BISA Fest Kalimantan Selatan

Pelaksanaan 3 (tiga) kegiatan BISA Fest di Provinsi Kalimantan Selatan pada 14 s.d. 16 Maret 2024, dengan rincian sebagai berikut:

  1. BISA Fest: Harmoni Seni Pertunjukan dan Budaya Banjar di TreePark Hotel Banjarmasin, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada 14 Maret 2024.
  2. BISA Fest: Pesona Seni Tradisi Tutur Rakyat di Harper Hotel Banjarmasin, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada 15 Maret 2024.
  3. BISA Fest: Gelaran Seni Teater Khas Banjar di Rodhita Hotel Banjarbaru, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, pada 16 Maret 2024.

Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama kemitraan antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Komisi X DPR RI.

 

đźź  BISA Fest: Harmoni Seni Pertunjukan dan Budaya Banjar

diselenggarakan di TreePark Hotel Banjarmasin, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada 14 Maret 2024.

 

Kegiatan ini dihadiri oleh:

  1. Bapak Hasnuryadi Sulaiman, Anggota Komisi X DPR RI, diwakili Tenaga Ahli, Bapak Kholikin Noor;
  2. Ibu Widya Pelissa, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif, Dinas Kebudayaan Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kota Banjarmasin;
  3. Bapak Vicky Apriansyah, Analis Kebijakan Ahli Muda, Direktorat Event Daerah;
  4. Bapak Y.S. Agus Suseno, Seniman Sastra Banjar, selaku Narasumber;
  5. Bapak Ahmad Yudi, Seniman Taman Budaya Kalsel, selaku Narasumber;
  6. 60 orang peserta BISA Fest yang terdiri dari pelaku seni budaya.

 

Rangkaian kegiatan:

  • Registrasi peserta dilanjutkan pembukaan acara oleh Host.
  • Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dilanjutkan pembacaan doa oleh Ust. Chandra.
  • Penampilan pembuka Tarian Radap Rahayu oleh Sanggar At-Ta’dib.

Tari Radap Rahayu merupakan tari klasik yang ditarikan untuk penyambutan tamu sebagai penghormatan, dan biasanya penari yang menarikannya berjumlah ganjil. Tari Radap Rahayu awalnya hanya ditampilkan dalam acara adat seperti perkawinan, kehamilan, kelahiran, dan juga acara kematian. Namun seiring dengan perkembangan, tarian ini juga ditampilkan sebagai hiburan masyarakat. Gambaran gerak secara umum menggambarkan para bidadari dari kayangan yang turun ke bumi untuk memberi doa restu dan keselamatan.

