BISA Fest: Pesona Kreasi Budaya Bugis dan BISA Fest: Pesona Kreasi Budaya Soppeng

1️⃣ BISA Fest: Pesona Kreasi Budaya Bugis dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2023 di Gedung PKG, Jl. Poros Makassar-Parepare Kec. Soppeng Riaja Kab. Barru, Prov. Sulawesi Selatan.
2️⃣ BISA Fest: Pesona Kreasi Budaya Soppeng dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2023 di Triple 8 Meeting Room, Jalan Lompo No.888 Watansoppeng, Lemba, Lalabata, Kab. Soppeng, Prov. Sulawesi Selatan.

Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama kemitraan antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Komisi X DPR RI.

1️⃣ BISA Fest: Pesona Kreasi Budaya Bugis, 14 Maret 2023
🟢 Kegiatan ini dihadiri oleh:
1. Bapak Andi Muawwiyah Ramly – Anggota Komisi X DPR RI;
2. Ibu Rosalin Petrina Kristianti – PIC Event Daerah wilayah Bali & Nusa Tenggara, Direktorat Event Daerah, Kemenparekraf;
3. Bapak Supriono – Pelaku/pegiat event Kab. Barru selaku narasumber dan mewakili Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Soppeng;
4. Sekretaris Kecamatan Soppeng Riaja;
5. Kepala Desa Siddo; serta
6. Peserta dari pelaku seni, budaya, dan parekraf berjumlah 65 orang.

🟢 Rangkaian Kegiatan:
🔸 Kegiatan diawali dengan penampilan pembuka, Tarian penyambutan Paduppa oleh 5 orang penari dari Sanggar Seni Sipakaraja dan pengalungan kain khas Bugis kepada tamu VIP.
🔸️ Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan doa
🔸️ Penampilan Pembuka Kesenian Tarian Tradisional Tari Passere oleh 5 orang penari dari Sanggar Seni Sipakaraja
Tari Passere merupakan tarian yang mempresentasikan kegembiraan masyarakat Desa Siddo akan hasil panen padi yang melimpah, tarian ini dititikberatkan pada acara pesta panen (Mappadendang) yang dihelat masyarakat suku Bugis pada umumnya dan masyarakat Desa Siddo pada khususnya. Perhelatan ini berisi beberapa permainan tradisional seperti: Mattapi (menapih) dan Mannampu (menumbuk) yang menjadi media hiburan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat kepada Sang Pencipta.

🔸️ Sambutan perwakilan Disparpora Kab. Barru diwakili Bapak Supriono
▪️ Sebenarnya ada banyak event di Kab. Barru, namun belum banyak yang dikenal di luar daerah.
▪️ Menyadari membutuhkan bimbingan dan dukungan Pemerintah.
▪️ Berharap dengan program BISA Fest Kemenparekraf bisa memotivasi pelaku event Kab. Barru.

🔸️ Sambutan perwakilan Kemenparekraf, Ibu Rosalin Petrina K. (PIC Event Daerah Wilayah Bali & Nusa Tenggara, Direktorat Event Daerah)
▪️BISA Fest merupakan kegiatan pemberdayaan pelaku dan penggiat parekraf yang dikemas dalam bentuk festival. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas ekosistem parekraf dalam rangka menunjang pengembangan parekraf di Indonesia yang berkelanjutan.
▪️Kegiatan ini merupakan upaya dalam rangka menggali potensi-potensi wisata yang dapat dikembangkan, mendengarkan aspirasi masyarakat Barru sekaligus memberikan edukasi sehingga pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi parekraf di Kabupaten Barru.
▪️Memotivasi Pemerintah Daerah dan masyarakat Kab. Barru untuk mengemas event daerahnya dengan menarik dan meningkatkan kualitasnya sehingga menarik kunjungan wisatawan, agar mendukung peningkatan ekonomi masyarakat.

🔸️ Sambutan Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Andi Muawwiyah Ramly sekaligus membuka acara
▪️ Kab. Barru ini daerah perlintasan, sehingga punya peluang untuk bisa berkembang perekonomiannya.
▪️ Sharing Pengalaman ke Tanjung Harapan – Afrika Selatan, ada putra daerah Sulawesi Selatan yang tinggal di sana, yaitu Syech Yusuf al Makassari yang menetap di sana sambil melestarikan seni budaya Bugis.
▪️ Beberapa hal bukti kerja sebagai anggota DPR – RI, antara lain:
– Bekerja sama dengan Kemendikbud, tahun ini akan memberikan 3000 beasiswa untuk Kab. Barru.
– Membantu pengadaan buku.

