Focus Group Discussion (FGD) Jalur Wisata dan Storytelling Historical Trail of Joglosemar

Mohon izin melaporkan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Jalur Wisata dan Storytelling Historical Trail of Joglosemar yang dilaksanakan pada, Selasa, 14 Mei 2024, di Elroyal Hotel Malioboro, Yogyakarta.

🔘Kegiatan ini dihadiri oleh:
1. Bapak Itok Parikesit, Direktur Wisata Minat Khusus
2. Bapak Cecep Rukendi, Direktur Bidang Pemasaran Pariwisata Regional II
3. Bapak Agustin Peranginangin, Direktur Utama Badan Otorita Borobudur
4. Ibu Anita Verawati, Plh. Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta
5. Bapak Hari Purnomo, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Karanganyer
6. Ibu Bonita Rintyowati, Kepala UPTD Museum Kota Surakarta
7. Bapak Endro Wicaksana, perwakilan Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah
8. Perwakilan dari Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta
9. Perwakilan dari Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Sragen
10. Perwakilan dari UPTD Transportasi Dinas Perhubungan Kota Surakarta
11. Perwakilan dari Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kemenkomarves
12. Perwakilan dari Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek
13. Perwakilan dari Direktorat IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan Kemenperin
14. Kepala Desa Bukuran Kabupaten Sragen
15. Kepala Desa Dayu Kabupaten Karanganyar
16. Stakeholders terkait

🔘Deskripsi Umum:
Dalam rangka mendukung percepatan pemulihan pariwisata melalui penyusunan jalur wisata di 11 koridor aktivitas utama wisatawan khususnya pada koridor 1 (DIY-Jawa Tengah-Jawa Timur), meningkatkan kualitas wisata minat khusus serta meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) c.q. Direktorat Wisata Minat Khusus mengembangkan jalur wisata dan storytelling Historical Trail of Joglosemar di Kawasan Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang). Produk jalur wisata budaya ini direncanakan akan mengemas kekuatan Joglosemar, berupa sejarah dan warisan budaya dunia, kota-kota lama, dan hidangan tradisional legendaris ke dalam sebuah jalur wisata minat khusus di kawasan Joglosemar.

🔘Rangkaian Kegiatan:

1. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya

2. Sambutan-sambutan
a. Sambutan Ibu Anita Verawati, Plh. Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta
Dalam sambutannya, beliau berterima kasih telah memilih Yogyakarta sebagai tempat pelaksanaan kegiatan. Banyaknya kunjungan wisatawan ke tiga kota tersebut tidak lepas dari destinasi wisata yang dimiliki. Length of stay menjadi tugas kita karena pergeseran tren berwisata dari mass tourism menjadi quality tourism. Storytelling menjadi penguat destinasi wisata sehingga diharapkan setiap wisatawan mendapatkan value dan cerita dari setiap destinasi wisata. Beliau mendukung kegiatan ini sebagai upaya percepatan pariwisata di Joglosemar.

b. Sambutan Bapak Endro Wicaksa, Kepala Bidang Pemasaran, Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah
Dalam sambutannya, beliau menyebutkan kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mengembalikan kunjungan wisata dan memperkuat pariwisata di Jawa Tengah. Joglosemar merupakan kawasan segitiga emas yang menyimpan berbagai potensi wisata budaya. Keunikan budaya menjadi daya tarik tersendiri sehingga pentingnya disusun storytelling untuk mempermudah pemahaman di suatu tempat.

c. Sambutan Bapak Itok Parikesit, Direktur Wisata Minat Khusus, Kemenparekraf/Baparekraf RI
Dalam sambutannya, beliau menyebutkan Pprkembangan wisata tematik yang mengalami pergeseran tren dari quantity tourism menjadi quality tourism. Storytelling dapat memberikan pengetahuan terhadap wisatawan dan memiliki unique selling point yang tinggi yang menjadi target length of stay wisatawan. Kawasan Joglosemar sangat dekat dengan DSP Borobudur dimana sebelumnya sudah tersusunnya produk BTOC. Berangkat dari itu, kita akan mengembangkan Joglosemar sehingga menjadi paket wisata yang terintegrasi yang dapat diaktivasi dan di uji dan siap menjadi produk wisata

3. Sesi I:
* Paparan Narasumber
– Jalur wisata dan storytelling ini merupakan diversifikasi produk dengan memberikan variasi produk wisata di Joglosemar yang terkoneksi di ketiga kota. Terwujudnya produk wisata ini tidak lepas dari kolaborasi setiap pemangku kepentingan.
– Dasar pengembangan produk wisatanya adalah skema integrated tourism master plan yang mencakup Key Tourism Area di kawasan Yogyakarta-Borobudur dan sekitarnya, Semarang-karimunjawa dan sekitarnya, dan Prambanan-Surakarta dan sekitarnya.
– Key concept ini adalah menggabungkan aset budaya & tradisi, serta sejarah dan seni. Terdapat 4 tema dalam produk Joglosemar, diantaranya adalah Our Ancestrail, An Oldie Goodie Trade, Once Upon a Time in Jawa, dan Legendary Taste of Joglosemar.
– Ada 3 benefit utama dalam produk ini diantaranya adalah environmental benefits, Economic benefits, dan Socio–cultural benefits.

