasa Kuliner Nusantara
🟠 Kegiatan dihadiri oleh:
Ibu Desy Ratnasari - Anggota Komisi X DPR RI;
Bapak Jujun Juaeni - Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi;
Ibu Eni Komiarti - Kapokja Strategi dan Promosi Event Daerah, Direktorat Event Daerah;
Ibu Sri Fuji Rahayu - Pemilik Food Court UMKM Titik Juara;
Peserta dari pelaku ekraf kuliner, dan parekraf berjumlah 65 orang.
🟠 Rangkaian Kegiatan:
Pembukaan :
Tari Sampurasan dari Sanggar 212, yang memiliki makna proses ucapan yang mengajak pada diri sendiri dan orang lain untuk menyempurnakan diri.
Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan doa.
Sambutan dari Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Bapak Jujun Juaeni:
Kota Sukabumi adalah salah satu Kota unik dimana masyarakatnya bisa sangat antusias terhadap hal-hal baru yang sedang populer, dari mulai fashion, tempat hiburan, hingga kuliner;
Khususnya kuliner, produk serta tempat baru terus bermunculan di Sukabumi, baik produk lokal maupun produk yang mengadaptasi dari luar. Namun sayangnya hal tersebut sering tidak bertahan lama, hanya antusias di awal saja;
Beberapa alasan yang menjadi faktor suatu usaha kuliner tidak dapat bertahan diantaranya tidak memahami dengan baik target pasar. Kurangnya survey pasar akan sangat berdampak pada produk yang dijual. Jika penjual tidak cukup memahami hal tersebut maka produk yang dihasilkan akan menjadi sia-sia karena tujuan dari diciptakannya produk itu sendiri tidak tercapai;
Hal lain yang tidak kalah penting adalah pemasaran. Seringnya para pelaku usaha hanya gencar diawal kemunculan. Pembeli yang awalnya membludak sedikit demi sedikit mulai berpaling dan meninggalkan. Ketika promosi sudah jarang dilakukan, pembeli secara tidak langsung akan mudah melupakan. Kurangnya inovasi dalam menciptakan produk juga menjadi salah satu faktor suatu produk kuliner tidak bertahan lama.;
Percampuran rasa kuliner tradisional dan modern sudah banyak dimodifikasi sehingga rasa lebih bervariatif tanpa menghilangkan ciri khas rasa lokal, namun tetap bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Jika tidak seperti itu maka produk kuliner biasanya tidak bertahan lama, kecuali produk tersebut sudah mempunya ciri khas tersendiri. Hal ini bisa disebut juga dengan diversifikasi;
Sebagai pelaku usaha , tidak dapat dipungkiri bahwa setiap produk memiliki target pasar dengan persona berbeda. Dengan adanya diversifikasi, bisa membuat berbagai produk yang sifatnya terpersonalisasi, menyesuaikan karakter target pasarnya, namun tidak menghilangakan ciri khas daerah, justru mengikuti perkembangan ekonomi global.
Sambutan perwakilan Kemenparekraf, Ibu Eni Komiarti:
Program BISA merupakan bentuk kolaborasi dan kemitraan antara Kemenparekraf RI dengan Komisi X DPR RI yang bertujuan untuk memperdayakan para pelaku seni budaya dan ekonomi kreatif;
BISA Fest diharapkan akan menumbuhkan komitmen dan semangat seluruh unsur yang terlibat untuk memajukan sektor kuliner Sukabumi. Pemerintah akan selalu memberikan motivasi serta ruang bagi para pelaku usaha untuk berkreasi;
Hampir 48 persen prefensi wisatawan berkunjung ke kota-kota besar di Indonesia adalah daya tarik wisata kuliner, dan kontribursi sub sektor kuliner cukup besar yakni 30% dari total pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Hal ini dikarenakan kuliner berangkat dan mengangkat nilai-nilai budaya serta kearifan lokal suatu daerah;
Selain itu sub sektor kuliner jg memberikan kontribusi yg cukup besar yakni hingga 30% dari total pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif;
Hal ini karena, kekhasan kuliner daerah jg seringkali menjadi magnet/daya tarik, memorable things, ataupun ikon sebuah destinasi wisata;
