Grebeg Sudiro 2024

Grebeg Sudiro telah diselenggarakan pada tanggal 27 Januari s.d. 22 Februari 2024 di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Kegiatan ini merupakan salah satu event yang masuk ke dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2024.

 

Berikut poin-poin yang dapat kami laporkan :

Gambaran umum

  • Grebeg Sudiro merupakan event tahunan Kota Surakarta yang pertama kali diinisiasi pada tahun 2007 oleh masyarakat Kelurahan Sudiroprajan dan pengurus Klenteng Tien Kok Sie sebagai peringatan Hari Jadi Kota Surakarta, Ulang Tahun Pasar Gede Hardjonagoro, serta menyambut perayaan Imlek. Event yang memasuki tahun ke-15 dan pertama kali masuk Karisma Event Nusantara (KEN) ini diselenggarakan oleh Pokdarwis Sudiroprajan serta didukung oleh Pemerintah Kota Surakarta dan Provinsi Jawa Tengah.
  • Event ini merupakan simbol akulturasi, pembauran, harmoni, dan toleransi masyarakat di Kelurahan Sudiroprajan yang memiliki etnis dan budaya beragam, khususnya budaya Jawa dan Tionghoa. Pada tahun ini, Grebeg Sudiro mengusung tema “Bersatu dalam Kebhinekaan”.
  • Rangkaian kegiatan Grebeg Sudiro meliputi prosesi Umbul Mantram (doa bersama dan sedekah bumi) pada 27 Januari di Kelurahan Sudiroprajan; Karnaval Budaya (puncak acara) di Area Pasar Gede pada 4 Februari; Wisata Perahu dan Bazar UMKM di Area Pasar Gede pada 28 Januari s.d. 10 Februari; serta Heritage and Harmony Music Sudiro sebagai penutup rangkaian event di Tirtonadi Convention Hall pada 22 Februari.

 

Rangkaian kegiatan

🟣 Hari ke-1: 27 Januari 2024 – Umbul Mantram

  • Grebeg Sudiro ini dibuka dengan pergelaran Umbul Mantram di Kelurahan Sudiroprajan. Umbul Mantram yang berarti “menaikkan doa” merupakan prosesi sedekah bumi dengan melakukan Kirab Gunungan hasil bumi, mengelilingi wilayah Sudiroprajan yang dilanjutkan serta memperebutkan gunungan tersebut sebagai wujud syukur terhadap Tuhan YME atas berkah yang diberikan, khususnya kepada masyarakat Sudiroprajan.
  • Rute kirab dimulai dari titik Start Kelurahan Sudiroprajan (Jl. R.E. Martadinata) menuju Jl. Cut Nyak Dien, Jl. Ir. Juanda, Jl. Raya Urip Sumoharjo, Tugu Jam Pasar Gede & Klenteng Tien Kok Sie, dan berakhir kembali di titik Finish Kelurahan Sudiroprajan (Jl. R.E. Martadinata).
  • Acara ini dihadiri oleh:
  • Camat Jebres, Ibu Dyah Saraswati
  • Lurah Sudiroprajan, Ibu Asthywiana Swastiyani Leo
  • Rangkaian acara Umbul Mantram ditutup dengan penampilan hiburan oleh musisi lokal.

 

🟣 Hari ke-2 s.d. ke- 15: 28 Januari s.d. 10 Februari 2024 – Bazar UMKM dan Wisata Perahu Hias

  • Bazar UMKM diselenggarakan di kawasan Pasar Gede selama 2 minggu (14 hari) setiap sore hingga malam hari yang menawarkan beragam kuliner dan produk lokal sebagai potensi UMKM di Kota Surakarta.
  • Wisata Perahu Hias juga diselenggarakan di kawasan Pasar Gede yang menawarkan keindahan dekorasi dan lampion yang di sepanjang Sungai Pepe. Aktivitas ini terbuka untuk masyarakat umum dengan tiket berbayar yang sangat terjangkau.

