Rapat Koordinasi Peningkatan Jejaring Wisata Halal

Laporan Rapat Koordinasi Peningkatan Jejaring Wisata Halal dengan Badan Pengelola Masjid Istiqlal/Istiqlal Indonesia Halal Center

Rabu, 7 April 2021 di Ruang VIP Masjid Istiqlal, DKI Jakarta.

Kegiatan ini dihadiri oleh :
1. Bapak KH. Nasaruddin Umar; Imam Besar Masjid Istiqlal / Ketua Harian Badan Pengelola Masjid Istiqlal
2. Ibu Rizki Handayani; Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events)
3. Bapak Neil El Himam; Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif
4. Bapak Alexander Reyaan; Direktur Wisata Alam, Budaya dan Buatan
5. Ibu Masruroh; Direktur Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran (MICE)
6. Bapak Hariyanto, Sekretaris Deputi Bidang Kebijakan Strategis
7. Perwakilan dari masing-masing kedeputian di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
8. Perwakilan dari Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) / Istiqlal Indonesia Halal Center (IIHC)

Kegiatan Rapat Koordinasi ini bertujuan untuk mensinergikan program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan program Badan Pengelola Masjid Istiqlal/Istiqlal Indonesia Halal Center.

Adapun detail kegiatan adalah sebagai berikut :
🔵 Kegiatan diawali dengan pelaksanaan Rapid Test Antigen bagi seluruh peserta, kemudian peserta memasuki venue dengan mengikuti standar protokol kesehatan. Para peserta juga diberikan healthy kit berupa hand sanitizer, masker dan vitamin C. Kemudian acara dibuka dengan Pembacaan Doa oleh Bapak Faried Senong, Kepala Bidang Pendidikan, Badan Pengelola Masjid Istiqlal.

🔵 Arahan oleh Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events), Ibu Rizki Handayani. Beliau mengawali dengan memperkenalkan seluruh perwakilan dari masing-masing kedeputian di Kementerian/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif beserta tugas dan fungsi dari masing-masing kedeputian tersebut. Beliau kemudian menyampaikan bahwa rapat koordinasi ini bertujuan untuk menghimpun kolaborasi yang dapat disinergikan antara Kemenparekraf dengan BPMI.

🔵 Pengantar oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, Bapak KH. Nasaruddin Umar. Beliau menyampaikan terimakasih atas atensi yang besar dari pihak Kemenparekraf terhadap Masjid Istiqlal dengan kehadiran dari seluruh kedeputian yang ada di Kemenparekraf. Selanjutnya beliau menyampaikan beberapa poin penting sebagai berikut :
▪️Istiqlal bukan hanya menjadi Masjid Negara, bukan hanya menjadi Masjid terbesar di Asia Tenggara, bahkan terbesar ketiga di dunia setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, tetapi bangunan Masjid Istiqlal mempunyai gaya arsitektual yang memiliki filosofi berkaitan dengan Islam dan Indonesia, seperti kubah Masjid Istiqlal yang berdiameter 45 meter yang melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia atau 12 tiang penyangga yang melambangkan hari kelahiran Nabi Muhammad yaitu 12 Rabiul Awwal. Kemegahan arsitektural Masjid Istiqlal beserta filosofinya menjadi daya tarik, sehingga bagi para tamu kenegaraan yang berkunjung ke Indonesia, selalu menyempatkan untuk datang mengunjungi Masjid Istiqlal tersebut. Beliau sangat berharap dengan potensi yang dimiliki Masjid Istiqlal tersebut, dapat disinergikan dengan program-program Pemerintah di dalam pengembangannya.
▪️Visi dan Misi Masjid Istiqlal kedepan adalah untuk Go Internasional. Langkah terdekat untuk mewujudkan visi dan misi tersebut adalah melalui program launching Program Jaringan Masjid Ibukota dan Jaringan Imam Besar Sedunia. Masjid Istiqlal sebagai inisiator dari program tersebut tentunya akan menjadi pusat perhatian dunia. Beliau berharap Istiqlal mampu menjadi representative atau juru bicara Indonesia di kancah Internasional.
▪️Program untuk mendorong visi dan misi Go Internasional Masjid Istiqlal lainnya adalah melalui Pendidikan Kader Ulama Perempuan, yang pertama kali diselenggarakan di seluruh dunia.
▪️Beliau juga berharap dukungan dari Kemeparekraf untuk mendorong Masjid Istiqlal menarik minat para wisatawan untuk berkunjung. Beliau menyampaikan bahwa pengembangan Masjid Istiqlal perlu menonjolkan kekhasan atau keunikan Nusantara, baik dari segi dekorasi maupun arsitekturnya, sehingga mampu menarik wisatawan mancanegara untuk dating berkunjung ke Masjid Istiqlal.
▪️Identitas dan potensi Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia harus dapat dimanfaatkan untuk mendorong terciptanya produsen-produsen produk halal di Indonesia.