🔸️ Penyerahan cinderamata dari Kemenparekraf kepada:
1. Anggota Komisi X DPR RI
2. Disbudpar Kab. Barru/Narasumber
🔸️ Penyerahan Piagam Penghargaan diserahkan oleh perwakilan Kemenparekraf kepada para pengisi acara dan narasumber
🔸️ Penampilan Musik Tradisional Penampilan Kecapi oleh 2 orang pemusik dari Sanggar Seni Sipakaraja
Kecapi adalah salah satu instrumen musik tradisional daerah Sulawesi Selatan yang dikenal dalam etnis Bugis, khususnya masyarakat Desa Siddo, Kab. Barru. Secara bentuk alat musik kecapi menyerupai bentuk perahu, alat musik dawai yang memiliki 2 senar.
🔸️ Penampilan Atraksi Budaya Daerah Tari Sere Bissu Tungke oleh 1 orang penari & 4 orang pemusik dari Sanggar Pinisi Art Kab. Barru yang diiringi musik tradisional Bugis
Sere Bissu Tungke merupakan ritual yang bertujuan memohon kepada Yang Maha Kuasa agar hajatan yang sedang dilaksanakan berjalan lancar dalam perlindungan-Nya. Ritual ini terdiri dari Mappakuru Sumange (membangkitkan semangat) dan Mattolak Bala (menolak malapetaka). Ritual ini juga memiliki unsur Loangeng Lino (proses membersihkan bumi)d dari hal buruk. Sere Bissu ini juga diyakini sebagai bentuk penyerahan diri secara total kepada Sang Pencipta yang direpresentasikan melalui maggiri dimana Bissu (pelaku/penari) menjadi kebal terhadap senjata yang ditusukan ke tubuhnya.

🔸️ Talk Show dan Diskusi (Q & A)
Narasumber:
1. Ibu Rosalin Petrina K. (Kemenparekraf)
2. Bapak Supriono, ST (Pegiat event Kab. Barru)

》Bapak Supriono, ST (Pegiat event Kab. Barru)
Q: Bagaimana penggunaan teknologi untuk mengembangkan event?
A: Sebenarnya banyak event budaya di Kab. Barru. Yang paling besar Festival To Berru yang sudah diselenggarakan 12 kali dan pernah masuk KEN 2022.
Dengan kemajuan teknologi, nyaris semua orang menggunakan gadget. Oleh karena itu Penyelenggara Event harus jeli untuk memanfaatkan teknologi.

》Ibu Rosalin Petrina K. (Kemenparekraf)
Q: Apa program Kemenparekraf untuk mendorong/mendukung penyelenggaraan event daerah?
A: D6 Kemenparekraf yang in charge mengenai pengembangan event, khususnya Direktorat Event Daerah tugas dan fungsinya untuk mendukung penyelenggaraan dan peningkatan kualitas event daerah.
Saran-saran:
– Penyelenggara Event harus pintar mengemas event.
– Harus mau berkolaborasi agar dampaknya semakin besar
– Harus jeli mengidentifikasi keunikan budaya
– Penggunaan teknologi digital untuk menginformasi, mengedukasi, dan promosi.

Tanya jawab dengan peserta
》Taufik – Duta Wisata Kab. Barru
Q: Event selain KEN apakah bisa tetap didukung?
A Ibu Rosalin Petrina K. (Kemenparekraf):
Silakan mengajukan permohonan pendukungan event. Silakan coba diajukan proposal & RAB. Perlu diperhatikan konsep, keunikan, & inovasi event yang diajukan. Juga agar disertai surat pengantar dari Dispar.
Dukungan yang diberikan Kemenparekraf berupa sarana prasarana pendukungan. Dengan keterbatasan anggaran karena adanya banyak pemotongan anggaran maka telaahnya makin ketat.

》 Rezki – GenPI Barru
Q: Kebudayaan makin dianggap lame dengan makin canggihnya teknologi. Lalu bagaimana generasi muda menanggapi tantangan ini, untuk bisa melestarikan kebudayaan?
A Bapak Supriono, ST (Pegiat event Kab. Barru):
Salah satunya dengan memasukannya dalam kurikulum sekolah – muatan lokal.
Mengemas budaya berupa konten digital yang bisa diakses & dinikmati menggunakan gadget.

》 Andi M. – Komisi X DPR RI
Q: Bagaimana upaya dispar untuk menggiatkan event budaya di Kab. Barru?
A Bapak Supriono, ST (Pegiat event Kab. Barru):
Kendala sulit menentukan tanggal penyelenggaraan jauh2 hari. Apalagi untuk event budaya yang membutuhkan perhitungan waktu oleh para Tetua Adat. Dari dispar menginformasi melalui media sosial & pencetakan brosur.

