BISA Fest: Pesona Kreasi Budaya Aceh & Geliat Seni Budaya Tradisi Aceh

Mohon izin menyampaikan laporan kegiatan:
1️⃣ BISA Fest: Pesona Kreasi Budaya Aceh di Kota Banda Aceh pada tanggal 10 Mei 2024
2️⃣ BISA Fest: Geliat Seni Budaya Tradisi Aceh di Kota Banda Aceh, pada tanggal 11 Mei 2024.

Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama kemitraan antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Komisi X DPR RI.

Berikut poin-poin yang dapat kami laporkan:

1️⃣ BISA Fest: Pesona Kreasi Budaya Aceh di Kota Banda Aceh pada tanggal 10 Mei 2024.

🟡 Kegiatan ini dihadiri oleh:
1. Ibu Illiza Saadduddin Djamal, Ketua Kelompok Fraksi Komisi X DPR RI;
2. Bapak Ismail Madden, Kepala Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata dan Kelembagaan;
3. Sdri. Santy Lusiani, Analis Kebijakan Ahli Muda;
4. Bapak Nazar Apache, Pemerhati Seni dan Budaya Aceh;
5. 65 orang peserta BISA Fest yang terdiri dari pelaku Seni, Parekraf, dan UMKM.

🟡 Rangkaian kegiatan:

🔸 Registrasi Peserta dilanjutkan pembukaan acara oleh MC

🔸 Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dilanjutkan pembacaan doa

🔸 Penampilan pembuka dari Sanggar Wareh Budaya, membawakan tarian Aceh Seuraya yang lahir dari para Indatu (nenek moyang) yang merupakan bentuk dari ekspresi jiwa yang memasukkan filosofis makna dalam setiap hentakan, pukulan, bahkan alunan syair

🔸 Sambutan Kepala Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata dan Kelembagaan Disbudpar Provinsi Aceh:
– Diperlukan berbagai kegiatan dan inisiatif untuk meningkatkan sektor pariwisata di Aceh, termasuk pengembangan SDM pariwisata dan dukungan pada pelaku usaha pariwisata.
– Gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XXI di Aceh, melibatkan 33 cabang olahraga, diprediksi akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan berkontribusi positif pada ekonomi lokal
– Keanekaragaman budaya dan warisan adat Aceh menjadi daya tarik utama pariwisata, selain dari keindahan alamnya.
– Kreativitas anak muda Aceh dalam seni dan budaya semakin berkembang, memberikan daya tarik tambahan bagi para wisatawan
– Diharapkan kesuksesan PON ke-XXI dapat memberikan kontribusi positif signifikan pada ekonomi Aceh dan mengangkat citra Aceh sebagai Destinasi Pariwisata yang menarik

🔸 Sambutan perwakilan Kemenparekraf/Baparekraf RI, Sdri. Santy Lusiani, Analis Kebijakan Ahli Muda;
– Kegiatan BISA Fest merupakan kegiatan Kemitraan antara lembaga yang bertujuan untuk saling bertukar informasi , meng-edukasi, serta berbagi aspirasi dan inspirasi dengan masyarakat dalam rangka pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
– Festival berbasis budaya merupakan salah satu bentuk produk wisata yang paling efektif untuk mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif dari suatu daerah.

🔸 Sambutan dan pembukaan oleh Ibu Illiza Saadduddin Djamal, Ketua Kelompok Fraksi Komisi X DPR RI;
– Setiap event yang diselenggarakan melibatkan berbagai sanggar seni yang berbeda-beda Hal ini mencerminkan kekayaan seni dan budaya Aceh yang beragam dan unik.
– Perlu dibuat kalender event tahunan yang terstruktur dan terkoneksi dengan baik, serta melibatkan seni dan budaya Aceh dalam acara-acara besar seperti PON, sehingga Aceh dapat meningkatkan potensi pariwisatanya secara signifikan. Hal ini juga akan membantu masyarakat Aceh untuk dikenal secara global melalui warisan budaya yang unik dan beragam.
– Sejarah panjang Aceh terkait dengan jalur rempah yang terkenal di seluruh dunia menjadi aset yang luar biasa. Penting untuk memahami dan mempromosikan sejarah ini agar orang Aceh bangga akan warisan budaya mereka.
– Setiap tarian atau karya seni di Aceh memiliki dasar cerita sejarah yang kaya selain itu pemanfaatan sejarah dalam pengembangan kreativitas seni menjadi bagian integral dalam mempromosikan budaya Aceh.
– Lonceng Cakra Donya dengan sejarahnya yang kaya, kini dipamerkan di Museum Sejarah Aceh Pengelolaan warisan sejarah seperti ini penting untuk mempertahankan dan mempromosikan identitas budaya Aceh

🔸 Penyerahan cendera mata oleh perwakilan Kemenparekraf/Baparekraf RI kepada Anggota Komisi X DPR RI, Kepala Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata dan Kelembagaan, dan Narasumber.

