BISA Fest Jawa Timur

3 (tiga) kegiatan BISA Fest dari Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Guruh Soekarno Putra, di Provinsi Jawa Timur pada 3 s.d. 5 Mei 2024, dengan rincian sebagai berikut:

  1. BISA Fest: Pergelaran Seni Budaya Tradisional Bumi Bung Karno di Hotel Santika, Kota Blitar, Jawa Timur pada 3 Mei 2024
  2. BISA Fest: Pesona Musik dan Tari Tradisi Mataraman di Kampung Coklat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada 4 Mei 2024
  3. BISA Fest: Pentas Kreasi Budaya Mataraman di Lojikka Hotel, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada 5 Mei 2024

Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama kemitraan antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Komisi X DPR RI.

 

Adapun poin-poin yang dapat kami laporkan:

🟠 BISA Fest: Pergelaran Seni Budaya Tradisional Bumi Bung Karno

Jumat, 3 Mei 2024 di Hotel Santika, Kota Blitar, Provinsi Jawa Timur

 

Kegiatan ini dihadiri oleh:

  1. Bapak Guruh Soekarno Putra, Anggota Komisi X DPR RI, diwakili Tenaga Ahli Bapak Didik Nurhadi;
  2. ⁠Bapak Edy Wasono, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar;
  3. ⁠Ibu Arum Damarintyas, Analis Kebijakan Ahli Muda, Direktorat Event Daerah;
  4. ⁠Bapak Andri Arianto, Advisor Kampong Soekarno Surabaya, selaku Narasumber;
  5. ⁠65 orang peserta BISA Fest yang terdiri dari pelaku UMKM dan pelaku seni budaya.

 

Rangkaian kegiatan:

  • Registrasi peserta dilanjutkan pembukaan acara oleh MC
  • Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dilanjutkan pembacaan doa oleh Bapak Muhilan
  • Penampilan pembuka Tarian Susuk Wangan oleh Sanggar Laskar Patria. Tarian Susuk Wangan menceritakan adat gotong royong Kota Blitar untuk membersihkan saluran air sehingga hujan turun, sawah tidak kekurangan air dan panen melimpah.
  • Sambutan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar, Bapak Edy Wasono:
    • ⁠Acara BISA Fest dapat berkontribusi dalam pengembangan pariwisata Kota Blitar yang memiliki potensi di bidang sejarah dengan adanya Makam Bung Karno dan potensi event pariwisata seperti Upacara Grebeg Pancasila.
    • Apresiasi kepada Kemenparekraf RI yang telah berkolaborasi dengan Komisi X DPR RI dalam mendorong sektor parekraf melalui program BISA Fest.
    • Sambutan perwakilan Kemenparekraf RI, Ibu Arum Damarintyas:
    • Potensi wisata budaya di Kota Blitar perlu terus dikembangkan karena budaya mencerminkan kondisi sosial dari masyarakat. Selain itu budaya ada kaitannya juga dengan event pariwisata karena termasuk ke dalam Atraksi pada konsep 3A di pariwisata.
    • Penyelenggaraan event pariwisata di Kota Blitar diharapkan dapat memiliki dampak ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. Sehubungan dengan hal tersebut, pelaksanaan event pariwisata dapat diselenggarakan dengan menerapkan strategi seperti relevansi dengan kebutuhan pasar event saat ini, menerapkan digitalisasi dan mengutamakan nilai-nilai sustainability.
  • Sambutan dan pembukaan oleh Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Guruh Soekarno Putra yang diwakili Tenaga Ahli Bapak Didik Nurhadi :

Kota Blitar memiliki sejarah keterikatan dengan Bung Karno dan potensi pariwisata seni dan budaya yang sangat besar. Ke depannya diharapkan Kota Blitar dapat menjadi kota wisata dunia karena Bung Karno adalah tokoh dunia.

