FGD Pola Perjalanan Birdwatching

Kegiatan FGD Pola Perjalanan Birdwatching & Kunjungan Kerja sekaligus Pemberian Bantuan Perlaatan Pendukung Wisata Birdwatching di Kabupaten Tambrauw yang dilaksanakan pada tanggal 18-20 Agustus 2020

Tujuan Pelaksanaan:
Kegiatan ini ditujukan dalam rangka menghadapi tantangan pengembangan pariwisata di masa pasca pandemi Covid-19, mengupayakan strategi dalam mengembangkan diversifikasi produk dalam bentuk pola perjalanan birdwatching di Tambrauw, sekaligus membantu para pelaku wisata khususnya wisata minat khusus birdwatching dalam menghadapi tantangan saat masa pandemi covid-19 berlangsung.

🔴 FGD Pola Perjalanan Birdwatching Tambrauw 18 Agustus 2020 di Hotel Vega, Sorong.

Dihadiri oleh:
1. Ibu Rizky Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events)
2. Bapak Musa Kamudi, Asisten 1 Bidang Pemerintahan, Kesra & Otsus Setda Prov. Papua Barat
3. Bapak Gabriel Asen, Bupati Tambrauw
4. Bapak Johny Kamuru, Bupati Sorong
5. Bapak Lambert Jitmau, Walikota Sorong
6. Bapak Cosmas, Ketua DPRD Kab. Tambrauw beserta anggota
7. Forkopimda Kab. Tambrauw
8. Tokoh agama, adat, perempuan, & pemuda
9. Peserta FGD

Pelaksanaan :
1. Sambutan perwakilan gubernur diwakili oleh Bapak Musa Kamudi, Asisten I Bidang Pemerintahan Provinsi Papua Barat yang membacakan sambutan tertulis dari gubernur yang berisi ucapan apresiasi atas pelaksanaan FGD ini. Potensi pariwisata di Papua tidak hanya Raja Ampat. Semoga Pola Perjalanan Birdwatching ini dapat dikembangkan sehingga dapat memajukan ekonomi di Papua khususnya Kabupaten Tambrauw. Beliau juga menyampaikan bahwa di tanah Papua banyak fauna yang tersebar seperti contohnya burung Cendrawasih, Nuri, Kasuari dsb. Pemerintah Daerah Papua Barat mendeklarasikan Papua Barat sebagai wilayah Konservasi. Kegiatan Wisata Birdwatching ini bisa dijadikan sebagai kegiatan ekowisata, wisata olahraga dan sarana edukasi. Mari kita menjaga dan melestarikan habitat burung agar terjaga dan tidak punah dan jadikan tanah Papua menjadi lokasi birdwatching yang populer.

2. Sambutan Ibu Rizky Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events), menyampaikan bahwa beliau datang bukan untuk memberikan arahan, akan tetapi untuk belajar bagaimana Pemda Papua Barat mengembangkan pariwisata berkelanjutan. Kita harus bisa bercerita, storytelling itu merupakan sebuah hal yang penting untuk mempromosikan pariwisata. Dulu orang suka pergi ke tempat ramai, sekarang justru tidak. Terjadi perubahan, dahulu orang berwisata untuk bersenang-senang, dewasa ini orang berwisata justru lebih untuk mendapatkan experience atau pembelajaran. Papua Barat memiliki potensi flora dan fauna yang memiliki keunikan dan keasliannya. Branding di Raja ampat lebih pada diving, sedangkang untuk Tambrauw bisa memiliki branding Birdwatching. Market pariwisata kedepan sangat concern dengan konservasi. Kemenparekraf akan berkolaborasi dengan kementerian dan lembaga lain untuk mengembangkan konservasi di Tambrauw. Konservasi harus tetap memiliki dampak ekonomi dan edukasi yang tersampaikan pada masyarakat. Target wisatawan Birdwatching adalah wisatawan yang berpendidikan, mari kita jadikan Tambraw menjadi destinasi yang berkualitas. Pelayanan juga merupakan salah satu prinsip wisata yang tidak bisa ditinggalkan. Contohnya restoran yang saat ini tidak selalu berbentuk restoran tetapi bisa dapur ibu rumah tangga. Guna menunjang agar produk wisata Birdwatching ini bisa berkualitas dan berskala Internasional, kedepannya perlu adanya pelatihan bahasa asing.

3. Sambutan Bapak Gabriel Asen, Bupati Tambrauw, menyampaikan bahwa Kab. Tambrauw merupakan wilayah pertama di Papua Barat yang menjadi wilayah konservasi. Kita harus bisa melibatkan masyarakat untuk berperan aktif menjaga lingkungan yang di dalamnya ada flora dan fauna agar terjaga dengan baik. Masing-masing kampung memiliki potensi yang sama untuk menjadi daerah wisata birdwatching domestik maupun mancanegara. Tambrauw mungkin belum terkenal seperti Raja Ampat, akan tetapi 5-10 tahun lagi jika pembangunan infrastruktur berjalan dengan lancar bukan tidak mungkin Kab.Tambrauw menjadi destinasi wisata yang menjanjikan. Tidak lupa beliau mengucapkan terima kasih untuk Kemenparekraf yang sudah bersedia hadir di Tambrauw.

4. Sesi presentasi narasumber oleh Ria Saryanthi dari Burung Indonesia memaparkan berbagai alasan kenapa birdwatching diantaranya bahwa burung hidup di seluruh tipe habitat, mudah diidentifikasi, sebaran diketahui dan terdokumentasi baik, taksonomi lengkap, peka terhadap perubahan lingkungan, mempunyai keindahan warna dan suara dan karena populer di Eropa: > 10 juta orang; dan Amerika: > 15 juta orang.

