Rapat Koordinasi Pre Survey dan Progres Penyusunan Pola Perjalanan Wisata Minat Khusus Warisan Budaya Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WBTBOS)

1️⃣ Pada tahun 2022, Dit. WMK menyusun Pola Perjalanan Wisata Minat Khusus Warisan Budaya Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS). Pemilihan WBTBOS dimasukkan kedalam Pola Perjalanan Wisata Heritage karena WBTBOS telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Pada tanggal 23 Februari 2022 telah dilaksanakan FGD di Kota Sawahlunto yang bertujuan untuk inventarisasi sumber daya (resource mapping) dalam rangka mendukung penyusunan pola perjalanan wisata minat khusus WBTBOS.

2️⃣ Tujuan pelaksanaan Rapat Koordinasi ini adalah untuk menyampaikan draft narasi/naskah sejarah WBTBOS dan progress konsep pola perjalanan wisata heritage WBTBOS yang telah disusun oleh tim penyusun agar memperoleh masukan sehingga dapat memperkaya materi dalam menyusun pola perjalanan dimaksud.

3️⃣ Acara ini dihadiri oleh:
a. Ir. Taufik Ramadan, MM., Sekretaris Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat
b. Alexander Reyaan, Direktur Wisata Minat Khusus, Kemenparekraf
c. Bapak Dimas, subkoor bidang Area IB, Direktorat Pengembangan Destinasi I, Kemenparekraf;
d. Narasumber:
– Alman Syarif, Asisten Manajer Administrasi Kepegawaian, Umum dan Keuangan PT Bukit Asam UP Ombilin
– Bapak Arie Fathurrahman, Kepala Divisi Regional II PT.KAI
– Bapak Dedi Humaidi, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Barat
e. Para Akademisi, Asosiasi, dan Komunitas;
– Ibu Dr. Lindayanti, M. Hum, Pusat Studi Humaniora, Universitas Andalas
– Dr. Sri Setiawati, M.A, Antropologi, Universitas Andalas
– Bpk. Teguh, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat
– Bpk. Nadirsyah, ASITA Sumatera Barat
⁃ Bpk. Ery, Ketua Komunitas Anak Nagari Kota Sawahlunto
– Ibu Diance Eka Putri Yolanda, Ketua Pokdarwis Jajang Rantai Sawahlunto
– Bpk. Lias, Ketua Komunitas Heritage Ombilin
f. Tim Penyusun Polperwis Minat Khusus WBTBOS

4️⃣ Rangkaian kegiatan Rapat Koordinasi Pre Survey dan Progres Penyusunan Pola Perjalanan Wisata Minat Khusus WBTBOS antara lain:
🔹 Sambutan Sekretaris Dinas Pariwisata Sumatera Barat — Taufik Ramadan MM, Dispar, dengan poin-poin sebagai berikut:
– Penyusunan pola perjalanan WBTBOS diharapkan dapat memberikan pengayaan dan keragaman atraksi wisata TBOS yang terletak di 7 kabupaten/kota di Sumatera Barat; dengan demikian, dapat memperpanjang length of stay wisatawan saat berwisata di TBOS.
– Salah satu kendala dalam pengelolaan kawasan TBOS adalah belum disahkannya Keppres yg diajukan oleh Dirjen Kebudayaan terkait badan pengelola TBOS. Melalui Kemenparekraf diharapkan dapat membantu mendorong disahkannya Keppres ini sehingga ada kejelasan dalam hal pengelolaan kawasan dan alokasi anggaran.

🔹 Arahan dan Pembukaan dari Bpk Alexander Reyaan, Direktur Wisata Minat Khusus, dengan poin-poin sebagai berikut:
– Pada tahun 2022, Dit. WMK berfokus dalam melakukan penyiapan produk Pola Perjalanan Wisata Minat Khusus WBTBOS termasuk juga identifikasi target pasar dari produk wisata ini. Di tahun depan, diharapkan produk WBTBOS ini sudah siap untuk dipasarkan.
– Pengembangan pola perjalanan ini diharapkan dapat melibatkan 7 kabupaten/kota yang merupakan lokus dari TBOS dan juga akan mengedepankan kolaborasi dengan PT. KAI, PTBA, pemda, serta berbagai pihak terkait lainnya.
– Pendekatan pembuatan konsep pola perjalanan WBTBOS ini adalah experience tourism; di mana wisatawan tidak hanya akan melihat, namun juga mendapatkan exceptional experience dari perjalanan yang dilakukan yang diperoleh dari aktivitas dan narasi yang diceritakan kepada wisatawan.

🔹 Laporan Tim Penyusun Pola Perjalanan Wisata Minat Khusus WBTBOS, dengan poin-poin sebagai berikut:
Bapak Teguh Amor Patria:
– Narasi/ Naskah:
Sejarah TBOS terkesan kelam karena penyiksaan sebagai pekerja tambang batu bara di masa lalu. Sejarah ini harus dapat dikemas menjadi storytelling yang menarik dan bermanfaat untuk generasi kita saat ini. Message utama yang ingin disampaikan pada pembuatan Pola Perjalanan WBTBOS adalah bahwa Pertambangan batubara Ombilin-Sawahlunto adalah bukti (evidence) dampak revolusi industri di wilayah Hindia-Belanda, yang telah turut menggerakkan pembangunan infrastuktur di berbagai wilayah Indonesia serta berkontribusi bagi perkembangan teknologi awal di bidang pertambangan modern.
– Penetapan Judul/ Tema:
Dalam pengembangan sub tema; tim penyusun menggunakan 2 pendekatan, antara lain: pendekatan (1) linimasa sejarah yang menghasilkan 7 usulan sub-tema dan (2) Aspek IPTEK, lingkungan, sosial, dan budaya yang menghasilkan 3 usulan subtema.

