Cap Go Meh Singkawang 2023

 

  1. Gambaran Umum Kegiatan

Festival Imlek dan Cap Go Meh di Kota Singkawang telah berlangsung sejak lama dan menjadi perayaan Imlek tertua dan terbesar di Indonesia. Kegiatan ini pertama kali dilaksanakan secara resmi dengan panitia dari unsur Pemerintah Kota Singkawang pada tahun 2008. Tahun ini, Festival Imlek dan Cap Go Meh di Kota Singkawang berhasil menduduki salah satu event terbaik Top 10 pada Karisma Event Nusantara (KEN) 2023 yang ditetapkan oleh Kemenparekraf / Baparekraf RI.

Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kekayaan alam dan budaya di Kota Singkawang (secara bahasa berasal dari bahasa Hakka, yaitu san khew jong: gunung, muara, laut) yang dikenal sebagai kota wisata dan multietnis dengan toleransi tinggi di Provinsi Kalimantan Barat di mana mayoritas penduduknya bersuku bangsa Tionghoa dengan budaya yang sangat kental. Tahun baru Imlek merupakan perayaan terpenting bagi suku bangsa Tionghoa yang dimulai pada hari pertama bulan pertama dalam penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh pada hari kelima belas.

Rangkaian Festival Imlek dan Cap Go Meh di Kota Singkawang diselenggarakan di Stadion Kridasana dan Jalan Diponegoro yang diikuti oleh seluruh kecamatan di Kota Singkawang serta disiarkan langsung melalui media sosial Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Singkawang. Adapun rangkaian kegiatan meliputi sebagai berikut:

– Lomba Hias Kota pada 15 Januari – 10 Februari 2023.

– Lomba Hias Rumah & Lingkungan pada 22 Januari – 05 Februari 2023.

– Opening Ceremony pada 20 Januari 2023.

– Pentas Seni & Budaya pada 20 Januari – 6 Februari 2023.

– Expo UMKM pada 20 Januari – 6 Februari 2023.

– Miniatur Kampung Tionghoa & Taman Kelinci pada 20 Januari – 6 Februari 2023.

– Festival Kuliner pada 3 – 5 Februari 2023.

– Pawai Lampion pada 3 Februari 2023.

– Ritual Cuci Jalan pada 4 Februari 2023.

– Festival Cap Go Meh / Pawai Tatung pada 5 Februari 2023 (Puncak Kegiatan).

– Altar dan Lelang pada 5 Februari 2023.

– Closing Ceremony pada 6 Februari 2023.

 

 

 

Adapun puncak acara Festival Imlek dan Cap Go Meh dihadiri oleh:

  1. Kepala Staf Kepresidenan RI, Bapak Dr. H. Moeldoko, S.I.P.;
  2. Menteri BUMN RI, Bapak H. Erick Thohir, M.B.A.;
  3. Anggota DPR RI, Bapak Prof (Assc) Dr. Darmadi Durianto, M.B.A.;
  4. Anggota DPR RI, Bapak Drs. Cornelis, M.H.;
  5. Konsul Jenderal RI di Kuching (Malaysia), Bapak Raden Sigit Witjaksono;
  6. Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Bapak Drs. H. Ria Norsan, M.M., M.H.;
  7. Perwakilan DPRD Provinsi Kalimantan Barat dan Kota Singkawang;
  8. Wali Kota Singkawang, Bapak Drs. H. Sumastro, M.Si.;
  9. Para Wali Kota dan Bupati di Provinsi Kalimantan Barat;
  10. Unsur Forkopimda Provinsi Kalimantan Barat dan Kota Singkawang;
  11. Ketua Umum Perayaan Imlek dan Cap Go Meh Singkawang, Ibu Mimihetty Layani;
  12. CEO PT. Kapal Api Global, Bapak Soedomo Mergonoto;
  13. Kepala Dinas Pariwisata Kota Singkawang, Bapak Drs. Heri Apriadi;
  14. Kurator Karisma Event Nusantara (KEN) 2023, Bapak Ignasius Galih Sedayu;
  15. Perwakilan Kemenparekraf / Baparekraf RI, Ibu Trindiana M. Tikupasang;
  16. Para tokoh masyarakat, kepala paguyuban, asosiasi, komunitas pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Singkawang;
  17. Para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif;

 

  1. Rangkaian Acara Puncak

 