 

🟣 Hari ke-9: 4 Februari 2024 – Karnaval Budaya

  • Rangkaian acara pada hari ke-9 meliputi Seremoni dan Karnaval Budaya yang merupakan Puncak Acara Grebeg Sudiro.
  • Seremoni Grebeg Sudiro dihadiri oleh:
  • Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Ibu Ni Wayan Giri Adnyani;
  • Gubernur Jawa Tengah diwakili oleh Sekretaris Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Bapak Syurya Deta Syafrie;
  • Wakil Wali Kota Surakarta, Bapak Teguh Prakosa;
  • Sekretaris Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events), Ibu Ni Komang Ayu Astiti;
  • Sekretaris Daerah Kota Surakarta, Bapak Budi Murtono;
  • Forkopimda Kota Surakarta;
  • Ketua Tim Kerja Event Daerah Wilayah Jawa, Bapak J Suharbowo;
  • Camat Jebres, Ibu Dyah Saraswati;
  • Lurah Sudiroprajan, Ibu Asthywiana S. Leo;
  • Pelaku seni budaya, pariwisata, dan ekonomi kreatif di Kota Surakarta dan sekitarnya, serta media.

 

Rangkaian acara Seremoni meliputi:

  • Penyambutan tamu undangan di Balai Kota Surakarta dengan iringan Cucuk Lampah, Barongsai Macan Putih dan 12 Shio menuju panggung utama di kawasan Pasar Gede.
  • Menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” oleh seluruh hadirin dan pembacaan doa.
  • Laporan Ketua Panitia Grebeg Sudiro, Ibu Y.F. Lili Younita:

Rangkaian kegiatan Grebeg Sudiro telah dimulai pada 27 Januari dengan acara pembuka Umbul Mantram, acara puncak Karnaval Budaya pada 4 Februari, serta akan ditutup dengan Heritage and Harmony Music pada 22 Februari 2024. Pada 28 Januari hingga 10 Februari akan diadakan Bazar UMKM dan Wisata Perahu Hias pada malam hari. Sedangkan pada 8 dan 9 Februari akan ditampilkan kesenian dan atraksi kembang api di Plaza Balai Kota Surakarta.

  • Sambutan Wakil Wali Kota Surakarta:
    • Grebeg Sudiro mengemas perpaduan budaya masyarakat Jawa dan Tionghoa menjadi daya tarik yang unik. Kemeriahan event ini diharapkan dapat berkelanjutan, misalnya dengan penyalaan lampion di Kawasan Pasar Gede setiap akhir pekan, sehingga menarik masyarakat dan menggerakkan perekonomian melalui UMKM.
    • Ucapan terima kasih kepada Kemenparekraf yang senantiasa mendukung penyelenggaraan event di Kota Surakarta, khususnya Grebeg Sudiro melalui program Karisma Event Nusantara (KEN).
  • Sambutan Sekretaris Kemenparekraf/Sekretaris Utama Baparekraf:
    • Grebeg Sudiro diharapkan dapat menjadi daya tarik yang memiliki Unique Selling Point dan memberikan experience kepada para pengunjung sehingga mendorong promosi potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Surakarta.
    • Diperlukan upaya penerapan storynomics dalam mengemas event agar memiliki nilai tambah dalam promosinya.
  • Prosesi Pembukaan Karnaval Budaya
    • Pemukulan tambur oleh Sekretaris Kemenparekraf/Sekretaris Utama Baparekraf.
    • Pelepasan 7 burung merpati oleh Sekretaris Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah dan para Forkopimda;
    • Pengibaran bendera start oleh Wakil Wali Kota Surakarta.
  • Karnaval Budaya diikuti oleh partisipan dari beberapa kelompok seni, perwakilan kelurahan dan kecamatan, OPD dan instansi, serta sekolah di Kota Surakarta dan beberapa kota/kabupaten di sekitarnya.
  • Penampilan atraksi Barongsai dan hiburan.
  • Pembagian jodang yang berisi jajanan tradisional, buah-buahan, dan kue keranjang kepada masyarakat dan pengunjung.
  • Peletakan dan penyalaan Lampion Teko di depan pintu utama Pasar Gede oleh Lurah Sudiroprajan dan Ketua Grebeg Sudiro.

