Festival Reba 2023 (Festival Budaya Masyarakat Ngada Diaspora)

Pendukungan kegiatan Festival Reba 2023 (Festival Budaya Masyarakat Ngada Diaspora) dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 18 Februari 2023 di Anjungan NTT, TMII.

1️⃣ Gambaran umum

Festival Reba pertama kali digelar di Jakarta pada tahun 2014. Festival Reba 2023 ini meliputi kegiatan keagamaan dan kebudayaan asli orang Ngada, NTT. Reba adalah perayaan keagamaan syukur kepada Tuhan. Dalam rangka mempromosikan dan tetap melestarikan kebudayaan Ngada, maka masyarakat Ngada diaspora se-JABODETABEK menyelenggarakan Festival Reba di Anjungan NTT, TMII. Tema Fest Reba tahun ini adalah “Merawat tradisi, mencipta harmoni.”
Terdapat sekitar 1000 orang yang hadir pada acara tersebut, yang terdiri atas komunitas diaspora Ngada se-Jabodetabek dan luar Jabodetabek, undangan VVIP dan tamu undangan lainnya.

2️⃣ Acara Festival Reba dihadiri oleh :
-Wakil Gubernur NTT : Bapak Drs.Josef Naesoi,M.M
-Bupati Ngada : Bapak Andreas Paru
-Perwakilan Kemenparekraf (PIC Event Wilayah Bali & Nusra) : Ibu Rosalin Petrina Kristianti
– Anggota DPR RI fraksi PDIP
-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab.Ngada
-Sesepuh Diaspora NTT
-Sesepuh Diaspora Ngada

3️⃣ Rangkaian kegiatan Festival Reba Ngada:
Adapun rangkaian kegiatan sebagai berikut;
⭐ Pembukaan oleh MC
⭐ Rehearsal lagu-lagu
⭐ Misa Inkulturasi yang dipimpin oleh Uskup Maumere: Mgr.Edwaldus Martinus Sedu

⭐Sambutan Ketua Panitia Reba Diaspora, Bapak Ferry Keo
Menyampaikan Reba sebagai narasi hidup berkeluarga, bernegara, berkawan, bekerja, beragama, berpolitik itu adalah narasi turun temurun setiap manusia. Setiap karya agung pantas untuk dirayakan melalui Festival Reba Ngada yang sudah digelar sejak tahun 2014. Kesaksian dari berbagai profesi berlandaskan petuah atau kebijakan-kebijakan yang telah dialami dan dihayati.

⭐Sambutan Ketua PKBNJ, Bapak Damianus Bilo
Menyampaikan sebagai orang Ngada mempunyai kebanggaan melihat antusias dari seluruh keluarga Ngada diaspora JABODETABEK yang sudah menyelenggarakan Reba selama 9 tahun. Reba yang diselenggarakan di TMII adalah kerinduan dari masyaratakat Ngada yang bangga dengan tradisi menggambarkan tentang kehidupan, keharmonisan,kedamaian, kebersamaan, paguyuban. Orang Ngada mewarisi nilai nilai lelehur yaitu pesan kebersamaan,kebaikan dan cinta kasih sesama manusia. Berharap masyarakat diaspora Ngada yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda menjadi satu saudara.

⭐Sambutan Bupati Ngada, Bapak Andreas Paru
Menyampaikan dengan diadakannya Festival Reba Ngada masayarakat Ngada yang ada di JABODETABEK tidak kehilangan jati dirinya.Kegiatan Reba yang sekarang diadakan di TMII lebih baik dibandingkan dengan reba-reba yang lainnya dikampung-kampung.Pemerintah RI telah menetapkan Kabupaten Ngada Reba pada tahun 2018 sebagai warisan budaya non benda. Pada tahun 2021 pemerintah kabupaten Ngada menetapkan JA’I sebagai warisan budaya non benda oleh Kemenparekraf. Pada tahun 2022 menetapkan Ngada sebagai kabupaten tebaik pemelihara kebudayaan. Bupati Ngada menetapkan Reba untuk wilayah JABODETABEK masuk dalam kalender tetap setiap tahunnya.

⭐Sambutan Wakil Gubernur NTT Bapak Drs.Josef Naesoi,M.M
Menyampaikan Reba merupakan manifestasi keharmonisa dari sudut budaya tradisional untuk mengingat dan memperhatikan asal mula nenek moyang . Pemerintah Nusa Tenggara Timur memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada masyarakat Ngada JABODETABEK yang telah membuat Festival yang sangat luar biasa dan dengan acara ini dapat melestarikan budaya tradisional sebagai kekayaan intelektual, oleh karena itu pesan Bupati bahwa festival ini nantinya akan masuk kalender setiap tahunnya.

⭐Penayangan Video Taping
Sambutan dari Menparekraf RI, Bapak Sandiaga Salahuddin Uno
⭐Ritual Reba penghormatan untuk leluhur
– soka uwi
– kelo ghae
– o uwi
– goe-goe
⭐Persembahan Lagu-Lagu dilanjutkan makan bersama dan ramah tamah

4️⃣ Kesimpulan dan evaluasi
– Kegiatan Festival Reba Ngada secara keseluruhan berlangsung dengan baik dan banyaknya komunitas ngada di JABODETABEK yang hadir.
– Mengenai Pelaksanaan Acara : Konsep mengangkat budaya ngada dan tradisi ngada sangat menarik hanya saja tidak ada partisipasi untuk UMKM.
– Pemilihan tempat kurang memadai karena banyaknya pengunjung yang hadir membuat jalan masuk dan keluar tamu sulit,karena satu arah.

 

 

Tinggalkan Balasan