Hari-2: Parade Penampilan Seni Tari

Bimbingan Teknis Edukasi Pengemasan Event Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bagi Generasi Muda

Kegiatan Bimbingan Teknis dilaksanakan pada Selasa, 22 Matet 2022 di Hotel MG Setos Semarang dan BISA FEST dilaksanakan pada Rabu, 23 Maret 2022 di Panggung Terbuka Taman Budaya Raden Saleh Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama antara Kemenparekraf dan Komisi X DPR-RI. Berikut poin-poin yang kami laporkan:

🔴 Hari-1 (Selasa, 22 Maret 2022)
Kegiatan Bimbingan Teknis Edukasi Pengemasan Event Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bagi Generasi Muda

🔷 Kegiatan ini dihadiri oleh :
1. Bapak A.S. Sukawijaya (Anggota Komisi X DPR-RI)
2. Bapak Sapto Adi Sugihartono (Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang)
3. Bapak Shafigh Pahlevi Lontoh (Sekjen Forum Backstargers Indonesia sebagai Narasumber)
4. Ibu Heri Retno Indrijani (Subkoordinator Event Nasional Utama)
5. Bapak Pujianto (Moderator)
6. Peserta dari pelaku event berjumlah 50 orang

🔷 Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Pembacaan Doa oleh Bapak Rahmat Kurniawan.

🔷 Penampilan kesenian kontemporer Tari Semarang Hebat dari Sanggar Omah Seni D’Goend.

🔷 Sambutan oleh Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Bapak Sapto Adi Sugihartono. Dalam sambutannya, Beliau menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 telah memberi ruang kreativitas bagi para pelaku event termasuk di Kota Semarang untuk tetap bertahan di tengah keterbatasan, sehingga muncul ide penyelenggaraan event secara online, streaming, hybrid. Munculnya cara penyampaian event ini memiliki daya jangkau audience lebih luas sehingga menambah peminat event lebih banyak. Dengan kondisi pandemi yang semakin membaik dan didukung luasnya cakupan vaksinasi, penyelenggaraan event di Kota Semarang akan semakin fleksibel, seperti pelaksanaan Semarang Night Carnival 2022 dan Semarang Healthy Cities Summit 2022 yang direncanakan akan terlaksana secara offline. Geliat event ini memberi tantangan bagi para pelaku parekraf agar memanfaatkan peluang kunjungan delegasi dan wisatawan untuk semangat berkarya demi memulihkan industri parekraf pasca pandemi dan menunjukkan situasi Kota Semarang yang telah kondusif.

🔷 Sambutan oleh perwakilan Kemenparekraf/Baparekraf, Ibu Heri Retno Indrijani. Dalam sambutannya, Beliau menyampaikan apresiasi kepada Bapak A.S. Sukawijaya dan Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata atas semangatnya berupaya memajukan dan membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreratif di Jawa Tengah khususnya Kota Semarang. Dalam rangka pemulihan pasca Pandemi Covid-19, Kemenparekraf telah menyusun panduan CHSE dan menerapkan 3 (tiga) aspek dalam menghadapi perubahan yaitu Aspek Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi. Selain itu, ada 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan event ke depan, yaitu Relevant, Digitalize, dan Sustainable agar event terlaksana secara berkelanjutan dan memberikan manfaat positif baik bagi lingkungan, budaya, maupun ekonomi lokal. Pada masa pemulihan ekonomi pasca pandemi ini, sektor event mulai kembali menggeliat sehingga dibutuhkan strategi pengemasan penyelenggaraan event (termasuk event parekraf) dengan memperhatikan aspek-aspek di atas agar event memiliki keunikan, dapat menarik minat audience, dan juga memiliki daya saing usaha yang baik.

🔷 Sambutan oleh Anggota Komisi X DPR RI, Bapak A.S. Sukawijaya. Beliau mengapresiasi Kemenparekraf atas kolaborasi yang telah terjalin untuk memantapkan peran eksekutif dan legislatif dalam menjawab antusiasme pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif Kota Semarang untuk mendapat strategi pemerintah pusat dalam menghadapi masa pemulihan pasca pandemi Covid-19. Beliau juga berpesan kepada generasi muda pelaku parekraf Kota Semarang mengenai 3 kunci sukses dalam berkarya yaitu: bertanya dan menyerap ilmu dari ahlinya, selalu profesional, dan jangan mudah menyerah.