 

🟣 Hari ke-13: 8 Februari 2024 – Mini Panggung

Mini panggung menampilkan hiburan malam hari menjelang Imlek, meliputi tari dan musik yang diselenggarakan di Plaza Balai Kota Surakarta.

 

Rangkaian kegiatan pada 8 Februari 2024 meliputi:

  • Penampilan Tari Jawa “Candra Kusuma”
  • Penampilan Tarian Kidang Talung
  • Penampilan Musik Akustik oleh Air Coustik Band
  • Penampilan Senam Tai Chi

 

🟣 Hari ke-14: 9 Februari 2024 – Mini Panggung

Mini panggung menampilkan hiburan malam hari menjelang Imlek, meliputi tari dan musik yang diselenggarakan di Plaza Balai Kota Surakarta.

 

Rangkaian kegiatan pada 9 Februari 2024 meliputi:

  • Penampilan Tarian Nuansa Imlek oleh Anak TK
  • Penampilan Perkusi Tema Wushu oleh Anak SD
  • Penampilan Band Seni dan Akulturasi oleh Anak SMA
  • Penampilan Tari Sigeh Pengunten dan Tarian Bedana oleh Kelompok Ikatan Mahasiswa Lampung-Solo
  • Penampilan Tembang Kenangan Suka Tentrem oleh band lagu-lagu lawas
  • Pesta Kembang Api menyambut tahun baru Imlek 2575

 

🟣 Hari ke-15: 10 Februari 2024 – Bincang Santai Menparekraf bersama Pelaku Event dan Budaya

Kegiatan Bincang Santai Menparekraf bersama Pelaku Event dan Budaya  merupakan bagian dari kunjungan kerja Menparekraf ke Surakarta dalam rangka menghadiri event Grebeg Sudiro.

Kegiatan ini dihadiri oleh:

  1. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bapak Sandiaga Salahuddin Uno,
  2. Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara, Bapak Dwi Marhen Yono,
  3. Direktur Utama Badan Otorita Borobudur, Bapak Agustin Peranginangin,
  4. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, Bapak Aryo Widyandoko,
  5. Ketua Tim Kerja Event Daerah Wilayah Jawa, Bapak J. Suharbowo,
  6. Camat Jebres, Ibu Dyah Saraswati,
  7. Lurah Sudiroprajan, Ibu Asthywiana S Leo,
  8. Ketua Panitia Grebeg Sudiro 2024, Ibu Y. F. Lily Younita,
  9. Tokoh masyarakat Kelurahan Sudiroprajan, Bapak Lily Kristianto,
  10. Para ketua Pokdarwis di Kota Surakarta,
  11. Para pelaku seni budaya, pariwisata dan ekonomi kreatif, serta media

 

Rangkaian acara:

  • Menparekraf beserta rombongan meninjau dan berinteraksi dengan pedagang Pasar Gede dan membeli kuliner khas, dawet selasih dan sambal pecel serta tempe.
  • Selanjutnya Menparekraf didampingi tamu VIP berjalan kaki menuju ke klenteng Tien Kok Sie, disambut oleh pengurus klenteng sekaligus mengucapkan selamat Imlek kepada masyarakat Tionghoa yang sedang merayakan Imlek.
  • Rangkaian terakhir dan utama adalah Bincang Santai Menparekraf bersama Pelaku Event dan Budaya bertempat di Chendono Coffee & Eatery (lt. 2 area food court Pasar Buah) yang disiarkan juga secara langsung (live) melalui kanal Youtube akun @PariwisataSolo dengan rangkaian acara sebagai berikut:
    • Seremonial pembukaan oleh MC
    • Penampilan Tari Gambyong Pare Anom sebagai tarian penyambutan yang menggambarkan keluwesan, kelembutan dan kelincahan seorang perempuan.
    • Sesi bincang santai dimoderatori oleh Bapak Yunanto Nugroho mempersilakan tokoh masyarakat Kelurahan Sudiroprajan, Bapak Lily Kristianto yang menyampaikan:
      • Grebeg Sudiro merupakan rekayasa budaya yang konstruksi idenya berasal dari sejarah dan perkembangan kota di era kolonial yang bertransformasi menjadi kegiatan budaya
      • Awal mula pelaksanaan Grebeg Sudiro adalah momentum perayaan Imlek dengan memadukan budaya Jawa dan Tionghoa.
    • Bapak Aryo Widyandoko selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta menjelaskan bahwa potensi parekraf di kota Solo terletak pada sejarah, budaya dan SDMnya yang kreatif karena kota ini tidak mempunyai potensi keindahan alam. Terbukti dengan penyelenggaran acara Grebeg Sudiro yang terus dikelola secara swadaya.
    • Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bapak Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan arahan:
      • Ucapan selamat atas suksesnya penyelenggaraan Grebeg Sudiro dan harapan acara ini bisa meningkatkan kolaborasi seluruh stakeholder dan menjadi event kebanggan kota Solo
      • Kegiatan Grebeg Sudiro banyak memberikan dampak ekonomi kepada para pedagang. Selain itu, Grebeg Sudiro yang ditahun ini mampu menembus seleksi dan menjadi salah satu event yang masuk ke dalam Karisma Event Nusantara, diharapkan dapat naik kelas menjadi event internasional dengan menyasar target wisatawan mancanegara.