* Diskusi
– Periodik pada tema ini cenderung pada warisan budaya dunia di masa Abad 1 hingga 15 atau sebelum era kolonial, hal tersebut menjadikan Kotagede nantinya masuk ke dalam tema Abad 15 dan seterusnya (Once Upon a Time in Java).
– Dibutuhkannya partisipasi dan komitmen kita bersama sehingga produk ini membawa economic benefits dan keberlanjutan, bukan hanya bagi wisatawan, namun masyarakat lokal pada umumnya.
– Kebutuhan wisatawan yang berulang kali datang (wisatawan repeaters) tergantung pada berbagai faktor seperti tren pariwisata destinasi saat ini. Jika suatu destinasi telah berhasil memantapkan dirinya sebagai lokasi yang diinginkan dengan penawaran unik dan pengalaman yang mengesankan, maka secara alami hal tersebut dapat menarik pengunjung berulang.
– Kampung Laweyan dapat masuk menjadi salah satu narasi yang memperkuat storytelling.
– Mendorong para pegiat swasta/komunitas untuk terlibat aktif.
– Untuk nama Historical Trail of Joglosemar mungkin akan dilakukan perombakan dengan unsur nama yang mudah diingat dan disebutkan, terkhusus untuk pasar internasional.

4. Sesi II
* Penyampaian Topik Storytelling Historical Trail of Joglosemar
– Pembentukan kebudayaan Jawa dan Indonesia merupakan hasil dari interaksi berbagai pengaruh global yang dikenal sebagai lima kosmopolis dunia: kosmopolis pribumi (indigineous), Indic, Arab, Cina, dan Eropa/Barat. Sejarah ini mencakup masa kerajaan-kerajaan awal (pengaruh India); Abad 7-13 dimana Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan Mataram Kuno; Abad 13-16 dimana Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit; Abad 15-16 dimana masuknya Islam dan kerajaan-kerajaan Islam Awal (Aceh sebagai salah satu pusat awal penyebaran Islam, dilanjut kerajaan Demak); Abad 16-19 yaitu Masa kolonial (kedatangan Portugis, Belanda, Perjanjian Giyanti, dan Kolonial Belanda); dan akhir abad 19 – awal abad 20.
– Periode-periode ini menunjukkan perkembangan Nusantara dari masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha awal, ke masa kejayaan kerajaan besar seperti Majapahit, masuknya pengaruh Islam, hingga era kolonial yang ditandai dengan kedatangan bangsa Eropa dan akhirnya perjuangan menuju kemerdekaan, yang turut memperkaya kebudayaan Indonesia.

🔘Kesimpulan dan Tindak Lanjut:
– Dasar pengembangan produk wisata dari Joglosemar adalah skema integrated tourism master plan yang mencakup Key Tourism Area di kawasan Yogyakarta-Borobudur dan sekitarnya, Semarang-karimunjawa dan sekitarnya, dan Prambanan-Surakarta dan sekitarnya.
– Key concept ini adalah menggabungkan aset budaya & tradisi, serta sejarah dan seni. Ada 4 tema dalam produk Joglosemar, diantaranya adalah Our Ancestrail, An Oldie Goodie Trade, Once Upon a Time in Java, dan Legendary Taste of Joglosemar.
– Ada 3 benefit utama dalam produk ini diantaranya adalah environmental benefits, Economic benefits, dan Socio–cultural benefits.
– Partisipasi dan komitmen bersama dibutuhkan sehingga produk ini dapat menjadi produk yang berkelanjutan, bukan hanya bagi wisatawan, namun Masyarakat lokal pada umumnya.
– Pengembangan produk wisata Historical Trail of Joglosemar merupakan langkah strategis dalam mendukung pemulihan pariwisata melalui integrasi destinasi wisata di kawasan Jogja, Solo, dan Semarang.
– Dengan menyusun jalur wisata yang menghubungkan berbagai situs bersejarah dan budaya, serta menerapkan storytelling yang kuat, diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Demikian laporan kegiatan ini kami sampaikan, berikut dokumentasi kegiatan dimaksud. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

 

Author: fahri surya altakwa

Tinggalkan Balasan