A Ibu Rosalin Petrina K. (Kemenparekraf):
Kemenparekraf juga banyak menggunakan teknologi media sosial. Salah satunya akun KEN. Saran agar melakukan benchmarking ke event lain untuk studi banding, untuk bisa mengemas event dengan lebih menarik. Juga pentingnya untuk bisa aktif mengelola media sosial dengan baik dan membuat konten yang menarik.

🔸Penampilan Penutup Vocal Group oleh 12 orang penari dari Sanggar Seni Sipakaraja yang menyanyikan 2 lagu tradisional Bugis berbahasa daerah, yaitu: Mappadendang (lagu rasa syukur petani Bugis kepada Tuhan atas hasil panennya) dan Indo’Logo (lagu bersyair filosofis, mengenai kerinduan pada seseorang yang diibaratkan sebagai gunung).

2️⃣ BISA Fest: Pesona Kreasi Budaya Soppeng, 16 Maret 2023
🟡 Kegiatan ini dihadiri oleh:
1. Bapak Andi Muawwiyah Ramly – Anggota Komisi X DPR RI;
2. Bapak Lutfi Halide, MP – Wakil Bupati Soppeng;
3. Ibu Rosalin Petrina Kristianti – PIC Event Daerah wilayah Bali & Nusa Tenggara, Direktorat Event Daerah, Kemenparekraf;
4. Ibu Dra. Suriasni – Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kab. Soppeng.
5. Bapak Adriansa – Pegiat Event Daerah/GenPI Sulawesi Selatan selaku narasumber; serta
6. Peserta dari pelaku seni, budaya, dan parekraf berjumlah 65 orang.

🟡 Rangkaian Kegiatan:
🔹 Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan doa.
🔹 Penampilan pembuka, Tari Lamba Belo oleh 3 orang penari dari Sanggar Seni Naurah
Lamba belo adalah sebuah keris yang dalam sejarah Bugis dikenal dengan “lekko tellunna Belo” sejenis keris kerajaan yang mempunyai 3 lekukan. Tari ini mengisahkan tentang peristiwa yang terjadi pada tahun 1890 silam, dimana pada masa itu terjadi perang lokal yang melibatkan 3 kerajaan kecil yaitu Mari-Mari, Belo dan Ganra. Peristiwa itu disebut musuh Belo yang dipicu satu baris tiang rumah panggung (rumah saoraja) yang terletak di perbatasan wilayah Mari-Mari dan Belo.

🔹 Sambutan Wakil Bupati Soppeng. Beliau menyampaikan:
▪️Kab. Soppeng Berharap Menparekrat bisa mengunjungi Kab. Soppeng, juga agar Kemenparekraf bisa sering-sering berkunjung dan mengadakan kegiatan di Soppeng.

🔹 Sambutan Perwakilan Kemenparekraf, menyampaikan bahwa:
▪️BISA Fest merupakan kegiatan pemberdayaan pelaku dan penggiat parekraf yang dikemas dalam bentuk festival. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas ekosistem parekraf dalam rangka menunjang pengembangan parekraf di Indonesia yang berkelanjutan.
▪️Kegiatan ini merupakan upaya dalam rangka menggali potensi-potensi wisata yang dapat dikembangkan, mendengarkan aspirasi masyarakat Soppeg sekaligus memberikan edukasi sehingga pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi parekraf di Kabupaten Soppeng.
▪️Memotivasi Pemerintah Daerah dan masyarakat Kab. Soppeng untuk mengemas event daerahnya dengan menarik dan meningkatkan kualitasnya sehingga menarik kunjungan wisatawan, agar mendukung peningkatan ekonomi masyarakat.

🔹 Sambutan Anggota DPR – R sekaligus membuka acara. Beliau menyampaikan bahwa:
▪️Kesempatan untuk bisa belajar banyak dari para Narasumber yang hadir serta menyatakan aspirasi.
▪️Beberapa hal bukti kerja sebagai anggota DPR – RI, antara lain:
– Menyediakan beasiswa untuk Soppeng sebanyak 3000 beasiswa.
– Akan membuka 2 Balai Latihan Kerja (BLK) di Soppeng, berharap BLK tersebut bisa membantu masyarakat menjadi tenaga kerja yang siap.
Kab. Soppeng memiliki banyak Destinasi Wisata, maka berharap parekraf Soppeng bisa berkembang.

