Southeast Asia Business Event Forum (SEABEF) 2023

Southeast Asia Business Event Forum (SEABEF) 2023 dilaksanakan pada tanggal 3 Februari 2023 bertempat di Hotel Grand Rohan, Yogyakarta.

✅ SEABEF dilaksanakan dalam rangka memanfaatkan keketuaan Indonesia pada ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023. SEABEF adalah forum untuk membahas mengenai isu-isu utama dalam pengembangan business event (MICE) ASEAN, khususnya dimasa pemulihan saat ini.

✅ Tujuan Pelaksanaan SEABEF adalah untuk meningkatkan kolaborasi sektor business event (MICE) se-Asia Tenggara dan menjajagi peluang ASEAN sebagai single destination untuk MICE. Bagi Kemenparekraf, forum ini sekaligus juga menjadi momentum pencanangan komitmen Indonesia terhadap green meeting.

✅ Dihadiri oleh :
1. Bpk. Sandiaga Salahuddin Uno – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
2. Bpk. Vinsensius Jemadu – Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events)
3. Ibu Rizki Handayani – Deputi Bidang Industri dan Investasi
4. Ibu Masruroh Direktur Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran
5. Bpk. Edward Liu, Honorary President AFECA dan SACEOS
6. Bpk. Atfan Arlanda, Founder Jejakin
7. Satvinder Singh, Deputy Secretary-General for ASEAN Economic Community
8. Para Narasumber Sesi I : Bpk. Santo Widjaja (INACEB), Bpk. Arsjad Rasjid (KADIN), Ibu Supawan Teerarat (TCEB), Bpk Dato’ Sri Abdul Khani (MyCEB), Ibu Waiking Wong (ICCA Aspac). Moderator : Bpk. Gary Grimmer (Gaining Edge).
9. Para Narasumber sesi II : Bpk. Dato’ Vincent Lim (AFECA), Bpk. Khun Sumate Sudasna (TICA), Ibu Raty Ning (ICCA Indonesia), Bpk. Hosea Andreas Runkat (ASPERAPI), Bpk. Wisnu Budi Sulaeman (INCCA). Moderator : Ibu Jane Vong Holmes (ICCA Aspac Chapter Chair)
10. Para Narasumber sesi III : Bpk. M. Reza Abdullah (Royalindo Expoduta), Ibu Lisa Rusli (Napindo Media Ashatama), Ibu Saraswati Subadia (BICC Bali)
11. 150 peserta yang terdiri dari unsur Pemerintahan, Asosiasi, Akademisi, Organisasi Masyarakat, Media

✅ Rangkaian Acara
*️⃣ Pembukaan dan Keynote Speech oleh Bpk. Sandiaga Salahuddin Uno – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
▪️Menparekraf menyampaikan bahwa Indonesia terus menunjukkan prestasinya di berbagai sektor termasuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Selama pemulihan ini setelah dua setengah tahun pandemi yang sangat berat dengan memulai angka positif dalam perjalanan internasional. Sebagai Asia Tenggara kita tertinggal dari teman-teman di Eropa, Amerika, dan bagian lain yang pulih lebih cepat. Dengan berada di Jogjakarta ini, saya harap kita mulai akselerasi dan mengejar ketinggalan.
▪️Kontribusi KTT G20 diperkirakan lebih dari US$533 juta untuk Indonesia. G20 menciptakan 438 kegiatan di 25 kota dan melibatkan 20.559 delegasi. Dan untuk acara utama dan sampingan G20 mampu menyerap hingga 33.000 tenaga kerja dari sektor transportasi, akomodasi, MICE, dan UMKM.
▪️Menyoroti pentingnya Human Capital Building dalam hal penanganan crisis management seperti pandemi yang lalu. Manajemen bagaimana menangani masalah krisis yang muncul di menit-menit terakhir.
▪️ Sustainability juga menjadi isu dalam industri event, Indonesia sangat serius dalam melakukan upaya pengurangan jejak karbon. Dengan komitmen banyak pihak untuk melaksanakan green meeting yang mengedepankan pentingnya kelestarian lingkungan dalam perspektif yang lebih holistik.
▪️Pemerintah menjadikan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembangunan pariwisata nasional karena memberikan manfaat seperti pertumbuhan ekonomi, pelestarian sumber daya lingkungan, dan dampak positif bagi masyarakat. Oleh karena itu, kami bekerjasama dengan Jejakin dan Wisesteps Consulting untuk membuat kalkulator karbon agar wisatawan yang datang ke Indonesia dapat menghitung emisi yang dihasilkan selama kunjungannya dan dapat segera mengimbanginya.
▪️Teknologi ini digunakan pada pelaksanaan G20 di Bali tahun lalu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 159.915,93 tCO2e (total karbon dioksida ekuivalen), yang setara dengan kurang lebih 5 juta pohon mangrove yang perlu ditanam.
▪️SEABEF diharapkan menjadi embrio sektor MICE (business event) masuk dalam salah satu sektor yang dibahas dalam rangkaian ATF setiap tahunnya. Masuknya sektor MICE sebagai salah satu topik dalam pertemuan di level ministerial meeting diharapkan mampu menjadikan ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi melalui penyelenggaraan business event berskala internasional.
▪️Untuk itu, diharapkan semua peserta dapat memanfaatkan dan menggunakan forum ini sebagai platform untuk berjejaring, berkolaborasi, dan menantang diri sendiri.