🔵 Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan Cinderamata oleh Ibu Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) kepada Bapak Imam Besar Masjid Istiqlal, dan sebaliknya.

🔵 Penyampaian paparan oleh Bapak Temmy, Wakil Kepala Bidang Riayah, Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI). Beliau mengawali presentasi dengan memutarkan video rencana renovasi dan pengembangan Masjid Istiqlal. Kemudian beliau menyampaikan 3 rencana pengembangan Masjid Istiqlal yang diharapkan mampu disinergikan dengan Kemenparekraf, yaitu :
▪️Museum Peradaban Islam
▪️Galeri Sejarah Pembangunan Masjid Istiqlal
▪️Plaza Al-Fattah yaitu antara Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral yang hendak dibangun sebagai pusat informasi pariwisata Indonesia, bukan hanya tentang Istiqlal saja

🔵 Sesi Diskusi yang dipimpin oleh Ibu Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events). Ibu Deputi menyampaikan bahwa tugas dan fungsi Kemeparekraf sesuai dengan 4 pilar pariwisata yaitu destinasi, pemasaran, industri dan sumber daya kelembagaan serta fungsi ekonomi digital. Beliau juga menyampaikan ada beberapa hal yang bisa disinergikan tahun ini maupun yang belum bisa disinergikan karena terbatasnya anggaran maupun tugas dan fungsi yang dimiliki. Ibu Deputi juga memberikan arahan agar tindak lanjut dari pertemuan ini yaitu dengan menyusun MoU bersama antara Kemenparekraf dengan BPMI serta penyusunan rencana aksi untuk kolaborasi dengan stakeholder dari K/L terkait lainnya.

