August 5, 2024

BISA Fest Medan - Juli 2024 Bagian 2

Kegiatan BISA Fest: Pesona Gelar Budaya Karo dan BISA Fest: Semarak Seni Budaya Khas Tionghoa yang telah dilaksanakan pada tanggal 23 dan 24 Juli 2024 di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Komisi X DPR RI.

Berikut poin-poin yang dapat kami laporkan:

A.  BISA FEST: Pesona Gelar Budaya Karo

Selasa, 23 Juli 2024 di Jambur Erlana, Kota Medan, Sumatera Utara

Kegiatan ini dihadiri oleh:

  1. Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Sofyan Tan;
  2. Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata, Dinas Pariwisata Kota Medan, Bapak Adryanta Putra;
  3. Analis Kebijakan Ahli Muda, Direktorat Event Daerah, Bapak Joko Suharbowo;
  4. Praktisi Seni Budaya Karo, Bapak Fakta Ginting, selaku Narasumber; dan
  5. Para pelaku seni budaya Karo, dan sanggar tari.

Rangkaian Kegiatan:

  • Registrasi Peserta dan Pembukaan oleh Host
  • Menyanyikan Lagu “Indonesia Raya”
  • Pembacaan Doa
  • Penampilan Pembuka - Tari Terang Bulan oleh SMA Sultan Iskandar Muda. Tari Terang Bulan merupakan tarian kreasi tradisi yang berasal dari Tanah Karo, tarian ini diperkirakan lahir sekitar tahun 1965. Makna dari tarian ini adalah pertemuan muda-mudi di tempat menumbuk padi yang disebut lesung pada saat terang bulan.
  • Sambutan oleh Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata, Dinas Pariwisata Kota Medan, Bapak Adryanta Putra, yang menyampaikan bahwa Dinas Pariwisata Kota Medan selalu berusaha untuk memajukan pariwisata di Medan, khususnya melalui penyelenggaraan event. Beberapa waktu yang lalu, telah terselenggara kegiatan Gelar Melayu Serumpun yang terpilih sebagai salah satu KEN 2024. Kami berharap Medan memiliki event-event unggulan yang dapat mendatangkan kunjungan wisatawan.
  • Sambutan oleh perwakilan Kemenparekraf/Baparekraf RI, Bapak Joko Suharbowo
    • Program BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) Fest merupakan bentuk kemitraan anatara Kemenparekraf RI dengan Komisi X DPR RI yang bertujuan untuk mengangkat, mempromosikan, dan memberdayakan para pelaku seni budaya di daerah.
    • Kota Medan yang dikenal kaya sejarah, kuliner, dan budaya, sepatutnya terus berpromosi melalui penyelenggaraan event yang mengangkat atraksi budaya.
    • Tiga hal penting dalam pengembangan potensi seni budaya, antara lain: Relevan (konten yang disesuikan dengan audiens yang dinamis dan selalu berubah), Digitalize (mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital seperti media sosial dalam pengembangan seni tari, contohnya dalam hal promosi), dan Sustainable (upaya untuk terus mengangkat kekhasan seni budaya lokal secara berkelanjutan sehingga memberikan manfaat positif bagi lingkungan, budaya, dan ekonomi lokal).
  • Sambutan dan Pembukaan Kegiatan oleh Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Sofyan Tan
    • Budaya Karo adalah budaya yang terbuka, ramah, dan tinggi toleransi, karena tidak bersifat primordialisme dalam penerpan di aspek kehidupannya. Harapannya di kemudian hari, lahir event bertajuk festival budaya Karo dengan skala yang besar.
    • Pendidikan menjadi hal utama bagi kemajuan sebuah daerah. Dengan pendidikan yang layak, masyarakat akan menyadari pentingnya mewujudkan dan menjaga daerah yang Bersih, Indah, Sehat, dan Aman.
  • Penyampaian Cendera Mata, Piagam Penghargaan, dan Foto Bersama. Cendera mata diserahkan oleh Anggota Komisi X RI kepada perwakilan Kemenparekraf. Selanjutnya, cendera mata diserahkan oleh perwakilan Kemenparerkraf kepada Anggota Komisi X DPR RI, Dinas Pariwisata Kota Medan, dan Narasumber. Piagam penghargaan diserahkan oleh perwakilan Kemenparerkaf, Anggota Komisi X DPR RI, Dinas Pariwisata Kota Medan, dan Narasumber kepada para pengisi acara. Piagam penghargaan diserahkan oleh perwakilan Kemenparekaf kepada Narasumber.
  • Penampilan Kreasi Budaya Karo
    1. Seni Bela Diri Ndikkar oleh Sanggar Nggara Simbelin, Lingga, Kabupaten Karo. Ndikkar atau Mayan merupakan olahraga atau seni pertahanan diri tradisional Karo saat akan bertarung melawan musuh yang sudah ada sejak ratusan lalu. Gerakan jurus dalam bela diri Ndikkar disesuaikan dengan alunan musik Erkata Gendang (alat musik Karo).
    2. Tari Erpangir Ku Lau oleh Sanggar Saimara. Erpangir Ku Lau adalah upacara mandi pangir untuk mengusir atau menyucikan diri dari roh jahat. ‘Erpangir’ berarti mandi dan ‘Ku Lau’ berasal dari kata ‘Maba Ku Lau’ yang artinya membawa anak turun mandi. Selain mengusir roh jahat, ritual ini juga bertujuan untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit, menolak bala, dan mengatasi berbagai masalah.
    3. Tampilan Musik Tradisi Karo oleh Sanggar Sepengodak Sepenggejapen. Musik tradisi Karo memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan musik-musik etnik lainnya yang sudah diwariskan selama ratusan tahun. Musik tradisi Karo, sering disebut dengan Gendang Lima Sedalanen yang terdiri dari lima perangkat alat musik tabuh, yaitu Sarune (aerofon), Gendang Singanaki, Gendang Singindugi, Gendang Penganak, dan Gung (membranofon).
  • Bincang-bincang dan Diskusi
    • Tarian dan musik menjadi sarana ekspresi kehidupan sehari-hari masyarakat Karo. Selain itu, bentuk budaya Karo juga diwujudkan dalam seni bela diri dan ritual adat seperti, ritual pemanggilan arwah yang telah meninggal, yang disebut dengan Ritual Perumah Tendi.
    • Apresiasi atas kegiatan BISA Fest, karena kegiatan ini telah memfasilitasi seniman-seniman Karo.
    • Seiring dengan perkembangan zaman, budaya Karo mulai terbuka dengan pengaruh modern, seperti musik budaya Karo yang berkreasi dengan musik pop/modern. Lalu, dengan maraknya media digital , budaya Karo juga menjadi sumber kreasi konten-konten di media digital.
    • Kemenparekraf memiliki program pendukungan event daerah, dan terbuka untuk pelaksanaan event-event baru yang berpotensi untuk pengembangan budaya di Indonesia, termasuk kegiatan yang mengangkat budaya asli Karo, tentunya melalui mekanisme dan proses telaah.
  • Penutup

