BISA Fest: Gelar Kreasi Produk Fesyen Etnik

BISA Fest: Gelar Kreasi Produk Fesyen Etnik yang telah dilaksanakan pada tanggal pada 15 Juni 2024 di Taman Budaya Sentul City Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Gambaran Umum

Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama kemitraan antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Komisi X DPR RI. Mengangkat tema Gelar Kreasi Produk Fesyen Etnik yang menampilkan produk ekonomi kreatif subsektor fesyen, khususnya sepatu oleh 6 UMKM yang bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor.

Kegiatan ini dihadiri oleh:

  1. Bapak Fahmi Alaydroes, Anggota Komisi X DPR RI
  2. Ibu Diana Indriati, Ketua Tim Kerja Tata Usaha dan Kemitraan, Direktorat Event Daerah
  3. Bapak Budi Cahyadi Wiryadi, Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bogor
  4. Bapak Harry Mawardi, Direktur Komite Ekonomi Kreatif dan Inovasi (KREASI) Jawa Barat
  5. Para pelaku parekraf dan UMKM di Kabupaten Bogor.

Rangkaian Kegiatan:

  • Registrasi peserta dilanjutkan pembukaan acara oleh Host, Bapak Drajat Muchtar.
  • Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dilanjutkan pembacaan doa oleh Bapak Didik Rahmadi.
  • Penampilan alat musik tradisional oleh Pharaswara Etnika, di antaranya alat musik Suling, Karinding, dan Kecapi.
  • Sambutan Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bogor, Bapak Budi Cahyadi Wiryadi:
    • Apresiasi kepada Kemenparekraf yang telah berkolaborasi dengan Komisi X DPR RI dalam mendorong sektor parekraf melalui program BISA Fest.
    • Tema kegiatan hari ini juga dikemas sangat menarik, strategis, dan tentu saja memberikan dampak positif untuk mendukung promosi produk-produk unggulan yang ada di Kabupaten Bogor khususnya subsektor fesyen.
    • Fesyen merupakan salah satu dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang harus selalu kita kembangkan, lestarikan, inovasikan, dan kolaborasikan, salah satunya dengan motif etnik dan material alami, memiliki karakteristik khas produk Indonesia yang sangat dekat dengan industri pariwisata, tentunya dapat menjadi buah tangan atau oleh-oleh wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bogor dan sekitarnya.
  • Sambutan perwakilan Kemenparekraf, Ketua Tim Kerja Tata Usaha dan Kemitraan Event Daerah, Ibu Diana Indriati:
    • Apresiasi kepada Bapak Fahmi Alaydroes, dari Komisi X DPR RI, yang senantiasa mendukung program kegiatan Kemenparekraf/Baparekaf RI dalam memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif.
    • Program BISA Fest merupakan bentuk kolaborasi dan kemitraan antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Komisi X DPR RI yang bertujuan untuk memberdayakan kembali para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif setelah sebelumnya terdampak pandemi Covid 19.
    • BISA Fest: Gelar Kreasi Produk Fesyen Etnik yang mengangkat produk UMKM sepatu brand lokal di Kab. Bogor, diharapkan dapat menjadi wadah saling bertukar pikiran, berbagi pengalaman, dan membangun jaringan yang akan membawa produk kreatif lokal ke level yang lebih tinggi.
  • Sambutan dan pembukaan oleh Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Fahmi Alaydroes:
    • BISA Fest merupakan bentuk kerjasama Kemenparekraf dengan Komisi X DPR RI dalam memberdayakan para pelaku ekraf dan seni budaya agar dapat terus berkarya dan berinovasi.
    • Kegiatan ini akan mampu membangkitkan industri kreatif di Kabupaten Bogor, seperti fesyen, khususnya produk sepatu. Tema yang diambil ada dua suku kata ‘fesyen’ dan ‘etnik’ yang kita coba angkat karena dua suku kata itu akan mampu menghasilkan produk baru yang menunjukkan value.
    • Fesyen juga memiliki pesan sosial dan budaya yang memiliki keunikan. Tidak terkecuali musik tadi yang dipersembahkan oleh kelompok musik Pharaswara Etnika, kita harus apresiasi karena meski dengan alat sederhana, tetap dapat menonjolkan kearifan lokal dan budaya, maka itulah yang menjadi value atau nilai tambah yang dimiliki sebuah atraksi.
  • Penyerahan cendera mata oleh perwakilan Kemenparekraf kepada Anggota Komisi X DPR RI, perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, dan Narasumber.
  • Dilanjutkan dengan kunjungan dan presentasi 6 produk UMKM sepatu, antara lain:
    1. Dat.Indonesia
    2. Breanna Things
    3. Joyshoes
    4. Baby Shoes
    5. Jubilo
    6. Supendi Shoes
  • Foto bersama antara perwakilan Kemenparekraf, Anggota Komisi X DPR RI, perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor dengan para pelaku ekonomi kreatif subsektor fesyen (sepatu).
  • Talkshow dan diskusi dengan tema “Peluang dan Tantangan Sub Sektor Fesyen (Sepatu) Sebagai Produk Lokal Menuju Go Global Marketing Melalui Kekuatan Desain Produk dan Digital Marketing Communication” bersama narasumber, Direktur Komite Ekonomi Kreatif dan Inovasi (KREASI) Jawa Barat, Bapak Harry Mawardi, yang dipandu oleh host, Bapak Drajat Muchtar:
    • Untuk mengembangkan penjualan suatu produk, diperlukan beberapa strategi, antara lain keberanian untuk berinovasi dalam membuat desain, memiliki ciri khas, dan kemampuan diversifikasi produk.
    • Untuk mengukur dan merencanakan pengembangan, dapat dimulai dengan desain dasar dan uji pasar.
    • Selain itu, jg sangat penting untuk fokus pada pemecahan masalah produk, seperti bahan baku, produksi, harga, dan tampilan.
    • Dalam proses pemecahan masalah, solusi kreatif yang dapat menjadi keunggulan produk akan sering muncul.
    • Setelah memiliki formula yang tepat untuk meraih pasar, dengan strategi yang juga tepat, diharapkan akan menciptakan produk dengan keunggulan dan kualitas yang lebih baik sesuai kebutuhan pasar.
  • Kegiatan BISA Fest: Gelar Kreasi Produk Fesyen Etnik ditutup dengan foto bersama.