 

🟣 Penutup: 22 Februari 2024 – Heritage & Harmony Music

  • Heritage & Harmony Music diselenggarakan di Tirtonadi Convention Hall dan akan dimeriahkan oleh musisi lokal, antara lain Diskoplo, Diamonds, Fisip Meraung, dan Guyon Waton.
  • Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan 20 stan bazar UMKM dan 20 stan thrifting shop di sekitar Tirtonadi Convention Hall.

 

Kesimpulan dan Evaluasi

  1. Penyelenggaraan KEN Grebeg Sudiro bertujuan mempromosikan potensi wisata Kota Surakarta melalui ragam atraksi seni dan budaya oleh masyarakat di Kelurahan Sudiroprajan, menjadi bentuk kolaborasi dan akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa yang juga menjadi simbol harmonisasi dan toleransi masyarakat.
  2. Promosi event, utamanya menggunakan media sosial dinilai sudah cukup baik, dimana event ini sudah memiliki akun sendiri, khususnya Instagram sejak pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, promosi juga dilakukan di media lain seperti kanal Youtube, akun media sosial pariwisata Solo maupun Pemerintah Kota Surakarta, Pemprov Jawa Tengah, baliho di 4 titik Kota Surakarta, serta media berita online lainnya.
  3. Penyelenggara event komunikatif dan aktif dalam melakukan koordinasi.
  4. Dekorasi event, khususnya di area Pasar Gede dan Sungai Pepe sangat menarik, meriah, dan khas dengan unsur budaya Tionghoa. Dekorasi panggung utama, kedepannya perlu lebih ditingkatkan dengan menggunakan ornamen khas Jawa maupun Tionghoa yang berbahan ramah lingkungan.
  5. Lokasi Pasar Gede yang terletak di wilayah Kelurahan Sudiroprajan sangat representatif sebagai tempat penyelenggaraan puncak acara event ini, yang mana merupakan salah satu pusat aktivitas dan keramaian di Kota Surakarta yang didukung dengan akomodasi, amenitas, maupun transportasi/aksesibilitas yang baik. Toilet dan sarana ibadah dapat ditemukan di kawasan Pasar Gede, namun masih diperlukan penunjuk arah.
  6. Event ini menarik dan mendatangkan banyak pengunjung, terutama pada kegiatan Wisata Perahu Hias di Sungai Pepe dan saat Karnaval Budaya. Hal ini terbukti dari antusiasme pengunjung yang tetap bersemangat menyaksikan dan berpartisipasi meskipun kondisi cuaca sedang hujan pada saat karnaval.
  7. Narasi event kedepannya dapat dikembangkan dalam bentuk storynomics, sehingga event memiliki alur cerita yang unik dan menarik sehingga dapat menjadi Unique Selling Point daya tarik wisatawan.
  8. Manajemen keramaian pengunjung masih perlu ditingkatkan, khususnya pada acara Karnaval Budaya yang berpotensi menyebabkan kerumunan pengunjung yang berebut pembagian kue keranjang. Termasuk pengaturan lalu lintas masih perlu ditingkatkan agar dapat mengurai kemacetan di sekitar lokasi event.
  9. Mitigasi risiko sudah cukup baik dengan tersedianya tenaga kesehatan, ambulans, pemadam kebakaran, serta kolaborasi dengan kepolisian, TNI, dan petugas keamanan. Selain itu, pengisi acara dan MC pada puncak acara juga menyampaikan imbauan secara berkala kepada pengunjung/wisatawan terkait keselamatan dan kebersihan. Penyediaan tempat sampah yang memadai perlu ditambahkan, khususnya pada kegiatan Mini Panggung/Malam Hiburan yang berpotensi menghasilkan banyak sampah.
  10. Kualitas dokumentasi event oleh penyelenggara kedepannya perlu lebih ditingkatkan.
  11. Event ini berhasil memberikan dampak positif terhadap ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat Kota Surakarta, namun perlu diangkat juga konsep keberlanjutan lingkungan.
  12. Secara umum, event ini terlaksana dengan baik dan lancar.