.

B.  BISA FEST: Semarak Seni Budaya Khas Tionghoa

24 Juli 2024 di STBA-PIA, Kota Medan, Sumatera Utara

Kegiatan ini dihadiri oleh:

  1. Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Sofyan Tan;
  2. Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Medan, Ibu Vianti Dewi Nasution;
  3. Analis Kebijakan Ahli Muda, Direktorat Event Daerah, Bapak Joko Suharbowo;
  4. Pengamat Budaya Tionghoa, Bapak Darno Hartono;
  5. Ketua Umum Perhimpunan MITSU (Masyarakat Indonesia Tionghoa Sumut), Bapak Fajar Suhendra;
  6. Ketua Galeri Sejarah Tionghoa Sumut, Bapak Juswan Joe;
  7. Para tokoh masyarakat Tionghoa, dan pimpinan serta anggota sanggar seni khas Tionghoa.

Rangkaian Kegiatan:

  • Registrasi Peserta dan Pembukaan oleh Host
  • Menyanyikan Lagu “Indonesia Raya”
  • Pembacaan Doa
  • Penampilan Pembuka - Tari Uighur oleh SMAS Cinta Budaya. Tari ini menggambarkan 14 orang penari yang menari dan menyanyi dengan bahagia di padang rumput yang luas.
  • Sambutan oleh Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Medan, Ibu Vianti Dewi Nasution
    • Kota Medan terdiri dari berbagai macam etnis. masyarakat Tionghoa termasuk kelompok yang mendominasi di Kota Medan. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Medan selalu berusaha melibatkan masyarakat Tionghoa dalam beberapa kegiatan, seperti peringatan Hari Raya Waisak.
    • Kami mengapresiasi kegiatan BISA Fest ini karena bertujuan positif dalam pelestarian budaya Tionghoa serta menjunjung semangat toleransi di tengah masyarakat Medan.
  • Sambutan oleh perwakilan Kemenparekraf/Baparekraf RI, Bapak Joko Suharbowo
    • Medan sebagai daerah multi etnis menyimpan segudang sejarah dan seni budaya yang beragam. Komunitas Tionghoa telah berkontribusi besar dalam kemajuan Kota Medan, sebagai contoh tokoh Tjong A Fie, seorang bankir, pengusaha, dan kapitan yang berasal dari negara Cina, yang telah berkontribusi melalui pendirian bank, rumah sakit, dan rumah ibadat lintas agama di Medan.
    • Budaya Tionghoa, dalam bentuk kuliner dan atraksi budaya, banyak diminati oleh masyarakat sekaligus berpotensi menjadi unique selling point yang dapat mendorong promosi destinasi pariwisata dan meningkatkan kunjungan wisatawan.
  • Sambutan dan Pembukaan Kegiatan oleh Anggota Komisi X DPR RI, Bapak Sofyan Tan
    • Harapan kami Kemenparekraf dapat mendukung kegiatan bertajuk festival Tionghoa. Rencananya tahun depan akan dilaksanakan festival masyarakat Tionghoa di Kota Medan, sekaligus merayakan Hari Raya Imlek.
    • Orang Tionghoa menjunjung tinggi sikap hormat kepada orang tua, pendidikan, kejujuran, dan tradisi budaya Tionghoa.
    • Hari ini, pada kegiatan BISA Fest, kita belajar bukan hanya budaya khas Tionghoa, namun hubungan harmonis antara budaya Tionghoa dan Indonesia.
  • Penyampaian Cendera Mata, Piagam Penghargaan, dan Foto Bersama. Cendera mata diserahkan oleh Anggota Komisi X RI kepada perwakilan Kemenparekraf. Selanjutnya, cendera mata diserahkan oleh perwakilan Kemenparerkraf kepada Anggota Komisi X DPR RI, Dinas Pariwisata Kota Medan, dan Narasumber. Piagam penghargaan diserahkan oleh perwakilan Kemenparerkaf, Anggota Komisi X DPR RI, Dinas Pariwisata Kota Medan, dan Narasumber kepada para pengisi acara. Piagam penghargaan diserahkan oleh perwakilan Kemenparerkaf kepada Narasumber.
