Forum Diskusi dan Kolaborasi Akselerasi Digitalisasi Layanan/Produk Pariwisata di Labuan Bajo

Forum Diskusi dan Kolaborasi Akselerasi Digitalisasi Layanan/Produk Pariwisata di Labuan Bajo yang dilaksanakan pada tanggal 4 April 2023 di Hotel Meruorah, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

 

Gambaran Umum

  • Sebagai salah satu destinasi pariwisata super prioritas, berbagai upaya pembangunan infrastruktur dan investasi diarahkan untuk mengembangkan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
  • Penyediaan layanan transportasi dan ekosistem digital di sektor pariwisata menjadi bagian yang sangat penting, terutama yang berkaitan langsung dengan percepatan pertumbuhan ekonomi, seperti digitalisasi UMKM dan optimalisasi layanan transportasi wisata.
  • Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) bermaksud membuka forum diskusi dan kolaborasi antar berbagai pihak, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para pelaku parekraf di Labuan Bajo khususnya terkait layanan transportasi.

 

Rangkaian Kegiatan

Kegiatan ini dihadiri oleh:

  1. Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf, Bapak Vinsensius Jemadu;
  2. Wakil Bupati Manggarai Barat, Bapak Yulianus Weng;
  3. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Manggarai Barat, Bapak Adrianus Gunawan;
  4. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Manggarai Barat, Stefanus Jemsifori;
  5. Wakapolres Manggarai Barat, Bapak Libartino Silaban;
  6. Perwakilan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Labuan Bajo;
  7. Perwakilan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF);
  8. Perwakilan Asosiasi-Asosiasi Pariwisata, Koperasi, dan Industri Transportasi di Labuan Bajo;
  9. Grab Indonesia.

 

Sambutan Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events):

  • Apresiasi kepada Pemda Manggarai Barat yang sudah berkolaborasi memajukan pariwisata di Labuan Bajo. Terdapat beberapa hal yang harus mendapatkan perhatian, salah satunya terkait tata kelola dan digitalisasi transportasi. Hal ini sehubungan dengan masih adanya kekurangan dan keluhan dari wisatawan di Labuan Bajo terhadap kurang tersedianya transportasi digital yang dapat memudahkan kegiatan berwisata. Pesan Menparekraf digitalisasi transportasi harus diperhatikan dalam persiapan event-event nasional dan internasional di Labuan Bajo mengingat pentingnya akses dan transportasi dalam penyelenggaraan event. Digitalisasi adalah suatu keniscayaan, harus terus bergulir, jangan sampai tertinggal dari destinasi wisata lainnya.
  • Labuan Bajo sebagai destinasi premium harus memperhatikan ekosistem transportasi. Adanya sistem transportasi digital bukan untuk bersaing, melainkan mendorong semangat berkolaborasi dengan tetap inklusif karena kue pariwisata adalah kue untuk semua. Sejalan dengan arahan Menparekraf pariwisata saat ini harus berkualitas, berdaya saing, berkelanjutan, dan inklusif sehingga penting bagi masyarakat pariwisata untuk dapat beradaptasi, dinamis dengan tren dan teknologi.
  • Labuan Bajo sudah masuk dalam radar para promotor event dengan adanya Marina Waterfront yang bisa dimanfaatkan sebagai destinasi event internasional (konser2 musik). Untuk itu kita perlu menata kembali tata kelola transportasi Labuan Bajo dan mencari solusi bagaimana digitalisasi sistem transportasi di Labuan Bajo diakselerasi. Masing-masing provider pasti memiliki pangsa pasar masing-masing, baik Grab/Gojek/maupun komunitas transportasi umum lainnya. Yang harus menjadi tujuan bersama adalah bagaimana supaya pelanggan merasa puas mengunjungi Labuan Bajo.

 

Sambutan Wakil Bupati Manggarai Barat:

  • Apresiasi kepada Kemenparekraf yang selama ini sudah banyak mendukung kemajuan pariwisata di Manggarai barat, termasuk memasukkan festival Golo Koe ke dalam Karisma Event Nusantara 2024 dan berbagai bantuan fisik pariwisata untuk Kab. Manggarai Barat. Perkembangan destinasi wisata Labuan Bajo terlihat signifikan dari tahun ke tahun sejak ditetapkan sebagai salah satu DPSP. Kunjungan wisatawan tentunya berdampak pada perekonomian Manggarai Barat baik baik dari hotel, restoran, transportasi, maupun pelaku UMKM, sehingga menjadi kewajiban pemda dan masyarakat Manggarai Barat untuk memberi rasa aman dan nyaman bagi semua pengunjung, menciptakan lingkungan yang indah dan bersih tanpa sampah.
  • Masyarakat Manggarai Barat harus sebagai pelaku bukan hanya sebagai penonton, supaya dapat bermanfaat bagi kesejahteraan bersama. UMKM juga sudah banyak yang hidup dan berkembang dengan baik yg difasilitasi tidak oleh pemda tetapi juga pemerintah pusat terlihat dari kemajuan kualitas produk, packaging, sampai pemasaran produknya. Sementara itu masih terdapat banyak kekurangan dalam bidang transportasi, berbagai keluhan wisatawan tentang transportasi umum dan jasa transportasi harus diantisipasi dan dicarikan solusi bersama. Untuk itu pemda masih membutuhkan dukungan Kemenparekraf. Untuk itu apresiasi kepada Kemenparekraf karena sudah menginisiasi kegiatan forum diskusi hari ini, mengingat pentingnya tata kelola transportasi digital bagi kemajuan pariwisata di Labuan Bajo ke depannya