  • Sambutan Kepala Bidang Ekonomi Kreatif, Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kota Banjarmasin, Ibu Widya Pelissa:
    • Apresiasi kepada Kemenparekraf yang telah berkolaborasi dengan Komisi X DPR dalam mendorong sektor parekraf melalui program BISA Fest.
    • Acara ini bisa menjadi wadah untuk seniman berkreasi. Hal ini akan berdampak pada pelestarian budaya Banjar, dapat juga meningkatkan bakat seni para pelaku seni budaya.
    • Sambutan perwakilan Kemenparekraf, Bapak Vicky Apriansyah:
    • Apresiasi kepada Bapak Hasnuryadi Sulaiman, dari Komisi X DPR RI, yang senantiasa mendukung program kegiatan Kemenparekraf/Baparekaf RI dalam memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif
    • Program BISA Fest merupakan bentuk kolaborasi dan kemitraan antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Komisi X DPR RI yang bertujuan untuk memberdayakan kembali para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif setelah sebelumnya terdampak pandemi Covid 19.
    • Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mengangkat/mempromosikan nilai-nilai budaya/ kearifan lokal, memberikan ruang ekspresi dan apresiasi atas karya kreatif dan inovatif, selain juga untuk menyapa langsung, bersilaturahmi, memotivasi, serta meningkatkan kualitas ekosistem pariwisata dan pelaku ekonomi kreatif di daerah.
    • Harapannya kegiatan ini dapat bermanfaat dalam rangka mengembangkan sekaligus mempromosikan seni pertunjukan dan budaya Banjar, serta kami berharap kolaborasi yang sudah baik ini dapat terus ditingkatkan sehingga semakin berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan para pelaku seni budaya khususnya dan masyarakat umumnya di Kota Banjarmasin.
  • Sambutan dan pembukaan oleh Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Hasnuryadi Sulaiman melalui video taping:
    • BISA Fest merupakan bentuk kerjasama Kemenparekraf dengan Komisi X DPR RI dalam memberdayakan para pelaku ekraf dan seni budaya agar dapat terus berkarya dan berinovasi.
    • Suku Banjar memiliki seni budaya yang beragam. Untuk itu, melalui kegiatan ini diharapkan dapat turut serta mempromosikan Budaya Banjar.
  • Penyerahan cendera mata oleh perwakilan Kemenparekraf kepada Anggota Komisi X DPR RI yang diwakili Tenaga Ahli, perwakilan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kota Banjarmasin, dan Narasumber.
  • Penampil-penampil utama:
    1. Penampilan Pantomim dari Sanggar At-Ta’dib yang bercerita tentang tiga kurcaci sedang bermain namun mereka terjebak dalam dunia kaca, namun mereka tidak kehabisan akal untuk keluar dari keterjebakan itu dengan ide-ide yang diluar nalar.
    2. Musik Panting dari Grup Panting Nan Sarunai. Musik Panting adalah kesenian musik asli dari Suku Banjar di Kalimantan Selatan. Alat musik utama dalam musik Panting adalah alat musik petik yang disebut panting. Panting dimainkan bersama dengan suling, biola, kendang, kempul, gong, marawis, ketipung, dan tamborin.
    3. Penampilan Stand-up Comedy dari Cupicupi-Doo.
    4. Penampilan Madihin dari Suanang Iyan, yaitu berupa pembacaan syair ataupun gazal (bentuk asli pantun sebelum diterjemahkan) yang didedikasikan untuk mengungkapkan pujian, rasa cinta dan pengabdian kepada Nabi Muhammad (beserta keluarganya). Di Indonesia, penampilan Madihin biasanya diiringi dengan tabuhan rebana atau terbang.
  • Talkshow dan diskusi dengan tema “Mengembangkan Kearifan Lokal melalui Digitalisasi Seni dan Budaya di Kalimantan Selatan” bersama narasumber, Bapak Y.S. Agus Suseno dan Bapak Ahmad Yudi, yang dipandu oleh Ibu Nailiya Nikmah.
    • Bapak Y.S. Agus Suseno
      • Mengembangkan kearifan lokal budaya Banjar seperti pantun dan bahasa Banjar, bisa ditanamkan sejak dini kepada generasi milenial. Hal ini bisa dilakukan melalui digitalisasi seni dan budaya.
      • Bahasa Banjar terdiri dari beberapa dialek. Masing-masing kabupaten memiliki ciri khasnya sendiri. Sedangkan pantun bisa kita budayakan atau digunakan dalam setiap acara. Kearifan lokal ini harapannya bisa selalu digunakan dalam keseharian kita agar lestari.
      • Dalam era digital ini, harapannya generasi milenial dapat mendigitalisasi budaya Banjar dengan menampilkan kearifan lokalnya.
    • Bapak Ahmad Yudi
      • Dalam melestarikan budaya Banjar dapat memanfaatkan media sosial dengan membuat konten-konten kreatif agar terlihat lebih menarik, sehingga generasi milenial lebih tertarik untuk terus mendukung pelestarian budaya Banjar.
      • Sinergitas dengan segala pihak, baik dengan pemerintah maupun swasta sangat diperlukan untuk melestarikan budaya Banjar.
  • Penyerahan piagam penghargaan kepada pengisi acara dan narasumber.
  • Kegiatan ditutup dengan foto bersama dan buka puasa bersama.

