Festival Payung Indonesia 2023

Laporan pelaksanaan pendukungan kegiatan Festival Payung Indonesia 2023 yang telah diselenggarakan pada tanggal 8 s.d 10 September 2023 di Balaikota Surakarta dan Pasar Gedhe Hardjonagoro, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Berikut poin-poin yang dapat kami laporkan:

1️⃣ Gambaran Umum

🔹 Festival Payung Indonesia 2023 adalah program tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2014 oleh MATaYA arts & heritage. Sejak tahun 2018, Festival Payung Indonesia telah menjalin hubungan sister-festival dengan Bo Sang Umbrella Festival, Chiang Mai, Thailand.
🔹 Festival Payung Indonesia merupakan festival rakyat yang melibatkan partisipasi masyarakat, meliputi perajin payung tradisi & kreasi, beragam komunitas kreatif, pelestari seni tradisi, seniman kontemporer, fotografer, fashion desainer, artisant dan lain-lain, serta menumbuhkan potensi kreativitas masyarakat sampai batas terjauhnya.
🔹 Pada Festival Payung Indonesia ke-10 ini, mengangkat tema “Sepayung Bumi, Alam adalah Kita” dengan tujuan untuk mengajak kita semua bahwa mulai dari diri kita dan kebiasaan kita hidup sehari-hari yang mampu mencegah perubahan iklim. FESPIN 2023 – Sepayung Bumi mengajak kita untuk makin memahami bagaimana alam bekerja.
🔹 Peserta festival datang dari berbagai penjuru, mulai dari Sabang hingga Sumba Timur, mencakup lebih dari 100 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Namun, tak hanya dari dalam negeri, seniman dari Thailand, India, Jepang, dan Ekuador juga turut berpartisipasi. Mereka menampilkan karya tari yang berkolaborasi dengan seniman Indonesia.

2️⃣ Rangkaian Kegiatan

🔴 Hari Pertama: Jum’at, 8 September 2023 (Opening Ceremony)
Parade Payung Nusantara dengan rute : Pasar Gede – Balaikota Solo.

🔹 Bazar UMKM (Pasar Kuliner dan Ekonomi Kreatif) yang berlangsung sejak tanggal 8 – 10 September 2023 di Balaikota Surakarta.

🔹 Opening Ceremony dihadiri oleh:
1. Adyatama Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama, Ibu Nia Niscaya;
2. Wakil Wali Kota Surakarta, Bapak Teguh Prakosa;
3. Pura Mangkunegaran, GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo;
4. Forkopimda Kota Surakarta;
5. Founder Festival Payung Indonesia, Bapak Heru Mataya;
6. Kadisbudpar Kota Surakarta, Bapak Aryo Widyandoko;

🔹 Rangkaian opening ceremony Festival Payung Indonesia:
1. Pembukaan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

2. Laporan oleh Founder Festival Payung Indonesia, Bapak Heru Mataya. Beliau melaporkan sebagai berikut:
– Menyampaikan apresiasi kepada Kemenparekraf dan seluruh pihak terlibat dalam pelaksanaan Festival Payung Indonesia.
– Kita menjadikan Balai Kota sebagai venue utama dan Pasar Gede sebagai landscape dari panggung utama di Balai Kota. Kedua landmark ini menjadi titik penting Kota Solo.
– Melalui Fespin ini, pihaknya berharap bisa memberikan kontribusi besar terhadap daerah dan juga bisa menumbuhkan ekonomi kreatif.

3. Sambutan Adyatama Parekraf Ahli Utama Kemenparekraf, Ibu Nia Niscaya. Dalam sambutannya beliau menyampaikan sebagai berikut:
– Apresiasi kepada pihak penyelenggara karena telah konsisten melaksanakan festival ini.
– Membuat event itu mudah, yang sulit mempertahankannya, dan Festival Payung Indonesia mampu untuk berkomitmen dan konsisten. Kami menyambut baik karena festival ini mempertemukan para perajin payung tradisi, komunitas, dan seniman dari lintas disiplin mana pun.
– Dengan penyelenggaraan kegiatan ini juga diharapkan dapat mempromosikan produk UMKM agar dikenal baik dalam negeri maupun luar negeri, serta mampu mendorong penciptaan 4,4 juta lapangan kerja.