 

Paparan oleh Kepala Divisi Amenitas dan DTW BPOLBF:

  • Pentingnya penataan dan pengelolaan infrastruktur, trmsuk penataan terminal transportasi di Labuan Bajo.
  • Harus ada standarisasi harga dalam transportasi melalui digitalisasi atau transportasi online. Diharapkan ada digitalisasi pembayaran di Marina, TNK (Taman Nasional Komodo) dan hal ini membutuhkan dukungan seluruh stakeholder supaya wilayah konservasi bisa tetap aman untuk bisa dijadikan destinasi wisata.
  • Angkutan umum untuk membawa wisatawan bisa dipermudah dengan adanya digitalisasi, meskipun akan ada kesulitan dalam tarif yang disamakan dengan tarif turis. Untuk itu dapat didiskusikan antar stakeholders dan bersama-sama dicarikan solusinya.
  • Masukan Ketua PHRI Manggarai Barat, Bapak Silvester Wanggel:

Per tahun 2024 sudah ada 250 homestay, 11 hotel berbintang, dan 6 hotel baru sedang dibangun. Dengan bertambahnya akomodasi maka ekosistem transportasi perlu diperbaiki agar mendorong konektivitas antar destinasi wisata di Labuan Bajo, meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pelanggan sehingga pengalaman berwisata di Labuan Bajo semakin berkesan dan tidak hanya mendatangkan wisatawan baru tetapi juga repeat customer.

 

Masukan Ketua Forum Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat/ASITA, Rafael Todowela:

Grab sudah hadir di Labuan Bajo sejak tahun 2018, namun memang terbatas Grab Bike saja. Kami harapkan jika ada diskusi lebih lanjut terkait layanan Grab lainnya dapat mendatangkan kolaborasi yang mendukung kesejahteraan masyarakat lokal.

 

Paparan Grab yang disampaikan oleh Head of Public Affairs Strategic Project, Bapak Arryo Harman:

  • Aplikasi/platform transportasi online dapat memberikan dampak positif untuk pariwisata di Labuan Bajo.
  • Grab sudah hadir di Labuan Bajo pada event G20 tahun 2022 dan Asean Summit. Melalui kedua event tersebut dapat dilihat bagaimana transportasi online sangat dibutuhkan dalam mendukung kenyamanan dan mobilitas wisatawan. Pada event ASEAN Summit pendapatan driver meningkat signifikan.
  • Komitmen untuk literasi digital platform digital di daerah-daerah dihadirkan lewat kolaborasi dengan asosiasi dan masyarakat.
  • Mengusulkan kolaborasi dengan Kemenparekraf melalui Grab Car by Wonderful Indonesia, program kolaborasi dengan pemerintah pusat (Kemenparekraf) yang mengedepankan kesejahteraan masyarakat. Jumlah mitra akan disesuaikan dengan kebutuhan, tidak melebihi jumlah wisatawan. Fitur lain yang akan didorong yaitu grab car airport (bekerjasama dengan Kemenkomarves) dan digitalisasi UMKM melalui grab food & grab mart.
  • Tanggapan Kadisparkab Manggarai Barat:

Memajukan pariwisata harus berkolaborasi tidak bisa dikerjakan sendiri, yang menjadi fokus program dispar saat ini adalah pembinaan dan pengembangan desa wisata, Fasmadewi, melaunching 2 desa wisata, dan digitalisasi.

 

Tanggapan Asosiasi:

  • Awstar (Bapak John Dacosta): dengan adanya event-event nasional/internasional bisa mendorong perkembangan digitalisasi di Labuan bajo yang sudah berjalan. Perlu adanya standarisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat karena sistem dari Grab belum adil sesuai dengan harapan masyarakat dan kehadiran teknnologi harus dapat meningkatkan pendapatan & kesejahteraan masyarakat.
  • ASITA (Jeffry Buana): Tarif yang ditawarkan Grab masih terlalu kecil, harus jelas yang diharapkan seperti apa model kerjasama ke depan antara Grab dan para mitra.
  • Koperasi jasa transportasi: Saat ini koperasi sudah mempunyai ratusan anggota namun fokus di TNK, sehingga terdapat kekurangan SDM. Tidak dipungkiri ada dinamika dengan kehadiran Grab, terkait soal tarif. Grab belum mampu melihat posisi geografis Manggarai Barat. Pada dasarnya asosiasi tidak menolak dan ingin berasimilasi, namun siapapun yang datang harus berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat Manggarai Barat, harus ada komunikasi yg intens dengan masyarakat. Banyak investor datang tapi tidak menggunakan plat lokal.
  • Tanggapan Wakapolres Manggarai Barat:
  • Dari segi keamanan untuk event-event besar di Labuan Bajo tidak ada masalah bahkan jika ada kehadiran pimpinan negara. Setiap hari sudah ada patroli malam untuk menjaga keamanan wisatawan. Yang menjadi masalah adalah ketertiban parkir kendaraan, sehingga saat ini diperlukan penyediaan lahan parkir dan tertib drop off turis.
  • Terkait digitalisasi saat ini internet masih kurang stabil karena jaringan dan internet sehingga harus melibatkan Telkom.