 

đźź  BISA Fest: Pesona Seni Tradisi Tutur Rakyat

diselenggarakan di Hotel Harper Banjarmasin, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada 15 Maret 2024.

 

Kegiatan ini dihadiri oleh:

  1. Bapak Hasnuryadi Sulaiman, Anggota Komisi X DPR RI, yang diwakili oleh Tenaga Ahli Bapak Kholikin Noor dan Bapak Wibowo;
  2. Bapak Vicky Apriansyah, Analis Kebijakan Ahli Muda, Direktorat Event Daerah;
  3. Bapak Puryani, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kota Banjarmasin;
  4. Bapak Sainul Hermawan, Pakar Pembelajaran Sastra, ULM Banjarmasin, selaku Narasumber;
  5. Bapak Hajriansyah, Ketua Dewan Kesenian Daerah Kota Banjarmasin, selaku Narasumber;
  6. 56 orang peserta BISA Fest yang terdiri dari pelaku seni budaya di Kota Banjarmasin.

 

Rangkaian kegiatan:

  • Registrasi Peserta dilanjutkan pembukaan acara oleh Host.
  • Menyanyikan lagu “Indonesia Raya”.
  • Pembacaan doa dipandu oleh Ust. Guru KH. Taufiqurrahim, M.Ag
  • Penampilan pembuka Kesenian Hadrah oleh Sanggar Marindang Budaya Banyiur.

Kesenian sinoman hadrah merupakan seni klasik Banjar sebagai bentuk rasa syukur dan penyambutan tamu penting Kesultanan Banjar, tamu yang dihormati disambut dengan lantunan shalawat dan payung ubur-ubur serta diiringi alat musik terbang hadrah.

  • Sambutan Kadisbudporapar Kota Banjarmasin, Bapak Puryani:

Pemerintah Kota Banjarmasin mendukung kegiatan BISA Fest sebagai bentuk kolaborasi Kemenparekraf, Komisi X DPR RI, Dewan Kesenian Daerah Kota Banjarmasin, dan para budayawan/seniman.

Meskipun kegiatan ini bersskala kecil namun berdampak besar dalam menanamkan nilai-nilai budaya Banjar bagi generasi muda. Hal ini sejalan dengan arahan dan program Bapak Wali Kota Banjarmasin yang mendorong setiap sudut kota menjadi ruang seni yang berbudaya.

Pada saat ini banyak penurunan dalam penyelenggaraan event di Kota Banjarmasin, namun pemda tetap konsisten dalam memperkenalkan kebudayaan masyarakat Kota Banjarmasin.

Ke depannya diharapkan BISA Fest dapat berkelanjutan dalam mempererat berbagai stakeholder dan menjadi wadah/ruang ekspresi para budayawan dan seniman.

  • Sambutan perwakilan Kemenparekraf, Bapak Vicky Apriansyah:

Kekayaan ragam seni budaya Indonesia seperti seni tradisi tutur rakyat berpotensi menjadi daya tarik wisata andalan di Kota Banjarmasin. Potensi ini perlu bersama dikuatkan dengan kolaborasi dan promosi melalui penyelenggaraan event berkualitas.

Event berperan dalam merepresentasikan tradisi, seni, dan budaya lokal khas yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata. Dengan ini event sebagai katalisator percepatan pemulihan ekonomi yang mendukung upaya pelestarian lingkungan dan seni budaya lokal.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan event kedepannya, yaitu: 1) Relevan: penampilan seni tradisi tutur rakyat dapat beradaptasi untuk menarik minat tentunya tanpa mengurangi nilai budaya yang ada; 2) Digitalisasi: pemanfaatan teknologi digital menjadi penting untuk tujuan promosi maupun pemasaran; dan 3) Sustainable: diharapkan keberadaan seni tradisi tutur rakyat dapat berkelanjutan dan memberikan dampak positif, baik bagi lingkungan, budaya, maupun ekonomi daerah.

