FGD dan Survey Pengembangan Pola Perjalanan Wisata Borobudur Kawasan Solo

FGD dan Survey Pengembangan Pola Perjalanan Wisata Borobudur Kawasan Solo yang dilaksanakan pada 3-4 Juni 2021 di Solo.

A. FGD Pengembangan Pola Perjalanan Wisata Borobudur Kawasan Solo pada tanggal 3 Juni 2021

FGD ini dilaksanakan bertujuan untuk mengembangkan Pola Perjalanan Wisata Borobudur ke dalam Kawasan Solo dan menentukan sub tema dari kawasan tersebut.

Kegiatan ini dihadiri oleh:
1. Ibu Rizki Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events);
2. Bpk. Titis Sri, Kadisparpora Kab. Karanganyar;
3. Bpk. Sri Nugroho, Kadisporapar Kab. Klaten;
4. Bpk. Susilo Hartono, Kadisporapar Kab. Boyolali;
5. Bpk. I Yusep Wahyudi, Kadisporapar Kab. Sragen;
6. Bpk. Budi Sartono, Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Surakarta;
7. Perwakilan Disdikbud Kab. Sukoharjo;
8. Bpk. Arya Galih Anindita, Koordinator Produk dan Promosi Wisata Budaya dan Buatan;
9. Sdri Berti Deliani, Subkoordinator Wisata Budaya;
10. Sdri. Betsy Dian Astri, Subkoordinator Konten dan Publikasi;
11. Tendi Nuralam, Tenaga Ahli Direktorat Wisata Minat Khusus;
12. Agus Hartono, Tenaga Ahli Direktorat Wisata Minat Khusus;
13. Praktisi, Asosiasi, dan Komunitas Pariwisata di Kawasan Solo Raya.

Adapun rangkaian kegiatan adalah sebagai berikut:
⏹ Kegiatan diawali dengan pelaksanaan Rapid Test Antigen bagi seluruh peserta, kemudian peserta memasuki venue dengan mengikuti standar protokol kesehatan yaitu menggunakan hand sanitizer dan pengukuran suhu tubuh. Para peserta juga diberikan healthy kit berupa hand sanitizer, masker, dan vitamin C untuk dipakai selama mengikuti kegiatan. Kemudian acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, serta Pembacaan Doa.

⏹ Sambutan oleh Bpk. Budi Sartono, Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Surakarta
1. FGD ini penting karena kita dapat memberi masukan langsung secara konstruktif.
2. Pengembangan Pola Perjalanan ujungnya adalah berupa paket perjalanan, sebelum menjadi paket harus dibangun dulu “trail of civilization” nya .
3. Berharap segera dikembangkannya strorytelling terkait Borobudur dan turunannya (budaya, napak tilas) yang nanti dapat dikonsumsi oleh rekan-rekan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI).
4. Dinas Pariwisata Kota Surakarta mendukung kegiatan ini agar wisata Borobudur dapat menjadi Destinasi Super Prioritas yang dapat menjadi sejajar dengan Bali.
5. Ucapan terima kasih terhadap Kemenparekraf dan peserta yang berasal dari stakeholder pariwisata yang telah ikut serta dalam FGD ini.

⏹ Sambutan oleh Bpk. Arya Galih Anindita, Koordinator Produk dan Promosi Wisata Budaya dan Buatan
1. Pengembangan wisata Borobudur sudah lama dimulai dan menjadi salah satu perhatian utama dari Kemenkomarves 4-5 tahun belakang ini.
2. Kemenparekraf khususnya Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) mendapat tugas untuk mengembangan pola perjalanan/daya tarik wisata salah satunya di wisata Borobudur.
3. Pada tahun 2020, telah disusun Pola Perjalanan Wisata Borobudur “Trail of Java Civilization” dengan 5 jalur tematik, yaitu Ancient Kingdom Trail, Historic Trail, Buddhist Pilgrimage, Edu Trail dan The Classical Indonesia Batik Route. Pada tahun 2021, akan difokuskan di dua jalur yaitu “Ancient Kingdom” dan “Historic Trail”.
4. Untuk mengembangkan pola perjalanan ini, telah dilaksanakan FGD di Kawasan Borobudur/Magelang, Semarang dan Solo.
5. Informasi mengenai market, tema, daya tarik wisata, jalur, dan action plan dari peserta FGD yang berasal dari parktisi, asosiasi, dan komunitas sangatlah berguna dalam mengembangkan pola perjalanan wisata Borobudur.

