BISA Fest Kota Tasikmalaya

BISA Fest: Pesona Kreasi Budaya Khas Tasik yang dilaksananakan di Mayasari Plaza, Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 17 Mei 2024. Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama kemitraan antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Komisi X DPR RI.

 

Kegiatan ini dihadiri oleh:

  1. Bapak H. Ferdiansyah, S.E., M.M., Anggota Komisi X DPR RI;
  2. Bapak Deddy Mulyana, S.STP., M.Si., Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kota Tasikmalaya;
  3. Bapak Vicky Apriansyah, Analis Kebijakan Ahli Muda, Direktorat Event Daerah;
  4. 65 orang peserta BISA Fest yang terdiri dari pelaku seni budaya, UMKM, dan parekraf.

 

Rangkaian kegiatan:

  • Registrasi Peserta dilanjutkan pembukaan acara oleh Host
  • Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dilanjutkan pembacaan doa
  • Penampilan pembuka tari Payung Geulis oleh Sanggar Dewa Motekar pimpinan Chris N.S.:

Tari ini menggambarkan Kota Tasikmalaya yang dikenal dengan Kota Sang Mutiara yang makmur berkat kreativitas dan inovasi rakyatnya. Tari ini menampilkan keindahan dan keunikan sebagai wujud khazanah kearifan lokal Kota Resik, sebutan lain dari Kota Tasikmalaya.

  • Sambutan Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kota Tasikmalaya, Bapak Deddy Mulyana, S.STP., M.Si.:
    • Apresiasi kepada Kemenparekraf yang telah berkolaborasi dengan Komisi X DPR dalam mendorong sektor parekraf melalui program BISA Fest demi kemajuan Kota Tasikmalaya.
    • Pada tahun 2024 ini, Kota Tasikmalaya memiliki 125 event yang tercatat dalam Calendar of Events.
    • Kota Tasikmalaya memiliki potensi wisata alam yang terbatas, namun budayanya yang sangat kaya dapat dikembangkan menjadi suatu atraksi untuk mendongkrak kunjungan wisatawan, yang dikemas dalam suatu event, di mana terdapat 175 sanggar seni budaya yang diharapkan dapat bersinergi dalam mendorong kemajuan pariwisata.
  • Sambutan perwakilan Kemenparekraf, Bapak Vicky Apriansyah:
    • Kemenparekraf berkolaborasi dengan Komisi X DPR RI menyelenggarakan BISA Fest sebagai program pemulihan pandemi yang memberikan dampak positif bagi para pelaku seni budaya, dan parekraf.
    • Penyelenggaraan seni pertunjukan dalam suatu event merupakan sebuah strategi dalam mempromosikan destinasi pariwisata sehingga diharapkan meningkatkan transaksi ekonomi, membuka lapangan pekerjaan, dan memberikan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Kota Tasikmalaya.
  • Keynote speech oleh Anggota Komisi X DPR RI, Bapak H. Ferdiansyah, S.E., M.M.:
    • Jumlah kunjungan wisatawan di Kota Tasikmalaya sempat mengalami penurunan saat pandemi COVID-19, namun sejak masa pemulihan, jumlah kunjungan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemajuan kebudayaan yang dikembangkan sebagai salah satu daya tarik pariwisata.
    • Warisan budaya di Tasikmalaya yang perlu terus kita jaga dan lestarikan antara lain Bordir Tasikmalaya, Hajat Lembur, Batik Sukapura, dan Payung Geulis. Selain itu, juga terdapat Cagar Budaya, berupa bangunan, situs, monumen, dan makam.
    • Potensi budaya yang ada dapat dikembangkan dan diberdayakan menjadi suatu atraksi, salah satunya pengembangan Desa Wisata Berbasis Budaya. Terdapat empat faktor yang perlu diperhatikan untuk mewujudkannya, antara lain aksesibilitas, atraksi (objek yang menarik, termasuk penyelenggaraan event daerah), keterbukaan masyarakat, dan kondusivitas (keamanan).
    • Untuk mewujudkan desa wisata yang berdaya saing dan berkelanjutan diperlukan langkah-langkah, meliputi pemetaan potensi desa, pelibatan masyarakat, perencanaan dan pengembangan insfrastruktur, pemasaran dan promosi desa wisata, serta pengelolaan berkelanjutan.
  • Penyerahan cendera mata oleh perwakilan Kemenparekraf kepada Anggota Komisi X DPR RI dan Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kota Tasikmalaya.
  • Penampilan atraksi kreasi budaya khas Tasikmalaya, antara lain:
    1. Tari Jaipong oleh Sanggar Seni Mayang Binangkit, merupakan tari pergaulan tradisional khas masyarakat Sunda;
    2. Pop Sunda oleh Seni Gentra Senia, yaitu penampilan musik dengan lagu berbahasa Sunda;
    3. Tari Rampak Kentrung oleh Sanggar Dewi Arimbi, yaitu penampilan tari yang dikolaborasikan dengan kesenian kentrung/alat musik pukul;
    4. Calung oleh Sanggar Gending Gandari, yaitu penampilan lagu yang diiringi alat musik tradisional, terutama calung; dan
    5. Sampyong oleh Padepokan Padjajaran Pusat, merupakan kesenian adu ketangkasan dengan alat pukul yang terbuat dari kayu.
  • Kuis dan undian, dilanjutkan penyerahan _doorprize_ kepada para peserta oleh Anggota Komisi X DPR RI dan perwakilan Kemenparekraf.
  • Penyerahan piagam penghargaan kepada para penampil oleh Anggota Komisi X DPR RI dan perwakilan Kemenparekraf.
  • Kegiatan ditutup dengan foto bersama.

 

Kesimpulan:

  1. Kegiatan BISA Fest: Pesona Kreasi Budaya Khas Tasik memperkenalkan ragam kebudayaan khas Kota Tasikmalaya kepada masyarakat luas melalui pemberdayaan seniman lokal sekaligus menggerakkan aktivitas ruang publik di Kota Tasikmalaya.
  2. Pemaparan Narasumber dapat memberikan masukan, inspirasi, dan memperluas wawasan para peserta dalam memanfaatkan dan mempromosikan potensi budaya yang ada.
  3. Kegiatan ini memberikan peluang jejaring dan kolaborasi bagi para peserta yang terlibat.
  4. Setelah mengikuti kegiatan ini, para peserta diharapkan dapat mengimplementasikan materi dan masukan yang disampaikan oleh narasumber, menjaga optimisme, semangat, dan motivasi dalam mengembangkan dan mempromosikan potensi budaya sebagai atraksi pariwisata dan produk ekonomi kreatif di Kota Tasikmalaya, sehingga diharapkan dapat berdampak positif pada perekonomian.

 

Kegiatan BISA Fest: Pesona Kreasi Budaya Khas Tasik di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat telah terlaksana dengan baik dan lancar.

Author: Vitria Narwastu

Tinggalkan Balasan