Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Produk Wisata Budaya di Tepian Sungai Musi

Izin menyampaikan laporan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Produk Wisata Budaya di Tepian Sungai Musi, pada tanggal 30 April & 1 Mei 2021, bertempat di Alts Hotel Palembang, sebagai berikut:

1️⃣ Agenda FGD terbagi menjadi 2 (dua) hari kegiatan, yakni:

A. Hari Ke-1, 30 April 2021 (Briefing Insight Susur Sungai & Uji Rute Wisata)

• Kegiatan diikuti sebanyak 43 peserta yang terdiri dari unsur: Disbudpar Provinsi Sumsel, Dispar Kota Palembang, PHRI, ASITA, ASPPI, GIPI, Komunitas (Sahabat Cagar Budaya, Masyarakat Sejarahwan Indonesia, Masyarakat Sadar Wisata, Jakarta Good Guide, Indonesia Hidden Heritage, Google Local Guide) serta 1 TA/TO, Travellino;
• Para peserta melakukan test Rapid Antigen dan semua dinyatakan negatif Covid-19;
• Pemberian Insight Rute Susur Sungai disampaikan oleh Bapak Robby Sunata, selaku perwakilan dari Sahabat Cagar Budaya;
• Uji Rute Wisata Budaya di Tepian Sungai Musi dengan mengunjungi 3 (tiga) site yaitu: Makam Ki Gede Ing Suro, Susur Sungai Musi dan Pulau Kemaro selama kurang lebih 3 jam.

B. Hari Ke-2, 1 Mei 2021 (Pelaksanaan FGD)

1). Sambutan Walikota Palembang, diwakili oleh Ibu dr. Hj. Letizia, M.Kes, Staf Ahli Walikota Bidang Perekonomian Pembangunan Investasi Kota Palembang,dengan poin-poin yang disampaikan sbb:
-Kota Palembang dikenal sebagai mumi Sriwijaya dan Venice dari Timur, dengan daya tarik utama Sungai Musi. Sungai ini menorehkan sejarah panjang dari Kerajaan Sriwijaya hingga masa kolonial Belanda;
-Pemkot Palembang sangat mengapresiasi dan menyambut baik FGD ini, dengan harapan untuk memperkenalkan dan mengangkat wisata berbasis sungai di Palembang dan sekitarnya;
-Brainstorming berbasis ekowisata dan menyusun polper wisata berbasis sungai;
-Diharapkan stakeholder terkait dapat bersinergi dan menguatkan sehingga dapat meningkatkan pariwisata nasional dan berkontribusi pada pariwisata Palembang;

2). Keynote Speech oleh Ibu Rizki Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events):
-Tujuan FGD adalah untuk mengetahui (matching) apakah produk wisata yg ada dan marketnya sudah sesuai atau belum. Serta potensi wisata budaya perlu digali lebih jauh yang mungkin diinginkan oleh wisatawan;
-Salah satu yang perlu dikembangkan adalah story-telling, yaitu narasi yang berkaitan dengan destinasi wisata untuk memberikan ketertarikan wisatawan;
-Di Palembang, khususnya untuk Jalur Wisata Sungai Musi, yang diceritakan bukan pengalaman naik kapalnya, namun bagaimana wisatawan dapat menemukan aktivitas-aktivitas menarik dan berkesan selama perjalanan;
-Kemenparekraf berencana untuk membawa pihak-pihak yang memiliki track dalam menjual paket wisata ini, untuk menggali semua potensi tersebut sehingga dapat dikerucutkan dalam dua atau tiga jalur wisata;
-Untuk menyamakan tujuan yaitu menemukan produk-produk wisata yang dapat dijual dan diminati oleh market;

3).Sesi Paparan oleh Narasumber, yakni:
a). Bapak Aufa Syahrizal, Kadisbudpar Provinsi Sumatera Selatan:
-Kita tidak bicara tentang sejarah, kita ingin mendapatkan sebuah goal: Bagaimana kita bisa memanfaatkan dan memaksimalkan potensi atau produk yang ada di Sungai Musi;
-Keberagaman agama jadi kekuatan Sungai Musi ini menjadi situs budaya serta Potensi wisata Sungai Musi lainnya: wisata alam, sport tourism (olahraga air tradisional), tur Sungai Musi, wisata sejarah dan wisata religi;
– Berdiskusi bagaimana bangunan-bangunan peninggalan bersejarah di pinggir Sungai Musi bisa dijual dan menjadi daya tarik wisata budaya;
-Sudah ada pelatihan kepada TA/TO di Palembang untuk mempelajari bagaimana promosi menggunakan IT dngan pembuatan aplikasi bernama Giwang untuk promosi. Diharapkan dengan adanya Giwang ini bisa memudahkan wisatawan dalam mendapatkan informasi dan rekomendasi lokasi wisata di Sumsel;

