BISA Fest: Pesona Kreasi Tarian Daerah di Kabupaten Majene dan BISA Fest: Pesona Kreasi Seni dan Tradisi di Kabupaten Polewali Mandar

1. BISA Fest: Pesona Kreasi Tarian Daerah dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2023 di Hotel Villa Bogor Leppe, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat
2. BISA Fest: Pesona Kreasi Seni dan Tradisi dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2023 di Taman Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama kemitraan antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Komisi X DPR RI.

Berikut poin-poin yang dapat kami laporkan:

BISA Fest: Pesona Kreasi Tarian Daerah, 3 Maret 2023

🟢 Kegiatan ini dihadiri oleh:
1. Ibu Ratih Megasari Singkarru, M.Sc – Kapoksi Komisi X DPR RI;
2. Bapak Rustam Rauf, S.Sos, M.M – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majene;
3. Ibu Trindiana M. Tikupasang, S.E – Analis Kebijakan Ahli Madya, Direktorat Event Daerah, Kemenparekraf;
4. Bapak Muhammad Ishaq – Seniman/Budayawan Mandar, selaku narasumber; serta
5. Peserta dari pelaku seni, budaya, dan parekraf berjumlah 65 orang.

🟢 Rangkaian Kegiatan:

🔸 Kegiatan diawali dengan penampilan pembuka, Tari Maromai oleh Teater Ammana Pattolawi (Ampat). Tarian ini artinya menjemput, dilakukan oleh wanita – wanita Mandar yang gerak tarinya begitu Malaqbi (gemulai) yang biasa dipersembahkan untuk penjemputan tamu – tamu kehormatan.

🔸 Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan doa.

🔸Sambutan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majene. Beliau menyampaikan:
▪️Selamat datang di Bumi Assamalewuang. Majene merupakan sebuah kota tua di Sulawesi Barat, banyak peninggalan situs sejarah yang mendukung untuk dikedepankan sebagai kota sejarah.
▪️Bagaimana konsep budaya Mandar ini dikedepankan. Jika di budaya Melayu kita mengenal pantun, sebaiknya kita patut melestarikan dan memperkenalkan syair ciri khas budaya Mandar yang disebut Kaliandaqdaq. Kalindaqdaq merupakan ekspresi kreativitas masyarakat Mandar yang pertama kali disyairkan oleh rakyat. Kaliandaqdaq berasal dari suku kata Kali (Gali) dan Daqdaq (dada), dapat diartikan ’isi dada’ atau cetusan perasaan dan pikiran yang dinyatakan dalam kalimat-kalimat yang indah.
▪️Disbudpar Kabupaten Majene menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan BISA Fest yang menampilkan seni tarian daerah sebagai salah satu potensi budaya yang ada di Mandar/Majene. Tentunya dengan harapan besar kesenian tarian daerah dapat terus dikembangkan agar tetap lestari dan semakin dikenal oleh masyarakat luas, melalui kolaborasi seluruh pihak di Kabupaten Majene.

🔸 Sambutan perwakilan Kemenparekraf. Beliau menyampaikan:
▪️BISA Fest merupakan kegiatan pemberdayaan pelaku dan penggiat parekraf yang dikemas dalam bentuk festival. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas ekosistem parekraf dalam rangka menunjang pengembangan parekraf di Indonesia yang berkelanjutan.
▪️Kegiatan ini merupakan upaya dalam rangka menggali potensi-potensi wisata yang dapat dikembangkan, mendengarkan aspirasi masyarakat Majene sekaligus memberikan edukasi sehingga pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi parekraf di Kabupaten Majene.
▪️Provinsi Sulawesi Barat pernah berhasil mendapatkan Juara I pada Pawai Budaya Nusantara yang digelar untuk memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Negara yang menampilkan tarian Kuda Pintar yang dalam bahasa Mandar disebut ‘Sayyang Pattudu’, ini merupakan sebuah potensi dan tentunya masih banyak potensi-potensi lainnya yang dimiliki oleh Sulawesi Barat, menjadi tugas kita bersama dengan melibatkan seluruh stakeholders melalui pentahelix (akademisi, pengusaha, media, komunitas) dengan selalu berkolaborasi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah.