Beberapa poin penting yang disampaikan oleh peserta diskusi sebagai berikut :
1️⃣ Bapak Neil El Himam, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif mengusulkan adanya pembuatan domain “masjid.id” yang dapat dimanfaatkan sebagai inisiasi program Jaringan Pusat Masjid Internasional, yang dapat menghubungkan masjid-masjid di seluruh dunia.
2️⃣ Ibu Retno Sumekar, Direktur Istiqlal Indonesia Halal Center. Beliau menyampaikan program-program dari IIHC yang diharapkan mampu disinergikan dengan Kemenparekraf. Beliau menyampaikan bahwasanya UMKM dan IKM produk halal dibawah naungan IIHC saat ini sudah memiliki izin keamanan dari BPOM, hanya saja perlu dukungan dan dorongan agar dapat masuk pasar retail dan pasar ekspor dunia.
3️⃣ Bapak Alexander Reyaan, Direktur Wisata Alam, Budaya dan Buatan. Beliau menyampaikan segera menindaklanjuti hasil pertemuan ini yaitu :
▫️Mendiskusikan poin-poin yang akan tertuang dalam MoU antara Kemenparekraf dengan BPMI/IIHC
▫️Menyiapkan rencana aksi tindak lanjut pertemuan ini
4️⃣ Ibu Masruroh, Direktur Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran (MICE). Beliau menyampaikan sesuai dengan tugas dan fungsi Direktorat MICE bisa disinergikan dengan rencana penyelenggaraan forum masjid dunia atau conference-conference internasional oleh BPMI.
5️⃣ Bapak Hariyanto, Sekretaris Deputi Bidang Kebjakan Strategis. Beliau menyampaikan kesiapan dari Deputi 1 untuk bersinergi terkait kajian-kajian yang akan dilakukan terutama kaitannya dalam upaya mendatangkan wisatawan.
6️⃣ Bapak Sigit, Koordinator Umum, Hukum, Kepegawaian dan Organisasi, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan. Beliau menyampaikan kesiapan dari Deputi 2 untuk bersinergi terkait dukungan pengembangan SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
7️⃣ Ibu Wastuti, Koordinator Area III, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrasturktur. Beliau menyampaikan bahwa di Deputi 3 terdapat wisata edukasi, melihat dari potensi yang dimiliki oleh Masjid Istiqlal, dapat dikembangkan untuk wisata edukasi tersebut.
8️⃣ Ibu Dwi, Istiqlal Indonesia Halal Center. Beliau menyampaikan usulan program yang dapat disinergikan antara Kemenparekraf dengan BPMI IIHC. Beliau juga menyampaikan adanya platform Gerakan Beli Produk Halal Indonesia yang dikenal dengan Marketplace Platform E-Commerce (E-Istiqlal).
9️⃣ Bapak Muyono, BPMI IIHC. Beliau menyampaikan tentang 3 hal perspektif wisata halal Istiqlal yaitu :
▫️Atraksi, Masjid Istiqlal kaya akan nilai historic yang bisa menarik minat wisatawan. Selain nilai historic tersebut, terdapat juga atraksi lainnya berupa sub program yang dikembangkan
▫️Aksesibilitas, berbicara mengenai aksesibilitas tidak hanya mengenai transportasi fisik untuk memudahkan wisatawan mejangkau Masjid Istiqlal tetapi juga akses informasi public yang dapat diperoleh dengan mudah oleh wisatawan, seperti pemasangan display informasi tentang Masjid Istiqlal di Bandara Soekarno Hatta sebagai pintu kedatangan wisatawan.
▫️Amenitas, kaitannya dengan sarana penunjang yang memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Masjid Istiqlal.

🔵 Acara kemudian ditutup dengan peninjauan lokasi yang direncanakan sebagai area produk kuliner, industri kreatif serta area yg akan dikembangkan sebagai wisata religi di Masjid Istiqlal.

🔵 Arahan dan Tindak Lanjut
▪️Akan disusun MoU kerjasama antara Kemenparekraf dengan BPMI IIHC
▪️Akan disusun rencana aksi tindak lanjut pertemuan ini.
▪️Penyusunan MoU dan Rencana Aksi harus berjalan secara paralel. Dalam rencana aksi tersebut, harus ditentukan PIC dan timeline pelaksanaannya sehingga rencana jangka pendek dalam setahun kedepan bisa segera dieksekusi.

(Penulis: Arman; Foto: PCO)

Peninjauan lokasi yang direncanakan sebagai area produk kuliner, industri kreatif serta area yang akan dikembangkan sebagai wisata religi di Masjid Istiqlal
Penyampaian presentasi rencana pengembangan Masjid Istiqlal oleh Bapak Temmy (Wakil Kepala Bidang Riayah BPMII)
Pengantar oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, Bapak KH. Nasaruddin Umar
Arahan dari Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events), Ibu Rizki Handayani
Pembukaan kegiatan yg diawali dengan Pembacaan Doa oleh Bapak Faried Senong (Kepala Bidang Pendidikan BPMI)
Author:

Tinggalkan Balasan