 

ENGLISH TRANSLATION

Grebeg Sudiro was held from January 27th to February 22nd, 2024 in Surakarta City, Central Java Province. It is one of the events selected into the 2024 Karisma Event Nusantara(KEN).

 

General Overview

  • Grebeg Sudiro is an annual event in Surakarta City. It was first jointly-initiated in 2007 by the Sudiroprajan Town-District community and the Tien Kok Sie Confucian Temple caretakers as a joint commemoration of Surakarta City’s anniversary, the Pasar Gede Hardjonagoro Market’s anniversary, and to celebrate the Chinese New Year. On its 15th enactment in 2024, this event has been selected for the first time as a KEN (Karisma Event Nusantara) event. This year’s Grebeg Sudiro was organized by The Sudiroprajan Pokdarwis (Tourism Awareness Group), supported by the Surakarta Municipal Government and the Central Java Provincial Government.
  • This event aspires to be a symbol of acculturation, convergence, harmony, and tolerance among the citizens of Sudiroprajan Town-District; who are multi-ethnic and multicultural in nature, especially between the Javanese and the Chinese-Indonesian. On this year’s enactment, Grebeg Sudiro brandishes a theme of “To Unite in Diversity”.
  • The event consisted of the Umbul Mantram procession (joint prayer and “Earth offerings”) held on January 27th in Sudiroprajan Town-District; the Cultural Carnival (event highlight) held on February 4th in the Pasar Gede Market area; the Boat Tour and MSME Bazaar held on January 28 to February 10 in the Pasar Gede Market area; and the Sudiro Heritage and Harmony Music that ended the event on February 22nd in the Tirtonadi Convention Hall.

 

Event Rundown 

🟣 Day 1: January 27, 2024 – Umbul Mantram Procession

  • Grebeg Sudiro kicked off with the Umbul Mantram Procession held in Sudiroprajan Town-District. Umbul Mantram means “to offer prayers”. The main feature of the procession is the “Earth offerings”, a feast of farm produce referred to as Kirab Gunungan. The feast began by parading (Kirab) mountain-shaped piles of farm produce (Gunungan), and culminated in the people feasting on the produce as a testament of gratitude for all the blessings bestowed by God Almighty upon Sudiroprajan citizens.
  • The route of the parade (Kirab) started from the R.E. Martadinata Street towards the Cut Nyak Dien Street, then to Juanda Street, Urip Sumoharjo Highway, Pasar Gede Clock Tower, Tien Kok Sie Temple, and finished back on R.E. Martadinata Street in Sudiroprajan Town-District.
  • The event was presided by:
    1. Head of the Jebres District, Mrs. Dyah Saraswati
    2. Head of the Sudiroprajan Town-District, Mrs. Asthywiana Swastiyani Leo
  • The Umbul Mantram procession was closed with a stage performance by local musicians.

