August 5, 2024

BISA Fest - NTT Juli 2024 Bagian 1

Telah dilaksanakan 2 (dua) kegiatan:

  1. BISA Fest: Pesona Warisan Budaya Wastra Tenun NTT pada tanggal 26 Juli 2024 di Aula Desa Watumanu, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
  2. BISA Fest: Eksotika Tari Tradisional Khas Manggarai pada tanggal 28 Juli 2024 di Aula Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama kemitraan antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Komisi X DPR RI.

Adapun poin-poin yang dapat kami laporkan sebagai berikut:

A.  BISA Fest: Pesona Warisan Budaya Wastra Tenun NTT

Kegiatan ini dihadiri oleh:

  1. Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Andreas Hugo Pareira;
  2. Perwakilan Kemenparekraf/ Baparekraf, Ibu Nurbaety, Analis SDM Aparatur Ahli Madya;
  3. Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Ngada, Bapak Heribertus Wae;
  4. Budayawan, Bapak Arnoldus Meka, selaku Narasumber;
  5. Kepala Desa Watumanu, Ibu Ludgardis Anu;
  6. Anggota DPRD Kabupaten Ngada terpilih periode 2024 - 2029, Bapak Florianus Rero;
  7. 65 orang peserta kegiatan yang terdiri dari tokoh adat, seniman, penenun dan pengelola desa wisata.

Rangkaian kegiatan:

  • Registrasi peserta
  • Penyambutan kehadiran tamu undangan dengan penampilan tari Ja'i Sabu oleh sanggar Gurusina Ngada. Ja'i merupakan tarian yang biasanya ditampilkan dalam ritual penghormatan kepada leluhur dan untuk merayakan berbagai acara adat serta untuk mengungkapkan rasa syukur dan kegembiraan, kini tarian ini juga dipentaskan untuk penjemputan tamu terhormat dan simbol penerimaan dan penghormatan.
  • Kunjungan tamu undangan dan para peserta ke Kampung Adat Gurusina di Desa Watumanu. Para tamu undangan dan peserta berkesempatan menyaksikan proses pembuatan tenun oleh masyarakat.
  • Iringan tamu undangan menuju Aula Desa Watumanu dengan tari Ja'i Tu'u oleh sanggar Gurusina. Ja'i Tu’u sering dipertunjukkan dalam konteks upacara adat atau perayaan khusus, seperti festival panen atau acara penting dalam komunitas. Tarian ini dikenal dengan gerakan yang energik dan dinamis, mencerminkan kekuatan dan keharmonisan.
  • Setiba di Aula Desa Watumanu, para tamu undangan disambut dengan penampilan musik suling tradisional oleh sanggar Gurusina.
  • Pembukaan oleh Host.
  • Seluruh peserta menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan pembacaan doa.
  • Sambutan Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Ngada, Bapak Heribertus Wae:
    • Nusa Tenggara Timur memiliki kekayaan wastra tenun yang sudah mendunia di mana setiap bentuk dan simbol memiliki makna dan filosofi masing-masing. Saat ini Pemerintah Kabupaten Ngada sudah mengidentifikasi dan mendaftarkan hak kekayaan intelektual indikasi geografis 12 motif tenun khas Ngada sehingga motif-motif tersebut mendapatkan perlindungan secara hukum sebagai milik masyarakat Ngada, langkah ini diharapkan dapat mendorong pelestarian wastra tenun dan mendorong perekonomian masyarakat, khususnya di Kabupaten Ngada.
    • Pemerintah Kabupaten Ngada berharap dalam menghadapi era digitalisasi dan industrialisasi ini masyarakat dapat beradaptasi dengan baik, misalnya dengan mengemas tenun khas ini dengan lebih baik, tetap mempertahankan makna dari simbolnya. Dengan pengelolaan yang baik, harapannya tenun Ngada dapat dijadikan sebagai salah satu penunjang daya tarik wisata di Kabupaten Ngada.
  • Sambutan Perwakilan Kemenparekraf/Baparekraf, Ibu Nurbaety:
    • Kabupaten Ngada memiliki potensi pariwisata yang luar biasa, mulai dari pemandangan alam, kuliner kopi Bajawa, dan juga budaya tenun yang dimiliki. Pada penyelenggaraan BISA Fest kali ini kita berkesempatan untuk mengenal lebih dekat salah satu warisan budaya Indonesia yang sangat berharga, yaitu wastra tenun, yang di dalamnya mengandung nilai-nilai sejarah dan makna filosofis dalam setiap keindahan motifnya. Hal ini tak lepas dari keterampilan, teknik, dan dedikasi para pengrajin tenun yang menjadi bagian dari budaya masyarakat yang sarat tradisi dan kearifan lokal.
    • Pelaksanaan BISA fest yang dikemas dalam bentuk mini event, diharapkan dapat memotivasi pagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang hadir di sini untuk terus melakukan inovasi dalam berkarya dan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas atraksi di destinasi pariwisata, di mana salah satu strategi yang efektif untuk mendatangkan wisatawan adalah melalui penyelenggaraan event yang berkualitas.
    • Kemenparekraf akan terus membantu dan siap berkolaborasi dalam upaya pengembangan sektor pariwisata, misalnya melalui penyelenggaraan event, karena penyelenggaraan event yang berkualitas merupakan strategi yang efektif dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.
  • Sambutan Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Andreas Hugo Pareira:
    • Potensi pariwisata yang ada di Pulau Flores sangat tinggi karena pulau ini memiliki kekayaan alam dan budaya yang begitu indah. Saat ini kebanyakan orang hanya mengenal Labuan Bajo di mana sejak penetapan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super prioritas, pariwisata di Labuan Bajo sangat berkembang pesat bahkan hingga mendekati over tourism . Tugas kita bersama untuk memperkenalkan kekayaan potensi pariwisata lain yang ada di Pulau Flores yang tidak kalah indah kepada dunia.
    • Wisatawan akan datang apabila mereka tahu bahwa di suatu daerah ada keunikan yang tidak bisa mereka temukan di tempat lainnya. Oleh karena itu penting untuk membangun storytelling dalam menampilkan atraksi agar lebih menarik. Kita dapat memanfaatkan perkembangan teknologi, terutama media sosial, untuk mengajak generasi muda agar peduli dan ikut mempromosikan keunikan yang ada di Kabupaten Ngada.
  • Penyerahan cendera mata oleh perwakilan Kemenparekraf kepada Anggota Komisi X DPR RI, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ngada, dan Narasumber.
  • Peragaan pembuatan wastra Tenun NTT oleh pengrajin tenun dari Kampung Adat Gurusina
  • Talkshow dan diskusi bersama Narasumber, Bapak Arnoldus Meka, yang dipandu oleh Host:
    • Motif tenun yang ada di Nusa Tenggara Timur terdiri dari berbagai corak dan simbol seperti jara (kuda), bhege bheo (bulatan/matahari), ua wera (bentangan garis), wai manu (kaki ayam), li'e besi (ruit), ngadhu bhaga, dan sue (gajah) yang mana masing masing memiliki arti tersendiri yang melambangkan berbagai fase kehidupan dan hubungan manusia dengan Tuhan.
    • Warna yang digunakan dalam tenun yang akan digunakan sebagai pakaian adat juga memiki makna spiritual tersendiri, misalnya putih yang menandakan arah mata raga sebagai simbol kebesaran; kuning yang menandakan warna matahari terbit sebagai simbol kematangan, kehidupan dan penghormatan; merah sebagai warna matahari tenggelam yang menyimbolkan keberanian; hitam sebagai simbol kembali ke awal; serta hijau menggambarkan alam yang asri dan segar.
    • Cara berpakaian sangat lekat dengan tradisi, oleh karena itu cara mendesain tenun memiliki peran filosofi sakral mengingat masing masing simbol yang dalam tenun menyampaikan makna tersendiri. Tanpa tenun, tarian tarian dan ja'i dianggap tidak sempurna, agar tarian tarian ini dianggap ritus maka pakaian adat dan tenun yang digunakan haruslah sesuai dengan pakem yang ada.
  • Penyerahan piagam penghargaan oleh Anggota Komisi X DPR RI, perwakilan Kemenparekraf/Baparekraf, Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Ngada, dan Kepala Desa Watumanu kepada Narasumber dan para penampil.
  • Kegiatan ditutup dengan penampilan suling tradisional dan foto bersama.

