BISA FEST Sragen: Pesona Budaya Lokal Sebagai Daya Tarik Perjalanan Insentif

Kegiatan BISA FEST Sragen: Pesona Budaya Lokal Sebagai Daya Tarik Perjalanan Insentif dilaksanakan di Ndayu Park Kab. Sragen pada 27 Maret 2023.

BISA Fest Pesona Budaya Lokal Sebagai Daya Tarik Perjalanan Insentif merupakan wujud kolaborasi antara Kemenparekraf dengan Komisi X DPR RI.

✅ Kegiatan ini dihadiri oleh :
1. Ibu Agustina Wilujeng Pramestuti, S.S,.M.M selaku Wakil Anggota Komisi X DPR RI;
2. Bapak Drs. Darmawan, M.Si selaku Sekretaris Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kab. Sragen;
3. Ibu Titik Wahyuni selaku Analis Kebijakan Ahli Madya, Kemenparekraf;
4. Bapak Matheus Wasi Bantolo selaku Dosen Tari ISI Surakarta;
5. Bapak Aulia Assyahiddin selaku Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPID) Jawa Tengah;
5. 65 peserta BISA Fest yang berasal dari pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif.

✅ Rangkaian acara:
1️⃣ Kegiatan diawali dengan registrasi peserta, opening statement oleh MC, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan doa, serta penampilan Tari  Wonderful Indonesia sebagai tarian pembuka yang dibawakan oleh Sanggar Matra Taya.

2️⃣ Sambutan dan arahan:
▫️Bapak Darmawan selaku Sekretaris Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kab. Sragen memberikan apreasiasi kepada kemenparekraf dan Komisi X DPR RI atas inisiasinya menyelenggaraan kegiatan BISA FEST sehingga dapat mendorong masyarakat Sragen menciptakan destinasi baru, misalnya Sendang Kun Gerit di Desa Jati Batur, Kec. Gemolong – Sragen dengan harga tiket masuk Rp. 5000, yang mana dari penjualan tiket tersebut diperoleh pendapatan berkisar 200 juta dalam sebulan. Partisipasi masyarakat dapat terlihat melalui penanaman saham rakyat minimal Rp. 200.000.
Selain uang, masyarakat dapat berpartisipasi dalam bentuk barang, tanaman, atau apapun yang dapat dimanfaatkan utk pariwisata. Dapat kita pahami bahwa wisata menjadi cara untuk menikmati hidup, yang dapat berkembang menjadi wisata kuliner, wisata olahraga, dsb. Ciptakan atraksi wisata bukan hanya dari apa yg sudah ada tapi dikembangkan dengan menyusun paket wisata menarik yg melibatkan unsur kearifan lokal. Disampaikan pula bahwa Sragen gudangnya pelaku-pelaku kreatif, karya musik banyak terinspirasi dari suasana Sragen namun peluang tujuan wisata di Sragen masih perlu dieksplorasi dengan menciptakan kreasi baru sehingga bisa membuka peluang pekerjaan.

▫️Ibu Titik Wahyuni selaku Analis Kebijakan Ahli Madya menyampaikan bahwa
diperlukan sinergisitas, wawasan masyarakat untuk membangun pariwisata dan ekraf. Selain itu, inovasi dan kreativitas sangat dibutukan untuk menciptakan destinasi wisata. Pariwisata bersifat borderless (lintas batas wilayah) sesuatu yg berbeda adalah sebuat kekuatan yg saling menunjang untuk berkolaborasi menjadi
kemajuan bersama. Perjalanan leisure punya pola yg berbeda dengan perjalanan bisnis, MICE mempunyai pola perjalanan lebih terencana dan berkualitas dengan program kegiatan berulang dan terjadwal karena programnya jelas misalnya perjalanan insentif skala kecil dpt dilaksanakan di Sragen.
Selain itu, Sragen memiliki keunikan seni dan budaya yg luar biasa yg dapat dikembangkan dengan melibatkan berbagai lapisan masyarakat.

3️⃣ Penyerahan souvenir dari Kemenparekraf kepada :
▫️Wakil Anggota Komisi X DPR RI
▫️Sekretaris Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kab. Sragen
▫️Narasumber

4️⃣ Foto bersama

5️⃣ Cultural Performance:
Penampilan tari Greget dari Sanggar Arunika

6️⃣ Diskusi dengan narasumber yang dipandu oleh moderator:
▫️Bapak Matheus Wasi Bantolo sebagai Dosen Tari ISI Surakarta menjelaskan bahwa untuk mengembangkan industri budaya perlu diperhatikan
1. Kapitalisasi
2. Massive production untuk dapat menjadi berkelanjutan
3. Profit value dapat memiliki nilai tanpa harus mengorbankan nilai yang sudah ada. Gap yang terjadi dalam masyarakat berhubungan dengan sense of belonging awareness, oleh karena itu diperlukan pemahaman apa yang kita miliki untuk dapat dijadikan potensi wisata. Wisnus dan wisman memiliki karakter yang berbeda akan berpengaruh pada paket wisata yg ditawarkan. Turis lebih tertarik dg sesuatu yg asli. Untuk menjawab kebutuhan wisman dapat membangun budaya lokal menjadi karya baru atau dapat menggali sumber daya yg ada menjadi potensi wisata. Kuncinya membangun dari yg sederhana dimiliki lalu diolah menjadi potensi dg syarat otentik/original, unik, berkelanjutan, accesible yang didukung oleh media.

▫️Bapak Aulia Assyahiddin sebagai Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPID) Jawa Tengah menyampaikan bahwa budaya lokal dapat dibangun melalui cerita atau storytelling sehingga dapat membentuk berbagai macam persepsi. Kisah dari sebuah destinasi perlu dikembangkan dalam beberapa kategori budaya lokal misalnya lat musik, senjata, pakaian, bahasa, lagu daerah, rumah adat, kerajinan, makanan, daerah. Budaya lokal memiliki keunikan yang langka serta perekat orang dan bernilai mistis. Pesona budaya perlu branding, rebranding, revitalisasi.

7️⃣ Acara ditutup dengan games bersama bu Agustina Wilijeng Pramestuti selaku Wakil Anggota Komisi X DPR RI.

✅ Kesimpulan kegiatan :
BISA FEST Sragen Pesona Budaya Lokal Sebagai Daya Tarik Perjalanan Insentif dapat menjadi wadah menjaring ide kreatif masyarakat sebagai wujud keterlibatan masyarakat lokal dalam menemukenali potensi destinasi wisata di Sragen dan mengembangkannya menjadi paket wisata tujuan perjalanan insentif.

 

Tinggalkan Balasan