Direktorat Event Daerah mengampu tugas fungsi meningkatkan kualitas event daerah, ada 3 hal yg perlu diperhatikan dalam pelaksanaan event yg berlaku jg pada kuliner yaitu :
Relevan, pelaku usaha kuliner harus bisa beradaptasi dengan perubahan serta perkembangan informasi. BISA Fest menyelaraskan tujuan para pelaku usaha kreatif khusunya dibidang kuliner, dengan memfasiltasi diskusi antara pelaku ekonomi kreatif yang telah berpengalaman dibidang terkait dengan peserta;
Digitalisasi, pemanfaatan teknologi digital (salah satunya Aplikasi Jual Beli) tentunya membawa perubahan positif dalam hal efisiensi bisnis dalam aspek kuliner, karena penggunaan teknologi ini memudahkan masyarakat untuk menjual dan membeli makanan serta minuman melalui aplikasi. Bagi pembeli, tidak perlu pergi keluar untuk membeli makanan karena sudah tersedia beberapa aplikasi yang menawarkan jasa mengantarkan makanan. Bagi penjual, dengan adanya aplikasi pemesanan membuat promosi menjadi lebih mudah. Namun dengan adanya teknologi seperti ini persaingan akan semakin ketat. Setiap hari bermunculan bisnis-bisnis kuliner baru. Untuk itu harus melakukan inovasi terhadap makanan yang dijual agar bisnis tetap laris;
Sustainable / Berkelanjutan, hal ini terkait dengan konsistensi sebagai pelaku usaha, seperti yang kita ketahui usaha kuliner pastilah mengalami pasang surut. Sebagai penjual harus memiliki jiwa tangguh dan tidak mudah menyerah ketika dihadapkan kondisi dimana produk kita belum laku di pasaran. Begitupun ketika suatu produk laris di pasaran, bagaimana caranya agar tetap konsisten pada kualitas produk itu sendiri agar tidak kalah saing dengan produk lain baru yang bermunculan.
Sambutan sekaligus pembukaan oleh Anggota Komisi X DPR RI, Ibu Desy Ratnasari:
Sebagai pelaku usaha, sekecil apapun usaha yang dibangun harus memilki kepercayaan diri. Identifikasi apa yang membedakan produk kita dari pesaing dan fokuslah pada keunggulan-keunggulan tersebut;
BISA Fest dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan informasi bisnis kecil yang berkelanjutan hingga bisa menjadi besar dengan mempertahankan cita rasa lokal tapi bisa beradaptasi dengan cita rasa global;
Packaging sangat penting dalam penjualan. Ketika melahirkan sebuah produk tentunya harus diperhatikan dari nama produk, tampilan atau kemasan, serta produk yang bisa menjadi unggulan ketika produk yang dibuat adalah sama dengan yang lain. Hal yang bisa dilakukan untuk bisa lebih unggul dibanding produk lain adalah dengan inovasi;
Kebanyakan ide-ide untuk membuat produk baru justru datang karena keinginan dan kebutuhan pasar atau konsumen. Konsumen adalah orang yang paling tahu apa yang mereka butuhkan, oleh karena itu jangan abaikan ide dari mereka. Karena umumnya para konsumen menginginkan pemilik usaha mengembangkan produknya sesuai dengan kebutuhan mereka. Harus selalu mencari ide-ide baru sebanyak mungkin dengan cara analisa pasar;
Salah satu faktor terhambatnya memulai usaha adalah tidak adanya modal yang cukup untuk mewujudkan usaha yang diinginkan. Oleh karena itu pentingnya membangun serta menjaga relasi sangatlah dibutuhkan karena banyak cara dapat diupayakan untuk memulai suatu usaha;
Tetap berkreasi, berinovasi, serta mengembangkan pariwisata dengan ekosistem sekelilingnya .
Penyerahan cenderamata oleh perwakilan Kemenparekraf kepada Anggota Komisi X DPR RI, Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, dan Narasumber, dilanjutkan dengan foto bersama
Kunjungan ke stand Ekraf Kuliner oleh Anggota Komisi X DPR RI, Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Narasumber, dan seluruh peserta. Terdapat beberapa stand yaitu Dapur Maura, Sylmi Kitchen, Dapur Mbu Tutu, Cemilan Hanya Untuk Kamu, Syabila Cookies.
