August 5, 2024

BISA Fest: Alunan Musik Tradisional Sunda

Kegiatan BISA Fest: Alunan Musik Tradisional Sunda yang telah dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2024 di Joglo Village Kab. Bandung, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama antara Kemenparekraf/Baparekraf RI dengan Komisi X DPR RI.

Berikut poin-poin yang dapat kami laporkan:

Kegiatan ini dihadiri oleh:

  1. Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Bapak Dede Yusuf
  2. Direktur Event Daerah, Bapak Reza Fahlevi;
  3. Tenaga Ahli Menteri bidang Kajian Strategis Ekonomi Kreatif Bapak Taupan Ichsan Tuarita;
  4. Narasumber Praktisi Dosen Institut Seni Budaya Indonesia Bapak Yosep Nurjaman; dan
  5. Tenaga Ahli DPR dan Anggota DPRD Terpilih Kab. Bandung 2024 – 2029 Bapak M. Akhiri Hailuki
  6. Analisis Kebijakan Ahli Madya, Ibu Diana Indrianti
  7. Para pelaku seni Jawa Barat, dan sanggar tari.

Rangkaian Kegiatan:

  • Penampilan Pembuka - Penampilan kesenian tari tradisional dari Studio 10 Khastawa dengan tarian Nyi Bentang Ronggeng. Nyi Bentang Ronggeng adalah Motivasi dan Ketulusan sebagai Penari dalam mencitai, memiliki, dan melestarikan Seni Budaya Indonesia di jaman Miilenial untuk meraih Prestasi menjadi Bintang.
  • Registrasi Peserta dan Pembukaan oleh Host
  • Menyanyikan Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”
  • Pembacaan Doa
  • Sambutan oleh Direktur Event Daerah Kemenparekraf/Baparekraf RI, Bapak Reza Fahlevi
    • Program BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) Fest merupakan bentuk kemitraan anatara Kemenparekraf RI dengan Komisi X DPR RI yang bertujuan untuk mengangkat, mempromosikan, dan memberdayakan para pelaku seni Budaya Di Daerah.
    • Pemerintah kabupaten bandung, melalui dinas kebudayaan dan pariwisata, yang senantiasa bersinergi dalam upaya untuk memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkualitas secara berkelanjutan.
    • Event berperan dalam merepresentasikan dan mempresentasikan tradisi, seni, dan budaya lokal khas yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata. dengan ini event sebagai katalisator percepatan peningkatan ekonomi yang mendukung upaya pelestarian seni budaya lokal
  • Sambutan dan Pembukaan Kegiatan oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Bapak Dede Yusuf
    • Generasi muda sekarang sudah makin banyak yang melupakan musik tradisional dikarenakan pengaruh dari budaya asing, dimana mereka lebih memilih mempelajari musik barat daripada musik tanah air mereka.
    • Upaya untuk memperkenalkan kesenian tradisional kepada generasi muda benar-benar sangat diperlukan, karena keberadaannya saat ini sudah sangat terancam.
    • Pentingnya peran pemreintah pusat, daerah, masyarakat untuk melakukan cara-cara melestarikan musik-musik tradisional daerah salah satunya dengan cara memperbanyak membuat event pertunjukkan yang menarik, perlombaan musik daerah, promosi di berbagai media-media online maupun offline.
  • Prosesi pembukaan acara dengan memainkan alat musik rampak gendang oleh Bapak Dede Yusuf, Bapak Reza Fahlevi, Bapak Taupan Ichsan Tuarita.
    • Penyampaian Cendera Mata, Piagam Penghargaan, dan Foto Bersama. Cendera mata diserahkan oleh Anggota Komisi X RI kepada perwakilan Kemenparekraf. Selanjutnya, cendera mata diserahkan oleh perwakilan Kemenparerkraf kepada Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Tenaga Ahli DPR dan Anggota DPRD Terpilih Kab. Bandung , dan Narasumber. Piagam penghargaan diserahkan oleh perwakilan Kemenparerkaf, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, kepada para pengisi acara. Piagam penghargaan diserahkan oleh perwakilan Kemenparekaf kepada Narasumber.
  • Penampilan Seni Tradisional Sunda sebagai berikut:
    1. Rampak Kendang “Sagebot Sarasa Sawirahma” dari grup Kendangers Bandung Kidul. Ciri khas pertunjukan seni Rampak Kendang yakni para pemainnya tak hanya memainkan gendang sambil duuduk diam di tempat. Para pemain gendang juga bergerak secara atraktif bersama-sama menggunakan tangan, kepala serta badannya sambil tetap sesekali memainkan gendang. Gerakannya menghentak dan tampak energik. Tidak jarang mereka serentak berteriak saat melakukan atraksi atau diam secara tiba-tiba dalam waktu yang bersamaan.
    2. Calung “Ngungklung Deui” dari grup Mekar Laksana. Calung adalah alat musik dari tanah sunda yang telah berkembang sejak lama di daerah Jawa Barat. Calung biasa dimainkan bersama alat musik lainnya, yaitu angklung, yang juga merupakan alat musik khas masyarakat sunda. Calung alat musik yang menghasilkan Harmoni yang Indah.
    3. Karinding/Cemplung “Sora Awi Anu Mapag Alam Kiwari” dari grup Gombong Nyora. Alat musik Karinding memiliki makna kata, ”Hariring nu ngadalingding.” artinya nyanyian yang menentramkan. Terkandung makna baik dan mendalam bagi yang memainkannya. Karinding mempunyai filosofi yang dalam. Bagian itu dianalogikan ke dalam ”yakin, sadar dan sabar.”
    4. Kacapi Suling “Jentreng Kacapi Gelikna Suling Mring Hariring” dari grup Alam Purnama. Seni Kacapi Suling yang disajikan secara instrumental. Alunan ritmik kecapi yang bertempo lambat, dihasilkan oleh petikan dawai yang menyatu menjadi musik lembut yang bersatu dengan melodi suling yang bersifat melismatis.
  • Tanggapan dan masukan untuk penampil oleh Bapak Dede Yusuf dan Bapak Taupan Ichsan Taurita.
  • Talkshow dan Diskusi dengan Narasumber
    • Musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang dari budaya daerah tertentu dan diwariskan secara turun-temurun dan juga diartikan sebagai musik asli dari suatu daerah yang timbul karena pengaruh dari adat, kepercayaan, dan agama.
    • Apresiasi atas kegiatan BISA Fest, karena kegiatan ini telah mendukung para seniman seniman musik khususnya musik sunda.
    • Seiring dengan perkembangan zaman, banyak musik modern yang masuk dan sebaiknya masuik tradisonal bisa dikolaborasikan dengan musik modern, seperti musik budaya sunda dikolaborasikan dengan musik pop/modern.
    • Kemenparekraf memiliki program pendukungan event daerah, dan terbuka untuk pelaksanaan event-event baru yang berpotensi untuk pengembangan budaya di Indonesia, termasuk kegiatan yang mengangkat budaya asli Karo, tentunya melalui mekanisme dan proses telaah.
    • Selain membuat musik yang bagus, pentingya melakukan promosi yang bagus
  • Penutup

Kesimpulan

  1. Kegiatan BISA Fest: Alunan Musik Tradisional Sunda yang dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2024 di Kabupaten Bandung telah terlaksana dengan baik dan lancar. Peserta kegiatan merupakan pelaku parekraf, pendidik, sanggar tari, serta pelajar di Bandung yang memiliki ketertarikan terhadap seni tradisional sunda. Oleh karenanya diharapkan kegiatan ini tepat sasaran dan tepat manfaat bagi para peserta dalam pengembangan dan pelestarian seni musik Sunda
  2. Kegiatan BISA Fest menghadirkan narasumber yaitu seniman sekaligus dosen yang kompeten di bidangnya, sehingga dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan baru akan pentingnya pelestarian dan pengembangan musik tradisional sunda
  3. Setelah mengikuti kegiatan BISA Fest ini, para peserta diharapkan dapat semakin berinovasi dalam berkreasi dan bertambah wawasannya, semakin meningkatkan nilai tambah daya tarik atraksi wisata yang akan mendorong promosi parekraf dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Bandung serta menumbuhkan rasa ketertarikan para generasi muda terhadap musik-musik tradisional sunda.
Vitria Narwastu

© 2024 Data & Informasi. Design by HTML Codex