  1. Festival Cap Go Meh / Pawai Tatung sebagai puncak acara diselenggarakan di Jalan Diponegoro, Kota Singkawang, dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut:
  2. Penyambutan tamu kehormatan di panggung kehormatan dengan atraksi barongsai dan naga serta dilanjutkan dengan pengalungan syal oleh Putri Pariwisata Kota SingkawangNKRI sebagai persembahan kolaborasi dari Sanggar Simpur dan TNI yang mencerminkan keberagaman budaya dan suku bangsa di Indonesia dalam bingkai persatuan Bhinneka Tunggal Ika.
  3. Menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan Pembacaan Doa.
  4. Laporan Ketua Panitia Festival Imlek dan Cap Go Meh, Ibu Mimihetty Layani, dengan beberapa poin sebagai berikut:
  • Rangkaian kegiatan Festival Imlek dan Cap Go Meh telah berlangsung sejak Januari 2023 dan pada hari ini merupakan puncak acara yang dimeriahkan dengan Pawai Tatung.
  • Apresiasi kepada panitia penyelenggara, para sponsor, dan seluruh pihak yang terlibat.
  1. Sambutan Pj. Wali Kota Singkawang, Bapak Drs. H. Sumastro, M.Si., dengan beberapa poin sebagai berikut:
  • Kota Singkawang dikenal dengan kota seribu kelenteng dan kota tertoleran se-Indonesia.
  • Setelah 2 tahun tertunda akibat pandemi Covid-19, kegiatan Festival Cap Go Meh/Pawai Tatung menjadi event yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat, baik nasional maupun internasional. Kegiatan ini mampu menarik perhatian dunia.
  • Festival Cap Go Meh merupakan puncak perayaan Imlek yang jatuh pada tanggal ke-15 di bulan pertama penanggalan.
    • Pada puncak perayaan, ratusan tatung diarak berkeliling kota Singkawang sebagai tradisi masyarakat Singakawang yang menjadi daya tarik utama. Tatung merupakan ritual berupa manusia yang dirasuki roh para dewa leluhur sebagai alat komunikasi yang dipercaya mampu mengusir roh jahat.
    • Kegiatan pariwisata seperti Festival Imlek dan Cap Go Meh ini sangat berpengaruh dan berdampak secara multiplier effect bagi perekonomian daerah, khususnya UMKM dan sektor parekraf.
    • Kunjungan wisatawan ke Singkawang sebanyak 1,2 juta di tahun 2022, target kunjungan wisatawan di tahun 2023 sebanyak 1,5 juta. Hal ini didorong dengan penyelenggaraan event yang berkualitas dengan berkolaborasi dengan berbagai stakeholders, seperti TA/TO dan EO.
    • Festival Imlek dan Cap Go Meh diharapkan dapat memperat persatuan bagi masyarakat Indonesia dan masyarakat Singkawang khususnya.
  1. Sambutan Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Bapak Drs. H. Ria Norsan, M.M., M.H, dengan beberapa poin sebagai berikut:
    • Kota Singkawang yang dikenal sebagai Kota Tertoleran di Indonesia memiliki daya tarik saat perayaan Imlek, terutama dengan atraksi Pawai Tatung, yang diyakini membersihkan jalan-jalan satu tahun lalu dari roh jahat.
    • Festival Cap Go Meh merupakan perayaan puncak pada hari ke-15 dalam penanggalan Tionghoa yang menjadi daya tarik diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.
  2. Sambutan Kepala Staf Kepresidenan RI, Bapak Dr. H. Moeldoko, S.I.P., dengan beberapa poin sebagai berikut:
    • UNESCO telah memasukkan Festival Cap Go Meh sebagai warisan budaya tak benda yang diakui secara internasional.
    • Kegiatan besar seperti Festival Imlek dan Cap Go Meh perlu mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat.
    • Kearifan lokal yang telah ada di Kota Singkawang harus tetap dipertahankan.
  3. Penayangan video taping sambutan dari Menparekraf RI, Bapak Sandiaga Salahuddin Uno, dengan beberapa poin sebagai berikut:
    • Apresiasi kepada Pemerintah Kota Singkawang dan seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan Festival Imlek dan Cap Go Meh di Singkawang.
    • Diharapkan kegiatan ini dapat mempromosikan dan mendorong sektor parekraf serta berdampak positif bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Kota Singkawang.
  4. Pembukaan Festival Cap Go Meh/Pawai Tatung secara resmi dengan memukulkan Loku, yaitu alat musik tradisional Tionghoa yang biasa mengiringi pertunjukan barongsai dan ritual tatung, oleh para tamu kehormatan.
  5. Pada pelaksanaan Festival Cap Go Meh dilaksanakan tradisi pawai ratusan tatung yang diarak berkeliling kota. Tatung merupakan manusia yang menjadi perantara dengan dimasuki roh para dewa yang diyakini mampu mengusir roh-roh jahat dari seluruh penjuru kota. Tatung ada yang berjalan dan ada pula yang ditandu sambil melakukan berbagai atraksi ekstrim. Selain itu, pawai dimeriahkan dengan atraksi barongsai, naga, khilin, miniatur kelenteng, dan boneka perantara.
  6. Pawai Tatung diikuti oleh 859 tatung dari seluruh kecamatan di Kota Singkawang, dengan rincian sebagai berikut:
    • Singkawang Barat, sejumlah 326 tatung.
    • Singkawang Timur, sejumlah 115 tatung.
    • Singkawang Tengah, sejumlah 106 tatung.
    • Singkawang Utara, sejumlah 31 tatung.
    • Singkawang Selatan, sejumlah 281 tatung.