5. Sesi presentasi oleh Riza Marlon (fotografer wildlife senior). Bagi fotografer, ranah fotografi alam liar memiliki tantangan berbeda dengan fotografi peristiwa, karena ada beberapa disiplin ilmu lain yang harus dipelajari. Minimal fotografer alam liar juga harus memiliki bekal pengetahuan tentang satwa sekaligus bertahan hidup di alam liar. Riza Marlon menuturkan kunci utama untuk menjadi fotografer alam liar harus senang berwisata dan mencintai alam.

🔴 Kunjungan ke destinasi wisata Tambrauw 18 sd 20 Agustus 2020

Setelah pelaksanaan FGD selesai, Deputi BPWPK bersama Bupati Tambrauw dan rombongan melakukan perjalanan meninjau destinasi wisata birdwatching di desa Klabili, Distrik Salemkai untuk menyerahkan bantuan perlengkapan wisata birdwatching kepada masyarakat ulayat dan pemandu wisata birdwatching.

Sesampai di Kota Tambrauw, malam harinya Bupati bersama masyarakat setempat mengadakan sambutan berupa musik, tarian dan kuliner khas Tambrauw yang berlangsung di pantai Emaos.

Esok harinya, tanggal 19 Agustus 2020, didampingi Bupati Tambrauw, kunjungan menuju pelabuhan Sausapor, dilanjutkan peninjauan ke Sausapor Pacific Park yang merupakan center HUB pariwisata pesisir yang sedang dalam proses pembangunan. Destinasi selanjutnya adalah bandara lokal dan situs peninggalan Perang Dunia II, dilanjutkan kunjungan ke destinasi wisata birdwatching di Nanggouw yang sekaligus penyerahan bantuan peralatan. Malam harinya diadakan santap malam di pendopo kediaman Bupati Tambrauw.

Tanggal 20 Agustus 2020, rombongan meninggalkan penginapan pukul 5 pagi berangkat menuju destinasi wisata birdwatching di Kaliwesan, dilanjutkan kunjungan ke destinasi wisata pantai di Weos Besar yang disambut tarian, peragaan pengolahan kuliner lokal, pengolahan tepung sagu, penganyaman noken, dsb sebelum perjalanan kembali menuju Kota Sorong. Makan malam bersama atas undangan Pemda Kab. Tambrauw di resto Layar Gading.

🔴 Pemberian Bantuan Peralatan Pendukung Wisata Birdwatching

Dimaksudkan sebagai upaya pemulihan destinasi wisata di Papua Barat yang terdampak pandemi Covid-19 dan guna membangkitkan kembali semangat para pelaku pariwisata yang terdampak pandemi untuk kembali membangun pariwisata Indonesia (wisata birdwatching) di masa adaptasi kebiasaan baru.

Bantuan peralatan pendukung wisata yang diberikan merupakan produk buatan dalam negeri yang berdampak pada pemberdayaan UMKM, peningkatkan pendapatan produsen lokal, mendongkrak perekonomian daerah, menghindari ancaman resesi, dan memupuk kepercayaan serta rasa bangga akan produk buatan Indonesia (BBI: ”Bangga Buatan Indonesia”).

Bantuan diberikan kepada 13 pemilik Tanah Ulayat dan 50 Pemandu Wisata Birdwatching di Kab. Tambrauw. Tanah Ulayat sebagai Destinasi Birdwatching di Kab. Tambrauw, meliputi Klabili, Nanggouw, Jokte, Kwoor, Abun, Weos, Fef, Sujak, Bamusbama, Miyah, Senopi, Saukorem, dan Mubrani.

Penyerahan bantuan peralatan birdwatching dilaksanakan di Desa Klabili, Nanggouw dan Werbes.

Peralatan yang diserahkan untuk Tanah Ulayat terdiri dari:
– Tenda trekking
– Day & Night binocular
– Monocular spotting
– Monocular with smartphone holder
– GPS map
– Seperangkat alat tulis dan alat olahraga
Peralatan tersebut digunakan untuk survei dan pembuatan pola perjalanan di tanah ulayat.

Peralatan yang diserahkan untuk pramuwisata birdwatching meliputi:
– Rucksack 60L
– Kemeja treking
– Celana treking
– Topi rimba
– Sepatu treking
– Poncho treking
– Masker
———————–

🔴🔴 Kesimpulan dan tindak lanjut:

1. Perlunya pendampingan kepada Pemkab, TA/TO dan masyarakat sekitar daya tarik Wisata Birdwatching terkait pemasaran dan pengemasan produk Wisata Birdwatching

2. Perlunya peningkatan kapasitas pemandu Wisata Birdwatching terkait pemahaman tentang kepemanduan untuk wisatawan

3. Untuk mempermudah wisatawan melakukan birdwatching, perlu dibuat informasi detail rencana perjalanan seperti: jarak, waktu pencapaian, koordinat lokasi pengamatan maupun kontur alam menuju kawasan birdwatching

4. Diperlukan kerjasama yang baik antara Pemkab, TA / TO serta masyarakat (pemilik Tanah Ulayat) dalam hal keterbukaan biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan birdwatching

5. Signage system perlu dibangun di area lokasi pengamatan burung yang bertujuan untuk kemudahan informasi bagi wisatawan

6. Faktor keselamatan dan keamanan adalah salah satu factor yang sangat penting bagi wisatawan sehingga diperlukan pengetahuan berupa pelatihan rescue kepada pemandu wisata

7. International Conference on Biodiversity direncanakan akan dilaksanakan di Kab. Tambraw pada tahun 2021, diharapkan Kemenparekraf dapat mendukung kegiatan tersebut.

 

Author: admin

Tinggalkan Balasan