FGD DUDUK SAMO DUSANAK: FESTIVAL MANGURE LAWIK 2021 – “THE TREASURES OF SEABOLGA” 2021

🔸 Focus Group Discussion antar stakeholder dengan topik utama pembahasan upaya pelestarian dan rehabilitasi terumbu karang di zona konservasi sesuai dengan Kepmen KKP No.87 tahun 2020, menggali dan melestarikan budaya yang telah ada, dan penyelenggaraan event pariwisata berupa festival di Sibolga.

🔸 Kegiatan ini dihadiri oleh:
● Sub Koordinator Strategi Event daerah, Direktorat Event Daerah, Kemenparekraf/Baparekraf, bapak Vicky Apriansyah, sebagai narasumber;
● Manajer Biorock – Yayasan Karang Lestari Pemuteran, bapak Komang Astika sebagai narasumber;
● Ahli Perencana Kepariwisataan – Ketua FKK Sibolga-Tapteng, bapak Alma Tegar Nasution, sebagai Narasumber.
● Duta Pariwisata Tapanuli Tengah 2016, Ibu Susan Hutabarat
● Para Peserta FGD Duduk Samo Dusanak: Festival Mangure Lawik 2021 – “THE TREASURES OF SEABOLGA yang terdiri dari pegawai instansi pemerintah, kalangan akademisi, dan masyarakat umum.

🔸 Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC dan dipimpin oleh moderator untuk dilanjutkan paparan para narasumber.

🔸 Paparan dari Sub Koordinator Strategi Event daerah:
● Strategi pelaksanaan event daerah berdasarkan arahan Menparekraf, Sandiaga Uno yang mencakup antara lain:
o localize: Sibolga diharapakan mampu menemukan ciri khas budaya lokal yang dapat dijadikan sebagai komoditas pariwisata dan daya tarik utama, serta memberikan manfaat bagi komunitas lokal;
o personalize: produk wisata Sibolga diharapkan mampu memberikan kesan personal kepada wisatawan yang hadir, sehingga jika Festival Mangure Lawik ini rutin dilaksanakan, wisatawan-wisatawan akan datang kembali sebagai repeater;
o customize: pengusung festival dan dinas pariwisata Sibolga diharapkan mampu menciptakan event yang sesuai dengan target pasar spesifik;
o smaller in size: dikarenakan pandemi, events yang sedianya rutin dilaksanakan secara akbar dan memandang kualitas, kini harus lebih mengedepankan kualitas.

● Program promosi event juga harus menerapkan strategi, antara lain:
o Pembuatan materi/konten pada media konvensinal, digital, maupun media baru seperti podcast;
o Publikasi kegiatan hendaknya dilakukan dalam jangka waktu pre, on, dan post;
o Terakhir yang tak kalah penting adalah brand activation. Penekanan sekali lagi untuk menonjolkan budaya lokal dibarengi kerja sama yang baik oleh para stakeholders.

🔸 Paparan dari Manajer Biorock – Yayasan Karang Lestari Pemuteran:
● Dua dekade sebelumnya, perairan Pemuteran memperlihatkan kerusakan bawah laut karena perilaku pengeboman ikan dan sianida. Terumbu rusak, ikan hias menghilang dan tangkapan nelayan berkurang. Sampai akhirnya pelopor wisata konservasi mendorong pengawasan di laut dengan pecalang (petugas keamanan tradisional) yang berpatroli dan menangkap pengebom.

● Untuk mengisi kembali area secepat mungkin dengan karang dan ikan, pembibitan karang dibangun menggunakan Teknologi Akresi Mineral Elektroitik (Biorock). Karang yang tumbuh di pertambahan mineral berwarna sangat cerah dan tumbuh dengan cepat.

● Teknologi baru ini menggunakan listrik daya rendah untuk “menumbuhkan” batu gamping pada rangka baja dan meningkatkan laju pertumbuhan karang dan organisme terumbu lainnya.

● Hingga tahun 2021, sudah ada 115 struktur biorock yang “dilepas” ke dasar laut. Setiap kali akan dilepasnya biorock ke laut, diadakan pula upacara pelepasan. Ini sejalan dengan filosofi masyarakat Bali, di mana ketika kita menghargai alam, maka kebaikan-kebaiakan akan berbalik kepada kita. Hal ini yang kemudian juga menjadi daya tarik budaya bagi kegiatan ini.

● Dalam Pemuteran Bay Fest dilaksanakan sejumlah kegiatan seperti workshop dan kegiatan pesisir melibatkan anak-anak, pelajar dan mahasiswa, serta masyarakat sekitar. Misalnya bersih pantai, seri edukasi, dan workshop olah sampah.

🔸 Paparan dari Ahli Perencana Kepariwisataan – Ketua FKK Sibolga-Tapteng:
● Sibolga, Tapteng memiliki status dalam RIPPARNAS sebagai Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) Sibolga.

● Menilik posisinya yang strategis, Sibolga, Tapteng masuk dalam dua Destinasi Pariwisata Nasional (DPN), yaitu Medan-Toba Dsk dan Nias-Simeulue Dsk.

● Sibolga, Tapteng dapat menjadi penghubung antara KSPN Toba Dsk yang saat ini menjadi destinasi super prioritas nasional dengan KSPN Teluk Dalam (Pulau Nias).

● Festival Mengure Lawik sendiri terdiri dari rangkaian acara sebagai berikut:
o Kenduri Mengure Lawik merupakan acara adat yang berupa doa bersama dan penyampaian pesan-pesan adat terhadap wujud syukur dan kelestarian ekosistem bahari;
o Karnaval, merupakan acara gebyar menggiring Rabo (instalasi untuk terumbu karang) di jalur jalan perkotaan;
o Penanaman Rabo, merupakan kegiatan penanaman instalasi terumbu karang di area konservasi Teluk Tapian Nauli;
o Festival ini diharapkan dapat diterima di masyarakat karena kaitannya dengan identitas budaya yang dapat dijadikan daya tarik komoditas utama di Sibolga.

🔸 Kesimpulan dari kegiatan ini:
● Edukasi melibatkan anak-anak, pelajar dan mahasiswa, serta masyarakat sekitar, dapat menjadi kunci keberlangsungan biota laut;
● Penyelenggaraan event dapat berhasil apabila pentahelix dilibatkan dalam pelaksanaannya, yakni akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media.

 

Pembukaan Acara FGD DUDUK SAMO DUSANAK: FESTIVAL MANGURE LAWIK 2021 – “THE TREASURES OF SEABOLGA”

 

Paparan Narasumber, Bapak Vicky Apriansyah terkait Strategi Pelaksanaan Event Daerah

 

Paparan Narasumber, bapak Komang Astika terkait “Biorock”

 

Paparan Narasumber, bapak Alma Tegar Nasution, terkait Festival Mangure Lawik

 

 

Author: Kadek Agus Nata Riadnyana

Tinggalkan Balasan