🔷 Pemberian cenderamata oleh Kemenparekraf kepada Plt. Kadisbudpar Kota Semarang dan Anggota Komisi X DPR RI

🔷 Pemaparan materi bimbingan teknis oleh narasumber, Bapak Shafigh Pahlevi Lontoh selaku Sekjen Forum Backstagers Indonesia yang dipandu oleh Bapak Pujianto.
Berikut poin-poin hasil diskusi:
– Kunci dalam membuat event adalah ide dan konsep acara yang harus dapat diimplementasikan.
– Pengemasan event harus memperhatikan beberapa aspek diantaranya: perencanaan konsep disesuikan dengan output dan harapan klien, teknis dan mekanisme event, persiapan dan perlengkapan, pengisi acara, dan kewajaran Rincian Anggaran Biaya yang kemudian dituangkan ke dalam pelaksanaan dan eksekusi event tersebut.
– Target event yang paling prospektif adalah milenial dilihat dari potensi penjualan dan dapat digunakan sebagai sarana promosi (cepat viral) dan anak-anak karena dalam pelaksanaannya perlu pendampingan keluarganya (menguatkan selling).
– Penting diingat bahwa pengemasan event untuk membangkitkan geliat parekraf harus mempunyai news value dan unique selling point.

🔷 Sesi diskusi dan tanya jawab dengan para peserta

🔷 Penyerahan cenderamata oleh Kemenparekraf kepada Narasumber dan dilanjutkan dengan foto bersama

🔷 Kesimpulan :
a) Antusias peserta tinggi karena narasumber memberikan materi dan masukan yang edukatif dan relevan dengan kebutuhan peserta.
b) Diskusi menghasilkan rencana penyelenggaraan event di Kota Semarang dengan memanfaatkan sampah sebagai media transaksi untuk pembelian tiket, makanan, minuman, dsb. Proposal akan disiapkan inisiator dan disampaikan kepada Pemkot Semarang.

🔴 Hari-2 (Rabu, 23 Maret 2022)
BISA FEST: Festival Seni Tari dan Perkusi

🔷 Kegiatan ini dihadiri oleh:
1. Bapak A.S. Sukawijaya (Anggota Komisi X DPR-RI)
2. Bapak Samsul Bahri Siregar (Kepala Bidang Industri Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang)
3. Bapak Agung Ciptoningtyas (Kepala UPTD Taman Budaya Raden Saleh)
4. Ibu Heri Retno Indrijani (Subkoordinator Event Nasional Utama)
5. Peserta dari pelaku event (grup tari dan grup perkusi) berjumlah 50 orang

🔷 Kegiatan diawali dengan penampilan Tari Tomblok dari grup tari Sanggar Omah Biyung

🔷 Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Pembacaan Doa.

🔷 Sambutan oleh Kepala Bidang Industri Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Bapak Samsul Bahri Siregar. Dalam sambutannya, Beliau menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan Kemenparekaraf dan Komisi X DPR RI dalam acara dimaksud karena sangat bermanfaat bagi pegiat seni di Kota Semarang yang sebelumnya vakum karena pandemi. Beliau juga berharap bahwa event BISA Fest dapat menjadi awal kesuksesan pegiat seni dan membuat Kota Semarang “Semakin Hebat”.

🔷 Sambutan oleh perwakilan Kemenparekraf/Baparekraf, Ibu Heri Retno Indrijani. Dalam sambutannya, Beliau menyampaikan bahwa kegiatan BISA Fest adalah program pemberdayaan pelaku parekraf yang dikemas dalam bentuk festival dengan tujuan meningkatkan kualitas ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif dalam rangka menunjang pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkelanjutan. Beliau mengajak seluruh peserta yang merupakan para pelaku seni tari dan perkusi di untuk tetap semangat berkreasi dan berkreatifitas dalam memajukan Kota Semarang melalui atraksi seni daerah yang berkualitas sekaligus mempromosikan destinasi-destinasi pariwisata yang ada. Selain itu, optimisme juga harus selalu dibangun melalui keyakinan bahwa 2022 merupakan tahun kebangkitan sektor parekraf Indonesia yang ditandai dengan suksesnya pelaksanaan MotoGP Mandalika akhir pekan kemarin. Harapannya, event-event nasional maupun event daerah juga dapat meningkat kualitasnya dan menjadi ikon pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia agar lebih mendunia.

🔷 Sambutan Anggota Komisi X DPR RI, Bapak A.S. Sukawijaya. Beliau berharap kegiatan BISA Fest dapat terus diselenggarakan di kota-kota lain supaya pegiat kesenian yang telah lama vakum dapat berkarya dan bersemangat kembali. Pemilihan lokasi kegiatan di Taman Budaya Raden Saleh sangat sesuai karena merupakan salah satu ruang kesenian di Kota Semarang yang mempunyai banyak potensi parekraf. Para pegiat seni maupun pelaku parekraf diharapkan dapat memanfaatkan dan meramaikan Taman Budaya Raden Saleh sebagai tempat berlatih, bertukar ide, maupun tempat pertunjukan agar menjadi daya tari wisata yang berkelanjutan.

🔷 Penyerahan cenderamata oleh Kemenparekraf kepada Anggota Komisi X DPR-RI dan Narasumber yang dilanjutkan dengan foto bersama dengan para peserta.