*️⃣ Pembukaan acara secara resmi dengan pemukulan gong oleh Menparekraf, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) beserta perwakilan narasumber

*️⃣ Doorstop Menparekraf didampingi Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events), Direktur Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran, Chair Woman ICCA Indonesia, CEO / Founder Jejakin, Chairman ASPERAPI

*️⃣ Keynote Speech oleh Bpk. Edward Liu, Honorary President AFECA dan SACEOS
▪️Menjelaskan tentang Aseanisasi Industri MICE. Itu memicu munculnya lebih banyak penyelenggara lokal di seluruh Asia Tenggara, dan di Asia Timur, khususnya di China (Shanghai, Beijing, Guangzhou, Shen Zheng). Efek dari Asianisasi adalah menjamurnya pameran di seluruh Asia, mengangkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di kawasan tersebut.
▪️Tentang Dampak pandemi Covid-19 terhadap seluruh industri MICE yang terganggu, sebagian besar penyelenggara terpaksa membatalkan atau menunda acaranya dan sebagian menutup seluruh operasionalnya. Beberapa staf manajemen senior dipindahkan ke negara-negara Asia Tenggara yang membanggakan ukuran pasar lebih dari 684 juta orang. Sebagian besar dari mereka mengalami kerugian besar selama periode pandemi Covid-19 karena banyak kota dari Beijing hingga Shanghai dikunci untuk waktu yang lama. Penyelenggara Eropa dan AS kini berada di persimpangan jalan, untuk tetap bertahan di China daratan dan atau pindah ke negara-negara Asia Tenggara.
▪️Kondisi Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 273,8 juta jiwa menjadikan Indonesia berpeluang menjadi pusat Aseanisasi industri MICE dalam satu dekade ini. Industri MICE akan booming jika Indonesia dapat lebih mengembangkan lokasi strategis (konektivitas dan aksesibilitas udara), sumber daya dan pasar serta regulasi pemerintah secara optimal. Sebagian besar penyelenggara asing sekarang mempelajari pasar Indonesia yang besar dan membuat rencana untuk meluncurkan acara baru di negara ini, tidak lama lagi. Secara bersamaan, penyelenggara Eropa kemungkinan besar akan meluncurkan kegiatan M&A di Indonesia untuk mempercepat masuknya mereka ke pasar yang besar ini.
▪️ASEAN memiliki pemulihan yang baik dengan banyaknya event yang terselenggara.