B.  BISA Fest: Eksotika Tari Tradisional Khas Kabupaten Manggarai

Kegiatan ini dihadiri oleh:

  1. Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Andreas Hugo Pareira;
  2. Perwakilan Kemenparekraf/ Baparekraf, Ibu Nurbaety, Analis SDM Aparatur Ahli Madya;
  3. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Manggarai, Bapak Aloisius Jebarut;
  4. Ketua Lembaga Pengembangan Bahasa dan Budaya UNIKA St. Paulus Ruteng/ Ketua Komisi Budaya dan Pariwisata Keuskupan Ruteng, Bapak Inosensius Sutam, selaku Narasumber;
  5. Camat Ruteng, Bapak Hendrikus Hironimus Sukaria;
  6. Anggota DPRD Kabupaten Manggarai terpilih periode 2024 - 2029, Bapak Aprianto Nahat;
  7. 65 orang peserta kegiatan yang terdiri dari tokoh adat dan seniman.

Rangkaian kegiatan:

  • Registrasi peserta
  • Penyambutan tamu undangan dengan tari Ronda oleh sanggar Tu’a Golo dan tradisi Tuak Curu. Ronda adalah tarian yang disertai nyanyian dengan diiringi gong dan gendang yang khusus dipersiapkan untuk acara penjemputan. Lirik-lirik lagu ronda bernuansa riang gembira seperti kata-kata naka, naring, hiang, dan sebagainya.
  • Penampilan tari Caci oleh sanggar Reba Lomes Manggarai. Tari Caci adalah tarian perang yang menggambarkan keberanian dan keterampilan bertarung masyarakat Manggarai. Tarian ini biasanya dipentaskan oleh penari pria yang mengenakan pakaian adat lengkap dengan perisai dan cambuk. Dalam pertunjukan ini, kedua penari saling beradu menggunakan cambuk yang diikat pada sebuah tongkat, sementara penari lainnya memegang perisai sebagai pelindung.
  • Pembukaan oleh Host.
  • Seluruh peserta menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan pembacaan doa.
  • Penampilan Tarian Tiba Meka oleh Sanggar Wela Rana. Tari Tiba Meka adalah tarian adat yang mencerminkan kehidupan dan budaya masyarakat Manggarai. Tarian ini sering dipertunjukkan dalam upacara adat atau acara penting lainnya, seperti perayaan panen atau pernikahan. Nama "Tiba Meka" secara harfiah berarti "tarian meka" (meka berarti "putih" atau "bersih" dalam bahasa Manggarai), yang menggambarkan kesucian dan kehormatan disertai tradisi Manuk Kapu menggunakan ayam jantan putih sebagai simbol ketulusan.
  • Sambutan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai, Bapak Aloisius Jebarut:
    • Pariwisata dan budaya memiliki kaitan erat yang saling menguntungkan. Tanpa budaya, kegiatan pariwisata akan menjadi perjalanan biasa yang kurang memberikan kesan. Sementara itu melalui pariwisata, budaya menjadi semakin dikenal dan dapat dilestarikan. Salah satu bentuk budaya yang sering ditampilkan dalam kegiatan pariwisata adalah tari tarian, di mana tari manggarai mempunyai sisi spiritual dan filosofis yang sangat kuat.
    • Pemerintah Kabupaten Manggarai terus berupaya mendorong seluruh sanggar seni budaya agar mendapatkan legalitas dengan mendaftarkan sanggar seni budaya yang dimiliki melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Dengan memiliki legalitas, sanggar akan mendapatkan akses untuk berbagai kesempatan pengembangan dan promosi.
  • Sambutan Perwakilan Kemenparekraf/Baparekraf, Ibu Nurbaety:
    • Program BISA Fest merupakan bentuk kolaborasi dan kemitraan antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Komisi X DPR RI yang bertujuan untuk memberikan ruang ekspresi dan apresiasi bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif. Sejauh ini program BISA Fest telah memberikan dampak positif terhadap para pelaku parekraf di daerah, khususnya dalam mempromosikan dan mengembangkan potensi daya tarik di destinasi wisata.