 

 

🟣 Day 2 to 15: January 28 to February 10, 2024 – MSME Bazaar and Decorated Boat Tour 

  • The MSME Bazaar was held in the Pasar Gede Market area for two weeks (14 days) in the afternoons and evenings. The Bazaar offered a variety of culinary and local products, showcasing the potentials of Surakarta’s MSME (Micro, Small, and Medium Enterprises).
  • The Decorated Boats Tour was also held in the Pasar Gede Market area, captivating the beauty of decorated boats and lanterns lined along the Pepe River. This exhibit was open for the general public, with very affordable entry tickets.

 

🟣 Day 9: February 4, 2024 – Cultural Carnival 

  • The Cultural Carnival and Ceremony on day 9 was Grebeg Sudiro’s event highlight.
  • Grebeg Sudiro Ceremony was attended by:
    1. Secretary to the Minister of Tourism and Creative Economy (MoTCE), Mrs. Ni Wayan Giri Adnyani;
    2. Acting Governor of Central Java, represented by the Secretary of the Central Java Provincial Office for Youth, Sports, and Tourism, Mr. Surya Deta Syafrie;
    3. Vice Mayor of Surakarta, Mr. Teguh Prakosa;
    4. Secretary to the Deputy of Tourism Product and Event Organizing, Mrs. Ni Komang Ayu Astiti;
    5. Surakarta Municipal Secretary, Mr. Budi Murtono;
    6. Surakarta Municipal Government Units;
    7. Java Regional Events Team Leader, Mr. Joko Suharbowo;
    8. Head of the Jebres District, Mrs. Dyah Saraswati
    9. Head of the Sudiroprajan Town-District, Mrs. Asthywiana Swastiyani Leo
    10. Stakeholders in the cultural arts, tourism, and creative economy sectors in Surakarta City; and the media.

 

The rundown of the Ceremony was as follows:

  • A welcoming procession for distinguished guests, held in the Surakarta Town Hall, consisting of the Cucuk Lampah (leaders’ walk) dance, the Barongsai (lion dance) featuring the White Tiger and the 12 Chinese Zodiacs. The procession then proceeded to escort the guests as they walked to the main stage in the Pasar Gede Market area.
  • Singing the National Anthem “Indonesia Raya”, followed by prayer.
  • A report by the Chairwoman of Grebeg Sudiro Committee, Mrs. Y.F. Lili Younita, summarized as follows:

This year’s Grebeg Sudiro has commenced on January 27th with the Umbul Mantram procession; while the highlight of the event will be held on February 4th, and the event will be closed with the Heritage and Harmony Music on February 22nd. The MSME Bazaar and the Decorated Boat Tour will be held in the evenings from January 28 to February 10, while on February 8 to 9 there will be art shows and fireworks display at the Surakarta Town Hall.

  • Vice Mayor of Surakarta’s address:
    • Grebeg Sudiro exhibits a melting pot of the Javanese and the Chinese cultures, thus becoming a unique attraction. We hope to sustain the splendor of this event, for instance by lighting the lanterns along the Pasar Gede Market area every weekend, so that we may continue to attract tourism and thus boost the economy through MSME.
    • We extend our gratitude to the Ministry of Tourism and Creative Economy for continuing to support events in Surakarta City, especially Grebeg Sudiro through the KEN program.
  • Minister of Tourism and Creative Economy’s address:
    • We hope Grebeg Sudiro shall transform into an attraction that has a unique selling point and offers distinct experiences to its visitors, hence able to augment the promotion of Surakarta’s tourism and creative economy potentials.
    • Storynomics is a helpful tool in publicizing an event, as a means to gain an added value in its promotion.
  • Cultural Carnival Opening Procession
    • The beating of the Tambur (traditional drum) performed by the Secretary to the MoTCE.
    • The release of seven doves by the Secretary of the Central Java Provincial Office for Youth, Sports, and Tourism.
    • Waving a racing flag by the Vice Mayor of Surakarta.
  • The Cultural Carnival was joined by participants from a number of art clubs, town-district and district communities, government departments, and schools in Surakarta City as well as from its neighbouring cities/regencies.
  • Barongsai (lion dance) performance and stage performances.
  • Distribution of the jodang (a Javanese wooden chest) containing traditional pastries, fruits, and snack baskets to spectators and local citizens.
  • Fitting and lighting the Kettle-shaped Lantern in front of the Pasar Gede Market main gate, jointly-performed by the Head of Sudiroprajan Town-district and Chairwoman of Grebeg Sudiro Committee.