🔹 Pemaparan Narasumber, antara lain:
a. Alman Syarif, Asisten Manajer Administrasi Kepegawaian, Umum dan Keuangan PT Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin
– PTBA Unit Pertambangan Ombilin merupakan perusahaan tambang batubara bawah tanah tertua di Indonesia yang telah beraktivitas sejak jaman kolonial Belanda dan memiliki visi untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan.
– PTBA sudah berkomitmen untuk turut andil dalam pengembangan WBTBOS. Saat ini, terdapat sekitar 68 aset wisata yang telah dikelola oleh PTBA, beberapa di antaranya: Bangunan Cagar Budaya Lapangan Ombilin, PLTU Salak, Museum Tambang Batubara Ombilin, Lubang Pendidikan Sawahluwung, hotel sebagai tempat penginapan, dll.

b. Dedi Humaidi, Kasi Lalu Lintas, Sarana, dan Keselamatan Perkretaapian Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Barat
– Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) mempunyai tugas melaksanakan peningkatan dan pengawasan prasarana, serta pengawasan penyelenggaraan sarana, lalu lintas, angkutan dan keselamatan perkeretaapian.
– BTP telah melakukan berbagai upaya revitalisasi aset wisata heritage yang berada di bawah wewenangnya, antara lain dengan melakukan pembersihan jalur serta revitalisasi aset.
– Untuk dapat mereaktivasi jalur kereta api yang sudah ada diperlukan komitmen dari pemerintah untuk melakukan pembersihan jalur, pengamanan aset, serta menjaga keberlanjutan operasi kereta api dengan mempertimbangkan rendahnya okupansi penumpang kereta api.

c. Bpk. Arie Fathurrahman, Kepala Divisi Regional II PT.KAI dan Bpk. Dedi Humaidi:
– Di tahun 2022, PT KAI berkomitmen untuk menghidupkan kembali Mak Itam sebagai ikon dari kereta api di Sawahlunto sebagai lokomotif untuk menarik gerbong kereta wisata. Prioritas awal reaktivasi untuk jalur rel kereta adalah dari Sawahlunto menuju Muaro Kalaban.
– Terdapat beberapa kendala untuk mereaktivasi jalur kereta api lainnya, a.l: (1) Prasarana: perlu perbaikan infrastruktur untuk mengembalikan fungsinya sesuai dengan standar; lahan jalur kereta sudah diokupansi warga sehingga dapat mengakibatkan dampak sosial dan diperlukan pembebasan lahan; (2) Sarana: lokomotif yang memiliki spesifikasi untuk melintasi rel bergigi (existing) sudah tidak ada lagi, perlu penambahan operator-operator untuk menjalankan pengoperasian

🔹 Sesi Diskusi
a. Ibu Dr. Lindayanti, M. Hum dari Pusat Studi Humaniora, Universitas Andalas menyampaikan beberapa detail terkait linimasi sejarah TBOS — input ini akan ditambahkan ke dalam draft narasi storytelling.
b. Dr. Sri Setiawati, M.A, Antropologi dari Universitas Andalas menyampaikan hal-hal sbb:
– Pentingnya penyusunan roadmap pengembangan pola perjalanan WBTBOS agar dokumen ini dapat dijadikan sebagai platform oleh pengambil keputusan dalam pengembangan selanjutnya.
– Penyusunan pola perjalanan WBTBOS ini akan difokuskan untuk menginterpretasi objek heritage sehingga mampu dipahami oleh audience dengan packaging yang menarik, memiliki relevansi dengan kehidupan kita saat ini, dan mendorong wisatawan untuk ’care for’ terhadap pesan yang ingin disampaikan.
c. Bpk Nadirsyah, ASITA menyampaikan beberapa insight terkait karakter pasar Sawahlunto:
– Wisatawan lokal biasanya berwisata bersama keluarga atau dalam grup kecil berjumlah 4-10 orang.
– Pasar wisatawan mancanegara masih cenderung sedikit di Sawahlunto — kebanyakan dari mereka berasal dari Belanda yang bermaksud untuk menjelajahi cerita masa lalu keluarganya di Sawahlunto
– Storyteller memiliki peranan penting terhadap kepuasan berwisata. Oleh karena itu, adanya tour guide yang berkualitas dan passionate sangat krusial untuk dapat menyampaikan narasi kepada wisatawan. Saat ini, TO bekerja sama dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dalam penyediaan dan coaching SDM sebagai tour guide.
d. Bpk. Teguh, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat menyampaikan pentingnya komitmen dan kolaborasi aksi serta mempertimbangkan sustainability dari TBOS.

🔹 Kesimpulan dan Tindak Lanjut Kegiatan:
a. Kemenparekraf akan melibatkan berbagai pihak dari 7 kab/kota di kawasan TBOS untuk berkolaborasi dalam pembuatan pola perjalanan WBTBOS sehingga dapat melaksakan peran sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
b. Pengembangan pola perjalanan WBTBOS akan diutamakan di kawasan yang sudah memiliki aset dan infrastruktur pendukung pariwisata yang cukup.
c. Selanjutnya, akan dilakukan:
– Mei 2022 — Penentuan daya tarik wisata untuk masing-masing subtema
– Akhir Juni 2022 — Survey lapangan
– Juni s.d. Juli 2022 — Penentuan pasar wisatawan dan kegiatan wisatawan untuk masing-masing subtema
– Juni-Juli 2022 — Penentuan prasarana dan sarana pendukung kegiatan wisatawan untuk masing-masing subtema

Author: Komang Arjuna Tri Cahyana

Tinggalkan Balasan