️⃣ *Talkshow Sesi I : Government Forum
🔹Narasumber :
1. Bpk. Santo Widjaja (Chairman of INACEB)
2. Bpk. Arsjad Rasjid (Chairman of KADIN),
3. Ibu Supawan Teerarat (Senior Vice President of TCEB)
4. Bpk Dato’ Sri Abdul Khani (CEO of MyCEB)
5. Ibu Waikin Wong (Regional Director Asia Pasific of ICCA).
6. Bpk. Senthil Gopinath (CEO ICCA) – Video message
7. Bpk. Kai Hattendorf (Managing Director UFI) – Video message
🔹Moderator : Bpk. Gary Grimmer (Executive Chairman of Gaining Edge).
🔹 Pembahasan : Bagaimana pemerintah mengelola situasi krisis ( risk management), implementasi sustainability khususnya terkait green meeting, menjaga kualitas dan kapabilitas SDM, membangun business event yang berkelanjutan, integrasi kebijakan yang diterapkan diantara negara-negara Asia Tenggara.
🔹 Kesimpulan Sesi I :
▪️Masing-masing negara di Asia Tenggara memiliki strategi terkait manajemen krisis dengan fokus masing-masing. Indonesia dengan pemberlakuan PSBB dan penerapan protokol kesehatan, Thailand fokus ke SDM dengan membuat platform (Techno Mart) untuk mengumpulkan industri MICE. Mereka tahu bahwa Thailand kekurangan sumber daya manusia sehingga fokus pada pengembangan sumber daya manusia dengan menguatkan digitalisasi. Platform tersebut memberikan program e-learning kepada semua orang yang membutuhkan pelajaran yang juga disajikan dalam bahasa Inggris dan juga Thailand. Sedangkan Malaysia melakukan perencanaan pemasaran jangka panjang dan berusaha mengejar event internasional yang bisa diadakan di Malaysia. Selain itu MyCEB juga memiliki komunikasi dengan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan industri untuk bertahan dari pandemi karena memenuhi target untuk mendapatkan event internasional.
🔹Pemberian Souvenir Eksklusif dan Sertifikat Kepada Narasumber dan Moderator Oleh Ibu Masruroh – Direktur Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran, Kemenparekraf RI.

*️⃣ Special Session – Presentasi Oleh Bpk. Jared Lee – Vice President Sales Southeast Asia, South West Pacific, Indian Sub-Continent – Qatar Airways
▪️Qatar Airways telah membuka penerbangan ke Indonesia lebih dari 20 tahun yang lalu. Tujuan Jakarta mulai tahun 2001 dan tujuan Bali mulai tahun 2007. Saat ini frekuensi penerbangan ke Jakarta total 21 kali dan Bali 14 kali dalam satu minggu.
▪️Strategi yang dilakukan oleh Qatar Airways saat pandemi :
– Untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan diterapkan kebijakan pemesanan yang fleksibel.
– Memastikan bahwa langkah-langkah keselamatan dan kebersihan adalah standar tertinggi.
– Bekerja dengan berbagai lembaga pemerintah dan kedutaan di seluruh dunia untuk memulangkan orang-orang untuk kembali ke negaranya masing-masing.
– Awak kabin dilatih untuk meminimalkan risiko penularan dan dipindai secara termal sebelum setiap penerbangan.
– Memberikan 100.000 tiket gratis kepada profesional kesehatan garis depan
▪️Qatar Airways terus berkomitmen dengan negara-negara di Asia Tenggara, yaitu :
– Meluncurkan destinasi baru ke Cepu, Filipina
– Qatar Airways dan Malaysia Airlines menandatangani MOU untuk peningkatan kemitraan.
– Menambah frekuensi penerbangan Doha-Denpasar, untuk memenuhi permintaan penumpang dan mendukung kebangkitan pariwisata di Indonesia
▪️Dampak dari Pelaksanaan World Cup 2022 di Qatar
– Dilaporkan bahwa lebih dari 1,4 juta orang mengunjungi Qatar untuk Piala Dunia FIFA Qatar 2022™
– Qatar Airways mengoperasikan hampir 14.000 penerbangan selama periode ini dan sekitar 1.670 orang terbang ke Doha untuk Piala Dunia dari Indonesia.
– Piala Dunia FIFA Qatar 2022™ telah menguntungkan ekonomi dan pariwisata Qatar serta industri penerbangan.
– Qatar Airways memainkan peran penting dalam menyatukan kembali orang-orang dalam skala global, setelah pandemi.