🔹 Penyerahan cinderamata dari Kemenparekraf kepada:
1. Anggota Komisi X DPR RI
2. Disbudpar Kab. Soppeng
3. Narasumber
🔹 Penyerahan Piagam Penghargaan diserahkan oleh perwakilan Kemenparekraf kepada para pengisi acara dan narasumber
🔹 Penampilan Tari Pakkuru Sumange oleh 7 orang penari dari KPSK (Komunitas Pekerja Seni Kreatif) Bumi Latemmamala
Tari Pakkuru sumange bagi masyarakat Bugis khususnya di Kabupaten Soppeng ialah tarian sebagai media penyambung alam serta manusia dengan penciptanya. Pada tarian tersebut menggambarkan mengenai kerendahan hati manusia yang hendak memohon kepada penciptanya agar dilancarkan segala urusan yang akan dihadapinya, selain itu pada tarian ini para penari berjumlah 7 orang yang artinya dalam masyarakat bugis angka 7 dianggap sebagai angka kesempurnaan atau Mattuju. Tari pakkuru sumange menggunakan tujuh item properti sebagai berikut bosara yang berisikan Dupa pesse pelleng/ lilin tradisional yang bermakna sebagai penerang, buah alosi atau buah pinang, daun ota atau daun sirih, Benno ase atau buah padi yang telah di sanggrai, puale atau Kapur siri serta Otti Barangeng atau pisang raja.

🔹 Penampilan musik tradisional Bugis oleh 3 orang pemusik dari KPSK (Komunitas Pekerja Seni Kreatif) Bumi Latemmamala

🔹 Talkshow & Diskusi (Q&A)
Moderator: Asnawati, S.Komp. (Sekretaris Desa Panincong, Kab. Soppeng)
Narasumber:
1. Ibu Rosalin Petrina K. – Kemenparekraf
2. Ibu Dra. Suriasni – Kepala Disparpora Kab. Soppeng.
3. Bapak Adriansa – Pegiat Event Daerah/GenPI Sulawesi Selatan

Q: Bagaimana tanggapan Ibu mengenai harapan Wakil Bupati Soppeng agar Menparekraf bisa mengunjungi Kab. Soppeng?
A Ibu Rosalin Petrina K. (Kemenparekraf):
Menparekraf sangat mendorong semua daerah untuk selalu mengembangkan parekrafnya. Jadi diharapkan pemerintah daerah, dispar, dan masyarakat bisa jeli mengidentifikasi potensi parekrafnya.
Sebagai informasi D6 Kemenparekraf yang tugas & fungsinya penyelenggaraan event, sangat mendorong daerah bisa menciptakan dan mempromosikan penyelenggaraan event daerah. Segala aspek parekraf agar dikolaborasikan demi dampak optimal.

A Ibu Dra. Suriasni – Kepala Disparpora Kab. Soppeng:
Salah satu keunikan Soppeng dengan adanya kalong di pusat kota. Pernah dikunjungi Peneliti dari Jerman. Berharap ada dampak baik lanjutannya. Rencananya di sekitar Taman Kalong akan dibangun tempat yang nyaman untuk orang bisa berkunjung berlama-lama.

Q: Bagaimana pendapat anda mengenai potensi perekraf Kab. Soppeng?
A Bapak Adriansa – Pegiat Event Daerah/GenPI Sulawesi Selatan:
Melihat penampilan di acara hari ini, saya rasa Kab. Soppeng memiliki potensi parekraf yang cukup. Untuk meningkatkannya perlu adanya minat dan usaha dari segenap pemerintah daerah dan masyarakat, serta dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak terkait. Tinggal niatnya, mau atau tidak?

Q: Apa program kemenparekraf untuk menggiatkan generasi muda untuk melestarikan budaya daerah?
A Ibu Rosalin Petrina K. (Kemenparekraf):
Jika generasi muda punya minat pada budaya pasti dengan sendirinya melestarikan dan mempromosikan budaya. Taman Kalong itu memiliki potensi wisata. Saran bisa mengadakan penampilan budaya atau memberi ruang bagi pelaku seni untuk tampil di situ, contohnya berupa penampilan akustik, atau expo UMKM. Harapannya memotivasi generasi muda, pelaku seni, & UMKM untuk tampil.

A Ibu Dra. Suriasni – Kepala Disparpora Kab. Soppeng:
Sehubungan pengembangan SDM Generasi Muda, ada ajang pemilihan duta wisata Soppeng, harapannya generasi muda bisa berpartisipasi aktif melestarikan budaya lokal.

