BISA Fest Pekalongan

Pelaksanaan 3 (tiga) kegiatan BISA Fest di Kota dan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah pada tanggal 31 Mei s.d. 2 Juni 2024, dengan rincian sebagai berikut:

  1. BISA Fest: Harmoni Seni Musik Islami di Hotel Dafam, Kota Pekalongan, Jawa Tengah pada 31 Mei 2024
  2. BISA Fest: Gelaran Atraksi Seni Tradisional di Kawasan Wisata Linggoasri, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah pada 1 Juni 2024
  3. BISA Fest: Pentas Kreasi Seni Budaya Nusantara di Pantai Pasir Kencana, Kota Pekalongan, Jawa Tengah pada 2 Juni 2024

Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama kemitraan antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Komisi X DPR RI.

A. BISA Fest: Harmoni Seni Musik Islami

diselenggarakan di Hotel Dafam, Kota Pekalongan, Jawa Tengah pada 31 Mei 2024

Kegiatan ini dihadiri oleh:

  1. Bapak Bisri Romly, Anggota Komisi X DPR RI;
  2. Bapak Sabaryo Pramono, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kota Pekalongan;
  3. Bapak M. Taufik Arif, Tenaga Ahli Menparekraf Bidang Kajian Strategis Produk Pariwisata
  4. Ibu Arum Damarintyas, Analis Kebijakan Ahli Muda, Direktorat Event Daerah Kemenparekraf;
  5. Bapak Djudjur Toto Susila, Pengamat Budaya Kota Pekalongan;
  6. Para pelaku seni, budaya, pariwisata, dan ekonomi kreatif di Kota Pekalongan.

Rangkaian kegiatan:

  • Registrasi peserta dilanjutkan pembukaan acara oleh Host.
  • Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dilanjutkan pembacaan doa.
  • Penampilan pembuka Tari Anindyaguna oleh Sanggar Arjati. Tari ini menceritakan perempuan yang kuat serta cantik paras dan hatinya, berbakti dan mengabdi pada negara meski banyak rintangan yang menghadang dan musuh yang menyerang.
  • Sambutan Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kota Pekalongan:
    • Apresiasi kepada Kemenparekraf RI yang telah berkolaborasi dengan Komisi X DPR RI dalam mendorong sektor parekraf melalui program BISA Fest.
    • Perkembangan musik Islami terkait erat dengan aktivitas dakwah Walisongo dan kini semakin eksis lewat band-band musik Islami. Keberadaaan musik religi dapat bertahan dan berkembang sebab dapat mendekatkan individu maupun kelompok pada Sang Pencipta, manusia, dan alam yang sejalan dengan nilai-nilai Islam.
    • Pemerintah Daerah akan terus bersinergi dalam upaya mendorong kemajuan seni musik Islami di Kota Pekalongan sebagai salah satu potensi daya tarik.
  • Sambutan perwakilan Kemenparekraf RI, Ibu Arum Damarintyas:
    • Selain dikenal sebagai Kota Batik, Kota Pekalongan juga dikenal sebagai Kota Santri di mana kesenian yang bernafaskan Islami dapat diterima dengan baik di dalam masyarakat, seperti Seni Hadroh, Gambus, Rebana, Qasidah, dll.
    • Musik merupakan bagian dari 17 sub sektor ekraf dan bagian dari 3A Pariwisata yaitu Atraksi, yang jika dikelola dengan baik akan memberikan manfaat bagi industri ekraf khususnya para seniman musik dengan menerapkan strategi seperti relevansi dengan kebutuhan pasar event saat ini, menerapkan digitalisasi, dan mengutamakan nilai-nilai sustainability.
  • Sambutan Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Bisri Romly: Seni Musik Islami berkembang dengan baik di Pekalongan. Para Seniman diharapkan dapat melakukan promosi dengan lebih baik melalui media sosial agar lebih dikenal bukan hanya di daerah tetapi nasional maupun internasional.
  • Penyerahan cendera mata oleh perwakilan Kemenparekraf RI kepada Anggota Komisi X DPR RI, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga Kota Pekalongan, dan Narasumber.
  • Penampilan seni musik Islami gambus oleh grup Ika Entertainment dan musik rebana oleh grup Azka Salam.
  • Talkshow dan diskusi dengan tema “Strategi Kebudayaan Harian: Belajar dari Sego Megono, Cinta Rasul Ala Habib Luthfi” bersama Narasumber, Bapak Djudjur Toto Susila dipandu oleh Host.
    • Sejarah budaya nasi megono yang pada awalnya merupakan menu musiman atau hajatan, kini telah bergeser menjadi menu harian masyarakat Pekalongan. Praktik ini kemudian dikaitkan dengan anjuran Habib Luthfi untuk senantiasa bersalawat, mengirim salam kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW setiap hari, bukan hanya pada hari kelahiran/ maulidurrasul saja.
    • Shalawat menjadi bagian dari budaya masyarakat yang saat ini telah berkembang menjadi kesenian dengan iringan alat musik yang merdu dan menghibur. Para seniman musik diharapkan dapat terus menjaga dan melestarikan kesenian lokal, termasuk seni musik Islami di Kota Pekalongan sehingga semakin berkembang dan dikenal masyarakat luas, menjadi atraksi yang unik dan menarik.
  • Penyerahan piagam penghargaan kepada pengisi acara.
  • Penampilan penutup oleh grup band Jam Musik yang membawakan lagu bernuansa Islami.
  • Kegiatan ditutup dengan foto bersama.