🔸 Menyaksikan penampilan Budaya Aceh
1. Tarian Lenggang Puan
2. Group Manzeel Nasyid
3. Tarian Dara Ceudah

🔸 Talkshow dan diskusi bersama Narasumber, Bapak Nazhar Apache, Pemerhati Seni dan Budaya Aceh:
– Dukung seniman lokal dengan memberikan akses ke pelatihan, pendanaan, dan platform untuk memamerkan karya mereka. Ini bisa melalui pameran seni, konser, atau festival budaya.
– Bantu seniman untuk membangun portofolio dan CV mereka melalui dukungan administratif dan profesional. Ini dapat membuka pintu untuk kesempatan lebih besar di bidang seni dan budaya.
– Libatkan komunitas secara aktif dalam mempertahankan dan mengembangkan seni dan budaya lokal. Dengan mendengarkan dan melibatkan semua pihak terkait, akan lebih mungkin untuk mencapai pemahaman dan dukungan yang lebih besar.
– Tingkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya seni dan budaya lokal dalam identitas dan warisan mereka. Edukasi membantu memupuk apresiasi yang lebih besar terhadap seni dan budaya.

🔸 Kegiatan ditutup dengan foto bersama.

2️⃣ BISA Fest: Geliat Seni Budaya Tradisi Aceh di Kota Banda Aceh, pada tanggal 11 Mei 2024.
🟡 Kegiatan ini dihadiri oleh:
1. Ibu Illiza Saadduddin, Ketua Kelompok Fraksi Komisi X DPR RI;
2. Bapak Ismail Madden, Kepala Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata dan Kelembagaan
3. Sdri. Santy Lusiani, Analis Kebijakan Ahli Muda
4. Bapak Teuku Wisnu, Enterpreneur
5. 65 orang peserta BISA Fest yang terdiri dari Pelaku Seni, Parekraf, dan UMKM.

🟡 Rangkaian kegiatan:

🔸 Registrasi Peserta dan pembukaan oleh MC

🔸 Penampilan pembuka dari Sanggar Keumala Intan yang membawakan tarian Ratoh Jaroe. Tarian ini merupakan simbol kebersamaan dan solidaritas dalam masyarakat Aceh. Gerakan yang dilakukan secara berkelompok menunjukkan kolaborasi dan kekompakan dalam menghadapi tantangan dalam kehidupan masyarakat

🔸 Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dilanjutkan pembacaan doa

🔸 Sambutan Bapak Ismail Madden, Kepala Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata dan Kelembagaan:
– Dalam kegiatan BISA Fest memberikan harapan positif untuk peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia) di sektor pariwisata, yang sangat dibutuhkan di Aceh.
– Pemerintah Aceh sangat fokus pada pengembangan ekonomi kreatif, seni budaya, dan pariwisata, terbukti dengan berbagai kegiatan seperti Pekan Kebudayaan Aceh tahun 2023.
– Pemda Aceh memiliki komitmen yang kuat terhadap pengembangan wisata halal tingkat nasional dan internasional, dengan visi menjadikan Aceh sebagai destinasi wisata halal internasional.
– Kegiatan budaya Aceh, seperti tarian dan tradisi lokal, merupakan salah satu daya tarik utama bagi wisatawan, dan dapat menjadi produk unggulan dalam promosi pariwisata Aceh.
– Sikap ‘memulyakan tamu’ merupakan bagian dari budaya Aceh, yang menekankan pentingnya memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan. Hal ini menjadi kunci dalam menyambut tamu yang datang berkunjung ke Aceh, terutama selama gelaran PON XXI dan saat banyaknya kunjungan wisatawan.