    • Tari tradisional bukan hanya sekedar memiliki gerakan yang indah tetapi juga memiliki makna, peran, serta nilai spiritual yang sangat penting dalam berbagai upacara adat dan tradisi masyarakat. Seiring dengan perkembangannya, tari-tarian ini juga menjadi identitas keragaman budaya yang kita miliki serta menjadi ikon destinasi wisata dan menjadi magnet bagi wisatawan.
    • Kemenparekraf akan terus membantu dan siap berkolaborasi dalam upaya pengembangan sektor pariwisata, misalnya melalui penyelenggaraan event, karena penyelenggaraan event yang berkualitas merupakan strategi yang efektif dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.
  • Sambutan Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Andreas Hugo Pareira:
    • Kabupaten Manggarai, khususnya Kecamatan Ruteng harus bisa memanfaatkan lokasinya yang relatif dekat dengan Labuan Bajo dengan melibatkan diri di berbagai event nasional dan internasional yang diselenggarakan. Sejauh ini, atraksi seni seperti tari-tarian masih hanya dinikmati oleh masyarakat lokal saja, diperlukan upaya untuk melakukan promosi seperti menciptakan narasi atau cerita agar dapat dikenal dan menarik rasa penasaran wisatawan.
    • Tari tradisional di Manggarai banyak yang bersifat ritus, diperlukan upaya untuk menciptakan  variasi tarian yang khusus untuk atraksi atau kegiatan pariwisata tanpa mengubah maknanya terlalu jauh agar kita bisa memperkenalkan budaya Manggarai kepada wisatawan.
  • Penyerahan cendera mata oleh perwakilan Kemenparekraf/Baparekraf kepada Anggota Komisi X DPR RI, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai serta Narasumber.
  • Penampilan Tari 17 Pukulan oleh Sanggar Wela Rana. Penampilan ini menunjukan ragam nada tradisional alat musik khas Manggarai yang telah teridentifikasi dan gerakan tarian penyertanya.
  • Talkshow dan diskusi bersama Narasumber, Bapak Inosensius Sutam, yang dipandu oleh Host:
    • Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat 32 jenis nada pukulan tradisional Manggarai yang telah teridentifikasi dengan gerakan tarian penyertanya. Nada dan gerakan ini dapat kita temukan di berbagai tarian dan musik khas Manggarai.
    • Dalam upaya pelestarian nada dan gerakan tari tradisional ini, tantangan yang dihadapi adalah tiap daerah memiliki pemahaman yang berbeda terhadap arti simbol masing-masing gerakan atau tarian dan selain itu, masyarakat sering kali mengkultuskan catatan atau naskah lama sehingga sulit diakses.
  • Penyerahan piagam penghargaan oleh Anggota Komisi X DPR RI, perwakilan. Kemenparekraf/Baparekraf, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai, Camat Ruteng, dan Anggota DPRD Kab. Manggarai terpilih kepada Narasumber serta para penampil. Kegiatan ditutup dengan foto bersama.

Kesimpulan:

  1. Kegiatan BISA Fest memiliki tujuan untuk memberikan ruang ekspresi, apresiasi, motivasi, serta memperluas wawasan khususnya bagi para pelaku pariwisata untuk terus berinovasi dalam berkarya serta memajukan sektor parekraf.
  2. Salah satu upaya yang dilakukan dalam mendorong sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Ngada dan Manggarai pada kegiatan ini adalah melalui pemberdayaan masyarakat serta mengoptimalkan potensi dan peran kampung adat atau desa wisata.
  3. Setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat mengimplementasikan materi dan masukan yang disampaikan oleh narasumber, sehingga mendorong upaya pelestarian budaya dan pemanfaatannya untuk kegiatan pariwisata agar bisa meningkatkan perekonomian masyarakat,  khususnya di Kabupaten Ngada dan Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Vitria Narwastu

© 2024 Data & Informasi. Design by HTML Codex