  • Sambutan dan pembukaan oleh Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Hasnuryadi Sulaiman, melalui video taping:

Apresiasi atas penyelenggaraan BISA Fest sebagai bentuk kolaborasi antar Kemenparekraf dan Komisi X DPR RI.

Kebudayaan suatu daerah memiliki banyak unsur sehingga lebih berwarna, budaya dalam satu pun memiliki beragam kesenian, seperti budaya Banjar.

BISA Fest bertujuan untuk melestarikan budaya Banjar agar generasi muda lebih mengenal budaya Banjar serta sebagai wadah bagi seniman dalam mengembangkan kreativitas dalam mendukung Kalsel menjadi penyanggah ibukota baru nantinya. Hal ini perlu dipromosikan untuk menarik wisatawan dengan kerjasama dari berbagai pihak agar Kalsel dapat lebih dikenal di kancah nasional bahkan internasional.

  • Penyerahan cendera mata oleh perwakilan Kemenparekraf kepada Anggota Komisi X DPR RI yang diwakili Tenaga Ahli, Kadisbudporapar Kota Banjarmasin, dan para Narasumber.
  • Penampilan musikalisasi puisi berjudul “Kuda Cahaya” dan “Intim” oleh Ugahari.
  • Penampilan pembacaan puisi berjudul “Bagaimana Kami Berduka?” oleh Muhammad Irwan Aprialdy.
  • Penampilan Lamut oleh Ahmad Nur Yadin.

Lamut adalah seni tradisi tutur tunggal masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan yang berisi cerita tentang pesan dan nilai-nilai keagamaan, sosial, dan budaya Banjar. Lamut merupakan seni cerita bertutur, seperti wayang atau cianjuran.

  • Penampilan musikalisasi puisi berjudul “Lentera Dzikir” oleh Sigit Rahardjo.
  • Talkshow dan diskusi dengan tema “Merawat Warisan Kesenian dalam rangka Memajukan Kebudayaan Daerah Kalimantan Selatan” bersama narasumber Bapak Sainul Hermawan dan Bapak Hajriansyah, yang dipandu oleh Ibu Maulidiani Awaliyah.
    • Bapak Sainul Hermawan
      • Kegiatan BISA Fest ini adalah seperempat dari bab 1 dalam buku besar budaya Kalsel dan baru 5% seni tutur yang ditampilkan. Sebenarnya banyak sekali ragam seni tutur dalam budaya Banjar.
      • Ada 3 aspek yang harus dibangun yaitu, nilai seni budaya, pariwisata, dan pendidikan. Kesenian bersifat holistik dan sistemik.
      • Perlunya mendorong peran pendidikan dan pariwisata dalam mengembangkan seni budaya Banjar di Kalimantan Selatan.
    • Bapak Hajriansyah
      • Diperlukan upaya pemetaan budaya Banjar secara berkala dan berkelanjutan dalam mendorong geliat kesenian di Kalimantan Selatan. Misalnya seni tutur dapat ditemukan di Kota Banjarmasin, sastra Banjar dapat dipelajari di daerah lain, dan seterusnya. Hal ini perlu diinventarisir dan dibukukan dengan baik menjadi direktori kesenian Kalsel.
      • Upaya pelaku seni perorangan di Kalsel juga perlu lebih diapresiasi dengan didukung, dipromosikan, dan digaungkan agar bagaimana semangat para pelaku seni dapat dipertahankan dan berkelanjutan.
      • Literatur budaya Banjar menjadi sebuah aset negara yang perlu dipertahankan. Hal ini membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak.
      • Saat ini juga telah berkembang literary tourism yang dapat menjadi produk wisata alternatif di Kota Banjarmasin.
  • Penyerahan piagam penghargaan kepada pengisi acara dan narasumber.
  • Kegiatan ditutup dengan dzikir dan buka puasa bersama.

 

đźź  BISA Fest: Gelaran Seni Teater Khas Banjar

diselenggarakan di Rodhita Hotel Banjarbaru, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, pada 16 Maret 2024.