4. Pembukaan Festival Payung Indonesia 2023 secara resmi dengan melukis pada media canvas berbentuk payung.

5. Penampilan Musik dan Tarian dari :
– Abhinaya oleh Musik Gongsotra SMKN 8 (Surakarta)
– Tari Padmactra oleh Kagunan Studio (Yogyakarta)
– Tari Satria Wanara oleh SMPN 1 Ft Anoman School (Solo)
– Tari Natya Prana oleh Pesona Nusantara (Solo)
– Nai Jaiya Dance oleh Shankamphaeng Culture Show (Thailand)
– Musik : Tumbuhkanlah oleh Grup Berbunyi (Yogyakarta)
– Tari Ba’aia oleh Gaung Marawa (Batusangkar Sumatera Barat)
– Tari Lintas 3 Generasi – Ritus Panji, Patih dan Klana oleh Sanggar Seni Tari Topeng Purwa Kencana (Cirebon)
– Tari Sorak-Sorak oleh Sanggar Ngesti Laras (Wonosobo)
– Tari Aka Linduang oleh Talita Art Dance (Padang Pariaman)
– Tari Payung Kirana oleh Sanggar Kirana Budaya (Jakarta)
– Tari Supu Serule oleh Gelingang Raya (Aceh Tengah)
– Tari Begirik oleh Sanggar Alissa Raflesia (Bengkulu)
– Tari Harmoni Sriwijaya oleh Disbudpar Prov Sumatera Selatan (Sumatera Selatan)
– Tari Kontemplasi oleh Natya Dance Community (Bandung)
– Tari Dagho Besolek oleh Balairung Sri (Kab. Siak, Riau)
– Tari Lengger Sintren oleh Vicky Dance Studio (Cilacap)

🔴 Hari Kedua: Sabtu, 9 September 2023

🔹 Lomba Tari yang dilakukan di Pendhapi Gedhe yang melibatkan 16 sanggar sebagai berikut:
– Paguyuban Canayya dari Jakarta Selatan menampilkan Tari Payung Cantik
– Sanggar Tanah Anginku dari Nganjuk menampilkan Tari Uwuh Tuwuh
– Akhilendra Dance dari Yogyakarta menampilkan Tari Jantrane Sang Lelaku
– Sanggar Kirana Budaya dari Jakarta menampilkan Tari None Kemayoran
– Campernic MDC dari Cirebon menampilkan Tari Ongtien
– Padepokan Seni Tari Giyan Lakshita dari Cilacap menampilkan Tari Kenya Ayu
– Legendance dari Sragen menampilkan Tari Sepayung Duto Asmoro
– Black Voodoo dari Solo menampilkan Tari ‘Play with The Umbrellas’
– Sanggar Kridha Rahayu dari Pacitan menampilkan Tari Songsong Lenggang Nagari
– Sang Tari Sang Citra Budaya Surakarta dari Solo menampilkan Tari Songsong
– Sanggar Linge dari Aceh menampilkan Tari Tudung Uren
– Sanggar Sekayu Sehati dari Riau menampilkan Tari Riang Sekampung
– Sanggar Tari Melati Cikarang dari Bekasi menampilkan Tari Lenggang Payung
– Sanggar Sanggita Piranti dari Sulawesi Tengah menampilkan Tari Randa Ntovia
– Sanggar Tari Langen Kusuma dari Lumajang menampilkan Tari Jaran Slining
– Pusat Olah Seni Budaya Mulyo Joyo Enterprise dari Surabaya menampilkan Tari Payung Silih Asih

🔹 Penampilan Tari di Panggung Plaza Balaikota Surakarta:
– Pesona Cahaya Manikam (Depok)
– Missmala Dance Crew (Cirebon)
– Nungki Nur Cahyani – NI Dance (Yogyakarta)
– Omah Mili (Solo),
– Kana Institut (Sabang Aceh)
– Gundala Art (Solo)
– Saka Gallery (Indonesia)
– Esaje Sikop (Solo)
– Soeratmi Indonesia & Tulinprasetyo (Yogyakarta)
– Akeyla Naraya (Karawang)
– Ethnic-K Indonesia (Solo)
– Parade-Sankamphaeng (Thailand)
– Adeline Kusuma x Omah Batik Sekar Turi (Yogyakarta)
– Pusat Olah Seni Budaya Mulyo Joyo Enterprise (Surabaya)
– Komunitas Kuthubaru Itu Kita (Solo), 89 Dance Studio (Solo)
– Lamp Dance – Sankamphaeng (Thailand)
– Sanggar Sari Budaya (Jakarta Pusat), Kebaya Menari (Jakarta)
– Collab : Mai Kikuchi & Sindhu Raj (Jepang & India)
– Dewi Marda (Bekasi)
– Moi Agency x Dongaji (Boyolali & Jogjakarta)
– Komunitas Diajeng (Semarang)
– Seni Unila (Lampung)
– Ariani Ballet School (Solo)

🔹 Pameran & Aktivitas Kreatif Bonetski Code Pentas Tari, Musik, Fashion on Pasar (Pasar Gede Hardjonagoro).

🔴 Hari Ketiga: Minggu, 10 September 2023
🔹 Prajna Srikandi Sleman (Yogyakarta), Sanggar Matara Art Center (Depok), Sanggar Seni Sarwi Retno Budaya (Solo), Umbrella Dance – Sankamphaeng Culture Show (Thailand).