b). Bapak Isnaini Madani, Kadispar Kota Palembang:
-Kota Palembang punya beragam destinasi wisata religi dari masjid tua, makam bersejarah, klenteng, dll. Sebagian besar berada di tepian sungai yang merupakan prioritas pengembangan destinasi wisata Kota Palembang
-Selling-point Palembang selain kuliner adalah Sungai Musi. Wisatawan yang ke Palembang juga ingin melihat apa yang ada di sepanjang Sungai Musi;
-Ada 18 destinasi wisata yang sebagian besar wisata religi, 11 diantaranya di tepian Sungai Musi;
-Transportasi pendukung: existing saat ini ada 2 unit kapal pesiar yang kondisinya sudah tua dan perlu peremajaan kapal untuk mendukung wisatawan, ada beberapa bus air, dermaga di sepanjang Sungai Musi. Bus air ini sangat lambat, kalau menyusur Sungai Musi bisa membutuhkan waktu yang sangat lama;

c).Bpk Robby Sunata,Komunitas Sahabat Cagar Budaya, menyampaikan paparan dengan topik “Palembang Hulu Melayu” yang menceritakan sejarah kota Palembang sebagai awal mula Melayu dimulai dari masa kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Palembang serta perkembangan aktivitas perdagangan di sepanjang jalur sungai Musi

4). Sesi Diskusi
Dalam sesi diskusi yang dipandu oleh Bpk.Tendi Nuralam, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan diberikan waktu untuk mendiskusikan dan merumuskan rekomendasi yang terkait dengan Pengembangan Produk Wisata Budaya di Tepian Sungai Musi, dengan hasil rekomendasi terlampir.

2️⃣ Kesimpulan dan Rekomendasi:
a. Potensi wisata budaya di tepian Sungai Musi antara lain:
– Kawah Tengkurep & Situs Makam Raja;
– Kampung Arab Al Munawar;
– Masjid Ki Marugan;
– Wisata belanja di Tuan Kentang;
– Gudang Boen Tjiet;
– Pulau Kemaro;
– Kampung Kapitan;

b. Untuk mengembangkan destinasi wisata dibutuhkan story-telling, khususnya untuk situs wisata budaya yang terdapat di tepian Sungai Musi seperti Makam Ing Suro, Pulau Kemaro, Ong Boen Tjiet, Kampung Kapitan dan lainnya. Untuk itu dapat melibatkan komunitas sejarah dan budaya di Palembang, sehingga dapat memberikan informasi yang menarik bagi wisatawan;b but

c.Di beberapa destinasi wisata atau situs-situs budaya yang terdapat di tepian sungai Musi, masih ditemukan minimnya atraksi wisata, sehingga belum dapat memberikan pengalaman berkesan bagi wisatawan yang melakukan wisata susur sungai Musi;

d. Dari sisi 3A, banyak aspek yang perlu dibenahi terutama kebersihan, penanda (signage), toilet, mengembalikan fasad rumah menghadap ke Sungai Musi, penjelasan terkait aktivitas batu bara di Sungai Musi terhadap lingkungan, keamanan fasilitas parkir bebas dari preman serta kelayakan dan safety dari kapal maupun dermaga penyebrangan yang digunakan.

3️⃣ Terlampir disampaikan rangkuman notulensi rekomendasi peserta FGD serta Dokumentasi selama kegiatan.

Demikian laporan ini kami sampaikan. Mohon arahan Ibu Direktur lebih lanjut. Terima kasih. 🙏🏻

Para peserta FGD menjalani test rapid Antigen sebagai langkah protokol kesehatan
Pada hari pertama, para peserta FGD mendapatkan briefing singkat sebelum site visit Susur Sungai Musi
Salah satu site wisata budaya yaitu Makam Ki Gede Ing Suro yang menjadi cagar budaya di Palembang
Kegiatan Susur Sungai Musi mengeksplorasi potensi wisata budaya dengan mengangkat narasi dari bangunan-bangunan di tepian sungai yang memiliki cerita sejarah
Salah satunya Pulau Kemaro, bangunan pagoda 9 lantai yang sering digunakan pada perayaan Imlek dan Cap Go Gomeh, kental akan budaya Tionghoa
Pada hari kedua, para peserta mengikuti kegiatan FGD, di mana Ibu Rizki Handayani memberikan keynote speech, yang didahului sambutan oleh Ibu Letizia, mewakili Walikota Palembang
Pada sesi pemaparan diisi oleh Kadisbudpar Prov. Sumsel, Kadispar Kota Palembang dan Bapak Robby Sunata dari Komunitas Sahabat Cagar Budaya, terkait potensi wisata budaya di Tepian Sungai Musi
Sebanyak 9 kelompok yang terdiri dari industri pariwisata, asosiasi dan komunitas wisata budaya, berdiskusi terkait potensi wisata di Tepian Sungai Musi (hasil diskusi terlampir)

Dipersiapkan oleh: Ayudha Ghora Dhira

Author:

Tinggalkan Balasan