Kesimpulan

  1. Kegiatan BISA Fest: Gelar Kreasi Produk Fesyen Etnik menjadi ajang memperkenalkan potensi atraksi dan produk unggulan di Kabupaten Bogor, sekaligus sebagai sarana bertukar ide dan pikiran, memberikan masukan, inspirasi, serta motivasi kepada para peserta untuk memperluas wawasan dalam berkreasi, khususnya dalam mengembangkan sub sektor fesyen di Kabupaten Bogor.
  2. Inovasi dan adaptasi sangat penting dilakukan, salah satunya melalui pemanfaatan teknologi digital dalam tujuan promosi maupun pemasaran. Digitalisasi merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam upaya mendorong UMKM “naik kelas” sekaligus menciptakan lapangan kerja dan peluang usaha bagi masyarakat. Dengan digitalisasi, ekonomi kita akan semakin efisien dan semakin bernilai tambah.
  3. Di sektor ekonomi kreatif sendiri ada tiga subsektor dengan kontribusi terbesar yakni kuliner, kriya, dan fesyen. Penting dilakukan kolaborasi antara pemerintah bersama swasta dan pihak-pihak lainnya untuk terus mendukung pengembangan UMKM sebagai tulang punggung peningkatan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja masyarakat.
  4. Setelah mengikuti kegiatan ini, para peserta diharapkan dapat mengimplementasikan materi dan masukan yang disampaikan oleh narasumber serta menghasilkan ide-ide inovatif dan strategi yang efektif untuk memajukan industri kreatif indonesia.
Author: Vitria Narwastu

Tinggalkan Balasan