🔸 Sambutan perwakilan Kemenparekraf/Baparekraf RI, Sdri. Santy Lusiani, Analis Kebijakan Ahli Muda;
– Sebuah event seperti Festival seni/budaya mempunyai manfaat multiplier effect (efek ganda) baik secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya dapat memperkenalkan dan mempromosikan destinasi, menjadi ikon destinasi sebagai bentuk atraksi, dan mendorong masyarakat untuk menjaga kelestarian kesenian lokal serta meningkatkan kreativitas.
– Visi Kemenparekraf/Baparekraf RI adalah mengembangkan Quality Tourism melalui beberapa flagship Wisata Minat Khusus, dimana salah satunya melalui tematik wisata budaya dan sejarah.

🔸 Sambutan dan pembukaan oleh Ibu Illiza Saadduddin Djamal, Ketua Kelompok Fraksi Komisi X DPR RI;
– Kreativitas anak muda merupakan aset berharga yang harus terus didukung dan diberdayakan. Memberikan ruang bagi mereka untuk berekspresi dan mengembangkan bakat mereka sangat penting bagi perkembangan budaya dan inovasi di Indonesia.
– Upaya percepatan pengembangan pariwisata di Aceh diperlukan untuk meningkatkan peringkat destinasi pariwisata dan optimalitas sektor pariwisata dalam menarik wisatawan domestik maupun internasional. Program-program ini termasuk pengembangan infrastruktur, promosi yang intensif, peningkatan kualitas layanan, pengembangan ekowisata, kolaborasi strategis, dan diversifikasi paket wisata. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Aceh dapat menjadi destinasi pariwisata yang menarik dan berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional.
– Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk diikuti oleh pelaku usaha pariwisata secara khusus, masyarakat luas secara umumnya, hal ini dikarenakan tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk merawat dan menjaga kekayaan objek wisata Aceh, yang nantinya menjadikan destinasi wisata unggulan dan bisa menjadi daya tarik wisatawan baik lokal-nasional maupun internasional.

🔸 Penyerahan cendera mata oleh perwakilan Kemenparekraf/Baparekraf RI kepada Anggota Komisi X DPR RI, Kepala Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata dan Kelembagaan, dan Narasumber.

🔸 Menyaksikan penampilan Budaya Aceh
– Sanggar Budaya Aceh Nusantara Tarian Nyan’e
– Sanggar Obliviante Dance Aceh Hiphop

🔸 Talkshow dan diskusi bersama Narasumber, Bapak Teuku Wisnu:
– Konten kreator merupakan salah satu jalur yang menarik bagi anak muda untuk mengekspresikan diri dan menghasilkan pendapatan di era digital.
– Menjadi konten kreator membutuhkan mental yang siap menghadapi ketidakpastian dan risiko.
– Perlu keberanian keluar dari zona nyaman, mencoba hal-hal baru, dan menerima tantangan yang mungkin timbul selama perjalanan sebagai konten kreator.
– Konten kreator dapat menjadi wadah untuk mewujudkan cita-cita dan harapan seseorang dalam bidang kreatif, baik itu seni, musik, fashion, edukasi, dan lain sebagainya.
– Diperlukan dedikasi tinggi dalam membangun audiens, memperbaiki keterampilan dalam produksi konten, dan mengikuti tren serta umpan balik dari pengguna.

Sesi Diskusi
– Pertanyaan oleh Rudi Asman dari Sanggar POM: Bagaimana berkolaborasi ketika menjalankan kesenian dan budayanya disisi lain ruang kreatifitasnya pun berjalan?
– Pertanyaan oleh Pratiwi seorang content creator lokal: Bagaimana cara melatih mental menjadi content creator dalam kondisi saya sebagai seorang perempuan?

Jawaban
– Menggabungkan kreativitas dengan kepemimpinan yang berlandaskan nilai-nilai agama dan spiritual merupakan suatu tantangan yang dapat dijalani dengan kesadaran dan komitmen. Bagaimana kita tetap berkreatifitas namun kita yang menjadi leadernya, sehingga kita mampu berkreasi dengan gaya masing masing dan jangan sampai melanggar syariat. Selama menjalankan prosesnya selalu berdoa dan beriktiar.
– Melatih mental kita untuk menghadapi rasa takut akan kritik atau penolakan adalah langkah penting dalam berkreativitas. Jangan biarkan ketakutan menghalangi kita untuk mengungkapkan ide-ide baru dan berani bereksperimen. Tentukan dengan jelas tujuan dari setiap konten yang kita buat. Apakah itu untuk mendapatkan pujian semata, ataukah untuk menyampaikan pesan yang bermakna, menyebarkan informasi, dan dapat menginspirasi orang lain.

🔸 Kegiatan ditutup dengan foto bersama.

Author: fahri surya altakwa

Tinggalkan Balasan