  • Penampilan Seni Budaya Khas Tionghoa
    • Pertunjukan Naga oleh Tim Pelatda Sumatera Utara. Penampilan yang menggambarkan naga bangun dari bertapanya dan akan berkelana kembali untuk mendapatkan ilmu sejati.
    • Atraksi Jurus Wushu Taolu oleh SMP Cinta Budaya Medan. Para siswa menampilkan berbagai jurus wushu yang berasal dari Cina Utara, Cina Selatan, dan aliran Taiji.
    • Pertunjukan Pekingsai oleh Bei Shu Sumut. Pekingsai atau singa utara dikenal dengan kostum singa yang tidak natural seperti memiliki sisik atau jumlah kaki yang bervariasi. Penampilan ini menceritakan dua singa nakal mencoba minum arak hingga mabuk, lalu bermain bola mutiara.
  • Bincang-bincang dan Diskusi
    • Budaya berasal dari akal dan pikiran manusia. Budaya manusia memiliki sub-budaya, seperti Budaya Dunia, Budaya Amerika, Budaya Asia, Budaya Eropa, dan Budaya Afrika. Budaya Asia dapat dibagi lagi menjadi beberapa sub-budaya, termasuk Budaya Tionghoa.
    • Setiap kelompok masyarakat memiliki budayanya masing-masing. Hari ini khusus membahas tentang budaya Tionghoa. Budaya Tionghoa sudah menjadi bagian dari budaya Indonesia, atau bisa disebut sebagai sub-budaya Indonesia, karena budaya mudah terpangaruh oleh lingkungan dan daerah dimana budaya tersebut berkembang. Hal ini juga bisa disebut dengan pembauran budaya.
    • Budaya tidak hanya menyangkut tari-tarian, tapi juga menyangkut teknologi, kebiasaan, dan cara hidup manusia. Di Indonesia, masayarakatnya mengalami perubahan peradaban, termasuk masyarakat Tiongkok. Warga Cina masuk ke Indonesia karena kepentingan perdagangan, lalu sedikit demi sedikit menyebarkan juga pengaruh kuliner, tradisi, dan seni khas Tiongkok, yang nantinya akan berkembang di Indonesia. Oleh karena itu, budaya asli Tiongkok tersebut akan menerima pengaruh dari budaya Indonesia, yang menyebabkan budaya Tiongkok menjadi sub-budaya Indonesia.
  • Penutupan

Kesimpulan

  1. Kegiatan BISA Fest: Pesona Gelar Budaya Karo dan BISA Fest: Semarak Seni Budaya Khas Tionghoa yang dilaksanakan pada tanggal 23 dan 24 Juli 2024 di Kota Medan telah terlaksana dengan baik dan lancar. Peserta kegiatan merupakan pelaku parekraf, pendidik, sanggar tari, serta pelajar di Kota Medan yang memiliki ketertarikan terhadap seni budaya Karo dan Tionghoa. Oleh karenanya diharapkan kegiatan ini tepat sasaran dan tepat manfaat bagi para peserta dalam pengembangan dan pelestarian seni budaya Karo dan Tionghoa di Kota Medan.
  2. Pada masing-masing kegiatan BISA Fest menghadirkan narasumber yaitu pengamat budaya Karo dan Tionghoa yang kompeten di bidangnya, sehingga dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan baru akan pentingnya pelestarian dan pengembangan budaya di Indonesia, khususnya budaya Karo dan Tionghoa yang ada di Medan.
  3. Setelah mengikuti kegiatan BISA Fest ini, para peserta diharapkan dapat semakin berinovasi dalam berkreasi dan bertambah wawasannya, semakin meningkatkan nilai tambah daya tarik atraksi wisata yang akan mendorong promosi parekraf dan peningkatan kesejahteraan masyrakat di Medan dan sekitarnya.
Vitria Narwastu

© 2024 Data & Informasi. Design by HTML Codex