Pengembangan Warisan Budaya Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WBTBOS)

Pengembangan Warisan Budaya Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WBTBOS) sebagai Produk Andalan Destinasi Pariwisata Sumatera Barat, tanggal 19 Juli 2022 yang dilaksanakan di Hotel Daima, Padang, pukul 08.30-16.00 WIB.

1. Kegiatan bertujuan untuk mendukung pengembangan kawasan warisan dunia Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto.

2. Acara dihadiri oleh:
a. Bapak Alexander Reyaan, Direktur Wisata Minat Khusus, Kemenparekraf
b. Bapak Luhur Budianda, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat
d. Bapak Muhammad Fadhly, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Padang Pariaman
c. Ibu Siti Fatimah, Dekan Universitas Negeri Padang
d. Bapak Doni Hendra, Kabid Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat
e. Ibu Tesi, Subkoordinator Destinasi, Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat
f. Ibu Berti Deliani, Subkoordinator Produk dan Promosi Wisata Budaya, Kemenparekraf
g. Organisasi Perangkat Daerah dan stakeholder pariwisata Kota Padang
h. Organisasi Perangkat Daerah dan stakeholder pariwisata Kabupaten Padang Pariaman

3. Acara dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan mengenai hal-hal berikut:
a. Arah pembangunan kepariwisataan saat ini adalah menuju quality tourism, dan Warisan Budaya Tambang Batubara Ombilin merupakan salah satu wisata yang memiliki potensi pariwisata kelas dunia.
b. Telah dilakukan kolaborasi antara PT KAI, Biofarma, Pupuk Indonesia, dan Semen Indonesia dalam meningkatkan konektivitas melalui kereta api di Sumatera Barat. Dalam waktu dekat akan dilakukan reaktivasi rel kereta api dari Muaro Kalaban ke Sawah Lunto, yang akan di resmikan pada bulan September 2022 bersamaan dengan Sawahlunto International Songket Silungkang Carnival (SISSca) event di Sawahlunto. Diharapkan akan ada reaktivasi rel kereta pada rute lainnya di masa yang akan datang.
c. Reaktivasi tersebut akan sangat mendukung pengembangan produk wisata WBTBOS, sehingga kemajuan di sektor pariwisata dapat mendorong kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi.

4. Dalam paparannya mengenai Pengembangan WBTBOS sebagai Produk Andalan Destinasi Wisata Sumatera Barat, Direktur Wisata Minat Khusus menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
a. Tiga hal penting yang harus hadir dalam menyajikan pola perjalanan wisata heritage adalah keunikan destinasi, narasi/ storytelling, dan keterlibatan wisatawan.
b. Perjalanan tematik di bawah rancangan tema besar Trail of the Ombilin Coal Mining disusun untuk memberikan nilai tambah pada destinasi dengan menghadirkan penceritaan narasi dan sejarah yang mampu menstimulasi pengalaman wisatawan sehingga memberikan kesan yang lebih mendalam mengenai kunjungannya ke WBTBOS dan kawasan 7 kabupaten/kota di sekitarnya.
c. Rancangan Trail of the Ombilin Coal Mining meliputi dan mendorong tata kelola tujuh kabupaten/kota di Sumatera Barat, yaitu: Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kota Batusangkar, Kota Solok, Kota Sawahlunto, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Tanah Datar
d. Rancangan Trail of the Ombilin Coal Mining akan dibagi ke dalam beberapa subtema berdasarkan penentuan lokasi dan rancangan aktivitas. Dalam rancangan aktivitas, subtema diperoleh dengan menggabungkan pendekatan linimasa sejarah serta pendekatan identitas kawasan yang dibentuk oleh aspek-aspek teknologi, lingkungan, sosial, dan budaya.
e. Dari metode dimaksud, dihasilkan rancangan 9 subtema Trail of the Ombilin Coal Mining. Kesembilan subtema tersebut juga akan diperkaya oleh kegiatan mengenai warisan kuliner, wastra, dan seni budaya tradisional.
f. Kemenparekraf mengharapkan akan segera terbentuk pengelola Trail of the Ombilin Coal Mining dari masyarakat lokal.

5. Concern dan masukan pada Sesi Diskusi:
a. Diperlukan keseriusan dalam mengelola WBTBOS sebagai UNESCO World Heritage, termasuk di dalamnya adalah peningkatan kapasitas pemandu wisata dalam menggali, menginterpretasi dan menyampaikan narasi; serta penciptaan paket wisata yang benar-benar dapat melukiskan suasana masa lalu.
b. Facility maintenance, keramahtamahan penduduk, dan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan merupakan salah satu hal yang harus ditingkatkan.
c. Beberapa atraksi di Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman yang dipertimbangkan untuk ditambahkan ke dalam rancangan pola perjalanan WBTBOS adalah: Pabrik Semen Indarung, kampung tematik di Kota Padang, Museum Perang Sintuak, Stasiun Kandang Ampe, dan kuliner (durian, kopi, cokelat, dll) Kayu Tanam.

Simpulan dan Tindak Lanjut
1. Terdapat dua subtema Trail of the Ombilin Coal Mining yang melibatkan Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman. Tindak lanjut mengenai hal tersebut adalah:
a. Pembentukan dan pelatihan pengelola jalur berbasis masyarakat setempat sebagai mitra Pemerintah
b. Mekanisme pengelolaan jalur
c. Optimalisasi potensi kabupaten/kota dalam mengembangkan Trail of the Ombilin Coal Mining
2. Kesembilan rancangan subtema Trail of the Ombilin Coal Mining masih terbuka untuk penambahan aktivitas yang relevan dengan sejarah WBTBOS dari 7 kabupaten/kota terkait.
3. Diperlukan kolaborasi dengan PT KAI, dalam peningkatan konektivitas jalur kereta api dari Kota Padang ke Sawahlunto, karena jalur tersebut menyatukan 7 kabupaten/kota terkait sehingga merupakan pendukung utama narasi Trail of the Ombilin Coal Mining.
4. Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat berkolaborasi dengan Kemenparekraf akan melaksanakan pertemuan dengan para Pokdarwis dari 7 kabupaten/kota utk menyampaikan draft narasi/ storytelling dari Trail of the Ombilin Coal Mining serta melaksanakan Uji Trail dalam beberapa bulan yang akan datang.

Author: Irwandi Tama

Tinggalkan Balasan