B. BISA Fest: Gelaran Atraksi Seni Tradisional

diselenggarakan di Kawasan Wisata Linggoasri, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah pada 1 Juni 2024

Kegiatan ini dihadiri oleh:

  1. Bapak Bisri Romly, Anggota Komisi X DPR RI;
  2. Ibu Hj. Hindun, Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan;
  3. Bapak Wahyu Kuncoro, Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Pekalongan;
  4. Bapak M. Taufik Arif, Tenaga Ahli Menparekraf Bidang Kajian Strategis Produk Pariwisata
  5. Ibu Arum Damarintyas, Analis Kebijakan Ahli Muda, Direktorat Event Daerah Kemenparekraf
  6. Bapak Joko Heru Setyawan, Ketua Dewan Kesenian Daerah Kabupaten Pekalongan, selaku Narasumber;
  7. Para pelaku seni, budaya, pariwisata, dan ekonomi kreatif di Kabupaten Pekalongan.

Rangkaian kegiatan:

  • Registrasi peserta dilanjutkan pembukaan acara oleh Host.
  • Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dilanjutkan pembacaan doa.
  • Penampilan pembuka Tari Renggong Manis oleh Sanggar Lingga Laras. Tari ini menceritakan perempuan yang cantik, luwes, dan lincah tetapi mampu menjaga diri dari laki-laki yang menggodanya.
  • Sambutan perwakilan Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga, dan Pariwisata Kab. Pekalongan:
    • Apresiasi kepada Kemenparekraf RI  atas terselenggaranya BISA Fest. Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian pemerintah untuk memberi ruang berkreasi bagi pelaku seni tradisional di Kabupaten Pekalongan.
    • Kabupaten Pekalongan memiliki potensi pariwisata yang berdaya saing khususnya dari segi atraksi seni budaya tradisional seperti pencak silat, kuda lumping, tari tradisional, dll.
    • Harapannya, pelaksanaan BISA dapat memberikan inspirasi, ide, dan masukan bagi para seniman yang memang memiliki peran besar dalam mendorong pertumbuhan parekraf.
  • Sambutan perwakilan Kemenparekraf RI:
    • Budaya memiliki kaitan yang erat dengan pariwisata sebagai atraksi yang merupakan salah satu dari 3A destinasi pariwisata.
    • ⁠Event pariwisata bisa menjadi cara yang baik untuk untuk mempromosikan suatu daerah, dengan cara menawarkan berbagai potensi yang dimilikinya, baik , itu destinasi, atraksi, seni budaya, kuliner dan hasil ekraf lainnya yang semuanya dikemas menjadi suatu event yang menarik wisatawan.
  • Sambutan dan pembukaan oleh Anggota Komisi X DPR RI:

C. BISA Fest: Pentas Kreasi Seni Budaya Nusantara

diselenggarakan di Pantai Pasir Kencana, Kota Pekalongan, Jawa Tengah pada 2 Juni 2024

BISA Fest adalah program kemitraan Komisi X DPR RI dan Kemenparekraf RI. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi para seniman tradisional untuk berkreasi untuk mendorong parekraf di daerah.

  • Penyerahan cendera mata oleh perwakilan Kemenparekraf RI kepada Anggota Komisi X DPR RI, Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Pekalongan, serta Narasumber.
  • Penampilan seni tradisional Pencak Silat oleh PSNU Pagar Nusa dan Kuda Lumping oleh Sanggar Cagak Budaya.
  • Talkshow dan diskusi “Mencintai Budaya Indonesia” bersama Narasumber, Bapak Joko Heru Setyawan, S.Pd. yang dipandu oleh Host.
    • Budaya adalah sistem kehidupan yang lahir dari kecerdasan dan kearifan suatu masyarakat yang menentukan karakter pribadi suatu bangsa.
    • Kolaborasi semua pihak terkait demi perkembangan dan pelestarian Budaya Indonesia layak peru didorong untuk mendapatkan perhatian yang serius.
    • Edukasi budaya Indonesia hendaknya melibatkan semua unsur dan elemen masyarakat, terlebih mendorong pengajaran di sekolah tentang “Kebudayaan Nasional Indonesia” perlu diadakan oleh negara melalui kementrian terkait yang membidangi.
  • Penyerahan piagam penghargaan kepada narasumber, pelaku seni, dan pengisi acara.
  • Kegiatan ditutup dengan penampilan musik dengan lagu Jawa oleh band Jam Musik dan diakhiri dengan foto bersama.