 

Tanggapan Kadishub Manggarai Barat:

  • Siap digitalisasi, tidak boleh gaduh.
  • Masalah transportasi saat ini parkir semrawut, tidak ada yang mau bayar parkir.
  • Harus ada semangat kolaborasi digitalisasi, khususnya transportasi. Setiap kebijakan tidak boleh ada yg termarginalkan, untuk mendapatkan jalan tengah harus ada diskusi bersama.
  • Penutup dan Arahan Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events):
  • Labuan Bajo tidak menolak digitalisasi, tidak menolak Grab, yang harus diperhatikan dalam membangun kerjasama adalah bagaimana melibatkan masyarakat lokal karena pariwisata harus inklusif. Perlu duduk bersama untuk membahas bisnis proses go digital.
  • Belum ada sosialisasi yg memadai/komprehensif dari Grab saat masuk ke Manggarai Barat, sehingga wajat sesuatu yang baru membuat orang kaget dan ada proses penyesuaian.
  • Terkait event-event internasional, Kemenparekraf konsisten mengikuti bidding event internasional supaya bisa diselenggarakan di Indonesia. Banyak persyaratan, salah satunya keamanan, kesiapan dan ketersediaan transportasi untuk para tamu, delegasi. Sehingga digitalisasi transportasi harus diterapkan dan diperhatikan.
  • Tour agent yang kurang dukungan promosi bisa disupport oleh pemda dengan melakukan seleksi dan apresiasi TA/TO yg sudah berprestasi bisa dibiayai, pemerintah pusat bisa membantu.
  • Apakah memungkinkan Grab memasukkan paket wisata di aplikasi Grab? Grab bekerjasama dengan Klook, pelaku pariwisata Mnggarai Barat bisa dijembatani oleh Grab untuk berkoordinasi dengan Klook; ada landing page ASITA Bajo yang dapat dihibungkan di aplikasi Klook, syaratnya materi-materi promosi harus compatible, foto/video harus hi-res.
  • Pembenahan di Labuan Bajo: mumpung wilayahnya masih kecil bisa dibenahi dulu dari sekarang. Pemda harus berkomitmen untuk membangun bersama. Untuk layanan transportasi harus antisipasi dari sekarang untuk no complain & no accident.
  • Kemenparekraf sedang melakukan beberapa bidding untuk meeting dan konser internasional agar diselenggarakan di Labuan Bajo. Proses perijinan digitalisasi untuk event-event di Indonesia harus diurus jauh-jauh hari sebab harus sudah didapatkan 2 bulan sebelumnya.
  • Konser internasional seperti Taylor Swift sedang diperjuangkan untuk bisa dilaksanakan di Indonesia.
  • Setelah acara ini bisa langsung dibuat WAG trasnportasi online yang akan diinisiasi oleh Grab (Pak Arryo) dengan mengundang ASITA, Awstar, ada Wakapolres, spy ada forum komunikasi antar komunitas transportasi di Bajo bisa segera go digital.

 

Kesimpulan dan Evaluasi Kegiatan

  1. Forum Diskusi dan Kolaborasi Akselerasi Digitalisasi Layanan/ Produk Pariwisata di Labuan Bajo, yang diinisiasi oleh Kemenparekraf dan Grab, telah terlaksana dengan tertib dan lancar, dihadiri oleh pemangku-pemangku kepentingan di bidang transportasi dan pariwisata di Kab. Manggarai Barat.
  2. Meski selama ini asosiasi dan komunitas menunjukan resistensi terhadap kehadiran Grab, melalui diskusi ini didapatkan masukan-masukan yang konstruktif dari para stakeholder yang dapat mendorong akselerasi digitalisasi transportasi di Labuan Bajo.
  3. Pada dasarnya asosiasi dan masyarakat tidak menolak kehadiran teknologi selama dapat kolaboratif, inklusif, adil, terbuka, dan menyejahterakan masyarakat. Untuk itu peran aktif dan positif Grab sangat diharapakan untuk menyukseskan digitalisasi transportasi di Labuan Bajo.
  4. Akan dibuat WAG yang beranggotakan para stakeholder terkait sebagai wadah komunikasi yang selanjutnya akan diadakan diskusi bersama membahas bisnis proses dan mencari solusi agar kolaborasi dapat terbangun serta berjalan lancar dengan dukungan masyarakat.

 

Author: Vitria Narwastu

Tinggalkan Balasan