️⃣ *Talkshow Sesi II : Southeast Asia Business Forum
🔹Narasumber :
1. Bpk. Dato’ Vincent Lim (President of AFECA)
2. Bpk. Khun Sumate Sudasna (President of TICA)
3. Ibu Raty Ning (Chairwoman of ICCA Indonesia)
4. Bpk. Hosea Andreas Runkat (Chairman of ASPERAPI)
5. Bpk. Wisnu Budi Sulaeman (Vice Chairman of INCCA).
6. Bpk. Richard Ireland (President of SACEOS) – Video message
🔹Moderator : Ibu Jane Vong Holmes (ICCA Asia Pacific Chapter Chair)
🔹Pembahasan : Peran, tantangan dan strategi yang dilakukan asosiasi dalam hal mendukung pemerintah dalam menghadapi pandemi. Tantangan yang dihadapi dalam mengelola krisis, strategi dalam membangun bisnis yang berkelanjutan, peluang dan tantangan dalam menjaga kualitas dan kemampuan SDM, peran dalam menerapkan Sustainability, peran untuk integrasi pemulihan business events.
🔹Kesimpulan :
▪️Pandemi membuat kita perlu bernegosiasi, negosiasi dengan pemerintah terutama dengan aturan pembatasan dan juga negosiasi dengan para anggota agar bersama-sama dengan seluruh stakeholders bekerjasama menghadapi situasi krisis (pandemi). Karena tidak bisa sendiri, situasi pandemi membuat harus berkolaborasi, bersinergi, menurunkan ego masing-masing.
▪️Seperti di Malaysia dan Thailand asosiasi juga terus berkoordinasi dengan pemerintah terkait bantuan yang dapat diberikan kepada industri MICE selama situasi pandemi untuk dapat bangkit kembali.
▪️Bagian lain yang bisa dikolaborasikan antara pemerintah dan industri adalah sustainability. Singapura saat ini sudah memiliki MICE sustainability roadmap untuk dikembangkan. Singapura juga memberikan pelatihan kepada industri skill dan teknik untuk mewujudkan roadmap tersebut. Roadmap tersebut juga terkait keberlanjutan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
▪️Terkait sustainability, Indonesia sudah memulai sustainability dalam business events. Di satu sisi kita harus menggunakan segala sesuatu dengan green effect yang berbiaya tinggi tetapi di sisi lain kita harus mengurangi. Keberlanjutan bukan hanya tentang green meeting tetapi sustainability harus diterapkan di semua aspek.

▪️ASEAN harus melanjutkan kolaborasi sebagai kawasan, semakin mudah diakses, terbuka, kebijakan yang sejalan, mudah dipatuhi untuk merangsang bisnis dan pariwisata, dan menempatkan keberlanjutan sebagai prioritas.

🔹Pemberian Sertifikat Kepada Narasumber dan Moderator Oleh Ibu Masruroh – Direktur Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran, Kemenparekraf RI.

️⃣ *Talkshow Sesi III : Global Industry Forum
🔹Narasumber : Bpk. M. Reza Abdullah (Royalindo Expoduta), Ibu Lisa Rusli (Napindo Media Ashatama), Ibu Saraswati Subadia (BICC Bali)
🔹Moderator : Tiara Maharani Kusuma (TTG Asia Media)
🔹Pembahasan : Peran, tantangan dan strategi yang diterapkan oleh industri business events di Indonesia. Masa depan dan tantangan setelah penyelenggaraan G20, peran dan strategi industri menghadapi situasi krisis, strategi yang diterapkan untuk meningkatkan kualitas dan kapabilitas SDM, strategi implementadi green meeting, strategi untuk menangkap peluang bisnis dikawasan Asia tenggara.
🔹Kesimpulan:
▪️G20 adalah momen pembuktian bahwa Indonesia bisa keluar dari situasi krisis (pandemi).
▪️Industri business events Indonesia selalu belajar dari apa yang internasional lakukan, bagaimana menghandle suatu event, bagaimana membuatnya efisien. Strategi yang juga diterapkan saat menghadapi krisis yaitu lebih kreatif dan inovatif.
▪️ green meeting sudah dilakukan diIndonesia baik pada penyelenggaraan konferensi dan pameran yaitu dengan mengurangi kertas, registrasi melalui online, semua informasi disampaikan melalui QR code atau barcode, pada beberapa venue sudah mengurangi plastik, tidak membuang makanan dan melakukan daur ulang atau menggunakan bahan-bahan daur ulang.
🔹Pemberian Sertifikat Kepada Narasumber dan Moderator Oleh Bpk. Robby Hasan – Koordinator Strategi dan Kemitraan Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran, Kemenparekraf RI.

*️⃣ Penutup Oleh Bpk. Vinsensius Jemadu – Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events)
Industri Business Event di Asia Tenggara harus bekerja sama untuk memecahkan permasalahan yang ada dan melihat potensi kekuatan agar dapat saling berkolaborasi.

 

Tinggalkan Balasan