Kegiatan Millenial Talk: Promosi Daerah Melalui Event di Eco Bambu Cipaku, Kota Bandung

Kegiatan Millenial Talk: Promosi Daerah Melalui Event dilaksanakan pada Jumat, 15 Oktober 2021 di Eco Bambu Cipaku, Kota Bandung.

Kegiatan ini dihadiri oleh:
1. Ibu Ledia Hanifa Amaliah – Anggota Komisi X DPR RI
2. Ibu Rizki Handayani – Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events)
4. Ibu Dewi Kaniasari – Kadisbudpar Kota Bandung
5. Bapak Daan Aria – Pelaku Event
6. Para peserta yang terdiri unsur Pemerintahan, Mahasiswa, Seniman, Pelaku Parekraf dan Pelaku Event

🔹Maksud dan Tujuan Penyelenggaraan
Sebagai upaya dalam mensinergikan unsur legislatif dan eksekutif serta stakeholders di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk meningkatkan peluang dan promosi melalui event daerah agar dapat menggerakkan kembali perekonomian destinasi di masa adaptasi kebiasaan baru (era new normal).

🔹Rangkaian Pelaksanaan Kegiatan
Acara dimulai dengan prosesi menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan Tari Jaipong dari Padepokan Daeng Udjo.

🔹Acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan :

1️⃣ Ibu Dewi Kaniasari – Kadisbudpar Kota Bandung, Adapun point-point pembahasan, sbb:
– Beliau menyampaikan apresiasi kepada Kemenparekraf dan Komisi X DPR RI yang selalu mengadakan pelatihan, seminar, dan sebagainya di Kota Bandung;
– Kota Bandung salah satu gudangnya event, sebelum pandemi rata-rata ada 100 event setiap tahunnya, baik yang diinisiasi oleh pemerintah kota maupun masyarakat/komunitas atau kolaborasi antara keduannya. Namun selama pandemi penyelenggaraan event di Kota Bandung turun drastis;
– Kota Bandung telah menyusun SOP Penyelenggaraan event baik secara offline maupun hybrid yg disusun bersama para event organizer;
– Saat ini Kota Bandung sudah memperbolehkan kegiatan event dan pariwisata namun masih terbatas, sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 102 menyebutkan bahwa event secara indoor sudah bisa dilaksanakan namun masih dengan peserta yang sangat terbatas.

2️⃣ Ibu Rizki Handayani – Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events). Adapun poin-poin yang disampaikan, sbb:
– Penjelasan tentang kolaborasi yang dilakukan oleh Kemenparekraf dengan DPR RI dalam rangka meningkatkan kapasitas dan menginformasikan kegiatan-kegiatan Kemenparekraf;
– Disampaikan bahwa anggaran di D6 sebesar 48% digunakan untuk menyelenggarakan event khususnya event daerah;
– Sesuai dengan arahan Menparekraf bahwa kegiatan harus melibatkan masyarakat yang sifatnya menggerakkan komunitas sehingga meningkatkan kembali budaya yang menjadi kekuatan Indonesia;
– Event daerah harus localize, smaller insize, customize, dan personalize sesuai dengan target market event;
– Terdapat panduan CHSE penyelenggaran event yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan.
– Selain itu beliau sampaikan bahwa penguatan branding Bandung dapat dilakukan melalui fashion, kuliner, tempat wisata, dan lainnya. suatu daerah juga memiliki kreativitas yang tinggi jika memiliki banyak perguruan tinggi seperti bandung dan yogyakarta

3️⃣ Ibu Ledia Hanifa Amaliah – Anggota Komisi X DPR RI, memberikan sambutan sekaligus membuka acara. Adapun poin-poin yang disampaikan, sbb:
– Beliau menceritakan bahwa masyarakat millennial punya kecenderungan untuk guyub dengan peer group nya untuk memanfaatkan kolaborasi dan melakukan banyak hal;
– Diharapkan peserta dapat memanfaatkan kegiatan ini sebagai bagian menambah pengetahuan, relasi dan juga hasil ilmu dari kegiatan diimplementasikan dalam kehidupan
– Disampaikan pula tempat pelaksanaan Eco Bambu Ciapku terkenal untuk kegiatan angklung bagi anak-anak TK, event permainan anak, dan kegiatan lainnya;

