Ritual dan Atraksi Pasola Wanukaka 2022

Pelaksanaan pendukungan event Ritual dan Atraksi Pasola Wanukaka 2022 digelar pada tanggal 20 – 22 Februari 2022, di Kec. Wanukaka, Kab. Sumba Barat, Prov. NTT.
Pasola merupakan atraksi perang adat antara dua kelompok berkuda bersenjatakan lembing kayu yang dilaksanakan oleh penduduk asli Sumba Barat, khususnya di wilayah Wanukaka, Lamboya, dan Lamboya Barat/Gaura.
Tradisi Pasola asli berawal dari masyarakat Sumba Wanukaka. Legendanya dahulu kala ada para pemimpin adat dari suku Sumba yang berbeda yang saling berkelahi/bertarung demi mendapatkan bahan makanan demi kesejahteraan rakyatnya. Oleh karena itu darah yang tertumpah selama ritual adat Pasola itu dipercaya baik demi kesejahteraan masyarakat.
Tanggal pelaksanaan dan tata cara ditentukan dan diatur berdasarkan tradisi adat dan kepercayaan lokal Marepu. Waktu pelaksanaan berdasarkan hitungan adat Marepu oleh para Rato (dewan adat yang terdiri dari perwakilan masing-masing suku), berdasarkan letak tata surya.
Substansi Pasola terkait erat dengan budaya agrikultur yang didalamnya terkandung aspek – aspek religious, sejarah, dan sosial budaya.

Rangkaian ritual adat Pasola terdiri dari :
1) Pajura (tinju tradisional)
2) Palaingu Jara (Pemanasan Kuda Pasola)
3) Tolang Ubu Bewi (Pemanggilan Cacing Nyale)
4) Madidi Nyale (Pengambilan Cacing Nyale)
5) Pasola Pantai
6) Pasola Darat
Peserta Pasola Wanukaka tahun 2022 ini diikuti 200 orang, dari 14 desa, 8 suku dari Kecamatan Wanukaka, juga ditambah beberapa perwakilan dari Kecamatan lain.

Berikut poin-poin yang dapat kami laporkan:
🔸️ Hari 1, Minggu, 20 Februari 2022
Pelaksanaan Pajura (tinju tradisional) dari tengah malam hingga subuh.

🔸️ Hari 2, Senin, 21 Februari 2022
Pelaksanaan Palaingu Jara (Pemanasan Kuda Pasola) oleh para peserta (kuda dan penunggangnya).

🔸️ Hari 3, Selasa, 22 Februari 2022
Hari puncak pelaksanaan Ritual Adat Pasola Wanukaka, antara lain :
• Tolang Ubu Bewi (Pemanggilan Cacing Nyale) oleh para Rato, dimulai dari tengah malam hingga pagi.
• Madidi Nyale (Pengambilan Cacing Nyale – cacing laut warna-warni), sayang hanya sedikit sekali Nyale yang muncul.
• Pasola Pantai
Dilaksanakan di lahan lapang pantai pasir dekat pelaksanaan Madidi Nyale.
• Pasola Darat, dilaksanakan di lapangan Kec. Wanukaka.

Sambutan-sambutan pembuka acara Pasola Darat, oleh antara lain:
》Bupati Sumba Barat
Jangan jadikan ajang balas dendam, tapi memegang kebudayaan dan penghormatan kepada leluhur. Pasola sebagai tonggak tradisi.
Imbauan untuk menerapkan prokes. Imbauan vaksinasi Covid.
Berharap pariwisata Kab. Sumba Barat bisa dikembangkan dan mendukung perekonomian.

》Wakil Bupati Sumba Barat
Pasola milik kita bersama, warisan leluhur, aset Sumba Barat. Mari kita jaga dan lestarikan.