Tanya Jawab dengan peserta
》 Arsyad – Disparpora
Q: industri parekraf melibatkan berbagai pihak terkait/muktisektoral. Bagaimana implementasinya? Karena kenyataannya sulit dilakukan? Dari disparprov saja ada 3 sektor…
A Bapak Adriansa – Pegiat Event Daerah/GenPI Sulawesi Selatan:
Pengalaman membuat event Barru Local Fest, awalnya hanya didukung Dinas Pariwisata saja, tapi kemudian dalam perkembangannya Dinas Perdagangan turut mendukung. Barru Local Fest pernah masuk KEN 2021 ada 8 instansi pemerintah yang berkolaborasi dan mendukung. Jadi perlu keterbukaan dari instansi pemerintah untuk berkolaborasi.

Q: Rencana membangun kawasan Pesona Ekonomi Kreatif di Ompo, agar bisa menjadi pusat seni budaya Soppeng. Bagaimana saran dari Kemenparekraf?
A Ibu Rosalin Petrina K. (Kemenparekraf):
Apresiasi & support untuk rencana pembangunan kawasan kreatif. Karena memang perlu adanya tempat seperti itu untuk menjadi tujuan wisatawan jika berkunjung di suatu daerah, pusat oleh-oleh dan souvenir. Bisa juga tempat seperti itu menjadi lokasi penyelenggaraan event dan berkesenian. Proposalnya silakan coba diajukan ke Kemenparekraf.

A Ibu Dra. Suriasni – Kepala Disparpora Kab. Soppeng:
Kawasan ekraf juga selaras dengan kebijakan pemerintah. Perlu adanya wadah untuk menampilkan seni budaya dan kerajinan/UMKM masyarakat.

》 Cantika Sabbena (tekstil lokal – sutra – kain motif bugis)
Salah satu UMKM di Kab. Soppeng. Produk Cantika Sabbena yaitu motif kalong mendapat penghargaan di Inacraft. Saat ini Cantika Sabbena memiliki 3 motif yang sudah memiliki HAKI. Dukungan Pemkab Soppeng berupa fasilitasi galeri/butik untuk memasarkan produknya. Berharap akan ada banyak event yang bisa diselenggarakan di Soppeng dan bisa difasilitasi Kemenpareraf untuk mengikuti event nasional & internasional.

Q: Bagaimana potensi dan efektifitas Soppeng untuk makin berkembang parekrafnya?
A Ibu Dra. Suriasni – Kepala Disparpora Kab. Soppeng:
Rencana kawasan ekraf dari segi jarak cukup dekat dari pusat kota & luas kawasan sangat berpotensi.

A Ibu Rosalin Petrina K. (Kemenparekraf):
KEN Sulsel di tahun 2023 ini menurun jumlahnya dari tahun lalu. Memang kurasi KEN cukup ketat. Saat presentasi ada banyak masukan dan saran dari Kurator, harapannya hal ini bisa diperhatikan para Penyelenggara event untuk meningkatkan kualitas eventnya. Kolaborasi sangat dianjurkan, agar dampaknya pun semakin besar. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan sampah. Kemudian juga mengenai dampak ekonomi/perputaram uang, UMKM & pelaku seni/komunitas yang dilibatkan juga sangat dianjurkan.

🔹 Penampilan penutup, Penampilan musik etnik synth oleh 4 orang penari & 4 orang pemusik Sanggar Seni Naurah
Musik tradisional Bugis dikolaborasikan dengan alat musik modern untuk mengiringi tarian Bugis Kontemporer. Ibu Ros – Pengelola Sanggar Naurah karena profesinya adalah Guru SD, yang menggiatkan anak-anak didiknya untuk melestarikan budaya Bugis melalui tari dan musik tradisional Bugis. Kreasi seni budaya Bugis yang mencoba menarik generasi muda.

🟠 Kesimpulan:
▪️Kegiatan BISA Fest: Pesona Kreasi Budaya Bugis dan BISA Fest: Pesona Kreasi Budaya Soppeng memberikan sebuah masukan, inspirasi serta motivasi, tentunya memperluas wawasan khususnya bagi para seniman tari tradisi dan kreasi untuk turut berpartisipasi dan berkolaborasi dalam menggali, melestarikan, dan mengembangkan nilai-nilai seni budaya Bugis di Kabupaten Barru dan Soppeng.
▪️Setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat mengimplementasikan materi dan masukan yang disampaikan oleh narasumber. Menumbuhkan rasa cinta dan memilki budaya daerahnya, serta menjaga optimisme dan semangat dalam mempromosikan kesenian budaya dan kreatif berkreasi serta mengemas event daerah yang menarik yang harapannya pada peningkatan ekonomi masyarakat khususnya di Sulawesi Selatan.

 

BISA Fest: Pesona Kreasi Budaya Bugis

 

BISA Fest: Pesona Kreasi Budaya Soppeng

 

 

 

Tinggalkan Balasan