BISA Fest: Pesona Musik Etnik dan Tari Tradisi Bulukumba
Kegiatan BISA Fest: Pesona Musik Etnik dan Tari Tradisi Bulukumba yang telah dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Mei 2023, di Same Resort, Tanjung Bira, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama kemitraan antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Komisi X DPR RI yang dikemas dalam bentuk mini festival.
Berikut poin-poin yang dapat kami laporkan:
🟢 Kegiatan ini dihadiri oleh:
1. Anggota Komisi X DPR-RI, Bapak Andi Muawwiyah Ramly
2. Perwakilan Kemenparekraf/Baparekraf, Bapak Vicky Apriansyah, Ketua Tim Kerja Monitoring & Evaluasi Event Daerah
3. Anggota DPRD Prov. Sulawesi Selatan, Bapak Andi Muhammad Anwar Purnomo
4. Ketua komisi B DPRD Kab. Bulukumba / Ketua DPC PKB Bulukumba, Bapak Fahidin HDK
5. Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kab. Sragen, Bapak Drs. H. Muhammad Daud Kahal, M.Si
6. Narasumber, Bapak Akhmad Dharsaf Pabottingi (Seniman, Budayawan, Teaterawan)
🟢 Rangkaian Kegiatan:
🔸️ Menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya", kemudian dilanjutkan doa pembuka.
🔸️ Penampilan pembuka Tari Sipakalabbiri oleh Sanggar Eppa' Sulapa'
Tarian Sipakalabbiri ini menggambarkan sikap saling memuliakan/ menghargai sesama orang bugis Makassar. Sifat menghargai artinya manusia merupakan makhluk yang senang jika dipuji dan diperlakukan dengan baik dan layak. Dan sifat memuliakan memiliki arti sebagai larangan untuk melihat kekurangan yang ada pada diri orang lain.
Para penari dimainkan oleh gadis-gadis cantik yang mengenakan busana adat baju bodo dengan hiasan lengkap seperti gelang, bando, anting, dan kalung rantai motif bunga. Baju Bodo merupakan salah satu busana adat paling tua di dunia. Bentuknya persegi empat dengan lengan yang pendek di atas siku-siku.
Tari Sipakalabbiri juga diiringi dengan musik yang khas. Musik yang digunakan adalah musik khas Sulawesi Selatan seperti gendang Makassar, suling, dan pui-pui.
Tarian ini pada dasarnya untuk menjamu tamu undangan yang hadir pada acara tersebut. Sebagai bentuk penghormatan dan saling menghargai antar sesama manusia.
🔸️ Sambutan Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kab. Bulukumba, Bapak Drs. H. Muhammad Daud Kahal, M.Si., menyampaikan hal sebagai berikut:
- Mempertimbangkan posisi strategis di sektor kepariwisataan, Kabupaten Bulukumba bertekad untuk mengembangkan parekraf Bulukumba, untuk mempeluas lapangan pekerjaan, dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
- Diperlukan peran segenap masyarakat penting dan diperlukan.
- Tahun 2022, data kunjungan ke Bulukumba sebanyak 6.800 wisatawan, yang adalah nomor 2 terbanyak di Sulawesi Selatan setelah Kota Makassar.
- Fenomena cuaca ekstrim cukup berdampak pada penurunan kepariwisataan di Bulukumba.
- Pengembangan parekraf Bulukumba membutuhkan dukungan pemerintah, selain amggaran juga arahan/bimbingan.
- Sayang tahun ini Festival Pinisi tidak lolos masuk KEN 2023.
🔸️ Sambutan Kemenparekraf, Bapak Vicky Apriansyah, menyampaikan sebagai berikut:
- BISA Fest merupakan bentuk kerja sama kemitraan antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Komisi X DPR RI yang dikemas dalam bentuk mini festival. Bentuk program ini dimulai tahun 2020, karena dilihat banyak pelaku seni budaya & event terkendala sulit tampil karena dampak pandemi.
- Mendorong penyelenggaraan event sebagai bentuk promosi pariwisata daerah. Karena jelas bahwa penyelenggaraan event mampu memutar roda perekonomian, juga membuka lapangan pekerjaan. Event juga bisa menjadi ajang para pelaku seni pertunjukan untuk tampil.