🔹Setelah pembukaan dilanjutkan dengan Penyerahan Cinderamata
Dari Kemenparekraf/Baparekraf RI kepada :
– Ibu Ledia Hanifa Amaliah – Anggota Komisi X DPR RI
– Ibu Dewi Kaniasari – Kadisbudpar Kota Bandung
– Bapak Daan Aria – Pelaku Event;

🔹Sesi Presentasi Materi yang dilanjutkan diskusi
1️⃣ Sesi Presentasi Bapak Daan Aria, (Personil P-Project, Creative Director, Host Beberapa Program TV, & Sutradara Event). Dalam pemaparannya beliau menyampaikan:
– Pada masa lalu, semua orang menerima informasi paling sering melalui televisi, sehingga event yang dilaksanakan juga banyak disiarkan melalui media televisi;
– Dalam mempromosikan daerah kita bisa mempromosikan daerahnya sendiri, produknya, atau keduanya sekaligus dengan saling mendukung.
– Sebuah daerah akan maju dengan bisnis wisatanya jika memperhatikan unsur-unsur berikut diantaranya wisata, pendidikan, dan ekonomi usaha;
– Saat ini profesi seniman atau artist masih belum diberdayakan dengan lebih masif, sehingga perlu dukungan lebih dari masyarakat dalam mendorong karya para seniman lokal;
– Cita-cita Kota Bandung salah satunya yaitu ingin mempunyai pertunjukan reguler yang berhubungan dengan tradisi;
– Suatu event dengan unsur-unsur pertunjukkan seperti tari dan musik dapat bekerjasama dengan hotel sehingga dapat menarik turis atau wisatawan untuk berkunjung;
– Suatu event juga dapat dibantu pelaksanaan dan promosinya melalui figur atau tokoh masyarakat yang dikenal oleh milenial. Selain itu juga penggunaan teknologi yang banyak diminati milenial seperti vlog (video blog) dan media sosial berbasis video dapat dilembagakan secara resmi oleh Kemenparekraf atau Disbud sebagai upaya mempromosikan suatu daerah;
– Sebuah ide bisa kita komunikasikan dengan pemerintah setempat supaya ide tersebut bisa terlaksana, tapi tetap perlu mendengar kebutuhan milenial juga. Suatu ide event juga tidak harus mahal untuk dapat terlaksana, jika event disusun dengan rapi, dan tujuan event bisa dicapai.

2️⃣ Pesan Ibu Ledia untuk millennial:
– Bermimpi itu tidak perlu bayar, jika kita berkumpul dan ngobrol dengan berbagai teman yang punya banyak ide nantinya bisa diklasifikasi event apakah yang kira-kira bisa dilaksanakan;
– Kita punya kekayaan yang banyak contohnya kripik singkong dengan berbagai level pedas, diolah menjadi berbagai makanan seperti misro, comro, dan lain-lain;
– Orang di zaman sekarang menginginkan berwisata itu punya nilai pengalaman.