🔸 Sambutan sekaligus pembukaan acara oleh Kapoksi Komisi X DPR RI. Beliau menyampaikan:
▪️Terima kasih atas kolaborasi yang selalu dilakukan oleh Komisi X DPR RI dengan Kemenparekraf, karena ini merupakan kali pertama di Kabupaten Majene diselenggarakan kegiatan BISA Fest yang disambut dengan sangat baik oleh masyarakat Majene.
▪️Dengan memanfaatkan sosial media pada zaman digitalisasi saat ini, diharapkan para milenials / generasi muda dapat membantu meningkatkan kualitas dan mempromosikan destinasi wisata di daerahnya sendiri dengan menonjolkan sisi keunikan-keunikan yang belum ada pada destinasi wisata di daerah lainnya.
▪️Membangun dan mengembangkan sarana penunjang kegiatan parekraf seperti membuat wadah/tempat penjualan oleh-oleh khas di daerah tersebut, sehingga dapat menimbulkan kesan baik oleh orang lain yang datang dan bertanya asal oleh-oleh tersebut sehingga memunculkan storytelling dari wisatawan, hal ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat daerah tersebut. Semoga acara ini dapat bermanfaat khususnya bagi masyarakat di Kabupaten Majene.

🔸 Penyerahan cendera mata kepada Kadisbudpar Kabupaten Majene, Kapoksi Komisi X DPR RI dan narasumber, dilanjutkan foto bersama.

🔸 Penampilan Tari Mallu’da oleh UKM Seni Pandaraq Universitas Sulawesi Barat, tari yang diangkat dari kegiatan masyarakat petani dalam mengolah panen padi. Padi yang sudah dipanen akan ditumbuk dan dibersihkan dalam lesung panjang agar menghasilkan beras yang siap diolah menjadi bahan pokok.

🔸 Penampilan Tari Allewuang Tammejara, tarian ini tercipta dari kisah perjanjian penyatuan 14 kerajaan sebagai simbol perdamaian dengan bersama melakukan penanaman batu, memberikan simbol bahwa persatuan yang terjalin akan terus kuat dan kokoh seperti halnya sebuah batu.

🔸 Talkshow bersama narasumber, Muhammad Ishaq. Beliau menyampaikan:
▪️Ketika kita berbincang tentang kepariwisataan dan kebudayaan, itu merupakan harga mati bagi setiap insan khususnya para seminan, budayawan, komunitas dan sebagainya.
▪️Sulawesi Barat ini memiliki banyak pesona. Pesona adalah daya tarik, daya pikat, kehebatan yang luar biasa. Sebagai contoh adalah Sandeq, perahu layar tradisional khas suku Mandar yang sejak dulu digunakan untuk melaut. Perahu ini merupakan salah satu jenis perahu tanpa mesin yang dapat berlayar dengan kecepatan yang cukup tinggi.
▪️Sandeq itu adalah sebuah kearifan lokal, budaya lokal, dan merupakan warisan luhur yang sesungguhnya tidak ada di dunia ini kecuali di Bumi Mandar. Awak Perahu Sandeq yang biasa disebut ‘Passandeq’ umumnya terdiri dari 8 orang dalam satu kapal. Jumlah tersebut menggambarkan nilai filosofis seperti kepemimpinan, kebersamaan, kerja sama, hingga kemampuan untuk saling mengimbangi.
▪️Suku Mandar khususnya di Kabupaten Majene memiliki sumber daya manusia yang tidak kalah hebat dengan orang diluar, hanya saja sarana prasarana yang kiranya masih belum memadai. Harapannya terkait dengan event ini, kekayaan tradisi tarian daerah di Kabupaten Majene tentunya harus dapat dipertahankan keasliannya dan dilestarikan agar tidak tergerus zaman.

🔸 Penampilan penutup, Tari Ma’dokkang oleh Teater Ampat adalah tarian yang menggambarkan proses memanen padi oleh gadis Mandar dengan menggunakan alat Rakkapang, kemudian hasil panennya disimpan dalam padi agar awet dan dijadikan makanan sampai panen
berikutnya.

🔸Penyerahan piagam penghargaan kepada seluruh penampil dari sanggar-sanggar tari di Kabupaten Majene.

🔸Kegiatan ditutup dengan foto bersama.