- Menyemangati Disparpora Kab. Bulukumba untuk mematangkan konsep Festival Pinisi untuk bisa ikut kurasi KEN 2024.
🔸️ Pembukaan serta sambutan Anggota Komisi X DPR-RI, Bapak Andi Muawwiyah Ramly, menyampaikan sebagai berikut:
- Suatu tempat pariwisata itu multi attach (berhubungan satu dengan yang lain). Oleh karena itu perlu pembangungan dan perkembangan di segala sektor.
- Perlu dukungan masyarakat. Jika masyarakat setempat peduli dan menghargai potensi parekraf daerahnya, memiliki pengetahuan yang baik mengenai parekrat daerahnya, jika ada wisatawan luar daerah bertanya, akan bisa menjelaskan dan mengarahkan dengan baik, serta menawarkan (mempromosikan) potensi parekraf daerahnya.
- Di Indonesia memiliiki lebih dari 800 bahasa daerah. Tapi tidak semua bahasa daerah tersebut memiliki aksara. Bugis memilikinya. Mari melestarikannya.
- Imbauan agar masyarakat, pelaku industri parekraf khusunya, memiliki kepekaan terhadap keunikan potensi parekraf daerahnya. Sebagai contoh pengalaman Menparekraf di Berlin, ketika memakai ikat kepala tradisional, menarik orang di Berlin, hingga meminta ikat kepala tersebut. Ini bukti bahwa apa yang dianggap biasa saja di daerah, bisa jadi merupakan keunikan dan daya tarik bagi orang luar daerah.
🔸️ Penyerahan cinderamata dari Kemenparekraf kepada:
1. Anggota Komisi X DPR-RI, Bapak Andi Muawwiyah Ramly
2. Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kab. Bulukumba, Bapak Drs. H. Muhammad Daud Kahal, M.Si.
3. Narasumber, Bapak Akhmad Dharsaf Pabottingi
🔸️ Penyerahan Piagam Penghargaan diserahkan oleh perwakilan Kemenparekraf kepada para pengisi acara dan narasumber
🔸️ Foto bersama dengan peserta.
🔸️ Penampilan Tari Bahine Kajang oleh Sanggar Seni Alfarabi.
Tari ini diangkat dari keseharian perempuan Kajang dalam menjalani kesehariannya. Menenun adalah salah satu aktifitas perempuan Kajang Bulukumba di masa lalu, Yang mencerminkan ketekunan dan kesabaran serta keuletan tercermin dari gerak lambat namun bertenaga yang di bawakan oleh para perempuan muda dalam tarian ini.
Balira adalah salah satu alat atau instrument yg di pergunakan dalam aktivitas menenenun, yg juga mempunya fungsi lain sebagai alat perang perempuan kajang dimasa lampau, di cerminan dengan gerak dasar pencat Silat. Perempuan Kajang Bulukumba ulet, sabar, giat, dan pemberani.
🔸️ Penampilan Tari Pinisi oleh Sanggar Seni Budaya Saorajae
Tari ini mendeskripsikan prosesi pembuatan perahu pinisi hingga ketangguhan Pinisi mengarungi samudra dunia. Prosesi Annatta & ammocci yang merupakan perkawinan lunas dari seorang Panrita Lopi (pembuat kapal) sehingga Pinisi mampu mempunyai wujud yang kini menjadi Warisan Budaya Dunia Tak Benda UNESCO.
🔸️ Talkshow
🔹️ Narasumber, Bapak Akhmad Dharsaf Pabottingi, menyampaikan bahwa: kita harus menyadari bahwa generasi muda saat ini cenderung lebih menyukai seni modern, untuk itu perlu adanya upaya untuk menyadarkan dan memupuk kesetiaan untuk melestarikan seni budaya lokal.
🔹️ Perwakilan Kemenparekraf/Baparekraf, Bapak Vicky Apriansyah, menyampaikan bahwa:
- Dengan kecanggihan digital, promosi dapat lebih mudah dan murah dengan menggunakan media sosial.
