Kegiatan Bimbingan Teknis Implementasi CHSE Pada Penyelenggaraan Kegiatan ( Events ) Nasional dan Internasional telah dilaksanakan pada Rabu, 20 April 2022 di The Margo Hotel, Depok. Kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama antara Kemenparekraf dan Komisi X DPR-RI. Berikut poin-poin yang kami laporkan:
🔷 Kegiatan ini dihadiri oleh :
- Bapak Nuroji IR (Anggota Komisi X DPR-RI)
- Bapak Dadan Rustandi (Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Depok)
- Ibu Debora Sharon (Backstargers Indonesia sebagai Narasumber)
- Bapak Mei Edi Setyana (Perwakilan Kemenparekraf)
- Ibu Tatik Wijayati (Moderator)
- Peserta dari penggiat kebudayaan, pelaku seni dan pelaku event berjumlah 50 orang
🔷 Sebelum memulai acara, seluruh panitia dan peserta melakukan swab antigen di ruang yang telah disediakan di lokasi acara.
🔷 Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Pembacaan Doa oleh Bapak Iskandar.
🔷 Penampilan kesenian tari kreasi Lenggok Sibotoh dari Sanggar Ma’Manih Kumpul, sebuah tarian dari Betawi tentang seorang gadis ayu manis yang mulai beranjak dewasa. “lenggok” memiliki arti Gerakan meliuk ke kanan dan ke kiri, sedangkan “botoh” memiliki arti ayu atau manis untuk gadis. Tarian ini menggunakan iringan musik Gambang Kromong nan semarak.
🔷 Sambutan oleh Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Depok, Bapak Dadan Rustandi:
▫️Implementasi CHSE merupakan hal penting di masa pandemi ini.
▫️Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Depok telah melakukan sertifikasi CHSE kepada beberapa usaha pariwisata serta destinasi pariwisata.
▫️Pihaknya berharap dapat terus mendukung program-program pemerintah, terutama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
🔷 Sambutan oleh perwakilan Kemenparekraf/Baparekraf, Bapak Mei Edi Setyana:
▫️Apresiasi kepada Bapak Nuroji dan Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atas semangatnya berupaya memajukan dan membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreratif di Jawa Barat khususnya Kota Depok.
▫️Dalam rangka pemulihan pasca Pandemi Covid-19, Kemenparekraf telah menyusun panduan CHSE dan menerapkan 3 (tiga) aspek dalam menghadapi perubahan yaitu Aspek Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi.
▫️Ada 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan event ke depan, yaitu Relevant, Digitalize, dan Sustainable agar event terlaksana secara berkelanjutan dan memberikan manfaat positif baik bagi lingkungan, budaya, maupun ekonomi lokal.
▫️Pada masa pemulihan ekonomi pasca pandemi ini, sektor event mulai kembali menggeliat sehingga dibutuhkan strategi pengemasan penyelenggaraan event (termasuk event parekraf) dengan memperhatikan aspek-aspek di atas agar event memiliki keunikan, dapat menarik minat audience, dan juga memiliki daya saing usaha yang baik.
🔷 Sambutan oleh Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Nuroji:
▫️Apresiasi terhadap Kemenparekraf atas kolaborasi yang telah terjalin untuk memantapkan peran eksekutif dan legislatif dalam menjawab antusiasme pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif Kota Depok untuk mendapat strategi pemerintah pusat dalam menghadapi masa pemulihan pasca pandemi Covid-19.
▫️Di masa pandemi ini, salah satu kriteria suatu event dikatakan berhasil atau tidak bisa dilihat dari keberhasilan dalam menerapkan CHSE sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19. Pariwisata harus bisa memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelesterian lingkungan.
🔷 Pemberian cenderamata oleh Kemenparekraf kepada Anggota Komisi X DPR RI, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Depok serta narasumber yang dilanjutkan dengan foto bersama.
🔷 Pemaparan materi bimbingan teknis oleh narasumber, Ibu Debora Sharon dari Backstagers Indonesia. berikut poin-poin pemaparan:
▫️ Event sebagai marketing tools.
▫️ Pengemasan event harus memperhatikan beberapa aspek diantaranya: perencanaan konsep disesuikan dengan output dan harapan klien, teknis dan mekanisme event, persiapan dan perlengkapan, pengisi acara, dan kewajaran rincian anggaran biaya yang kemudian dituangkan ke dalam pelaksanaan dan eksekusi event tersebut.
▫️ Pengemasan event untuk membangkitkan geliat parekraf harus mempunyai news value dan unique selling point.
▫️ Dalam memasarkan suatu event harus dikemas sedemikian rupa agar bisa menarik perhatian ( attract ), mengajak ( engage ), dan menyenangkan ( delight ).
▫️ Penerapan CHSE pada suatu event antara lain dapat dilakukan dengan menyediakan hand sanitizer di tiap meja/tempat strategis, disinfektan, mewajibkan pemakaian masker, menyarankan pengunjung untuk membawa sendiri peralatan pribadi, peletakan signed, memperhatikan kelestarian lingkungan dan pengelolaan sampah yang ditimbulkan oleh suatu event.
▫️ Event virtual menjadi salah satu solusi agar suatu event tetap bisa berjalan di masa pandemi ini. Selain itu, penting untuk menyiapkan detail penerapan CHSE serta kerja sama dengan gugus tugas COVID dan Polri/Polda setempat.
🔷 Sesi diskusi dan tanya jawab dengan para peserta.
🔷 Penampilan kesenian tari kreasi tradisional dari Sunda, Genjring Party.
🔷 Kesimpulan :
- a) Meski di bulan puasa, peserta tetap antusias mengikuti kegiatan bimtek karena materi yang diberikan oleh narasumber sangat edukatif dan relevan dengan kebutuhan peserta yang mayoritas penyelenggara event dan sanggar-sanggar seni yang berada di wilayah Kota Depok.
- b) Bapak Nuroji menyampaikan pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas terkait untuk meningkatkan penyediaan fasilitas kebersihan di destinasi wisata khususnya Kota Depok agar CHSE dapat diimplementasikan dengan baik sehingga wisatawan dapat berwisata dengan nyaman.