Talkshow dengan narasumber Ibu Sri Fuji Rahayu:
Branding dan Labeling adalah salah satu upaya dalam strategi pemasaran;
Brand = merk, branding = kegiatan komunikasi yg dilakukan seseorang/perusahaan dengan tujuan membesarkan brand;
Brand mempunyai beberapa fungsi, diantaranya :
Sebagai pembeda. Dengan adanya pembeda pada produk yang kita jual baik itu dari segi kemasan, bentuk dan warna, serta tekstur makanan, pada akhirnya dapat menaikan harga jual;
Promosi, adalah bagian paling penting dalam proses penjualan produk. Promosi tidak hanya fokus pada kualitas produk tapi konsumen juga akan fokus pada penjual. Penampilan, cara mempromosikan suatu produk haruslah mempunyai daya tarik sehingga menarik minat calon pembeli. Tidak jarang konsumen bukan membeli karena produknya tetapi membeli karena “siapa” yang menjual produk tersebut. Penjual yang mempunyai personal brand kuat akan berpeluang besar menjual lebih banyak produknya.
Membangun citra, adalah keyakinan dari seorang konsumen terhadap produk yang dijual serta jaminan kualitas (kualitas produk harus dijaga), apalagi juga produk sudah expand. Karena itu akan menentukan loyalitas seseorang untuk membeli produk kita;
Pengendalian Pasar, semakin terkenal dan terpercaya sebuah brand, maka akan mudah mengendalikan pasar;
Tujuan Branding adalah membangun serta menumbuhkan rasa percaya konsumen terhadap produk kita serta menunjukan reputasi bisnis yang baik. Membangun rasa cinta masyarakat terhadap brand itu sendiri. Semakin brand melekat pada pikiran konsumen maka tingkat ikatan emosional yang kuat pada diri konsumen akan semakin kuat;
Unsur Brand :
Visi dan Misi yg jelas serta bertujuan jangka panjang ( mempunyai bussiness plan);
Membangun hubungan baik dengan relasi ataupun pihak-pihak terkait untuk bisa turut membantu dalam segi pemasaran, terutama pemasaran digital yang saat ini adalah bentuk pemasaran yang paling efektif;
Kredibilitas dan kepercayaan ;
Pesan branding, fokus dengan rasa produk (rasa yang ingin diangkat);
Nama dan identitas visual / logo;
Penelitian pasar;
Target audience;
Personal branding perlu dipelajari, sebab terkadang orang membeli bukan karena produknya, namun karena orang yang menjualnya sudah mempunyai branding sendiri (contoh : influencer)
Terdapat hal yang harus diperhatikan pada saat menjual produk adalah Label produk (pengemasan), ada beberapa aturan pada kemasan yang harus dipatuhi diantaranya :
Nama produk / Label produk adalah salah satu faktor penting pada branding produk. Adanya label dalam suatu kemasan menjadikan sebuah identitas pembeda dengan kompetitor yang lain;
Berat bersih, banyak hal yang harus diperhtikan dari mulai penulisan, ejaan, font, semua sudah ada aturan tersendiri dari pemerintah dan Undang-undang;
Komposisi, yaitu daftar seluruh bahan yang digunakan pada pangan dan pencantumannya dimulai dari jumlah yang terbanyak;
Mempunyai nomor pendaftaran, ini menunjukkan bahwa produk pangan yang akan dikonsumsi sudah terdaftar dan dapat diedarkan di wilayah Indonesia;
Nama dan alamat tempat produksi harus lengkap dan jelas;
Tanggal dan kode produksi;
Tanggal kadaluarsa;
Nomor Ijin Edar (wajib untuk mempunyai legalitas, nomor induk kependudukan);
Kode Halal.
Penyerahan Piagam Penghargaan diserahkan oleh perwakilan Kemenparekraf dan Anggota Komisi X DPR RI kepada pelaku kuliner.
🟠 Kesimpulan:
Kegiatan BISA Fest: Cita Rasa Kuliner Nusantara menjadi wadah diskusi guna memperluas wawasan dan pemahaman untuk para pelaku ekraf khususnya dibidang kuliner;
Setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat terus termotivasi, kreatif dan optimis baik dalam mengembangkan potensi dan keahlian dalam bidang kuliner guna mempromosikan kuliner Kabupaten Sukabumi sebagai daya tarik wisata.
