INDONESIA STAND UP PADDLE 2022

Kegiatan Indonesia Stand Up Paddle Series Bali 2022 dengan tema Sea Summit North Bali pada tanggal 5 November 2022 di desa Wisata LES, Kecamatan Tejakula, Kab. Buleleng, Bali.

Kegiatan dihadiri oleh:

  1. Bapak Ketut Dody Ketua Komisi III DPRD Kab.Buleleng
  2. Bapak Gede Adi wistara, Kepala Desa Les Kec. Tejakula
  3. Bapak Mendra Ketua Pokdarwis Kab.Buleleng
  4. Gede Eka Sandi, Ketua Panitia
  5. Ni Komang Ayu Astiti, Koordinator Event Nasional Kemenparekraf
  6. Firman Abunasir, Sub Koordinator Event Pendukung
  7. Lukas Gallu Beko, Atlet Museum Peraih Rekor Dunia Indonesia
  8. Para Peserta Indonesia Stand Up Paddle

Poin-poin penting dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Indonesia Stand Up Paddle Series Bali adalah olahraga air yang menggabungkan surfing dan canoeing menggunakan blade paddle. Kegiatan Stand Up Paddle series berskala nasional diselenggarakan oleh Bali Stand Up Paddle Community yang merupakan pengurus daerah stand up paddle Indonesia di Prov. Bali. Perlombaan ini terdapat 14 kategori kategori yaitu kategori pria, wanita,umur, profesional dan junior dll.
  2. Tujuan Pelaksanaan event ini adalah untuk memperkenalkan olah raga StandUp paddle (sport tourism) yang sudah populer di kancah internasional dan potensi nya di kalangan masyarakat sekitar guna meningkatkan nilai jual daerah nya sebagai daya tarik wisata dan juga sebagai olah raga prestasi. Selain itu diharapkan juga tumbuh nya bibit bibit calon atlit dari daerah serta sekaligus memperkenalkan objek wisata di wilayah Bali utara oleh organisasi Bali StandUp Paddle Up’
  3. Desa Les dipilih menjadi venue karena masuk dalam 500 desa Wisata ADWI dan memiliki pesona bahari yang memukau, terutama terumbu karangnya yang indah. Selain itu, ombak di Pantai Penyumbahan juga tergolong aman untuk kompetisi Stand Up Paddle.

Para peserta selain diperkenalkan potensi bahari, juga diperkenalkan destinasi wisata lainnya termasuk kuliner dan homestay di daerah ini.

  1. Pada series tahun 2022 bekerjasama dengan Pengurus Daerah Setempat dan diselenggarakan di Lampung, Jakarta, Jawa Barat dan Bali dengan jadwal penyelenggaraan: Lampung pada bulan Agustus, Jakarta pada bulan September, Jawa Barat pada bulan Oktober dan Bali pada bulan November.
  2. Kegiatan juga terdapat sesi Edukasi yang bertujuan untuk memperkenalkan olahraga Stand Up Paddle dan potensinya bagi masyarakat sekitar guna meningkatkan nilai jual daerah sebagai daya Tarik wisata.
  3. Dalam event ini juga mengundang para pelaku pendidikan seperti siswa SD dan SMP serta masyarakat sekitar agar bisa memahami tetang olahraga ini yang bisa memberikan dampak positif dari sisi kehatan, prestasi dan juga ekonomi serta memahami dan mencintai potensi daerahnya sendiri.
  4. Rangkaian kegiatan adalah:
  • Pembukaan sup race bali (sambutan+genjek)
  • Sup race 1 (mengikuti jadwal lomba)
  • Sup edukasi (sesi 1)
  • Fun paddling
  • Break + music performance
  • Sup race 2 (mengikuti jadwal lomba)
  • Sup edukasi (sesi 2)
  • Fun paddling
  • Podium dan doorprize
  • Penutupan + joged bungbung
  • Sunset paddling/ dolphin view
  1. Atlet yang berpartisipasi sekitar 33 orang yang terdiri dari atlet-atlet Stand Up Paddle binaan yang berada dibawah binaan 18 pengurus daerah di Indonesia, dan atlet dari Amerika yang tinggal di Indonesia. Adapun salah satu atlet yang sudah beberapa mewakili Indonesia diajang Internasional.
  2. Event tersebut juga melibatkan UMKM kuliner produk Bali yaitu: Kopichuseyo, Trigobakelebali, VCO dan melibatkan masyarakat lokal seperti beberapa peserta dan pengunjung yang hadir pada kegiatan tersebut menginap di homestay di sekitar Desa Les dan dijamu dengan makanan khas desa Les oleh kepala Desa Less dan penduduk sekitar.

Kesimpulan dan Evaluasi

  • Secara umum konsep kegiatan sudah baik namun protokol kesehatan tidak diterapkan dengan ketat sehingga terjadi kerumunan, peserta dan pengunjung banyak tidak memakai masker.
  • Jumlah UMKM yang terlibat masih sedikit sekitar 5 pelaku UMKM, sehingga perlu ditingkatkan keterlibatan UMKM daerah agar membantu perekomian daerah.
  • Jumlah perputaran uang selama pelaksanaan kegiatan kurang lebih dari 350 Juta.
  • Masyarakat lokal dilibatkan dalam semua kegiatan termasuk kuliner, pecalang dll, sehingga melibatkan banyak tenaga kerja lokal.
  • Perlu lebih banyak keterlibatan media di luar bali yang potensial agar kegiatan dan potensi destinasi wisata bisa terpromosi dengan luas.
  • Koordinasi penyelenggara harus ditingkatkan dan perlu adanya struktur organisasi yang sesuai tugas dan fungsi sehingga tidak tertumpu pada 1 PIC. Hal ini berdampak pada sulitnya meminta materi promosi, data-data untuk monitoring dan evaluasi, dll.

 

 DOKUMENTASI

 

 

Disusun oleh: 

Moh. Dhiki Wicaksana

Tinggalkan Balasan