⏹ Penyampaian paparan oleh Bpk. Agus Hartono mengenai Tren Masa Depan Produk Wisata Budaya dan Hertiage. Adapun beberapa poin penting yang disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Pandemi Covid-19 mempengaruhi tren dalam berwisata, adanya pergeseran/perubahan motivasi permintaan kebutuhan perilaku serta faktor luar seperti perubahan teknologi yang semakin berkembang, ekonomi, industri, dll.
2. Tiga segmen wisatawan yaitu Silver Hair Generation, Pelancong Muda (U-Traveller), dan Special Interest Community.
3. Pelancong muda memiliki potensi yang besar dalam sektor pariwisata dunia. WYSE memperkirakan kontribusi pelancong muda mencapai 25% dari total perjalanan wisata dunia.
4. Revolusi digital akan membuat kenaikan di wisatawan segmen U-traveller maupun solo traveller.
5. Indonesia memiliki tematik yang luar biasa dan diakui dunia contohnya Borobudur, Borobudur, Prambanan, wayang, keris, gamelan, batik.
6. Di masa depan, produk yang dijual bukan berbasis destinasi tapi berbasis tematik yang memiliki keunikan. FIT juga lebih diminati daripada mengikuti tour.

⏹ Arahan oleh Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events). Dalam arahannya beliau menyampaikan beberapa poin penting sebagai berikut:
1. Latar belakang kegiatan ini sesuai dengan tugas pesan dari presiden yg berkaitan dengan produk pariwisata, yaitu mendorong percepat atraksi di 5 DSP salah satunya Borobudur dan juga Kawasan Joglosemar.
2. Kekuatan Borobudur ada di heritage dan ancient kingdom. Kita memilih tema tersebut karena mudah, barangnya sudah ada dan brandingnya sudah kuat.
3. Keunikan dari tiap destinasi atau atraksi akan diangkat dalam pengembangan polper.
4. Unsur dalam perjalanan tematik ada unsur edukasi (knowledge), storytelling dari tempat atau benda yang dijual merupakan hal yang penting. Kemudian ada unsur entertainment, dan experience (paling penting karena wisatawan bisa berinteraksi dengan penduduk lokal) hal ini dapat membuat length of stay wisatawan menjadi lebih panjang.
5. Segmen yang kita sasar adalah minat khusus (bukan mass).
6. Solo akan didorong juga menjadi kota wellness (jiwa, raga, mental).

⏹ Penyampaian paparan mengenai Destinasi Pariwisata Super Prioritas Borobudur oleh Bpk. Tendi Nuralam. Dalam paparannya, beliau menyampaikan beberapa poin penting sebagai berikut:
1. Setiap destinasi harus memiliki keunikan untuk dijual ke wisatawan.
2. Cagar Budaya secara tematik akan dibedakan menjadi “Ancient Kingdom Trail” dan “Historical Trail”. Kegiatan di wilayah cagar budaya harus berkoordinasi dengan K/L lain untuk kesamaan carrying capacity dan storytelling.
3. Penjelasan terkait subtema dari Tema “Ancient Kingdom Trail” dan “Historical Trail” yang nantinya akan menghasilkan produk wisata destinasi pariwisata super prioritas borobudur.
4. Dalam waktu kurang lebih 1 bulan akan dilakukan finalisasi polper dan turunanya yaitu produk, market, revenue yang juga mempertimbangkan carrying capacity.
5. Benchmarking Wisata Eropa yang dapat diterapkan juga di Indonesia misalnya Stempel World Heritage Member.

⏹ Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi. Adapun saran dan masukan yang disampaikan oleh peserta FGD adalah sebagai berikut:
1. Bpk. Susilo Hartono, Kadisporapar Kab. Boyolali:
– Boyolali memiliki aksesbilitas yang kurang memadai sehingga jarang dilirik wisatawan yang datang menggunakan Bus besar.
– Di Boyolali akan dibangun Cimory yang dengan harapan dapat menjadi penarik untuk paket wisata ke Borobudur.

2. Bpk. I Yusep Wahyudi, Kadisporapar Kab. Sragen:
– Kabupaten Sragen memiliki daya tarik wisata Sangiran, yang juga masuk dengan wilayah Kab. Karanganyar.
– Berharap pengembangan pariwisata Kawasan Solo juga memperhatikan Kawasan Solo Raya.
– Pemerintah daerah saat ini mengupayakan perbaikan jalan ke DTW Saringan.
– Pada bulan Agustus rencananya akan diadakan event sport tourism lari malam (lari dengan video mapping manusia purba disana) dan telah melakukan koordinasi dengan Kemendikbudristek.