 

Kegiatan ini dihadiri oleh:

  1. Bapak Hasnuryadi Sulaiman, Anggota Komisi X DPR RI yang diwakili oleh Tenaga Ahli Bapak Kholikin Noor dan Bapak Wibowo;
  2. Bapak Ahmad Yani Makkie, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarbaru;
  3. Bapak Vicky Apriansyah, Analis Kebijakan Ahli Muda, Direktorat Event Daerah;
  4. Bapak M. Syahriel M. Noor, Seniman, selaku Narasumber;
  5. Bapak M. Ramadhani Al-Banjary, Seniman, selaku Narasumber;
  6. 63 orang peserta BISA Fest yang terdiri dari pelaku seni budaya.

 

Rangkaian kegiatan:

  • Registrasi peserta dilanjutkan pembukaan acara oleh Host.
  • Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dilanjutkan pembacaan doa oleh Waladun Shaleh.
  • Penampilan pembuka Tari Radap Rahayu dari Sanggar Bahana Antasari.
  • Sambutan Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan,dan Pariwisata Kota Banjarbaru, Bapak Ahmad Yani Makkie:
    • Kita harus bangga dengan warisan budaya yang kita miliki dan sudah seharusnya juga kita turut serta melestarikan seni budaya tersebut.
    • Kabupaten Banjarbaru melalui Disporabudpar Kota Banjarbaru memiliki program dalam rangka mengangkat seni budaya di Kota Banjarbaru yang digelar setiap tahun, yaitu Pekan Budaya Banjarbaru. Kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk mempromosikan kekayaan daerah, tradisi, budaya, dan destinasi wisata.
    • Tujuan kegiatan ini memberdayakan pelaku parekraf dalam menunjang pariwisata berkelanjutan.
  • Sambutan perwakilan Kemenparekraf, Bapak Vicky Apriansyah:
    • Ucapan apresiasi kepada Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Hasnuryadi Sulaiman, dan ucapan terima kasih kepada Disporabudpar Kota Banjarbaru yang selalu senantiasa mendukung untuk memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkualitas secara berkelanjutan, salah satunya melalui penyelenggaraan kegiatan.
    • Program BISA Fest merupakan bentuk kolaborasi dan kemitraan antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Komisi X DPR RI yang bertujuan untuk memberdayakan kembali para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif setelah sebelumnya terdampak pandemi Covid 19.
    • Event berperan dalam merepresentasikan tradisi, seni, dan budaya lokal khas yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata. Dengan ini event sebagai katalisator percepatan pemulihan ekonomi yang mendukung upaya pelestarian lingkungan dan seni budaya lokal.
    • Hal ini perlu dikuatkan dengan mengimplementasikan strategi storynomics, yaitu mengedepankan narasi dan konten kreatif dalam menyajikan maupun mempromosikan seni teater khas Banjar.
    • Harapannya kegiatan ini dapat bermanfaat dalam rangka mengembangkan sekaligus mempromosikan seni teater khas Banjar, serta kami berharap kolaborasi yang sudah baik ini dapat terus ditingkatkan sehingga semakin berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan para pelaku seni budaya khususnya dan masyarakat umumnya di Kota Banjarbaru.
  • Sambutan dan pembukaan oleh Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Hasnuryadi Sulaiman:
    • BISA Fest merupakan bentuk kerjasama kemenparekraf dengan Komisi X DPR RI. Kegiatan ini diharapkan dapat mempromosikan Budaya Banjar dengan menampilkan kesenian khas Banjar.
    • Terdapat beberapa unsur dalam memajukan pariwisata, salah satunya melalui unsur seni budaya.
    • Kita harus terus mengupayakan untuk melestarikan budaya Banjar agar generasi selanjutnya masih menikmatinya.
  • Penyerahan cendera mata oleh perwakilan Kemenparekraf kepada Anggota Komisi X DPR RI yang diwakili Tenaga Ahli, Kadisporabudpar Kota Banjarbaru, dan para narasumber.
  • Penampil-penampil utama:
  • Penampilan musik akustik dari I.B. Production.
  • Penampilan musikalisasi puisi dari I.B. Production.