B. BISA Fest: Pesona Kreasi Seni dan Tradisi, 4 Maret 2023

🟡 Kegiatan ini dihadiri oleh:
1. Ibu Ratih Megasari Singkarru, M.Sc – Kapoksi Komisi X DPR RI;
2. Bapak Dr. Aco Musaddad HM, M.Ag., M.Si – Plt. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar;
3. Ibu Trindiana M. Tikupasang, S.E – Analis Kebijakan Ahli Madya, Direktorat Event Daerah, Kemenparekraf;
4. Ibu Nurfadila A. Gani, S.IP – Owner Ladang Tari La Badar, selaku narasumber; serta
5. Peserta dari pelaku seni, budaya, dan parekraf berjumlah 65 orang.

🟡 Rangkaian Kegiatan:

🔹 Kegiatan diawali dengan penampilan pembuka, Tari Parrawana sebuah jenis pertunjukan musik tradisional yang ada di Mandar sejak masuknya Islam , menggambarkan bagaimana pemuda bermain rebana dengan musik khas Mandar yang dipadukan dengan tari sendok yang diperagakan oleh wanita-wanita Mandar.

🔷 Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan doa.

🔹 Sambutan Plt. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar. Beliau menyampaikan:
▪️Disporapar Polewali Mandar ingin menjadikan daerah ini menjadi destinasi wisata bukan hanya nasional tetapi juga internasional. Tentunya sinergi kolaborasi sangat diperlukan untuk pengembangan parekraf ke depannya.
▪️Disporapar Polewali Mandar akan mengusulkan agar dicanangkan sebagai kota event/festival dan sport tourism di Sulawesi Barat. Bukan tanpa alasan, Polewali Mandar memiliki event tingkat desa terutama pada saat panen buah-buahan, dimana pengunjung dapat dengan gratis menikmati hasil panen buah yang melimpah. Kemudian PIFAF (Polewali Mandar International Folk Art Festival) yang berhasil mendatangkan peserta dari negara-negara luar. Kemudian satu-satunya wilayah di Sulawesi Barat yang memiliki sarana prasarana olahraga terlengkap adalah Polewali Mandar, sehingga diharapkan menjadi destinasi utama sport tourism.
▪️Disporapar Polewali Mandar menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan BISA Fest yang menampilkan seni dan tradisi. Ada sebuah inovasi di Polewali Mandar, namanya Wisata Kota Sijago (Kolaborasi Terintegrasi Seni Jajanan Olahraga). BISA Fest merupakan sebuah wujud nyata dalam rangka mengembangkan inovasi tersebut.

🔹 Sambutan perwakilan Kemenparekraf. Beliau menyampaikan:
▪️Kami menyambut baik ketika Polewali Mandar mengusulkan untuk menjadi kota event dan destinasi sport tourism. Tentunya kita semua harus mendukung rencana ini, karena event saat ini dijadikan sebagai lokomotif untuk menggerakkan ekonomi masyarakat.
▪️Dengan adanya penyelenggaraan event, tentunya ini menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke suatu daerah, kolaborasi diperlukan dengan melibatkan UMKM dan seluruh stakeholders termasuk penampilan seni tari dan sebagainya sehingga ini menjadi daya tarik untuk wisatawan berkunjung ke Polewali Mandar.
◼️Dampak kunjungan yang semakin meningkat tentunya wisatawan yang datang perlu transportasi, akomodasi, dan oleh-oleh apa yang dapat dibawa pulang, ini pasti akan berdampak pada ekonomi masyarakat. Harapannya dengan diselenggarakan kegiatan ini yang didukung oleh seluruh pihak yang berkolaborasi, semoga Polewali Mandar dapat menjadi destinasi wisata unggulan di Sulawesi Barat.

🔹Sambutan sekaligus pembukaan oleh Kapoksi Komisi X DPR RI. Beliau menyampaikan:
▪️Apresiasi dan terima kasih kepada Kemenparekraf RI yang selalu melibatkan seniman tari dalam setiap acaranya. Ini merupakan sesuatu yang luar biasa, karena ini adalah identitas budaya di setiap wilayah, sehingga kita harus berbangga hati karena rekan-rekan penari merupakan bagian dari soft power untuk berdiplomasi di tingkat pusat melalui pendekatan budaya.
▪️Apresiasi kepada Disporapar Polewali Mandar yang telah melakukan banyak hal demi terwujudnya parekraf yang terbaik di Polewali Mandar. Potensi wisata sangat besar sekali dan dapat maju asalkan ada motor penggeraknya, salah satunya yang telah dilakukan Disporapar, membuat menu paket kunjungan ke destinasi wisata, telah berkolaborasi juga dengan beberapa stakeholders, salah satunya akomodasi, transportasi, pelaku UMKM. Itu akan berdampak terhadap ekonomi masyarakat sekitar dan menjadi yang terpenting di sektor parekraf karena harus memiliki multiplier effect terhadap sekitarnya.
▪️Di beberapa destinasi di Sulawesi Barat khususnya, belum banyaknya tempat yang menjual oleh – oleh memadai yang dapat memfasilitasi wisatawan lokal maupun asing yang berkunjung, padahal tempat ini dapat menjadi wadah untuk para pelaku UMKM, tinggal bagaimana pengemasan yang baik untuk dapat dijual. Harapan besar ke depannya, Polewali Mandar memiliki pusat oleh-oleh yang memadai.