3. Ibu Siti Laela, Perwakilan Disdikbud Kab. Sukoharjo:
– Memiliki forum pariwisata setiap 2 bulan sekali untuk membahas pariwisata di Kawasan solo raya
– Kabupaten Sukoharjo memiliki desa wisata yang memiliki potensi luar biasa seperti desa pengrajin gamelan, desa wisata pengrajin rotan, desa wisata pengrajin gitar, desa wisata pengrajin jamu.
– Pemda sudah berkerja sama dengan pemkot surakarta untuk membentuk paket ke desa wisata ke kab. sukaharjo

4. Bpk. Titis Sri, Kadisparpora Kab. Karanganyar:
– Saat ini mengembangkan Desa Wisata Film yang bekerjasama dengan ISI dan Kemendibudristek
– Sudah ada MoU karanganyar dengan ubud terkait wellness tourism.
– Lebih memperkuat brandingnya, tidak hanya Solo tetapi kawasan Solo Raya.
– DAK lebih baik dialihkan untuk pembuatan event sebagai media promosi.
5. Gastronomi di Kawasan Solo Raya belum seberapa dikembangkan padahal potensinya luar biasa. Contohnya berhubungan dengan tempe yang sudah menjadi warisan dunia.
6. Memasukkan beberapa destinasi ke dalam Pola Perjalanan. Destinasi tersebut diantaranya adalah Saringan, Kahyangan petilasan kanjeng panembahan senopati, Sumur Songo, Padepokan Gedong Putih, Desa Wisata di Kawasan Solo Raya.
7. Penambahan tematik Javaness wellness tourism juga dapat dimasukkan karena tingginya minat wisman terhadap tema tersebut.
8. Berharap akan diadakan workshop pembuatan narasi sekelas nasional dan ada standarisasinya.
9. Harus ada event nasional untuk memasarkan wisata tematik yang ada.
10. Pangsa pasar wisman DTW Padepokan Gedong Putih berasal dari Jepang dan Suriname.
11. Market wisata tematik di Solo lebih kepada market cooperate dan siswa sekolah. Market lebih tertarik kepada keautentikan Solo.
12. Storytelling di solo masih perlu diperbarui dan diperdalam karena masih banyak yang dapat digali dan dijadikan sebagai magnet contohnya perjalanan mistikal/Dark Tourism.
13. Upgrading skill bagi pelaku wisata terutama untuk wellness tourism.

B. Survei Pola Perjalanan Wisata Borobudur di Kawasan Solo pada tanggal 4 Juni 2021

⏺️ Musuem Batik Danar Hadi – Kota Solo

– Didampingi oleh Ibu Asti selaku Asst Manager di Danar Hadi, beliau menjelaskan bahwa Museum Batik Danar Hadi mengisahkan sejarah perkembangan Batik di Indonesia dari Zaman Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Pura Mangkunegaran, Pura Pakualaman.
– Setiap ruangan di museum ini memiliki penceritaannya masing masing berdasarkan koleksinya dimulai dari bagian pertama, yang dipenuhi dengan koleksi batik para raja – raja dan keluarga Kasunanan juga mangkunegaran kemudian dilanjut dengan display proses pembuatan batik, yang awalnya dari kain Mori kemudian proses penggambaran dan pembentukan elemen dasar desain batik (Klowongan), lalu menutup kain dengan lilin pada bagian-bagian batikan tertentu supaya tetap berwarna putih (Tembokan), sesudah itu masuk ke proses pewarnaan dan diulang kembali hingga menjadi selembar batik yang indah.
– Seluruh koleksi batik di museum ini mengunakan pewarna alami, bahan bakunya: daun indigofera, pucuk daun jati, sarang madu, daun nila, gula batu, tawas dll.
– Batik kuno memiliki potensi pasar yang cukup besar di Belgia, Jerman, Singapura, Jepang, Jakarta dan Surabaya, rata-rata peminatnya didominasi oleh wanita dewasa.

⏺️ Candi Sukuh – Kabupaten Karanganyar

– Candi Sukuh berada di lereng barat Gunung Lawu, di Desa Sukuh Karang Anyar.
– Candi ini dibangun dengan tujuan untuk pengruwatan, yaitu menangkal atau melepas kekuatan negatif yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang, dugaan ini dikuatkan oleh beberapa relief yaitu Sudamala dan Garudheya. Dengan begitu Candi Sukuh sangat cocok menjadi tempat pengembangan wellness .
– Selain itu relief yang ada disini juga menjelaskan bahwa manusia berasal dari hubungan pria dan wanita, tergambar jelas pada beberapa relief yang ada di Candi Sukuh. Batu – Batu an Candi Sukuh diperkirakan berasal dari zaman megalitikum dan terdapat arca yang berasal dari andesit merah.

⏹ Tindak Lanjut:
1. Menyempurnakan Pola Perjalanan Wisata Borobudur Kawasan Joglosemar.
2. Melakukan uji produk/trail dengan mengundang stakeholders terkait seperti TA/TO, komunitas dan berbagai pihak terkait.

Demikian yang dapat kami laporkan, bersama ini kami lampirkan dokumentasi kegiatan tersebut. Terima kasih🙏🏻

 

Author:

Tinggalkan Balasan