Rapat Koordinasi Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim 2023

 

Selasa, 28 Februari 2023

Hotel Ashley Tanah Abang, Jakarta Pusat.

1️⃣ Kegiatan ini dihadiri oleh:
1. Bapak Itok Parikesit, Direktur Wisata Minat Khusus
2. Ibu Agustini Rahayu, Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf
3. Ibu Titik Lestari, Direktur Standardisasi Kompetensi, Kemenparekraf
4. Ibu Yulia, Direktur Hubungan Antar Lembaga
5. Bapak Noviendi Makalam, Analis Kebijakan Utama
6. Bapak Afdhal Aliasar, Direktur Industri Produk Halal, Komite Nasional Ekonomi dan Syari’ah (KNEKS)
7. Ibu Ita Rulina, Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syari’ah, Bank Indonesia (BI)
8. Herry Aslam Wahid Direktur Eksekutif Masyarakat Ekonomi Syari’ah (MES)
9. Bapak Riyanto Sofyan, Ketua Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI)
10. Perwakilan Satuan Kerja Anggota Tim Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

2️⃣ Tujuan Kegiatan:
☝️Sinergitas program pengembangan pariwisata ramah Muslim lintas kedeputian di lingkungan Kemenparekraf;
☝️Sosialisasi rencana pembentukan pokja lintas K/L terkait pengembangan pariwisata ramah Muslim Indonesia.

3️⃣ Sambutan dan Pembukaan oleh Bapak Itok Parikesit, Direktur Wisata Minat Khusus.
– Pariwisata ramah Muslim adalah perangkat tambahan (extended services) untuk memfasilitasi moslem travelers yang berwisata ke Indonesia.
– Indonesia berada di peringkat kedua setelah Malaysia berdasarkan GMTI. Oleh karenanya, diperlukan sinergi dan kolaborasi khususnya untuk memperbaiki skor pada penilaian GMTI yang bernilai rendah.
– Program Direktorat Wisata Minat Khusus yang mendukung pariwisata ramah Muslim diantaranya penyusunan ekatalog wisata minat khusus berbasis Masjid, penyusunan ebrosur mudik jelajah Masjid di Indonesia, Familiarization Trip wisata minat khusus berbasis Masjid, aktivasi plan of action RI-UEA.
– Harapannya program – program ini bisa disinergikan tidak hanya di lingkungan Kemenparekraf tetapi juga bersama K/L lain