 

🟣 Day 13: February 8, 2024 – Mini Stage

The Mini Stage presented nighttime dance and music shows on the day before The Chinese New Year’s Eve, organized in the Surakarta Town Hall Plaza.

Follows is the Mini Stage rundown:

  • “Candra Kusuma” Javanese dance performance
  • “Kidang Talung” Javanese dance performance
  • Acoustic musical performance by the Air Coustik Band
  • Tai Chi performance

 

🟣 Day 14: February 9, 2024 – Mini Stage

The Mini Stage presented dance and musical performances on The Chinese New Year’s Eve, held in the Surakarta Town Hall Plaza.

 

Follows is the February 9th event rundown:

  • The “Chinese New Year’s Nuances” dance by kindergarten students;
  • Wushu-themed percussion performance by elementary school students;
  • Art and acculturation band performance by high school students;
  • The Sigeh Pengunten and the Bedana dance performances by the Lampung-Solo College Students’ Association
  • The “Peaceful Oldies” musical performance by the Lagu Lawas (oldies) Band
  • A firework display welcoming The 2575 Chinese New Year.

 

🟣 Day 15: February 10, 2024 – MoTCE Minister’s “Chit Chat” Talk Show with Event and Culture Professionals

The Minister’s Chit Chat with Event and Culture Professionals was a part of the MoTCE’s Surakarta official visit to attend the Grebeg Sudiro event.

 

Partaking in the discussion were as follows:

  1. Minister of Tourism and Creative Economy, Mr. Sandiaga Salahuddin Uno,
  2. MoTCE’s Director of National Tourism Marketing, Mr. Dwi Marhen Yono,
  3. President Director of the Borobudur Authority Board, Mr. Agustin Peranginangin,
  4. Head of the Cultural and Tourism Office of the Surakarta Municipality, Mr. Aryo Widyandoko,
  5. MoTCE’s Regional Event Team Leader for Java Territory, Mr. J. Suharbowo,
  6. Head of Jebres District, Mrs. Dyah Saraswati,
  7. Head of Sudiroprajan Town-district, Mrs. Asthywiana S Leo,
  8. Chairwoman of Grebeg Sudiro 2024 Committee, Mrs. Y. F. Lily Younita,
  9. A Sudiroprajan Community Leader, Mr. Lily Kristianto,
  10. Chairmen of Tourism Awareness Groups in Surakarta City,
  11. Stakeholders of cultural arts, tourism and creative economy,
  12. The media.

 

Event rundown:

  • MoTCE’s Minister visited the Pasar Gede Market, interacted with vendors, and purchased the local culinary: the dawet selasih (an iced drink of coconut milk, pandan vermicelli, and basil seeds), sambal pecel (spicy ground peanut sauce), and tempeh.
  • The Minister and VIP guests proceeded on a stroll to the Tien Kok Sie Confusian Temple, received by the Temple Caretakers, and extended a Chinese New Year greeting to the Chinese-Indonesian community.
  • The final and main event was the MoTCE’s Chit Chat Talk Show with Event and Culture Professionals, taking place in the Chendono Coffee & Eatery (2nd floor food court area of the Pasar Buah fruit market), and livestreamed on the @PariwisataSolo Youtube channel. Follows is the rundown:
    • Opening address by the MC
    • The Gambyong Pare Anom welcome dance that symbolizes a woman’s versatility, tenderness, and swiftness.
    • The talk show featured Mr. Yunanto Nugroho as moderator. The first speaker, a Sudiroprajan community leader, Mr. Lily Kristianto, remarked as follows:
      • Grebeg Sudiro is a cultural composition whose initial idea originated from the history and development of Surakarta in the colonial era, which then transformed into a cultural activity.
      • The origin of the Grebeg Sudiro event was a celebration of the Chinese New Year which sought to combine the Javanese cultures with those of the Chinese.
    • Aryo Widyandoko, the Head of the Culture and Tourism Office of the Surakarta Municipality, suggested that Surakarta’s tourism and creative economy potentials lied in its history, cultures and creative citizens; because the city didn’t possess a natural attraction. He attested furthermore that as a testament to this fact, Grebeg Sudiro had always been organized self-sufficiently by citizens.
    • The Minister, Mr. Sandiaga Salahuddin Uno remarked as follows:
      • “Congratulations for the successful organization of Grebeg Sudiro, I hope this event may further promote the collaborations of all stakeholders, and eventually become the pride of Surakarta.”
      • “Grebeg Sudiro has contributed immensely to the economy for local vendors. In addition, this year it has been selected as one of the Karisma Event Nusantara (KEN) events, and I expect it to graduate from KEN and become an international event, by targeting foreign tourists.”