Musikalisasi puisi adalah sebuah seni garapan dengan mengolaborasikan karya puisi dengan iringan musik. Seni ini melibatkan unsur seperti lagu, rima, irama, dan ekspresi tanpa mengubah teks puisi.

  • Pembacaan Puisi oleh Hendry dari Sanggar Batuah.
  • Penampilan Bapandung oleh Jam’ie dari Sanggar Batuah.

Bapandung adalah seni teater berupa tutur yang berkembang di masyarakat Suku Banjar Hulu di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Pandung artinya menirukan tingkah laku manusia atau hewan dan berbeda dengan bercerita biasa dalam bahasa Banjar.

  • Talkshow dan diskusi dengan tema “Mengembangkan Kearifan Lokal melalui Digitalisasi Seni dan Budaya di Kalimantan Selatan” bersama narasumber, Bapak Y.S. Agus Suseno dan Bapak Ahmad Yudi, yang dipandu oleh Ibu Nailiya Nikmah.
    1. Bapak M. Syahriel M. Noor
      • Berkreativitas seni di era digital saat ini diperlukan metode khusus untuk tetap berkreasi dengan kreatif, sehingga bisa tetap melestarikan budaya Indonesia.
      • Berinovasi dalam menampilkan seni budaya sangat diperlukan, agar tidak terlihat monoton dan membosankan.
      • Ciri khas yang dapat ditampilkan dalam budaya Banjar, di antaranya menampilkan teater dengan pantun khas Banjar.
      • Diperlukan juga ruang untuk terus berkarya seperti gedung kesenian yang memadai di Kabupaten Banjarbaru.
    1. Bapak M. Ramadhani M. Al Banjary
      • Berkreativitas seni di era digital, bisa memanfaatkan gawai untuk membuat konten yang kreatif dengan menampilkan seni budaya Banjar agar tetap bisa dinikmati semua kalangan.
      • Generasi muda perlu sejak dini dikenalkan dengan kebudayaan Banjar agar tetap dilestarikan.
      • Faktor penunjang lainnya, dibutuhkan dukungan dari pemerintah dalam menyediakan gedung pertunjukan yang di dalamnya dapat menyelenggarakan workshop secara rutin bagi para pelaku seni.
  • Penyerahan piagam penghargaan kepada pengisi acara dan narasumber.
  • Kegiatan ditutup dengan buka puasa bersama.

 

Kesimpulan:

  1. Kegiatan BISA Fest menjadi ajang mengasah keterampilan dan menampilkan kreativitas para pelaku seni serta memberikan masukan, inspirasi, dan motivasi kepada para peserta untuk memperluas wawasan dalam berkreativitas, khususnya melalui ragam seni budaya di Kalimatan Selatan.
  2. Kegiatan ini mendorong sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya pada subsektor seni pertunjukan dan budaya, sebagai salah satu potensi daya tarik wisata unggulan di Kalimatan Selatan.
  3. Kegiatan ini menjadi pertemuan antar berbagai stakeholder seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, dan komunitas seni budaya serta memberikan peluang jejaring dan pengenalan antar pelaku seni budaya di Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
  4. Setelah mengikuti kegiatan ini, para peserta diharapkan dapat mengimplementasikan materi dan masukan yang disampaikan oleh narasumber, menjaga optimisme dan semangat dalam mengembangkan kreativitas, sehingga diharapkan dapat berdampak positif pada perekonomian.

 

Kegiatan BISA Fest: Harmoni Seni Pertunjukan dan Budaya Banjar, BISA Fest: Pesona Seni Tradisi Tutur Rakyat, dan BISA Fest: Gelaran Seni Teater Khas Banjar di Kalimantan Selatan telah terlaksana dengan baik dan lancar.

Author: Vitria Narwastu

Tinggalkan Balasan