🔷 Penampilan parade Seni Tari dari 6 (enam) sanggar yaitu:
1. Tari Tomblok oleh Sanggar Omah Biyung
2. Tari Sekar Taman oleh Sanggar Sekar Taman
3. Tari Geol Denok oleh Sanggar Srikandi
4. Tari Geol Denok oleh Sanggar OBI
5. Tari Dugder Denok Kenang oleh Sanggar ABL Studio
6. Tari Semarang Semakin Hebat oleh Sanggar Sekar Taman

🔷 Penampilan Seni Perkusi oleh 4 (empat) grup yaitu:
1. Mahesa Drum Band
2. Angklung Lestari
3. Semarang Percusion
4. Syukhul Mustofa

🔷 Talkshow dan diskusi perwakilan Kemenparekraf/Baparekraf dengan narasumber, yaitu Bapak Agung Ciptaningtyas, dengan tema : “Potensi dan Pengemasan Seni Tari dan Perkusi di Kota Semarang”
Beberapa poin hasil diskusi :
– Potensi seni tari dan perkusi di Kota Semarang telah terbentuk dan perlu dimanfaatkan, dikembangkan, dan diberi dukungan melalui penyelenggaraan event.
– Dalam penampilannya, para pelaku seni diharapkan agar lebih menjiwai gerakannya dan bagi pelaku seni perkusi diharapkan lebih atraktif.
– Atribut yang dipakai lebih saat penampilan lebih baik mempunyai ciri khas Kota Semarang untuk menunjukkan identitas budaya.
– Seni rebana juga telah menjadi atraksi yang mulai populer di Kota Semarang, sehingga perlu ditingkatkan kembali cara pengemasan dan penampilannya.

🔷 Sesi praktek peserta BISA Fest melalui Tari Semarang Hebat yang dilakukan secara bersama dengan penerapan masukan-masukan saat talkshow

🔷 Penyerahan simbolis dukungan pemberdayaan pelaku ekraf dari Kemenparekraf kepada 3 sanggar tari dan 1 grup perkusi

🔷 Kesimpulan :
a) Taman Budaya Raden Saleh terbuka untuk menjadi tempat latihan para pelaku seni dimaksud dengan bimbingan dari Bapak Agung Ciptaningtyas.
b) Kemenparekraf menyarankan agar Taman Budaya Raden Saleh dapat menjadi wadah dan membina sanggar-sanggar kesenian di Kota Semarang sehingga mempermudah rekrutmen pelaku seni jika terdapat event besar di Kota Semarang.

Hari-1: Swab Antigen, Registrasi, dan Suasana Acara
Hari-1: Swab Antigen, Registrasi, dan Suasana Acara
Hari-1: Penampilan Tarian Pembuka, Pembacaan Doa, dan Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
Hari-1: Penampilan Tarian Pembuka, Pembacaan Doa, dan Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
Hari-1: Sambutan, Penyerahan Cenderamata, dan Foto Bersama
Hari-1: Sambutan, Penyerahan Cenderamata, dan Foto Bersama
Hari-1: Pemaparan Narasumber dan Sesi Diskusi dengan Peserta
Hari-1: Pemaparan Narasumber dan Sesi Diskusi dengan Peserta
Hari-2: Swab Antigen, Registrasi, dan Suasana Acara
Hari-2: Swab Antigen, Registrasi, dan Suasana Acara
Hari-2: Penampilan Tarian Pembuka, Pembacaan Doa, dan Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
Hari-2: Penampilan Tarian Pembuka, Pembacaan Doa, dan Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
Hari-2: Sambutan, Pembukaan Acara dengan Perkusi, dan Penyerahan Cenderamata
Hari-2: Sambutan, Pembukaan Acara dengan Perkusi, dan Penyerahan Cenderamata
Hari-2: Parade Penampilan Seni Tari
Hari-2: Parade Penampilan Seni Tari
Hari-2: Parade Penampilan Seni Perkusi
Hari-2: Parade Penampilan Seni Perkusi
Hari-2: Talkshow dan Diskusi dengan Peserta dilanjutkan dengan Praktek Bersama
Hari-2: Talkshow dan Diskusi dengan Peserta dilanjutkan dengan Praktek Bersama
Hari-2: Penyerahan Dukungan Kemenparekraf untuk Pemberdayaan Pelaku Seni Tari dan Perkusi di Kota Semarang
Hari-2: Penyerahan Dukungan Kemenparekraf untuk Pemberdayaan Pelaku Seni Tari dan Perkusi di Kota Semarang
Hari-2: Penyerahan Dukungan Kemenparekraf untuk Pemberdayaan Pelaku Seni Tari dan Perkusi di Kota Semarang
Hari-2: Penyerahan Dukungan Kemenparekraf untuk Pemberdayaan Pelaku Seni Tari dan Perkusi di Kota Semarang
Author:

Tinggalkan Balasan