🔴🔴 Hari ke-2, 10 Maret: Pesona Tari Tradisional Pasundan
🟠 Kegiatan dihadiri oleh:
Ibu Desy Ratnasari - Anggota Komisi X DPR RI;
Bapak Tejo Condro Nugroho - Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga, dan Pariwisata Kota Sukabumi;
Ibu Eni Komiarti - Kapokja Strategi dan Promosi event Daerah, Direktorat Event Daerah;
Ibu Haslinda Trisnawati - Narasumber, Guru Seni Budaya;
Peserta dari pelaku seni ekraf pertunjukan dan parekraf berjumlah 65 orang.
🟠 Rangkaian Kegiatan:
Pembukaan:
Tari Wali Sinja dari Gaya Gita Studio, tarian ini merupakan rumpun tari jaipong kreasi yang memadupadankan Tari Jaipong Ketuk Tilu dengan nuansa Tari Sintren Cirebon sebagai dinamikanya, Gerak Goyang Gitek Geol Senggol yang Ceria juga atraktif.
Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan doa
Penampilan pembuka Tari Tradisional Pasundan dari Kelompok Gaya Gita Studio, tarian ini merupakan Tarian Original Karya Gaya Gita Studio dengan mengangkat tema proses membatik, dimana aktifitas para pengrajin batik dalam proses kreatifnya membatik dengan penuh dedikasi, kegembiraan dan suka cita. Dari kain yang tak bernilai menjadi kain yang memiliki nilai jual yang luar biasa. Mengharumkan nama Bangsa dengan karya batiknya, sehingga harum sinjang, batik dan bangsa tercium hingga penjuru Dunia.
Sambutan dari Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga, dan Pariwisata Kota Sukabumi, Bapak Tejo Condro Nugroho:
Tahun ini Sukabumi telah melakukan inovasi terhadap destinasi wisata (fisik) yaitu Pemandian Air Panas Cikundul yang sepenuhnya didukung oleh Kemenparekraf;
Berkaca dari hal tersebut , pariwisata adalah penyumbang terbesar untuk pendapatan daerah, sehingga pemerintah tertarik dan sepenuhnya mendukung segala bentuk kegiatan dalam hal pengembangan ekonomi kreatif dan pariwisata;
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, itulah kekuatan indonesia. Salah satu kekayaan budayanya yaitu seni tari tradisional. Seni pertunjukan ini memiliki banyak unsur di dalamnya, sehingga pertunjukan tari dapat digelar. Semua itu berhubungan dengan tata rias, dekorasi panggung, penonton, unsur musik, koreografi, dan berbagai unsur lainnya yang tentu kesemuanya meningkatkan peluang para palaku usaha ekonomi kreatif;
Suatu Kota haruslah penuh dengan memori, wisatawan mengunjungi daerah tertentu pastinya akan mengenang hal-hal apa saya yang mereka temui dan rasakan di tempat tersebut;
Salah satu perwujudan kenangan yang bisa didapatkan adalah pertunjukan seni budaya tari khas daerah. Karena hal tersebut menjadi wujud kekayaan serta bisa saling mengukur dengan adanya keanekaragaman budaya sehingga pengunjung ingin kembali;
Pariwisata yang maju akan menjadikan kota wisata yang hidup dari sisi ekonomi, dan secara tidak langsung akan mensejahterakan masyarakat sekitar;
Salah satu bentuk partisipasi Kota Sukabumi dalam kegiatan pariwisata adalah mengadakan event peringatan tari sedunia se Jawa Barat yang diadakan di Gedung Juang baru-baru ini;
Dalam perkembangannya, Gen Z saat ini telah turut serta ambil bagian dalam melestarikan kebudayaan tari tradisional. Mereka bisa mengadaptasi, serta berinovasi dalam tarian yang tentunya tidak harus meninggalkan keaslian tari tradisional dan bisa membawa nama Kota Sukabumi.
