Rapat Lanjutan Ekowisata Carbon Offset

Hasil Rapat Lanjutan Ekowisata Carbon Offset yang dilaksanakan pada hari Senin, 7 Maret 2022 secara online melalui Zoom Meeting sebagai berikut:

Rapat dihadiri oleh:
1. Bapak Frans Teguh, Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi (project lead);
2. Bapak Itok Parikesit; Koordinator Produk & Promosi Wisata Alam (Anggota Tim Kerja D6);
3. Bapak Ali Nurman, Anggota Tim Kerja D3;
4. Bapak Ari Prasetyo, Anggota Tim Kerja D1 ;
5. Ibu Anastasia Imanuela, Anggota Tim Kerja D3;
6. Bapak Nurdin, Anggota Tim Kerja D3.

🔴 POIN RAPAT:

o Pelaksanaan showcase dapat mendorong percepatan pemulihan pariwisata
o Kurasi memilih lokasi yang lebih siap dari sisi dukungan masyarakat, pengelola, penerapan pariwisata ramah lingkungan (titik kritis) harus dipetakan lebih jelas. Usul lokasi sebanyak 7-10 lokasi.
o Nantinya skema offsetting pada dashboard aplikasi, diakhir harus ada rekapitulasi carbon balance yang diperoleh di Indonesia. Pengukuran harus jelas, aktivitas wisata sejak wisatawan tiba di Indonesia atau dari region asal.
o Perlu ada siklus pergerakan / flow yang perlu disepakati. Mulai dari onsite atau pergerakan pengunjung dari awal, hal tersebut sangat mempengaruhi hasil akhir kontribusi karbon yang dikeluarkan dan harus didiskusikan dengan Jejak.in
o Perlu adanya pedoman carbon footprints (IKU dari D3)
o Proses penyusunan guideline / pedoman harus segera berjalan, agar selesai di semester 1
o Aplikasi, fitur dan cara perhitungan harus dapat acomply dengan standar internasional karena target merupakan delegasi G-20, termasuk sistem perhitungan carbon yang wajib dikomunikasian dengan Dewan Emisi Nasional.
o Akan diskusi lebih intens dengan Jejak.in, pembahasan terfokus pada modifikasi aplikasi, diantaranya menu yang akan ditambah, dan perhitungan carbon pada dashboard nya
o Ada MoU antara Kemenparekraf kita Jejak.in
o Kesiapan destinasi harus sinkron dengan aplikasi dan pantauan calon wisatawan
o Framework G-20 dan World Tourism Day 2022 (context-problem statement-objective-strategy formula-KPI-action plan)
o Pengembangan produk wisata berbasis kearifan lokal yaitu kolaborasi ekowisata-event dan MICE
o Carbon offsets masih dikritik di berbagai negara karena masih hanya dianggap jualan. Oleh karena itu Indonesia harus memiliki trace-hold dengan standar internasional agar tidak dianggap “abal-abal”
o Program aktivitas ini harus memiliki skema kontinyu, yang tetap berkelanjutan selepas G-20

🔴 TINDAK LANJUT:

o Flow kerangka kerja yang telah disiapkan oleh Tim Kerja D6 agar dibuat lebih rinci
o Rapat selanjutnya akan mengundang Jejak.in, kemudian rapat dengan lintas sektor

Laporan disusun oleh Annisa Nur Majdina.

Author:

Tinggalkan Balasan