🔷 Penyerahan cendera mata kepada Plt. Kadisporapar Kabupaten Polewali Mandar, Kapoksi Komisi X DPR RI dan narasumber, dilanjutkan foto bersama.

🔷 Penampilan Tari Layang – Layang Lake oleh Sanggar Seni Sureq Mariri, layang – layang lake merupakan salah satu layang – layang khas suku Mandar, pada zaman dahulu sering dimainkan oleh masyarakat ketika selesai acara adat: pernikahan, khataman, aqiqah dan sebagainya.

🔷 Penampilan Tari Bala Tau oleh Sanggar Seni Laut Biru. Bala Tau adalah pengadilan kuno suku Mandar, penyelesaian sengketa untuk menentukan kebenaran, diselesaikan dengan cara adu perang bagi pria dan adu ketahanan panas pada minyak bagi wanita. Bagi siapa yang bertahan dalam adu tersebut, maka ia dianggap orang yang benar dalam perkara tersebut.

🔹 Talkshow bersama narasumber, Nurfadila A. Gani. Beliau menyampaikan:
▪️Berbicara mengenai seni tradisi, tidak lepas dari budaya dan kebiasaan. Seiring dengan perkembangan zaman, seni tari berkembang pesat dimana banyak muncul tari kreasi kontemporer namun tidak menunjukkan apa yang menjadi pakem dari tari tradisional.
▪️Tari tradisi itu biasanya lebih monoton, durasinya lebih panjang, dapat membuat orang yang menyaksikan itu kurang bergairah karena tari tradisional itu selalu syarat akan makna dari setiap gerak bahkan dari lentik jarinya itu memiliki arti tersendiri.
▪️Dalam pembinaan pada setiap sanggar tari khususnya, janganlah monoton dengan menciptakan tari – tari kreasi saja namun kita lupa identitas seni budaya yang dimiliki. Tugas kita sebagai pelaku seni, bagaimana dapat melestarikannya dengan cara membuat workshop atau seminar untuk mematenkan bahwa seperti inilah tarian kreasi versi masa kini namun dengan tetap tidak meninggalkan pakem dan aturan – aturan dari tari tradisi itu sendiri.

🔷 Penampilan penutup, Tari Pakkombu oleh Sanggar Seni Tarring Sandeq, menceritakan tentang kebiasaan masyarakat Mandar khususnya memanen buah dengan menggunakan Kombu, yaitu wadah yang digunakan oleh petani untuk menampung hasil buah yang dipanennya, khususnya buah cokelat atau kakao dan buah kelapa.

🔷 Penyerahan piagam penghargaan kepada seluruh penampil dari sanggar-sanggar tari di Kabupaten Polewali Mandar.

🔷 Kegiatan ditutup dengan foto bersama.

🟠 Kesimpulan:
▪️Kegiatan BISA Fest: Pesona Kreasi Tarian Daerah dan BISA Fest: Pesona Kreasi Seni dan Tradisi memberikan sebuah masukan, inspirasi serta motivasi, tentunya memperluas wawasan khususnya bagi para seniman tari tradisi dan kreasi untuk turut berpartisipasi dan berkolaborasi dalam menggali, melestarikan, dan mengembangkan nilai-nilai seni tarian daerah di Kabupaten Majene dan Polewali Mandar.
▪️Setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat mengimplementasikan materi dan masukan yang disampaikan oleh narasumber, menjaga optimisme dan semangat dalam mempromosikan kesenian tari tradisi dan kreasi yang akan berujung pada peningkatan ekonomi masyarakat khususnya di Sulawesi Barat.

Tinggalkan Balasan