Sambutan perwakilan Kemenparekraf, Ibu Eni Komiarti:
BISA Fest adalah program yang diselenggarakan oleh kemenparekraf yang didukung penuh oleh Komisi X DPR RI untuk memberdayakan kembali pelaku seni budaya dan ekonomi kreatif yang sempat tenggelam akibat adanya COVID-19;
Harapannya kegiatan BISA Fest ini dapat bermanfaat dalam mengembangkan dan mempromosikan kebudayaan tari tradisional khas Sukabumi sebagai salah satu potensi sajian pertunjukan dalam menunjang promosi dan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Sukabumi. Dengan diselenggarakannya BISA Fest diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ekosistem pelaku parekraf daerah Sukabumi khususnya;
Kegiatan ini adalah sebagai wadah untuk mendorong serta memajukan kreativitas seni budaya tradisional, salah satunya tari tradisional Pasundan;
Seni Tari bagian dari pariwisata budaya, karena tari adalah seni pertunjukan dimana tari antara lain adalah: tontonan, hiburan, penyampai pesan tertentu, terapi baik fisik maupun psikis, dan kelengkapannya antara lain merupakan tujuan yang digunakan untuk mewujudkan keanekaragaman bentuknya sebagai pertunjukan yang menyajikan keindahan untuk dinikmati wisatawan, karena seni pertunjukan tidak bisa dipisahkan dari pariwisata;
Kemenparekraf saat ini mempunyai Program unggulan yaitu KEN (Karisma Event Nusantara). KEN merupakan program Kemenparekraf RI guna menghidupkan ekonomi dari sektor budaya dan pariwisata dengan menghadirkan kegiatan-kegiatan daerah yang berkualitas. Salah satu program KEN di Sukabumi adalah Hari Nelayan di Palabuhan Ratu Sukabumi dan Seren Taun Cipta Gelar Alam di Cisolok Sukabumi.
Event ini menjadi penyemangat serta bentuk apresiasi dari para pelaku seni di Sukabumi sendiri yang didukung oleh pemerintah;
Harapan diadakannya BISA Fest adalah menjadikan semangat bagi semua pelaku seni serta menggali ilmu dan meningkatkan potensi budaya lokal, khususnya anak muda. Dengan semangat anak muda yang turut serta berkontribusi untuk menmpilkan tarian daerah, maka tidak akan ada kekhawatiran kosongnya penerus budaya tradisional;
Banyak hal yang bisa dilihat dari seni tari salah satunya adalah keindahan. Selain gerakan yang indah, teori tentang seni tari juga harus seiring sejalan dengan praktek tari itu sendiri.
Sambutan sekaligus pembukaan oleh Anggota Komisi X DPR RI, Ibu Desy Ratnasari:
Peranan sanggar dalam kesenian tradisional adalah sebagai wadah/ tempat bernaung sejumlah seni budaya, sebagai media edukasi baik pendidikan maupun latihan, sebagai media hiburan bagi masyarakat sekitar dan peminat seni. Dalam kegiatannya sanggar adalah satu kesatuan yang berkerja dengan semua pihak. Banyak yang terlibat dalam terselanggaranya suatu pertunjukan atau suatu Event, dan sekecil apapun kita tentunya bisa berkontribusi;
BISA Fest seharusnya bisa dimaksimalkan, agar bisa memberikan kebaikan bagi para pelaku seni tradisional. Acara BISA Fest sangat bermanfaat untuk memahami seni tari dan pertunjukan. Karena jika membahas tentang generasi muda saat ini, kita tidak betul-betul tahu apakah mereka benar-benar memahami bagaimana melestarikan serta mengerti apa itu seni tari tradisional;
Dalam perjalanannya, bentuk tari tradisional ada beberapa hal (gerakan) dan prinsip yang tidak dapat dirubah. Bidang tari tradisional tidak hanya tersaji secara eksklusif tapi juga inklusif, dimana orang yang menyaksikan dapat memahami apa yang kita sampaikan melalui gerakan tari;
Mengembangkan seni tari tradisional, bisa berkolaborasi dengan seni tari lain tanpa menghilangkan tari tradisional asli. Hal ini terkait bagaimana cara mempertahankan tari tradisional di zaman sekarang dan bisa diterima oleh generasi muda tanpa memaksakan orang lain untuk menyukai serta memahami namun bisa dimodifikasi sehinga mereka dapat menyukai serta memahami dengan sendirinya;
Pelaku seni tradisonal tari harus berkomitmen agar sanggar di Sukabumi bisa terus eksis. Ikut berkontribusi di sebuah Event , bisa berkompromi dengan penyelenggara acara namun tidak menghilangkan prinsip yang memang tidak bisa dimodifikasi;
Hal utama dalam pertunjukan tari adalah kekompakan, tidak hanya kekompakan gerakan, namun energi, ekspresi harus selaras;
Mempertahankan tari tradisonal pasundan haruslah diawali dengan rasa bangga bahwa Sukabumi mempunyai kearifan lokal yang patut untuk ditonjolkan. Para pelaku seni yang sudah mumpuni harus terus konsisten mengembangkan serta mengelola seni tradisional dengan mengarahkan anak muda yang punya potensi
Penyerahan cenderamata oleh perwakilan Kemenparekraf dan Anggota Komisi X DPR RI, Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga, dan Pariwisata Kota Sukabumi, dan Narasumber, dilanjutkan dengan foto bersama.