  • Penyerahan cindera mata oleh perwakilan Kemenparekraf RI kepada tamu kehormatan yaitu Anggota Komisi X DPR RI yang diwakili oleh Tenaga Ahli DPR, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar, serta Narasumber
  • Penampil-penampil utama:
    1. Seni musik band Abon Jhon Dance Dedu Sanger yang membawakan lagu-lagu lokal seperti Ra kiro-Kiro dan Kita Bisa.
    2. Tari Tradisional Jaranan oleh Kelompok Budaya Kridho Manunggal Joyo. Tari Jaranan adalah kesenian tari tradisional yang dimainkan oleh para penari dengan menaiki kuda tiruan yang tebuat dari anyaman bambu. Selain kaya akan nilai seni dan budaya, tarian ini juga sangat kental akan kesan magis dan nilai spiritual.
    3. ⁠Reog Ponorogo oleh Pujo Wasseso Rahayu. Kesenian Reog Ponorogo berawal dari Kelana Suwandana, raja Kerajaan Bantarangin, yang ingin melamar putri Kerajaan Kediri. Nama putri tersebut adalah Dewi Ragil Kuning atau Putri Sanggalangit. Ketika melakukan perjalanan untuk melamar sang putri, sang raja dicegah oleh Raja Lodaya bernama Singa Barong.
  • Talkshow dan diskusi tema “Pengembangan Pariwisata Berkualitas di Kota Blitar” bersama Narasumber, Bapak Andri Arianto yang dipandu oleh MC
    • Pentingnya mengutamakan kualitas pariwisata untuk tercapainya pariwisata keberlanjutan
    • ⁠Kualitas dalam pariwisata ini terkait produk wisata (Bersih, Indah, Sehat, Aman), unik dan berdasarkan kearifan lokal, harga yang pantas, keramahan, konservasi lingkungan
    • ⁠Pasar pariwisata berkualitas dapat direpresentasikan dari skala pembelanjaan tinggi, adanya pengeluaran wisatawan untuk pengalaman (experience), keyakinan, jaminan kualitas dan tanggung jawab
  • Penyerahan piagam penghargaan kepada pelaku seni pengisi acara
  • Kegiatan ditutup dengan foto bersama

 

🟠 BISA Fest: Pesona Musik dan Tari Tradisi Mataraman

Sabtu, 4 Mei 2024 di Kampung Coklat, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur

 

Kegiatan ini dihadiri oleh:

  1. Bapak Guruh Soekarno Putra, Anggota Komisi X DPR RI, diwakili Tenaga Ahli Bapak Didik Nurhadi;
  2. ⁠Ibu Yanti Sholikah, ST, MM, Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Disbudpar Kabupaten Blitar, Jawa Timur
  3. ⁠Ibu Arum Damarintyas, Analis Kebijakan Ahli Muda, Direktorat Event Daerah;
  4. ⁠Bapak Ahmad Izzudin, Dosen STITMA Blitar selaku Narasumber;
  5. ⁠65 orang peserta BISA Fest yang terdiri dari pelaku UMKM dan pelaku seni budaya.

 

Rangkaian kegiatan:

  • Registrasi peserta dilanjutkan pembukaan acara oleh pembawa acara
  • Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dilanjutkan pembacaan doa oleh Bapak Dzahori
  • Penampilan pembuka Tari Mari Kangen oleh Sanggar Tari Kembang Sore Cabang Blitar. Tari Mari Kangen ini menceritakan tentang seorang wanita dewasa yang sudah mulai jatuh cinta dan sedang menunggu kekasih hatinya.
  • Sambutan perwakilan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Blitar, Ibu Yanti Sholikah, ST, MM selaku Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Disbudpar Kabupaten Blitar:
    • Apresiasi kepada Kemenparekraf RI atas terselenggaranya BISA Fest. Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian pemerintah untuk memberi ruang berkreasi bagi pelaku seni budaya di Kabupaten Blitar.
    • Kabupaten Blitar telah memiliki Kalender Event Tahunan seperti Event Kupatan dan Kirab Tumpeng Coklat di Kampung Coklat serta Festival Krisnayana.
    • Harapannya, pelaksanaan BISA dapat berkontribusi dalam meningkatkan semangat kawula muda pelaku seni di Kabupaten Blitar sehingga dapat terus berkreasi dan meningkatkan ekonomi lokal.
  • Sambutan perwakilan Kemenparekraf RI, Ibu Arum Damarintyas:
    • Kampung Coklat mengingatkan pada Desa Wisata di Yogyakarta yang juga melakukan pengolahan coklat yang tidak hanya berupa kuliner namun juga wisata wellness seperti pijat dengan coklat.
    • ⁠Event pariwisata itu terkait destinasi, atraksi seni budaya, musik. Penyelenggaraan event pariwisata pada dasarnya selain sebagai promosi daerah, juga dapat berperan sebagai sarana bagi pelaku seni daerah untuk tampil.
    • ⁠Semoga Festival Krisnayana dari Kabupaten Blitar bisa masuk ke KEN 2025, silahkan diajukan melalui Dinas Pariwisata Provinsi Jatim
  • Sambutan dan pembukaan oleh Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Guruh Soekarno Putra yang diwakili oleh Tenaga Ahli Bapak Didik Nurhadi:
    • BISA Fest adalah program kemitraan Komisi X DPR RI dan Kemenparekraf RI. Kegiatan ini harus terus disosialisasikan agar pariwisata khususnya di Kabupaten Blitar menerapkan Bersih, Indah Sehat dan Aman. Sosialisasi ini disampaikan melalui festival budaya.
    • ⁠Bung Karno lekat dengan jiwa seni yang semangatnya terus dinyalakan juga melalui event-event pariwisata yang didukung oleh Kemenparekraf RI.
  • Penyerahan cindera mata oleh perwakilan Kemenparekraf RI kepada tamu kehormatan yaitu Anggota Komisi X DPR RI yang diwakili oleh Tenaga Ahli DPR, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Blitar yang di wakili Kepala Bidang Pemasaran, serta Narasumber
  • Penampil-penampil utama:
    1. ⁠Seni Musik BM Entertainment, komunitas musik lokal di Kabupaten Blitar
    2. Jaranan Kreasi (Kalacakra) oleh Sanggar Sadar Penggalih. Tarian ini menceritakan tentang ‘Syech Subakir”, seorang ulama yang di kirim khalifah dari kesultaanan turki Utsmaniyah Sultan Muhammad pertama untuk menyebarkan agama islam di tanah jawa. Beliau mendapatkan ajian Kalacakra dari Prabu Kresna untuk memusnahkan kejahatan angkara murka di tanah jawa. Mengilustrasikan prajurit yang mencari syarat tumbal yaitu celeng srenggi, macan gembong dan asungkara belanglunglang. Perjuangan prajurit untuk mendapatkan 3 syarat tidaklah sangat mudah sehingga terjadilah perang prajurit dan lelembut di Gunung Tidar.
    3. Reog Ponorogo oleh Sanggar Budaya Macan Lodyo. Kesenian Reog Ponorogo menceritakan tentang Kelana Suwandana, raja Kerajaan Bantarangin, yang ingin melamar putri Kerajaan Kediri namun dihadang oleh Raja Lodaya bernama Singa Barong.
  • Talkshow dan diskusi denga tema: “Wisata Seni Budaya di Kampung Coklat” bersama Narasumber, Bapak Ahmad Izzuddin yang dipandu oleh MC
    • Seni musik, seni tari dan seni budaya lainnya tidak pernah lepas dari kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari
    • ⁠Kampung Coklat merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Blitar yang tidak hanya menyediakan edukasi terkait wisata kuliner olahan coklat, namun juga penampilan seni musik dan seni tari tradisional Kabupaten Blitar yang diselenggarakan secara rutin di Kampung Coklat, khususnya di akhir pekan.
  • Penyerahan piagam penghargaan kepada pelaku seni pengisi acara
  • Kegiatan ditutup dengan foto bersama

 

🟠 BISA Fest: Pesta Kreasi Budaya Mataraman

Minggu, 5 Mei 2024 di Lojikka Hotel, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur

 

Kegiatan ini dihadiri oleh:

  1. Bapak Guruh Soekarno Putra, Anggota Komisi X DPR RI, diwakili Tenaga Ahli Bapak Didik Nurhadi;
  2. ⁠Bapak Ermawan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur
  3. ⁠Ibu Arum Damarintyas, Analis Kebijakan Ahli Muda, Direktorat Event Daerah;
  4. ⁠Bapak Tias Satrio Adhitama, Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya selaku Narasumber;
  5. ⁠65 orang peserta BISA Fest yang terdiri dari pelaku UMKM dan pelaku seni budaya.

 

Rangkaian kegiatan:

  • Registrasi peserta dilanjutkan pembukaan acara oleh MC
  • Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dilanjutkan pembacaan doa oleh Bapak Widodo
  • Penampilan pembuka Tari Gambyong Mari Kangen dari Sanggar Tari Gatra Kencana. Tari Gambyong Mari Kangen ini menceritakan tentang wanita dewasa yang sedang jatuh cinta dan menunggu kekasih hatinya.
  • Sambutan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung, Bapak Bambang Ermawan, yang menyampaikan bahwa: BISA Fest dapat berkontribusi dalam peningkatan kemampuan para pelaku wisata di Kabupaten Tulungagung sehingga mampu menciptakan pariwisata yang keberlanjutan dan berkualitas.
  • Sambutan perwakilan Kemenparekraf RI, Ibu Arum Damarintyas:
    • Di dalam pariwisata itu terdapat 3A, yaitu aspek Aksesibilitas, Amenitas dan Atraksi. Ketiga aspek ini adalah kunci kesuksesan dalam pariwisata.
    • ⁠Event termasuk ke dalam Atraksi yang terdiri dari seni musik, tari dan budaya yang dikemas sedemikian rupa sehingga mampu menarik wisatawan.
    • ⁠Pada tahun ini akan diselenggarakan event East Java Fashion Harmony di Kabupaten Tulungagung yang masuk ke dalam 110 KEN. Kunci sukses event ini masuk ke KEN 2024 karena kearifan lokal di Jawa Timur sangat ditonjolkan.
    • ⁠Sesuai arahan Presiden RI, event menjadi penggerak ekonomi. Sehubungan dengan hal tersenut, diharapkan event-event pariwisata di Kabupaten Tulungagung dapat berkontribusi dalam mendukung ekonomi lokal dan pencapaian target pergerakan wisnus.
  • Sambutan dan pembukaan oleh Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Guruh Soekarno Putra yang diwakili oleh Tenaga Ahli Bapak Didik Nurhadi:
    • BISA Fest menjadi kegiatan yang dapat menunjukkan potensi seni budaya di Kabupaten Tulungagung dengan adanya penampilan-penampilan seni Mataraman.
    • ⁠Aksesibilitas di sekitar Kabupaten Tulungagung telah mulai dikembangkan sehingga bisa mendukung kemajuan pariwisata di wilayah selatan Jawa Timur.
    • ⁠Melalui BISA Fest, diharapkan pelaku seni budaya di Kabupaten Tulungagung juga dapat belajar tentang bagaimana menyelenggarakan event pariwisata yang Bersih Indah Sehat dan Aman.
  • Penyerahan cindera mata oleh perwakilan Kemenparekraf RI kepada tamu kehormatan yaitu Anggota Komisi X DPR RI yang diwakili oleh Tenaga Ahli DPR, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung, serta Narasumber
  • Penampil-penampil utama:
    1. ⁠Seni Musik E-Music Studio, merupakan kelompok seni musik beranggotakan anak muda untuk berkreasi dalam wadah grup musik lokal.
    2. ⁠Reog Ponorogo oleh Sanggar Anom Budoyo, menggambarkan suatu ikon atau maskot asal usul kesenian Tulungagung.
    3. ⁠Jaranan oleh Sanggar Dandang Saputro. Tarian ini menceritakan tentang perang antara prajurit dari raja Klono Sewandono yang berjuang melawan musuhnya yaitu Barong.
  • Talkshow dan diskusi bersama Narasumber, Bapak Tias Satrio Adhitama yang dipandu oleh MC
    • Kesultanan Mataraman terdiri dari Karesidenan Madiun dan Karesidenan Kediri. Kabupaten Tulungagung sendiri masuk ke dalam Karesidenan Kediri.
    • ⁠Seni budaya Mataraman direpresentasikan dari penampilan seni musik dan tari seperti yang telah ditampilkan dalam BISA Fest.
    • ⁠Pelestarian seni budaya Mataraman di Kabupaten Tulungagung dapat berkontribusi dalam menghidupkan semangat kebangsaan dan pengembangan industri pariwisata.
    • ⁠Seni budaya menjadi modal pembangunan dalam meningkatkan ekonomi lokal dan mengembangkan komunitas daerah.
  • Penyerahan piagam penghargaan kepada pelaku seni pengisi acara
  • Kegiatan ditutup dengan foto bersama

 

Kesimpulan:

  1. BISA Fest menjadi kegiatan strategis yang berkontribusi dalam mengembangkan potensi seni budaya di Kota Blitar, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Tulungagung.
  2. Kegiatan BISA Fest menjadi sarana pertemuan antar berbagai stakeholder seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, dan komunitas seni budaya serta memberikan peluang jejaring dan pengenalan antar pelaku seni budaya di Kota Blitar, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung.
  3. Setelah mengikuti kegiatan BISA Fest, para peserta diharapkan dapat menerapkan strategi penyelenggaraan event yang Bersih, Indah, Sehat dan Aman, optimalisasi elemen 3A (Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas), serta mengutamakan prinsip-prinsip pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
  4. Melalui kegiatan BISA Fest, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan ekonomi, sosial budaya dan lingkungan di Jawa Timur.

 

Kegiatan BISA Fest: Pergelaran Seni Budaya Tradisional Bumi Bung Karno di Hotel Santika, Kota Blitar, Jawa Timur pada 3 Mei 2024; BISA Fest: Pesona Musik dan Tari Tradisi Mataraman di Kampung Coklat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada 4 Mei 2024; dan BISA Fest: Pentas Kreasi Budaya Mataraman di Lojikka Hotel, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada 5 Mei 2024 telah terlaksana dengan lancar.

Author: Vitria Narwastu

Tinggalkan Balasan