3️⃣ Pesan tambahan dari Ibu Dewi Kaniasari:
– Mindset yang harus selalu diingat yaitu setiap peristiwa yang dialami dapat menjadi peristiwa pariwisata, ada satu kegiatan yang berpotensi dijadikan event kampus setiap tahun, salah satunya wisuda
– Wisuda, dies natalis, atau kuliah umum bisa dijadikan event pariwisata karena potensinya yang luar biasa (ribuan keluarga berkumpul) seperti contoh pengadaan showcase prestasi, fashion show, bazaar, dan kegiatan lain yang dieksplorasi dan dikemas menjadi kegjatan ekonomi kreatif sehingga bisa mendatangkan pendapatan bagi bandung

🔹Sesi Tanya Jawab peserta dan narasumber
1️⃣ Pertanyaan dari Witasari – UPI:
a. Dalam menggali potensi kreatif, tidak sedikit bahwa milenial yang kreatif, tapi tidak sedikit juga milenial yang tergolong ke dalam kaum rebahan. Bagaimana cara keluar dari zona nyaman bagi kaum rebahan supaya bisa menggali potensi dalam diri?
b. Jika dalam mengadakan suatu event terkendala dana, bagaimana masukan dari Bapak dan Ibu mengenai cara bekerjasama dengan sponsor yang tepat dalam menyelenggarakan sebuah event?

Jawaban dari Bapak Daan Aria dan Ibu Dewi Kaniasari:
a. Action tergantung kepada efek dari lingkungan, cari identitas diri, banyak bercermin kepada orang lain, melihat teman yang berprestasi dan bercerita kepada kaum rebahan sehingga harapannya mendorong mereka untuk bergerak juga;
b. Apabila berkeinginan mengadakan suatu event, jika ingin dibantu oleh dinas harus segera mengusulkan konsepnya maksimal bulan mei untuk kegiatan yang dilaksanakan tahun berikutnya, sebagai contoh di Universitas Katolik Parahyangan di tahun 2015 diadakan Festival of Nations yang terus berkolaborasi sampai sekarang;
– Selain itu juga bisa membuat proposal kepada perusahaan perbankan yang bisa mendatangkan wisatawan, membuat surat rekomendasi, jika konsepnya menarik maka akan mendapatkan bantuan sponsor sehingga event dapat terealisasikan. Selain itu juga goals harus jelas, target pengunjung harus jelas, benefit untuk Kota Bandung juga harus jelas;
– Sponsor harus belajar dari anak SMA dengan pensi yang selalu mewah, produsen ingin pasarnya yang konsumtif, pandai mencari sponsor yang digunakan oleh pengunjung event kita.

2️⃣ Pertanyaan dari Yosi – STIE Tridarma Bandung:
– Bagaimana cara menarik masyarakat internasional terhadap kesenian daerah yang hanya diketahui oleh masyarakat kita sendiri. Cara ampuh untuk mempromosikan seperti apa?

Jawaban dari Ibu Rizki Handayani dan Ibu Ledia:
– Barang yang kita jual harus memiliki keunggulan dan keunikan, contohnya angklung yang hanya ada di daerah kita. Marketnya juga harus tahu negara mana yang suka dengan kesenian, selain itu kita perlu menjual environmentnya juga, orang yang paling mudah diajak berwisata itu masyarakat Malaysia, selain dekat, penerbangan mudah, mereka juga senang makan dan belanja;
– Bagaimana mengkomunikasikan produk? Menggunakan media secara konsisten dan up to date;
– Menggunakan endorsement seperti youtube dan influencer yang sesuai, yang dapat mengangkat event yang kita selenggarakan.
– Tawarkan pengalaman, suasana senang membuat wisatawan ingin merasakan kembali.

3️⃣ Pertanyaan dari Nyimas – Siti STIKES Budiluhur Cimahi:
– Terkait pelaku dan penggerak promosi daerah apakah ada forum komunitas anak muda yang berkaitan dengan Kemenparekraf?

Jawaban dari Bu Rizki Handayani
– Ada komunitas Genpi (Generasi Pesona Indonesia) yang diwadahi oleh dinas pariwisata setempat. Genpi turut serta mempromosikan daerah salah satunya Jawa Barat, berkoordinasi setiap menyelenggarakan event untuk dipromosikan secara viral dan massif.

🔹Acara ditutup dengan Pertunjukan Kesenian Angklung dari Eco Bambu yang diikuti oleh seluruh peserta

Tinggalkan Balasan