Kemudian Pelaksanaan Ritual Pembuka oleh para Rato sebelum dimulai Pasola
Dengan bahasa khusus para Rato, ada semacam perbincangan antara para Rato, tentang mengapa Nyale tidak muncul pagi itu sebelum Pasola. Karena kepercayaannya, banyak sedikitnya Nyale yang muncul itu menandakan juga banyak sedikitnya hasil panen akan datang tahun itu
Dikarenakan masa pandemi, maka pelaksanaan Pasola baik itu masing-masing Pasola Pantai dan Pasola Darat hanya berdurasi 2 (dua) jam saja. Dengan tujuan mengurangi durasi kerumunan orang. Pembubaran acara dan kerumunan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan selaku Penyelenggara Event dibantu Brimob & TNI berjalan kondusif.

Evaluasi :
1. Koordinasi dan kerja sama yang baik oleh jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Barat dalam menyelenggarakan Ritual Adat Pasola Wanukaka, melibatkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Camat Wanukaka, Satpol PP, Kepolisian, TNI, dengan Masyarakat Adat, serta didukung penuh Bupati dan Wakil Bupati Sumba Barat.
2. Dari Penyelenggara dengan dibantu Polisi, TNI, Pamong Praja sudah mengusahakan memberikan secara gratis masker kepada peserta, pengunjung, serta seluruh yang hadir, tapi kurang dipatuhi, maskernya bukannya dipakai selama di lokasi event, tapi malah disimpan/dikantongi saja. Sebagai informasi bahwa situasi level covid di Kab. Sumba Barat aman.
3. Perlu pengaturan lalu lintas & parkir. Karena banyak kendaraan diparkir di jalanan, padahal jalannya sudah tidak terlalu lebar, menjadi makin sempit. Sehingga akhirnya harus turun dari kendaraan dan jalan kaki cukup jauh ke lokasi acara, juga ketika selesai acara langsung buyar, sehingga lalu lintas macet panjang dan padat. Ditambah tidak ada jalur khusus untuk kuda. Sehingga makin macet pejalan kaki, kendaraan, dan kuda.
4. Seharusnya ada pagar untuk membatasi kerumunan penonton. Selain untuk keamanan juga menghindari kerumunan penonton yang merangsek memenuhi lapangan pertandingan, sehingga menciutkan luas lahan, sehingga menyebabkan kuda-kuda mudah bertabrakan.
5. Sound system yang digunakan minim, hanya digunakan sebatas untuk sambutan para pejabat yang hadir saja. Jika digunakan untuk mengimbau atau menegur kerumunan orang kekuatannya tidak sanggup menjangkau seluruh lokasi event.
6. Petugas medis dan unit ambulance siap sedia di dekat lapangan untuk menolong jika dibutuhkan. Segera dikendarai masuk lapangan untuk segera menjangkau peserta yang terluka dan jika perlu membawanya ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.

Bentuk pendukungan yang diberikan, antara lain berupa :
1) Asesoris Kuda (Kadu) Pasola
2) Kaos Bahan Cotton Logo WI warna merah dan putih untuk peserta Pasola.
3) Kain Adat dari Kain Tenun untuk para peserta Pajura.
Sesuai dengan permohonan dukungan yang dibutuhkan, karena aksesories dan pakaian adat tersebut melambangkan kebanggaan dan kegagahan, sekaligus memeriahkan acara.

Secara keseluruhan, pelaksanaan pendukungan event Ritual dan Atraksi Pasola Wanukaka 2022 berjalan dengan baik dan lancar, serta aman dari konflik ataupun kericuhan.
Demikian disampaikan, terima kasih.

 

Serah terima secara simbolis dukungan Kemenparekraf diterima Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Sumba Barat dan peserta Pasola
Pajura (tinju tradisional) & Palaingu Jara (Pemanasan Kuda Pasola)
Tolang Ubu Bewi (Pemanggilan Cacing Nyale) & Madidi Nyale (Pengambilan Cacing Nyale)
Sambutan Bupati & Wakil Bupati Sumba Barat, ritual pembuka Pasola Darat, dan suasana penonton Pasola Darat
Parade peserta Pasola, Pasola Pantai, dan Pasola Darat
Author:

Tinggalkan Balasan