Penampil-penampil utama:
Tari Kinanti dari Lentera Dara Production, yang merupakan Tari Air Mata Kunthi karya Kinanti Sekar Rahima;
Tari Mojang Pariangan dari Sanggar Tri Putra, yang memiliki arti yakni kata Mojang adalah sebuah sebutan untuk seorang gadis, sedangkan Priangan tepatnya adalah nama gabungan dari beberapa daerah Jawa Barat;
Tari Merak dari Subuh Production, yang terinspirasi dari burung merak dan diadaptasi dari gerak-gerik burung merak jantan dengan pesona bulu-bulu ekornya yang cantik saat memikat merak betina serta mempunyai bulu yang indah, seperti kostum yang dipakai oleh para penarinya
Talkshow dengan narasumber Ibu Haslinda Trisnawati:
Mempelajari seni, khususnya seni tradisional perlu dilakukan bimbingan secara langsung, meskipun di zaman sekarang dengan generasi muda yang sudah difasilitasi teknologi canggih. Bentuk gerakan tari untuk tarian tradisional sunda pada dasarnya adalah adalah jaipong;
Jawa Barat sendiri mempunyai 5 rumpun tari yaitu: tari rakyat, tari jaipong, tari topeng, kerses (tarian kalangan atas), tari merak;
Tari terdapat filosofi bagaimana tarian tercipta ;
Terdapat istilah Pohon Seni Budaya, yaitu;
Akar = Budaya (budi,daya), adalah hasil dari pemikiran adalah kebudayaan, sedangkan akar adalah pondasi untuk melakukan suatu tindakan;
Batang = seni, adalah wadah atau tempat untuk mengeekspresikan jiwa atau gejolak manusia;
Batang cabang = seni musik, seni tari, seni rupa, dan seni teater. Elemen dasar tari adalah gerak, gerak adalah ilmu tertua yg hadir di dunia. Fase pertama diberikan Tuhan untuk bisa berkomunikasi (komunikasi gerak) berawal dari janin yang sudah diberikan roh;
Musik = diantaranya bunyi bernada (do re mi) dan tidak bernada (suara yang ditimbulkan perkusi);
Seni rupa = elemen pertama adalah garis;
Teater = elemennya adalah bicara. Diantarnya dialog, monolog, prolog, epilog;
Ranting = bentuk cabang-cabang seni tari. Diantaranya tari modern (tari yg lepas dari tradisi) dan tari tradisional (punya pola pakem dan baku yang tidak bisa rubah), masih mempunyai bentuk dan aturan sendiri;
Daun = jenis cabang-cabang seni;
Bunga = proses pembentukan karya seni;
Buah = hasil/buah karya seni.
Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang dituangkan melalui gerak secara ekspresif. Dalam tari ada 2 hal yang paling penting adalah gerak dan ritme. Tari adalah gerak yang mempunyai emosi di dalamnya. Gerak adalah gejala primer dari manusia untuk menyatakan keinginannya, dengan menunjukan adanya kehidupan;
Tari adalah seni, walaupun substansinya adalah gerak, tetapi gerak-gerak dalam tari itu bukanlah gerak realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif;
Menurut Susanne K. Langer dalam bukunya Problem Of Art, bentuk ekspresif itu adalah bentuk yang diungkapkan manusia untuk dinikmati dengan rasa.
Gerak-gerak Ekspresif ialah gerak-gerak yang indah, gerak yang dapat menggetarkan perasaan manusia. Adapun gerak yang indah ialah gerak yang ditilir yang didalamnya mengandung ritme tertentu;
Definisi yang diungkapkan para ahli ternyata masih bisa disempurnakan dengan berlandaskan bahwa seni adalah ekspresi dan elemen dasar dari tari adalah gerak dan ritme. Dengan itu akhirnya dapat disimpulkan definisi yang lebih sempurna yaitu tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak ritmis yang indah dalam ruang.