 

  1. Kesimpulan dan Evaluasi Kegiatan
  2. Festival Imlek dan Cap Go Meh di Kota Singkawang yang terselenggara selama 18 hari secara keseluruhan berlangsung dengan baik dan lancar. Konten kegiatan menampilkan beragam tradisi dan kearifan lokal multietnis di Kota Singkawang, khususnya budaya Tionghoa, mulai dari kesenian tradisional, kuliner, wastra, kriya, dan berbagai atraksi budaya khas sebagai unique selling point. Namun, acara seremonial berupa sambutan-sambutan sebaiknya dipersingkat agar menjaga flow antusiasme audiens.
  3. Ke depannya dalam konten kegiatan dapat ditingkatkan pengemasan narasi dalam berbagai bahasa seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Mandarin, dan Bahasa Inggris pada setiap pergelaran atraksi budaya yang ditampilkan sehingga dapat lebih meningkatkan engagement bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara serta kegiatan ini dapat dipadukan dengan paket wisata menarik di Provinsi Kalimantan Barat.
  4. Manajemen event dilaksanakan dengan cukup baik. Namun, masih perlu peningkatan dalam mengantisipasi cuaca hujan serta dalam meningkatkan kenyamanan para pengunjung/wisatawan serta para pengisi acara/peserta pawai. Hal ini berkaitan dengan evaluasi tata letak / layout event di mana area pawai tidak cukup luas untuk atraksi tertentu yang memerlukan peralatan besar serta penataan area fotografer dan awak media masih perlu ditingkatkan.
  5. Estetika acara secara keseluruhan cukup baik dengan dekorasi bertema perayaan Imlek, namun masih perlu ditingkatkan dengan memadukan dekorasi yang lebih mengangkat unsur-unsur kearifan lokal di antaranya seperti budaya Tionghoa, Dayak, dan Melayu yang merupakan etnis yang berada di Kota Singkawang.
  6. Aksesibilitas menuju Kota Singkawang dari Jakarta dapat ditempuh dengan pesawat menuju Kota Pontianak selama 1,5 jam jarak tempuh, namun jadwal penerbangan masih belum banyak tersedia sementara permintaan tiket pesawat sangat tinggi pada periode Imlek. Jarak dari Kota Pontianak menuju Kota Singkawang ditempuh 3-4 jam dengan perjalanan darat dan kondisi jalan sudah cukup baik. Adapun amenitas di Kota Singkawang perlu ditingkatkan, di mana telah tersedia hotel berbintang, villa, dan homestay namun ketersediaan akomodasi masih terbatas sementara permintaan saat periode Imlek sangat tinggi.
  7. Dalam mewujudkan Kota Singkawang sebagai destinasi wisata yang berkualitas dan berkelanjutan dengan prinsip sustainablity development, ke depannya event ini dapat ditingkatkan pengemasannya yang mendukung ke arah tersebut, mulai dari pengemasan konsep, konten acara, dan dekorasi, hingga adanya upaya pemilahan sampah serta pengurangan sampah plastik serta penggunaan styrofoam bagi UMKM.
  8. Penanganan aspek keamanan dan keselamatan pengunjung pada kegiatan ini sudah cukup baik dengan melibatkan berbagai pihak, namun diharapkan dapat lebih ditingkatkan dengan menyediakan Jalur Evakuasi, Posko Kesehatan, Pusat Informasi, Ambulans, Toilet dan WC Portable yang bersih, Mushola/Tempat Ibadah, maupun Mobil Pamadam Kebakaran.
  9. Adapun data statistik penyelenggaraan Festival Imlek dan Cap Go Meh di Kota Singkawang berdasarkan data dari Disporapar Kota Singkawang sebagai berikut:
    • Jumlah pengunjung: 606.663
    • Jumlah partisipan UMKM (Stadion Kridasana, Taman Burung, dan Pasar Hongkong): 515
    • Nilai transaksi ekonomi (UMKM, Hotel, Kost, dan Villa): Rp 20.492.490.000,-
    • Jumlah pelaku seni/pengisi acara (tatung, barongsai, tim paguyuban, dan artis): 1.259
    • Jumlah komunitas (paguyuban dan artis): 20
    • Jumlah tenaga kerja: 1.545

 

Tarian NKRI persembahan kolaborasi Sanggar Simpur dan TNI pada pembukaan acara puncak Festival Imlek dan Cap Go Meh di Kota Singkawang.

 

Jajaran tamu kehormatan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

 

Sesi laporan panitia dan sambutan-sambutan.

 

Sambutan Menparekraf RI melalui penayangan video serta seremoni pembukaan acara puncak Festival Imlek dan Cap Go Meh dengan pemukulan Loku secara simbolis.

 

Kemeriahan atraksi pada Pawai Tatung.

 

Kemeriahan marching band dan berbagai atraksi budaya.

 

Penampilan atraksi sembilan naga, barongsai, dan khilin.

 

Author: Kadek Agus Nata Riadnyana

Tinggalkan Balasan