 

🟣 Closing Event: February 22, 2024 – Heritage & Harmony Music

  • The Heritage & Harmony Music was held in the Tirtonadi Convention Hall and featured local musicians, i.e. Diskoplo, Diamonds, Fisip Meraung, and Guyon Waton.
  • The event also featured an MSME bazaar, with 20 vendor booths and 20 thrift shop booths around the Tirtonadi Convention Hall.

 

Conclusion and Evaluation

  1. The objectives of KEN Grebeg Sudiro are to promote Surakarta City’s tourism potentials by showcasing a variety of artistic and cultural attractions by citizens of Sudiroprajan Town-district, to become a melting pot of collaboration and acculturation between Javanese and Chinese cultures, and to be a symbol of the local community’s harmony and tolerance.
  2. The event promotion, mainly via the social media, is considered adequate. This event has utilized its own social media channels, especially Instagram, since its prior launches. In addition, the promotion also adopts other social media outlets such as Youtube channels managed by the Surakarta Municipal Government as well as the Central Java Provincial Government. Other promotional media being used includes billboards stationed on 4 sites in Surakarta City, as well as online news websites.
  3. The event organizers have been communicative and active in prior communications pertaining event preparations.
  4. Event decorations, particularly in the Pasar Gede Market and Pepe River areas, are very attractive, lively, and rich in Chinese cultural traits. Decorations of the main stage, however, needs to be improved in the future; by adding Javanese and Chinese ornaments made from environmentally-friendly materials.
  5. The location of Pasar Gede Market in Sudiroprajan Town-district is highly representative to host this event, being one of Surakarta’s well-known centers of activity and gathering equipped with good accommodations, amenities, and accessibility/transportation. Pasar Gede has sufficient toilets and prayer facilities, but still lacks signage for them.
  6. The event is captivating and attracts a significant number of visitors, particularly during the Decorated Boats Tour on Pepe River and during the Cultural Carnival. This was evident when visitors remained enthusiastic in seeing and participating in the event despite the rain during the carnival.
  7. Event narratives in the future could be improved with the use of storynomics, so as to provide a distinct and interesting storyline, that could become a Unique Selling Point in tourist attraction.
  8. There is room for improvement in the crowd-control aspect, specifically during the Cultural Carnival that ran the risk of overcrowding as people were tussling for snack baskets. Traffic control also needs to be improved, in order to reduce gridlock around the event venues.
  9. Risk mitigation is adequate; with good availability of medical personnel, ambulances, firefighters, and a collaboration with the Police, Army, and security personnel. Additionally, stage performers and MCs during the main event frequently conveyed directives concerning safety and public hygiene to visitors and tourists. Nonetheless, more waste bins were required; especially during the Mini Stage event that posed the risk of leaving waste.
  10. The quality of event documentation by the organizers needs to be improved in the future.
  11. This event successfully contributes positive impacts on the economy and socio-cultural sectors of the Surakarta population; however, for future events the environmental sustainability issue needs to be addressed.
  12. In general, this event has been completed well and smoothly.

 

 

 

Author: Vitria Narwastu

Tinggalkan Balasan