Penyerahan Piagam Penghargaan diserahkan oleh perwakilan Kemenparekraf dan Anggota Komisi X DPR RI kepada seluruh pelaku seni tari.
🟠 Kesimpulan:
Kegiatan BISA Fest: Pesona Tari Tradisional Pasundan memberikan ruang ekspresi dan apresiasi, ruang silaturahmi dan diskusi, sekaligus memperluas wawasan dan pemahaman untuk para pelaku seni tari;
Setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat terus termotivasi, kreatif dan optimis baik dalam berkarya dan mengembangkan potensi seni tari guna mendorong promosi pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Sukabumi.
🔴🔴 Hari ke-3, 11 Maret: Gelaran Musik Tradisional Sunda
🟠 Kegiatan dihadiri oleh:
Ibu Desy Ratnasari - Anggota Komisi X DPR RI;
Bapak Tejo Condro Nugroho - Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga, dan Pariwisata Kota Sukabumi;
Ibu Eni Komiarti - Kapokja Strategi dan Promosi event Daerah, Direktorat Event Daerah;
Bapak Eeng Hendarsah - Narasumber, Guru Seni dan Budaya;
Peserta dari pelaku ekraf seni musik dan parekraf berjumlah 65 orang.
🟠 Rangkaian Kegiatan:
Pembukaan :
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan doa.
Penampilan pembuka Musik Tradisional Sunda dari Kelompok Tri Putra Rampak Gendang.
Sambutan-sambutan
Sambutan dari Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga, dan Pariwisata Kota Sukabumi, Bapak Tejo Condro Nugroho:
Terima kasih kepada Kemenparekraf yang telah memfasilitasi dalam bentuk program BISA Fest, terdapat 17 sektor ekonomi salah satunya sektor musik yang kemudian perlu kita perhatika juga dalam wilayah aksiologinya;
Seni musik khususnya musik tradisional merupakan budaya kearifan lokal yg perlu dilestarikan, sehingga kita perlu lestarikan, kembangkan dan jadikan sebagai nilai jual / daya tarik wisata;
Harapan dari pelaksanaan kegiatan ini, seluruh peserta yg hadir mendapatkan manfaat ilmu dan cepat beradaptasi sebab perkembangan teknologi cepat sekali berkembang, sehingga sebagai musisi perlu ber-adaptasi;
Kolaborasi antar seniman dan musisi perlu diterapkan sehingga dapat memperkuat dalam mengembangkan seni musik sunda hingga dapat gon Internasional.
Sambutan perwakilan Kemenparekraf, Ibu Eni Komiarti:
Musik meurpakan salah satu sub sektor ekraf yg membuka peluang usaha dan lapangan kerja yg luas. Pada tahun 2020, sub sektor musik berhasil memberikan kontribusi sebesar hampir 6 triliun dalam PDB, dan angka tersebut terus beranjak positif;
Musik Sunda tidak hanya bagian dari warisan berharga namun jg bagian hidup dan berkembang dari identitas budaya sunda. Untuk itu, kita semua perlu untuk menghargai serta mendukung seniman-seniman agar musik sunda dapat terus lestari;
Di era globalisasi dan modernisasi ini, telah banyak membawa prefensi musik masyarakat, didukung dengan penyediaan musik legal secara online dapat merugikan para musisi dan seniman yg telah berusaha untuk melestarikan seni musik budaya yg berkualitas;
Salah satu cara dalam melestarikan seni musik yaitu dengan penyelenggaraan event yg merupakan langkah strategis untukm mempromosikan kekayaan seni, budaya, yg dimiliki suatu daerah. Maka itu, Kemenparekraf dgn Komisi X DPR RI dalam program BISAFest ini ingin menyapa langsung para penggiat seni dan pelaku pariwisata dan ekraf serta seniman daerah, untuk mendengarkan aspirasi dari masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas ekosistem parekraf.
Kemenparekraf optimis menempatkan musik sebagai salah satu sub sektor yg akan dikelola secara maksimal. Sebab musik tidak hanya sebatas hiburan namun jg memainkan peran penting dalam mempromosikan identitas budaya, hingga mampu memberikan dampak ekonomi yg signifikan.