4️⃣A dapun hal – hal yang didiskusikan yaitu:
– Transformasi digital sangat penting, harapannya sektor tertentu yang menjadi bagian dari pariwisata ramah Muslim dapat ter-tagging misalnya kuliner halal
– Agar turut memasukan kompetensi pariwisata ramah Muslim ke dalam standar yang sudah ada, model pendekatan ini jauh lebih baik dari pada membuatkan secara khusus, khawatir di lapangan sulit diterapkan
– Direktorat Kajian Strategis akan melakukan updating renstra pariwisata ramah Muslim dan mengusulkan untuk menyusun policy paper mengenai wisata ramah Muslim
– Direktorat Standarisasi Kompetensi akan memasukan standar kompetensi untuk wisata ramah Muslim pada standar baku yang sedang disusun dan siap untuk mendukung standar kompetensi tentang hospitality
– Menurut Direktorat Hubungan Antar Lembaga, belum ada MOU yang secara khusus mempunyai lingkup pariwisata ramah Muslim, tetapi di bidang parekraf sudah ada kerjasama dengan DMI dan bilateral dengan UAE
– Direktorat Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia memiliki program Into Motion Fest, International Halal Chef Competition dan International Moeslem Tourism Conference yang terbuka dikolaborasikan dengan K/L lain
– Adanya pengembangan digital marketing communication platform lebih tepat untuk dikembangkan terlebih dahulu. Muslim friendly proficiency diperlukan untuk mengakomodir kebutuhan khusus dalam melayani muslim travelers
– Direktorat Regulasi saat ini sedang mengawal revisi UU kepariwisataan, dan menerima masukan/pengayaan materi dari seluruh pihak. Pada draft saat ini, wisata religi sudah tertuang
– Direktorat Manajemen Industri memiliki kerja sama dengan IHSA terkait akomodasi ramah Muslim
– Direktorat Pengembangan SDM Pariwisata memiliki program pelatihan hospitality sedangkan pelatihan bahasa inggris di Desa Wisata dapat berkolaborasi dengan Kominfo
– Direktorat Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif memiliki pelatihan pengelolaan dan pemanfaatan bahan bekas untuk dijadikan bahan kreatif dan program widuri (wira usaha mandiri)
– Direktorat Standardisasi dan Sertifikasi Usaha memiliki program penyusunan pedoman pengawasan, dimana kategori mengenai kebersihan atau safety di tempat ibadah, hotel, wisata outdoor dan resto sudah dijabarkan
– Direktorat Akses Pembiayaan memiliki program Islamic Creative Founder Fund untuk merancang program skema pembiayaan dan juga permodalan syariah serta juga turut menjembatani pertemuan bisnis parekraf dengan permodalan syariah dan ekosistem bisnis syariah
– Direktorat Kuliner, Kriya, Desain dan Fesyen mengusulkan program Bedah Desain Kemasan (BEDAKAN), Serifikasi halal pada pelaku Kuliner, dan inkubasi fashion modest JMFW.
– Direktorat Komunikasi Pemasaran saat ini belum ada campaign khusus untuk pariwisata ramah Muslim, oleh karenanya hal yang bisa dikolaborasikan adalah menggabungkan pada campaign destinasi Prioritas. Jika ada projek tertentu mengenai pariwisata ramah Muslim dapat dikooordinasikan langsung dengan D5
– Direktorat MICE akan melakukan pendukungan pada conference/workshop pariwisata ramah Muslim, sebagai contoh tahun ini MICE melakukan pendukungan kegiatan World Islamic Entrepreneur Summit di Sumbar
– Direktorat Pengembangan Destinasi II secara rutin mengikuti rapat bulanan dengan Kemenkomarves dalam update pengembangan infrastruktur di 5 DSP, berkolaborasi dengan AP perihal mapping penerbangan dan seat capacity terutama untuk event besar sedangkan pembangunan aksesibilitas di beberapa daerah masih terhambat dengan pembebasan lahan
– Direktorat Pengembangan Destinasi I akan mengawal dukungan untuk infrastruktur dan transportasi sesuai usulan Pemda terkait tempat ibadah, jaringan air bersih dan jalur pejalan kaki
– Direktorat Tata Kelola Destinasi melaksanakan pendampingan pengelolaan sampah di 5 destinasi, spesifik untuk wisata bahari
– Direktorat Manajemen Strategis memerlukan masukan terkait wisata ramah Musllim pada Sisparnas, akan menambahkan juga filosofi dasar yaitu Moeslem Friendly Hospitality

5️⃣Penjelasan SK Tim Pokja Pariwisata Ramah Muslim oleh Bapak Afdhal Aliasar, Direktur Industri Produk Halal KNEKS
– KNEKS beranggotakan 16 K/L diantaranya Bappenas, Kemenag, Kemenaprekraf, BI, dll
– Diperlukan forum bersama K/L dan stakeholder di luar Kementerian
– Agar bisa saling bersinergi untuk menyusun sesuatu yang positif
– Oleh karena itu dibentuklah Tim Pokja Pariwisata Ramah Muslim lintas K/L dengan administrasi bertempat di Bank Indonesia (BI)

6️⃣ Kesimpulan & Tindak lanjut:
Akan dilakukan sinergisitas program – program lintas kedeputian dan stakeholder terkait

 

 

Author: Irwandi Tama

Tinggalkan Balasan