FGD Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Wisata Religi

FGD Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Wisata Religi yang dilaksanakan secara hybrid
📍The 101 Hotel Tugu, Yogyakarta & https://youtu.be/jI6fDODK98k, pada hari Kamis, 14 April 2022, sebagai berikut:

✳️Kegiatan FGD Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Wisata Religi dihadiri oleh:
1. Ibu Rizki Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan;
2. Bapak Alexander Reyaan, Direktur Wisata Minat Khusus;
3. Bapak Kurniawan, Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Provinsi DI Yogyakarta
4. Bapak Ustad Muhammad Jazir ASP, Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan
5. Bapak Tazbir Abdullah, Praktisi Pariwisata
6. Tim Direktorat Wisata Minat Khusus
7. Tim Dinas Pariwisata Provinsi DIY
8. Pengelola Masjid di Indonesia

✅ Kegiatan FGD Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Wisata Religi diawali dengan registrasi peserta, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan doa;

Adapun poin-poin penting rangkaian acara Kegiatan FGD Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Wisata Religi adalah sebagai berikut:
🅰️ Sesi pertama (Sambutan-sambutan, dan penyampaian materi) dengan poin-poin sbb:
1️⃣Bapak Kurniawan, Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Provinsi DI Yogyakarta sbb:
1. Disparprov DIY telah melakukan kajian dan menyatakan bahwa wisata religi potensinya luar biasa tidak hanya menyangkut UMKM tetapi juga ekonomi kreatif;
2. Di Yogyakarta ada ribuan masjid dan musholla, apabila digerakan seluruhnya akan memberikan dampak yang luar biasa bahkan menjadi solusi untuk mengentaskan kemiskinan;
3. Dari hasil kajian diperoleh informasi bahwa masih banyak hal yang belum siap dan optimal dalam menerima wisatawan khususnya terkait sarana dan prasarana pendukung (amenitas) seperti tidak adanya tempat parkir, kuliner, UMKM dan sebagainya;
4. Harapannya dari kegiatan ini dapat ditindaklanjuti secara nyata sehingga wisata religi bisa menjadi jenis wisata unggulan. Selain itu tidak hanya memberikan manfaat untuk DIY, tetapi seluruh wilayah di Indonesia yang memiliki wisata religi.
2️⃣Ibu Rizki Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan(events) sbb:
1. Indonesia dengan populasi muslim terbesar, memiliki lebih dari 8.000 masjid dan Islam telah berkembang di berbagai dunia;
2. Masjid bisa menjadi sebagai daya tarik wisata religi dan edukasi. Bagi non muslim, Masjid juga bisa menarik untuk dikunjungi dari segi arsitekturnya (tradisional dan modern), serta sejarah terkait perkembangannya atau storytellingnya seperti contoh masjid Demak;
3. Wisata halal (ramah muslim) akan memberikan tambahan pelayanan bagi wisatawan muslim sehingga terpenuhi kebutuhannya. Wisata religi sangat berbeda dengan wisata halal. Ada juga wisata ziarah, untuk itu perlu kesepakatan bersama apakah kegiatan berziarah masuk dalam wisata ziarah atau wisata religi;
4. RAN akan fokus ke 4 pilar yaitu destinasi, kelembagaan, pemasaran dan industri dengan harapan RAN Wisata Religi ini bisa dikerjakan oleh siapa pun dalam rangka pengembangan wisata religi, bagaimana mensyiar Islam yang benar kepada masyarakat Indonesia dan mengembangkan potensi ekonomi sehingga bisa mensejahterakan masyarakat;
3️⃣Bapak Alexander Reyaan, Direktur Wisata Minat Khusus sbb:
1. Wisata religi dibagi 2 yaitu motif kognitif, berhubungan dengan segmen pasar sedangan motif spiritual berhubungan dengan wisata spiritual dan wisata ziarah (pilgrimage);
2. Nilai utama yang dihasilkan mencakup pariwisata berkelanjutan, SDM terampil, kepuasan pengalaman, diversifikasi produk dan jasa serta adopsi teknologi dengan jenis wisata religi yang bisa dikembangkan yaitu tempat peribadatan, makam tokoh agama/simbol keagamaan lainnya dan event keagamaan;
3. Tipologi masjid berdasarkan fungsinya yaitu masjid bersejarah, masjid dan identitas kota,  masjid dan persilangan budaya, masjid dan kemajuan jaman, masjid dan toleransi beragama. Diharapkan muncul kriteria yang bisa dijadikan dasar menetapkan Masjid sebagai destinasi wisata;
4. Tusi D6 termasuk menyiapkan travel pattern, tour dan event. Terdapat pengembangan wisata religi di Jatim oleh Bappenas. Pilot projectnya berada di Kawasan Tapal Kuda, Jawa Timur. Ini masih terfokus pada aspek fisik Masjid / Makam, untuk itu perlu dilakukan penyusunan RAN ini agar bergerak lebih luas tidak hanya fisik destinasinya;
5. Usulan pengembangan wisata religi berbasis masjid yang dapat dikembangkan Kemenparekraf ada program jangka panjang – tour/travel pattern (heritage route, pilgrimage route dan historical route) dan program jangka pendek – festival/event (community event dan festival);

🅱️ Sesi kedua (diskusi dan tanya jawab) dengan pemateri Bapak Ustad Muhammad Jazir ASP sbg Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan & Bapak Tazbir Abdullah sbg Praktisi Pariwisata dengan dimoderatori oleh Bapak Alexander Reyaan, Direktur Wisata Minat Khusus dengan poin-poin kesimpulan sbb:
1️⃣Usulan pemangku kepentingan lainnya yang dapat dilibatkan yang terdiri dari pemerintah daerah, bisnis, komunitas, dan media.
2️⃣Kehadiran dari Kemenparekraf untuk menjembatani program-program Dewan Masjid Indonesia yang mengakomodir pariwisata religi Masjid-masjid se-Indonesia
3️⃣ Para Pengurus Masjid perlu membangun daya tarik/magnet agar orang mau berkunjung. Selain menggali storytelling, Masjid perlu mengoptimalisasi potensi wisata yang ada di sekitarnya.
4️⃣ Pengembangan wisata religi meliputi produk wisata religi layak jual, didukung dengan SDM lokal yang terstandar dan bagaimana memasarkan produk wisata religi tersebut.
5️⃣Pilot project pengembangan masjid dapat dilaksanakan di Sumatera Barat, Kalimantan, dan sebagainya bekerja sama dengan masjid Jogokaryan.

🅾️Tindak Lanjut:
Kemenparekraf akan menyempurnakan lagi draft rencana aksi dengan ukuran/indikator yang jelas dari output yang diharapkan, yang kemudian akan mengundang Kementerian/Lembaga lain yang dapat membantu mengembangkan wisata religi.

✅ Materi dapat diakses pada https://cutt.ly/7FOkieM & Dokumentasi terlampir.

Author: Irwandi Tama

Tinggalkan Balasan