Sambutan sekaligus pembukaan oleh Anggota Komisi X DPR RI, Ibu Desy Ratnasari:
Terima kasih kepada seluruh elemen yg terlibat dalam BISAFest ini, khususnya dalam mengangkat seni musik sunda. Seni musik melalui alat-alat musik tradisional selalu dijadikan simbol daerah tersebut, seperti Calung khas Sunda yg menggambarkan tradisi dan budaya sunda;
Namun, pada kenyataannya saat ini alat-alat musik tradisional sudah jarang sekali diperlihatka kepada masyarakat luas. Hal ini disebabkan, banyak nya generasi-generasi muda yg tidak paham sejarah musik tradisional dari segi bentuk dan fungsinya;
Untuk itu dengan adanya kegiatan BISAFest ini, sebagai wadah yg sangat bermanfaat dan jg wadah diskusi dalam membahas seni musik khas sunda agar dapat diturunkan kepada generasi selanjutnya, sehingga musik sunda dapat terus lestari.
Penyerahan cenderamata oleh perwakilan Kemenparekraf kepada perwakilan Anggota Komisi X DPR RI, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata Kota Surabaya, dan Narasumber, dilanjutkan dengan foto bersama
Acara dilanjutkan dengan penampil utama:
Penampilan Musik Calung dari Lentera Dara Production dengan mengiringi lagu berjudul Sukabumi, yg menceritakan tempat-tempat wisata di Sukabumi.
Penampilan Musik Rampak Gendang dari Sanggar Tri Putra, Rampak Gendang merupakan salah satu kesenian tradisional yang berasal dari Jawa Barat. “Rampak” berasal dari bahasa sunda yang bermakna serempak atau secara bersama-sama.
Talkshow dengan narasumber Bapak Eeng Hendarsah :
Saat ini terdapat perbedaan bahan baku alat musik sehingga suara yg dihasilkan alat tersebut pun berkurang;
Terdapat 3 istilah musik dalam pandangan seniman, yaitu :
Kontemporer = sifat sesaat yang mengikuti perkembangan zaman;
Populer = sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umum nya dan mudah dipahami oleh banyak orang;
Tradisional = sikap dan cara berpikir serta bertindak yg selalu berpegang teguh pd norma adat kebiasaan yg secara turun-menurun.
Fungsi seni pertunjukan dalam kebudayaan :
Ritual = digunakan untuk kegiatan yg menyangkut pada sistem kepercayaan atau kegiatan keagamaan dalam hidup masyarakat;
Hiburan = digunakan untuk memenuhi rasa kebutuhan rasa senang, kebersamaan, melepas rasa penat dan kejenuhan masayarakat;
Kalangenan = dugunakan untuk menggambarkan nila-nilai keindahan individualisme ataupun kelompok masyarakat yg berorientasi pd kepuasan nilai esteti dari karya seni.
Dalam era globaliasasi ini, terdapat 2 pilihan dalam melestarikan budaya yaitu Idealis atau Terkikis, hal ini diartikan sebagai minat atau keinginan.
Penyerahan Piagam Penghargaan diserahkan oleh perwakilan Kemenparekraf dan Anggota Komisi X DPR RI kepada seluruh penggiat seni.
Acara dilanjutkan dengan 2 penampilan sebagai penutup acara, sebagai berikut :
Penampilan Taranding dari Kota Kami (Komunitas Teater Sukabumi Kota), musik ini memiliki nuansa sakral yg menjadi bagian dari setiap ritual budaya Sunda.
Penampilan BADAMI (Baraya Sunda Sukabumi) menampilkan Sunda binangkit mempertunjukan 3 harmonisasi suara alat musik Kacapi, Suling dan Sinden sebagai juru kawih, penampilan ini menunjukkan kesederhanaan namun memiliki kekuatan budaya yang lekat dimasyarakat sunda.
🟠 Kesimpulan:
Kegiatan BISA Fest: Gelaran Musik Tradisional Sunda memberikan ruang ekspresi dan apresiasi, ruang silaturahmi dan diskusi, sekaligus memperluas wawasan dan pemahaman untuk para pelaku seni tari;
Setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat terus termotivasi, kreatif dan optimis baik dalam berkarya dan mengembangkan potensi seni msuik guna mendorong promosi pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Sukabumi.