Kegiatan ini dihadiri oleh:

  1. ⁠Bapak Bisri Romly, Anggota Komisi X DPR RI;
  2. Bapak Sabaryo Pramono, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kota Pekalongan;
  3. Bapak M. Taufik Arif, Tenaga Ahli Menparekraf Bidang Kajian Strategis Produk Pariwisata;
  4. ⁠⁠Ibu Arum Damarintyas, Analis Kebijakan Ahli Muda, Direktorat Event Daerah Kemenparekraf;
  5. ⁠Bapak Achmad Ilyas, Pengamat Budaya Kota Pekalongan, selaku Narasumber;
  6. Para pelaku seni, budaya, pariwisata, dan ekonomi kreatif di Kota Pekalongan.

Rangkaian kegiatan:

  • Registrasi peserta dilanjutkan pembukaan acara oleh Host.
  • Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dilanjutkan pembacaan doa.
  • Penampilan pembuka Tari Soul oleh Sanggar Gayatri Art. Tari ini melambangkan jati diri seorang gadis yang beranjak dewasa, menggunakan gerak dinamis yg dipadukan gerakan dengan lincah dan geolan.
  • Sambutan Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kota Pekalongan:
    • Apresiasi kepada Kemenparekraf RI yang senantiasa berkolaborasi dengan Komisi X DPR RI dalam mendorong sektor parekraf melalui program BISA Fest.
    • Melalui kegiatan BISA Fest diharapkan seni budaya dapat dilestarikan oleh generasi muda melalui kreasi-kreasi seni yang sesuai dengan perkembangan zaman namun tetap mengedepankan kearifan lokal.
  • Sambutan perwakilan Kemenparekraf RI:
    • Wisata budaya yang berbasis keunikan dari tradisi dan kearifan lokal merupakan salah satu sektor pariwisata di Indonesia yang diminati oleh para wisatawan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengelolaan kepariwisataan yang mengedepankan nilai-nilai luhur dan kebudayaan bangsa, nilai-nilai keagamaan, serta kelestarian dan mutu lingkungan hidup.
    • ⁠Terpilihnya Kota Pekalongan sebagai Kota Kreatif di bidang seni dan kerajinan oleh UNESCO pada tahun 2015 menjadi kesempatan yang baik untuk membangun pariwisata Kota Pekalongan melalui penyelenggaraan event-event berkualitas berbasis seni budaya.
  • Sambutan dan pembukaan oleh Anggota Komisi X DPR RI: BISA Fest adalah program kemitraan Komisi X DPR RI dan Kemenparekraf RI. Melalui BISA Fest para seniman muda dapat berekspresi dan menampilkan kreasi-kreasi seni budaya lokal yang sangat kaya baik tari-tarian, musik, maupun seni pertunjukan lainnya.
  • Penyerahan cendera mata oleh perwakilan Kemenparekraf RI kepada Anggota Komisi X DPR RI, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kota Pekalongan, dan Narasumber.
  • Penampilan seni tradisional Pencak Silat oleh PSNU Pagar Nusa, musik gambus oleh grup Ika Entertainment, dan musik rebana oleh grup Azzahra.
  • Talkshow dan diskusi bersama Narasumber, Bapak Achmad Ilyas yang dipandu oleh Host.
  • Dalam pengembangan seni budaya nusantara, diperlukan sinergi seluruh pihak untuk menanamkan dan menumbuhkembangkan kecintaan pada budaya Indonesia yang terdiri dari beragam suku, bahasa, agama dan ras dengan cara mengupayakan ruang-ruang ekpresi budaya.
  • Kreativitas harus terus berkembang untuk menginovasi karya budaya leluhur sesuai perkembangan zaman tanpa harus meninggalkan nilai norma dan kesusilaan lokal.
  • Penyerahan piagam penghargaan kepada pengisi acara dan kegiatan BISA Fest ditutup dengan foto Bersama

Kesimpulan:

  1. BISA Fest sebagai program kolaborasi strategis merupakan upaya pengembangan potensi daya tarik dan mendorong penyelenggaraan event di destinasi wisata melalui pemberdayaan seniman lokal.
  2. Kegiatan BISA Fest menjadi sarana pertemuan dan perluasan jejaring bagi para stakeholder, pelaku seni, dan UMKM di Kota dan Kabupaten Pekalongan.
  3. Setelah mengikuti kegiatan BISA Fest, para peserta diharapkan dapat menerapkan strategi penyelenggaraan event yang Bersih, Indah, Sehat dan Aman, optimalisasi 3A (Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas), serta mengutamakan prinsip-prinsip pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
  4. Kegiatan BISA Fest diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan sektor parekraf dan memberikan dampak positif terhadap ekonomi, sosial budaya dan lingkungan di Kota dan Kabupaten Pekalongan.

Kegiatan BISA Fest yang dilaksanakan di Kota dan Kabupaten Pekalongan pada 31 Mei – 2 Juni 2024 telah terlaksana dengan lancar.

Author: Vitria Narwastu

Tinggalkan Balasan