🔹 Bedah Buku : Sepayung Bumi, Kumpulan Puisi & Cerpen Pembicara : Joko Pinurbo, Ikatan Kesenian Kreasi Matra (Sulawesi Barat), 89 Dance Studio (Solo), Kebaya Menari (Jakarta), Talkshow Kebaya Goes To Unesco Nara Sumber : Ade Nirmala Chandra.

🔹 Pagelaran Pendawa Mbangun Pasar, Dalang : Amar Pradopo & Dani Iswardana ( Lesbumi Solo), Fashion on Pasar & Pentas Tari, Pameran & Aktivitas Kreatif Bonetski Code.

🔹 Sanggar Seni Perwira Budaya Semarang, DNA Art & Creative Purbalingga, Sanggar Tari Sukoreno Kendal, Sanggar Tari Melati Cikaraig Bekasi, Hasta Maheswari Art Yogyakarta, Sanggar Argodumillah Yogyakarta, Sanggar Maheswari Budaya Feat. SMP Krissa Surakarta, SMKN 8 Surakarta Sanggar Tulip, SMAN 2 Plus Sumatra Selatan, Satrio Art Magelang Kay-Lai Dance – Sankamphaeng Culture Show Thailand.

3️⃣ Kesimpulan dan Evaluasi Kegiatan

1. Festival Payung yang ke-10, berlangsung selama 3 hari secara keseluruhan berlangsung dengan baik dan lancar. Konten kegiatan menampilkan beragam macam atraksi wisata dengan mengangkat payung sebagai unique selling point, mulai dari pergelaran seni budaya, musik, fesyen, kuliner, dan kriya yang melibatkan komunitas, pelaku parekraf, dan UMKM.

2. Pemilihan lokasi sudah baik, dilihat dari pemilihan venue Balaikota Surakarta dan Pasar Gedhe, dimana bangunan ini memang menjadi ikon di kota Solo. Selain itu, lokasinya yang memang berada di jalan protokol kota Solo menjadi pilihan tepat untuk menarik antusiasme masyarakat dari berbagai kalangan sehingga meningkatkan minat pada seni pertunjukan khususnya seni tari.

3. Desain panggung yang sangat menarik dengan menjadikan Pasar Gedhe sebagai latar pementasan, lampu-lampu yang dipasang untuk menerangi atau menyoroti Pasar Gedhe meningkatkan estetika atau keindahan bangunan tersebut pada malam hari.

4. Penataan layout dengan membuat alur masuk dan keluar yang berbeda sudah sangat bagus, pengunjung disuguhkan dengan berbagai macam pilihan atraksi seperti spot foto Festival Payung, area cenderamata, area instalasi pameran seni lukis, fotografi, dan area kuliner. Serta pengunjung juga dapat merasakan animo Festival Payung Indonesia dengan cara ikut langsung berkreasi/melukis dengan media payung.

5. Kesiapan penyelenggara sudah cukup matang, terbukti dengan melibatkan anak-anak muda di Kota Solo sebagai volunteer dikegiatan ini dan memberikan peran dan tugas kepada mereka dengan jelas, adanya tim crowd management dibeberapa titik yang mengatur dan mengarahkan pengunjung mulai dari pintu masuk hingga keluar.

6. Sarana dan prasarana pada kegiatan ini sudah memadai dengan menyediakan fasilitas kesehatan dan keselamatan seperti tim kesehatan, ambulans, dan pemadam kebakaran. Sarana kebersihan dengan menyediakan tempat sampah diberbagai titik dan volunteer yang berkeliling membawa trashbag dengan mengkampanyekan untuk tetap terus menjaga kebersihan di area festival. Serta fasilitas umum seperti pusat informasi, tempat ibadah, toilet portable, dll sudah tersedia.

7. Sesuai dengan temanya, Sepayung Bumi Alam Adalah Kita, sudah sesuai dengan konsepnya yang menerapkan prinsip sustainability development, mulai dari pengemasan konsep, konten acara, dekorasi, hingga adanya upaya pemilahan serta pengolahan sampah. Salah satunya dapat dilihat dari bambu yang digunakan sebagai bahan utama stand/booth UMKM, tempat sampah, ornamen-ornamen serta dekorasi di sepanjang lokasi kegiatan.

8. Promosi event ini melalui media sosial terlihat cukup efektif. Namun dapat dipertimbangkan juga penggunaan media promosi luar ruang di tempat-tempat stategis dalam kota agar dapat menarik lebih banyak pengunjung dari berbagai kalangan untuk hadir.

 

1. Bazar UMKM (Pasar Kuliner dan Ekonomi Kreatif) yang berlangsung selama 3 hari.

 

2. Parade Payung Nusantara dengan rute : Pasar Gede – Balaikota Solo.

 

2. Parade Payung Nusantara dengan rute : Pasar Gede – Balaikota Solo.

 

4. Peninjauan Pameran UMKM.

 

5. Penampilan kesenian dari berbagai sanggar pada pelaksanaan hari pertama sampai hari ketiga.
Author: Ahmad Triadi

Tinggalkan Balasan