- Dengan penyelenggaraan event, bisa menjadi suatu cara yang efektif untuk bisa menampilkan potensi parekraf suatu daerah.
🔸️ Sesi Tanya Jawab (Q&A)
1) Bapak Al Farabbi (Pelaku Seni)
Seni dan budaya adalah jati diri bangsa. Tapi sulit menentukan tarif biaya tampil yang cukup memenuhi kesejahteraan pelaku seni budaya.
Q: Kenapa BISA Fest ini diselenggarakan di in door yang eksklusif? lebih baik di out door yang bisa dinikmati lebih banyak orang.
A: BISA Fest kali ini dilaksanakan in door karena pertimbangan cuaca akhir-akhir ini, sering hujan.
2) Ibu Indah (Disparpora Kab. Bulukumba)
A: Mengharapkan Kemenparekraf bisa mendukung event daerah Festival Pinisi yang ada di Bulukumba.
Q: Salah satu program Kemenparekraf, yaitu KEN, untuk mendukung event daerah dan memotivasi meningkatkan kualitas.
Agar diperhatikan 5 faktor yang menjadi hal yang dinilai Kurator KEN.
Inovasi itu penting, harus terus berkembang dan ada yang berbeda dari tahun ke tahun penyelenggaraan. Jaringan bisnis, sponsorship juga perlu untuk dilakukan, agar event bisa mandiri.
Selain melalui KEN, dukungan Kemenparekraf juga melalui program Tugas Pembantuan (TP), bisa berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Provinsi yang mengurus usulan dan alokasi TP.
Selain itu bisa melalui cara biasa dengan mengajukan proposal permohonan dukungan ke Kemenparekraf, melalui sistem telaah proposal.
🔸️ Penampilan penutup Tari Bossara oleh Sanggar Maraja MTs Bacari. Tarian ini dibawakan untuk menjamu raja -raja dengan suguhan kue Tradisional. Budaya Bossara merupakan peninggalan budaya Khas Sulawesi Selatan.
🟠 Kesimpulan:
▪️Kegiatan BISA Fest: Pesona Musik Etnik dan Tari Tradisi Bulukumba memberikan sebuah masukan, inspirasi serta motivasi, tentunya untuk memperluas wawasan khususnya bagi para seniman tari tradisi dan kreasi untuk turut berpartisipasi dan berkolaborasi dalam menggali, melestarikan, dan mengembangkan nilai-nilai seni budaya daerah di Kabupaten Bulukumba.
▪️Setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat mengimplementasikan materi dan masukan yang disampaikan oleh narasumber, menjaga optimisme dan semangat dalam mempromosikan kesenian tari budaya tradisi dan kreasi yang harapannya membawa manfaat pada peningkatan ekonomi masyarakat khususnya di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.
Terlampir dokumentasi kegiatan dimaksud.
[caption id="attachment_6988" align="alignnone" width="300"]
Proses registrasi peserta BISA Fest: Pesona Musik Etnik dan Tari Tradisi Bulukumba; Salam pembuka oleh MC; Menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" dengam dipandu dirigen; kemudian dilanjutkan doa pembuka.[/caption]
[caption id="attachment_6987" align="alignnone" width="300"]
Sambutan-sambutan: Kadisporapar Kabupaten Bulukumba, Perwakilan Kemenparekraf, dan Anggota Komisi X DPR-RI, kemudian Foto bersama dengan peserta.[/caption]
[caption id="attachment_6992" align="alignnone" width="300"]
Penyerahan cinderamata dari Kemenparekraf kepada Anggota Komisi X DPR RI, Disporapar Kabupaten Bulukumba, dan Narasumber[/caption]
[caption id="attachment_6989" align="alignnone" width="300"]
Penyerahan Piagam Penghargaan kepada para penampil dari sanggar-sanggar seni budaya di Kabupaten Bulukumba[/caption]
[caption id="attachment_6990" align="alignnone" width="300"]
Penampilan kesenian tari tradisional dari sanggar-sanggar tari di Kabupaten Bulukumba[/caption]
[caption id="attachment_6991" align="alignnone" width="300"]
Talkshow dan Q&A[/caption]